Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acequired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS) adalah salah satu masalah kesehatan dunia yang sangat
mengkhawatirkan, hal ini karena AIDS merupakan ancaman kehidupan dan
sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini
(Ebeniro, 2010). AIDS adalah masalah global yang mulai melanda dunia
sejak awal dekade tahun 1989. Penyakit ini merupakan suatu sindrom atau
kumpulan gejala penyakit akibat hilangnya kekebalan tubuh seseorang
(Syafrudin, 2011).
Sejak awal epidemi HIV/AIDs, hampir 78 orang di dunia telah terinfeksi
HIV dan sekitar 39 juta orang meninggal akibat HIV. Secara umum, 35 juta
orang hidup dengan HIV hingga akhir tahun 2013 dan 1,5 juta orang
meninggal akibat HIV pada tahun 2013 World Health Organization (WHO)
memperkirakan 0,8% masyarakat di seluruh dunia usia 15-49 tahun hidup
dengan HIV (WHO, 2014).
Berdasarkan data Kementrian Kesehatan RI, sejak pertama kali dilaporkan
tahun 1987 hingga Desember 2016, jumlah kumulatif infeksi HIV di
Indonesia sebanyak 232.323 kasus dan jumlah AIDS mencapai 86.780 kasus
(Budi, 2017).
Di Provinsi Jawa Barat sejak tahun 1989 sampai dengan Desember 2015
telah mencapai 20.296 kasus HIV dan 6.222 kasus AIDS . Penemuan ini
menempatkan Jawa Barat sebagai peringkat ke-4 terbesar kasus HIV positif
di Indonesia, setelah provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur dan Papua. Sementara
untuk kasus AIDS di Jawa Barat menempati peringkat ke-6 setelah Jawa
Timur, Papua, DKI Jakarta, Bali dan Jawa Tengah (Nurullilah, 2016).
Berdasarkan data dari Komisi Penangulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota
Bogor mencatat jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Bogor dari periode
2001-2003 mencapai 2.015 orang dimana 80 persen penderita adalah usia
produktif yakni 25 hingga 49 tahun. Angka yang diperoleh oleh KAPD daro
2.015 penderita HIV terdiri dari 1.418 penderita laki-laki dan sisanya
perempuan. Dari 2.015 jumlah penderita, sebanyak 976 orang dinyatakan
positif AIDS. Dan selama kurun waktu 2001 tercatat sebanyak 79 penderita
AIDS telah meninggal (Kurniawan, 2013).
Sedangkan berdasarkan Dinas Keseshatan Kabupaten Bogor penderita
HIV/AIDS mencapai 678 penderita pada tahun 2013-2014 setiap tahunnya
diperkirakan bertambah sekitar 141 peenderita setiap tahunnya. Dan
berdasarkan data Dinas Kabupaten Bogor tercatat sebanyak 1.148 masyarakat
positif tertular HIV (Ario, 2016).
Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS Jawa Barat, Iwa Karniwa
mengatakan, besarnya kasus HIV dan AIDS di Jawa Barat, tidak terlepas dari
belum pahamnya masyarakat tentang bagaimana terjadinya dan pencegahan
penularan HIV dan AIDS, apalagi pola penularan HIV dan AIDS secara
epidemiologi dari waktu ke waktu selalu ada pergesera pola. Ada tiga pola
penularan yaitu, tahun 1987-1997 penularan dominan ditemukan pada
kelompok homoseksusal, tahun 1997-2007 penularan dominan ditemukan
pada kelompok pengguna jarum suntik narkoba, dan tahun 2007-sekarang
lebih banyak ditemukan pada kelompok heteroseksual (Nurullilah, 2016).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti di SMK Bhakti Insani
Bogor dari 10 orang siswa, hanya 4 orang siswa yang mengetahui yang
mengetahui penyakit HIV/AIDS.
Berdasarkan latar belakan diatas, diperoleh pengetahuan yang kurang
tentang HIV/AIDS, maka perlu dilakukan penelitian mengenai Pengaruh
Penyuluhan Tentang HIV/AIDS Terhadap Pengetahuan Siswa di SMK B
?

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan masalah dalam penelitian
sebagai berikut Pengaruh Penyuluhan Tentang HIV/AIDS Terhadap
Pengetahuan Siswa Di SMK B ?

C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penyuluhan kesehatan
terhadap pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS di SMK B.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan siswa sebelum diberikan penyuluhan
kesehatan.
b. Untuk mengetahui pengetahuan siswa sesudah diberikan penyuluhan
kesehatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi
pembaca untuk menambah pengetahuan bagi dan bagi peneliti lain
sebagai dasar atau pendoman pertimbangan, pembanding untuk peneliti
tahap berikutnya.
2. Bagi Tempat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan sumbangan
pikiran serta memberikan gambaran pengetahuan siswa tentang
HIV/AIDS.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat merubah pola pikir dan meningkatkan
pengetahuan penulis tentang HIV/AIDS serta meningkatkan kemampuan
penulis dalam menganalisis pengetahuan serta insidensi HIV/AIDS di
masyarakat.
4. Bagi Responden
Hasil penelitian dapat dijadikan sumber informasi untuk responden agar
responden mengerti tentang HIV/AIDS.

Anda mungkin juga menyukai