Oleh :
Evan Pramudito Mulyadi
1111103000049
Pembimbing :
dr. Rahmatsjah Said, Sp.KJ, MARS.
Penguji :
dr. Prasetiyawan, Sp.KJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
No. Rekam medis : 00.63.41.7
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : Jakarta, 24 Maret 1980
Usia : 35 tahun
Agama : Islam
Status perwakinan : Belum menikah
Suku bangsa/negara : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan terakhir : Tamat SMP
Alamat : Jl. Kapitan No. 45 RT 02/05, Curug-Cimanggis, Kota
Depok.
Tanggal masuk Ruang : 18 April 2015
Kresna
Tanggal masuk Ruang : 20 April 2015
Gatot Kaca
Tanggal masuk Ruang : 24 April 2015
Antareja
Alloanamnesis dilakukan ibu kandung pasien (Ny. S, 57th) dan adik kandung pasien (Tn.
K, 19 th) di tempat tinggal pasien pada tanggal 25 April 2015 pkl. 17.00
A. Keluhan Utama
Pasien datang diantar oleh keluarga dan warga karena mengamuk, telanjang
badan, dan memukul orang lain sejak 4 hari SMRS.
1995 - 2015
D. Riwayat Hidup
Riwayat Pranatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak ke-2 dari 5 bersaudara. Pasien dilahirkan di
rumah oleh dukun beranak, lahir pada usia kandungan 9 bulan, dan langsung
menangis. Ibu pasien tidak mengetahui berat badan lahirnya normal atau tidak.
Kelahiran pasien diinginkan. Tidak ada masalah selama kehamilan dan proses
kelahiran.
Masa Kanak Awal (0 3 tahun)
Pasien mendapat ASI dengan sampingan susu botol. Tidak terdapat
keterlambatan bicara. Perkembangan normal seperti anak seusianya mulai dari
tengkurap, duduk, merangkak, hingga berjalan. Tidak terdapat kejang.
Masa Kanak Pertengahan (usia 3 11 tahun)
Pasien bersekolah di SD Curug 3 Cimanggis Depok, pasien selalu
meraih rangking 3 besar. Pasien memiliki banyak teman, memiliki sahabat di
lingkungan rumahnya, dan disukai banyak lawan jenisnya. Pasien mengatakan
saat kecil merupakan anak bandel dalam batas yang wajar. Contohnya, apabila
disuruh untuk tidur siang, pasien malah keluar bermain bersama teman-
temannya.
Riwayat Masa Akhir (Pubertas dan Remaja)
o Hubungan Sosial
Ibu pasien mengatakan, sebelum pasien memiliki gangguan
kejiwaan, pasien memiliki hubungan yang baik dengan teman dan warga
sekitar lingkungannya. Pasien memiliki sahabat di dekat rumahnya.
Akan tetapi semenjak perilaku pasien yang meresahkan, sehingga
teman dan warga satu lingkungannya merasa takut. Di dalam keluarga,
semua saudara pasien selalu mendukung dan memberikan perhatian
kepada pasien.
Pasien mengatakan hanya terbuka kepada adik pasien bernama
Ale, anak ke-3 dalam keluarga, karena pasien merasa anggota keluarga
yang lain sudah tidak memperdulikannya.
o Riwayat Sekolah
Pasien bersekolah sampai tingkat SMP, semenjak SMP pasien
sering bolos dan pernah membawa pisau saat kelas 3. Setelah itu pasien
dikeluarkan, pasien lalu pindah sekolah dan lulus. Saat di bangku SMP,
pasien sudah tidak pernah mendapatkan rangking kelas. Sepengetahuan
keluarga, teman-temannya di sekolah adalah anak baik-baik.
o Problem Emosi atau Fisik Khusus Remaja
Pasien mengatakan pernah terlibat perkelahian dengan temannya
saat di bangku SMP sampai dikeluarkan dari sekolah karena berkelahi
dengan temannya berebut pacar. Keluarga mengatakan selain berkelahi,
pasien juga membawa pisau sehingga dikeluarkan dari sekolah.
o Riwayat Psikoseksual
Selama masa remaja pasien mengatakan memiliki banyak pacar
saat di bangku SD dan SMP.
o Latar Belakang Agama
Kedua orang tua pasien beragama Islam, pasien juga beragama
Islam. Pelaksanaan ibadah shalat jarang dilakukan karena pasien
mengikuti kehendak hatinya, apabila sedang ingin solat maka pasien akan
solat dan sebaliknya.
Masa Dewasa
o Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai tukang ojek selepas SMP di daerah
Benhil kurang lebih 1 tahun pada tahun 1994 dan berhenti dengan alasan
lemas. Kemudian kembali mengojek pada tahun 2011 kurang lebih 7 hari
dan berhenti karena menusuk temannya. Lalu, 1 bulan yang lalu selama 2
minggu, pasien bekerja sebagai kuli bangunan pengaduk semen kemudian
berhenti disebabkan memukul kuli lain.
o Aktivitas Sosial
Ibu pasien mengatakan, pasien ditakuti oleh lingkungan tempat
tinggalnya karena sering mengancam dan berkelakuan aneh seperti
keluyuran dan marah-marah. Oleh karenanya pasien jarang berinteraksi
dengan lingkungan sekitar, apabila diajak bicara tidak nyambung. Akan
tetapi di dalam keluarga, pasien selalu diajak bicara dan ditemani.
Pasien mengatakan semenjak mengalami gangguan kejiwaan,
lingkungan sekitar termasuk anggota keluarga pasien menjauhi pasien.
o Kehidupan Psikoseksual dan Pernikahan
Ibu pasien mengatakan, pasien tidak punya pacar. Semenjak
memiliki gangguan kejiwaan, pasien tidak memiliki teman dekat terlebih
pacar. Pasien mengatakan memiliki cinta sejatinya yang kini sudah
menjadi istri dari adik kandungnya. Pasien mengatakan hubungan suka
sama suka dengan seorang bernama Yuli yang sudah memiliki kekasih,
ketertarikan ini dikatakan telah berlangsung selama 5 bulan belakangan.
Akan tetapi pernyataan ini dibantah oleh ibu pasien. Pasien mengatakan
pernah melakukan hubungan seksual diluar nikah sebanyak 3 kali,
ketiganya dilakukan sekitar tahun 2000.
o Riwayat Kehidupan Beragama
Ibu pasien mengatakan pasien jarang solat, hanya sesekali solat
Jumat. Apabila diingatkan untuk solat, pasien akan marah. Pasien
mengatakan tidak rajin solat 5 waktu, pasien solat hanya jika memiliki niat
untuk solat. Apabila tidak memiliki niat, maka pasien tidak solat.
o Riwayat Pelanggaran Hukum
Keluarga mengatakan pasien pernah masuk sel satu kali selama 21
hari saat melakukan penusukan kepada Ayahnya, setelah itu dikirim ke
RSMM. Kedua, pasien melakukan penusukan kepada temannya tukang
ojek, saat itu diselesaikan secara kekeluargaan.
Pasien mengatakan memiliki riwayat pelanggaran hukum
melakukan tindak kriminal menusuk orang sebanyak 3 kali, akan tetapi
tidak ditahan karena memiliki gangguan kejiwaan. Selain itu pernah
ditangkap polisi karena menggunakan NAPZA.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke-2 dari 5 bersaudara, semua saudara kandung pasien
laki-laki. Hubungan dengan keluarga pasien baik, keluarga selalu mendukung semua
kebutuhan pasien. Semua keluarga dekat dengan pasien, tidak ada yang lebih dekat
diantara satu dan lainnya.
Pasien merasa hubungan dengan keluarga memburuk semenjak memiliki
gangguan kejiwaan. Menurut pasien, ia paling dekat dengan adiknya, anak ke-3 dalam
keluarga. Di keluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang serupa dengan pasien.
Genogram Keluarga
eterangan :
laki-laki meninggal Laki-laki Serumah
Wanita Pasien
2. Alam Perasaan
Mood Hipertim
Afek Sesuai
Keserasian Serasi antara pembicaraan dan ekspresi wajah
3. Fungsi intelektual
Taraf pendidikan, pengetahuan, dan kecerdasan
o Taraf pendidikan : Sesuai dengan taraf pendidikan
o Pengetahuan umum : Baik, Pasien mengetahui kenaikan harga bahan
pokok di pasaran saat ini
o Kecerdasan : Baik. Pasien dapat menjawab perjumlahan dan
pengurangan sederhana
Daya konsentrasi
Cukup baik. Pasien dapat menjawab pertanyaan 100-7 sampai 5 kali
pengurangan.
Orientasi
Daya orientasi waktu : Baik. Pasien mengetahui tanggal, bulan, dan tahun.
Daya orientasi tempat : Baik. Pasien mengetahui diriya berada di Rumah Sakit
Daya orientasi personal : Baik. Pasein mengenali pemeriksa sebagai dokter
Daya ingat
- Daya Ingat Jangka Panjang
Baik. Pasien dapat mengingat nama SD pasien
- Daya Ingat Jangka Pendek
Baik. Pasien masih mengingat nama pemeriksa setelah 15 menit
perhatiannya dialihkan.
- Daya Ingat Sesaat
Baik. Pasien mengingat 3 objek yang disebutkan (bangku, meja, pulpen)
Kemampuan visuospasial
Baik. Pasien dapat menirukan gambar yang dibuat pemeriksa
Pikiran abstrak
Baik. Pasien dapat menyebutkan persamaan antara jeruk dan apel, pasien
menjawab keduanya sama-sama buah.
Kemampuan menolong diri
Pasien mampu makan dan mandi sendiri.
4. Persepsi
o Halusinasi :
o Terdapat halusinasi auditorik mendengar bisikan-bisikan suara
tidak jelas, timbul saat melamun dan sendiri.
o Terdapat halusinasi visual melihat bayangan hitam dan putih
timbul saat sedang sendirian.
o Ilusi : tidak ada
o Depersonalisasi : tidak ada
o Derealisasi : tidak ada
5. Pikiran
Proses / arus pikir
Produktivitas : Spontan
Kontinuitas pikiran : Koheren
Hendaya berbahasa : Tidak ada
Isi pikir
o Preokupasi : Ada. Pasien terus memikirkan keluarga dan
ingin pulang
o Waham rujukan : Pasien meyakini dibicarakan oleh orang lain
apabila melihat orang lain sedang berbincang atau tertawa.
6. Pengendalian Impuls
Buruk. Ketika dihadapkan dengan masalah, pasien cenderung menyelesaikan dengan
cara kekerasan.
7. Daya Nilai
a. Daya nilai sosial
Buruk. (pasien menyelesaikan masalah dengan cara kekerasan, tidak
terdapat penyesalan atas apa yang diperbuat)
b. Uji daya nilai
Baik. (pasien mengatakan bahwa apabila menemukan dompet yang jatuh
diberikan kembali ke pemiliknya)
c. Penilaian realita
Terganggu (terdapat halusinasi visual)
8. Tilikan
Tilikan derajat II (pasien menyadari dirinya sakit karena berada di rumah sakit, tapi
tidak tahu mengapa dirinya sakit)
V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Diagnosis aksis II
Tidak dapat ditentukan karena gangguan berlangsung pada usia 15 tahun.
Diagnosis aksis IV
Masalah dengan keluarga : Tidak ada
Masalah dengan lingkungan : Ada. pasien dijauhi oleh lingkungan tempat
sosial tinggalnya karena takut.
Masalah pendidikan : Tidak ada.
Masalah pekerjaan : Ada. Pasien tidak dapat bekerja ketika sedang
mengamuk marah-marah, dan memukul orang
lain.
Masalah ekonomi : Ada. Pasien termasuk masyarakat yang memiliki
ekonomi kurang, saat ini hidup bergantung kepada
ibu dan adik pasien.
Masalah akses ke pelayanan : Ada. Jauhnya jarak antara rumah pasien dengan
kesehatan RSMM.
Diagnosis aksis V
Skala GAF
o GAF HLPY : 58 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita
& komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi)
Fungsi psikologi Pasien terdapat halusinasi
Fungsi sosial Pasien dapat berkomunikasi
meskipun jarang dan sedikit pembicaraan yang dapat dipahami
Fungsi perawatan diri pasien merawat diri cukup baik
o GAF (Current) : 51 (Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang)
Fungsi psikologi Pasien terdapat halusinasi
Fungsi sosial Pasien mengalami konflik dengan
orang di lingkungan tempat tinggalnya
Fungsi perawatan diri Pasien merawat diri cukup baik
X. RENCANA TERAPI
PSIKOFARMAKA
Risperidone 2 x 2 mg
Chlorpromazin 1 x 100 mg
Trihexyphenidyl 3 x 2 mg (bila perlu)
PSIKOTERAPI
Kepada pasien
Memberikan edukasi kepada pasien cara untuk menahan emosi
o Tarik napas yang dalam kemudian buang
o Melaksanakan shalat lima waktu
o Selalu berfikiran positif
Memberikan saran kepada pasien bila lagi diam (tidak ada aktivitas) lebih baik sambil
ber-istighfar dan membaca surat-surat pendek.
Mengedukasi pasien untuk bercerita bila ada masalah agar orang lain dapat membantu
mencarikan solusi untuk permasalahan yang dihadapi pasien.
Memberikan edukasi untuk berkonsultasi ke klinik NAPZA untuk mengatasi
ketergantungannya.
Membantu pasien menyadari pentingnya minum obat secara teratur dan rutin dengan
cara
o Membantu pasien menyadari bahwa kondisi yang sekarang lebih baik dari dahulu
seperti sudah tidak ada lagi bisikan-bisikan, tidak melihat lagi bayangan hitam
besar, tidur pasien cukup
o Mengajak pasien untuk menghadirkan situasi yang tidak nyaman saat melakukan
tindakan memukul orang sehingga untuk menghindari perasaan tidak nyaman
tersebut salah satu caranya dengan minum obat secara teratur. Di samping itu,
dengan menghadirkan situasi yang tidak nyaman saat melukai orang, akan
membuat pasien tidak mengulangi perilaku tersebut.
Memberikan saran kepada pasien untuk bekerja pekerjaan sederhana seperti
o Melanjutkan pekerjaan menjadi kuli/tukang ojek
Meyakinkan pasien bahwa pasien pasti bisa dalam mengendalikan emosinya dan bisa
menjadi orang yang produktif dan memberikan manfaat bagi keluarga dan orang lain
Kepada keluarga
Mengedukasi keluarga pasien agar memahami kondisi pasien, selalu memberikan
dukungan dan motivasi kepada pasien, dan mengikutsertakan pasien dalam kegiatan
di RS Marzoeki Mahdi.
Mengedukasi keluarga untuk membantu pasien dalam pendalaman agama Islam
Mambantu pasien untuk selalu mengerjakan hal-hal yang positif
Membantu pasien untuk menjernihkan pikirannya dan menahan perilaku agresifnya.
Meminta keluarga untuk mengawasi pasien bila terjadi efek samping obat seperti
tremor di kedua tangan, air liur berlebihan, jalan seperti robot, harus segera dibawa
ke dokter
Memberikan saran kepada keluarga untuk memberikan peluang bekerja kepada
pasien agar bisa produktif
XII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia
Faktor yang memperingan
o Kondisi pasien yang secara umum baik dan dapat melakukan perawatan
diri yang baik
o Keluarga yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang kepada
pasien
o Tidak terdapat faktor herediter
o Kemauan pasien untuk hidup dan bekerja seperti orang normal
o Keinginan pasien untuk membangun rumah tangga
o Afek pasien yang baik
Faktor yang memperberat
o Perjalanan penyakit pada pasien sudah berlangsung 20 tahun.
o Lingkungan tempat tinggal pasien tidak dapat menerima kondisi pasien
sehingga pasien dijauhi
o Awitan muda
o Tidak terdapat faktor presipitasi yang jelas
o Lajang
o Masalah perekonomian keluarga
o Ketergantungan NAPZA
o Pendidikan rendah
o Tidak memiliki pekerjaan