Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP DASAR SOSIOLOGI KESEHATAN


FAKTOR SOSIAL BUDAYA DALAM KESEHATAN DI MASYARAKAT
DOSEN : ARIANTO,SKM.,M.Kes

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
1. Zali Jaya
2. Yin Robani
3. Yulianingsih
4. Yulianti
5. Yunita Afiana
6. Yunita Andriani
7. Watini
8. Warsito
9. Wartini
10.Tarsini

POLTEKES KEMENKES TANJUNG KARANG


PROGRAM RPL KEPERAWANAN GIGI
TAHUN 2017
KATA PANGANTAR Formatted: Centered, Right: -1.18", Tab stops: 1.38",
Centered

` Puji dan Syukur Kami panjatkan Kehadieat Alklah SWT,Tuhan Yang Maha Esa
atas segalan limpahan niikmatNya yang telah diberikan kepada Penyusun
terutama nikmat sehat sehingga Makalah Konsep Dasar Sosiolgi Kesehatan yang
berjudul Faktor Sosial Budaya Dalam Kesehatan Di Masyarakat dapat selesai
pada waktunya yang telah ditentukan.

Dalam Kesempatan ini Kami mengucapkan terima kasih kepada semua teman-
teman mahasiswa RPL Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Tanjung Karang atas
bantuan yang tak terhingga serta semua anggota TIM

Adapun Pembuatan Makalah adalah dengan maksud supaya Lulusan Diploma


Tiga Keperawatan Gigi pada umum khususnya bagi lulusan Program RPL dapat
memahami dan Mengetahui Konsep Dasar Sosiologi Kesehatan

Kami menyadari bahwa dalam Penyusunan Makalah teradapat Banyak


Kekurangan baik dari segi penulisan,ketepatan dalam pengunaan kata dan
kalimat serta penggunaan Bahasa,maka kami mengharapkan saran dan kritik
dari para pembaca dan semua Pihak demi kesempurnaan Makalah ini.

Bandar Lampu, Oktober 2017

TIM Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


A. LATAR BELAKANG .................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 1
C. TUJUAN .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MASYARAKAT 3
B. PENGERTIAN BUDAYA 3
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN MASYARAKAT 5
D. PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA .............................................................. 7
E. BUDAYA YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN .................................... 11
F. ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG MEMPENGARUHI PERILAKU 14
KESEHATAN DAN STATUS KESEHATAN ..........................................
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 16
A. KESIMPULAN ................................................................................. 16
B. SARAN ......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 18

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting
dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui
pembangunan di bidang kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkan
tingkat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh
semua lapisan masyarakat secara memadai (Dinas Kesehatan, 2007).
Berhasilnya pembangunan kesehatan ditandai dengan lingkungan yang
kondusif, perilaku masyarakat yang proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit, pelayanan
kesehatan yang berhasil dan berdaya guna tersebar merata di seluruh wilayah
Indonesia. Akan tetapi pada kenyataanya, pembangunan kesehatan masih
jauh dari yang diharapkan. Permasalahan-permasalahan kesehatan masih
banyak terjadi.Beberapa diantaranya adalah: penyakit-penyakit seperti DBD,
flu burung, dan sebagainya yang semakin menyebar luas, kasus-kasus gizi
buruk yang semakin marak,prioritas kesehatan rendah, serta tingkat
pencemaran lingkungan yang semakin tinggi.Sebenarnya individu yang
menjadi faktor penentu dalam menentukan status kesehatan. Dengan kata
lain, merubah pola. Serta makalah ini dusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Sosiologi Kesehatan mahasiswa RPL Angkatan satu tahun
2017/2018 Jurusan Kesehatan Gigi Poltekes Tanjung Karang

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Masyarakat ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Budaya ?
3. Apakah Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
4. Apakah yang dimaksud dengan perubahan sosial budaya ?
5. Apakah yang dimaksud dengan Budaya yang Mempengaruhi Kesehatan ?

1
6. Apakah yang dimaksud dengan Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi
Perilaku Kesehatan dan Status Kesehatan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui arti dari sosial budaya yang berpengaruh dalam perilaku
kesehatan dimasyarakat.
2. Mengetahui Aspek Budaya yang mempengaruhi Perilaku Kesehatan dan
Status Kesehatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. MASYARAKAT

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu


dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan
pikiran,naluri,perasaan,keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan
interaksi dengan lingkungannya.Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan
yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Pengertian Masyarakat
menurut para ahli antara Lain :

1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup


bersama dan menghasilkan kebudayaan
2. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif
pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya

Masyarakat Menurut Soerjono Soekanto Alam masyarakat setidaknya memuat


Faktor Faktor/unsur sebagai berikut ini :

1. Berangotakan minimal dua orang.


2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia
baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan
antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta
keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat

Masih banyak pengertian apa yang dimaksud dengan Masyarakat dalam


kesempatan ini cukup penyusun hanya dapat mennyampaikan dua dari sekian
banyak pengertian Masyarakat

3
B. KEBUDAYAAN

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitubuddhayah, yang


merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalambahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata LatinColere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.
Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.


Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah


sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari definisi tersebut, dapat diperoleh
pengertian mengenai kebudayaan adalah Sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh


manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:

a. alat-alat teknologi

b. sistem ekonomi

c. keluarga

d. kekuasaan politik

4
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:

musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi
keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton. Tujuan sehat secara
tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti
memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang,
pangan,pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk
terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh
masyarakat.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN MASYARAKAT
Keadaan suatu daerah tidak selalu sama dengan keadaan didaerah
lainnya, dan kondisi masyarakat disuatu saat berbeda dari saat lainnya.
Masalah-masalah kesehatan dan cara penanganannya senantiasa berubah
dan berkembang mengikuti perkembangan kemasyarakatan dan
ilmu/teknologi.
Hendrick L.Blum mengemukakan model tentang sistem pada kesehatan
masyarakat. Menurut H.L.Blum ada 4 faktor yang berperan dalam
menentukan tingkat atau derajat kesehatan suatu masyarakat. Faktor-faktor
tersebut ialah lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan.
1. Lingkungan
Faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap
derajat kesehatan masyarakat. Yang termasuk kedalam lingkungan ini
adalah :
a. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik dapat berupa keadaan tanah (pegunungan, rawa,
subur atau tidak subur), keadaan air (bersih, kotor, mudah atau sulit
didapat), keadaan cuaca (seperti panas, dingin, lembab, atau
kering), dan lain sebagainya.
b. Lingkungan biologis
Adanya hewan atau makhluk hidup lainnya yang berguna serta yang
merugikan manusia. Yang berguna misalnya ternak, dan yang
merugikan misalnya bakteri, virus, cacing parasit, dan lain-lain.

5
Adanya tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi manusia berupa
bahan pangan, sedangkan yang merugikan dapat berbentuk jamur
penyebab penyakit, dan lain-lain.

2. Perilaku

Perilaku adalah suatu aktifitas manusia baik yang dapat diamati secara
langsung maupun tidak. Perilaku adalah hasil dari segala macam
pengalaman dan interaksi manusia dan lingkungan (pusat PKM depkes RI,
1992). Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan sebagai suatu
respon seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek, dan respon ini
terbagi 2, yaitu :
a. Respon bentuk pasif
Bentuk pasif adalah respon internal, yakni yang terjadi dalam diri
manusia dan tidak secara langsung dapat diamati oleh orang lain.
Respon bentuk pasif ini antara lain adalah berfikir, tanggapan atau sikap
batin, dan pengetahuan. Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu
hdala bermanfaat untuk mencegah statu penyakit tertentu, tetapi inu
tersebut tidak pernah membawa anaknya ke posyandu atau ke
puskesmas untuk di imunisasi. Perilaku seperti ini masih terselubung
(covert behaviour).
b. Respon bentuk aktiv
Respon bentuk aktiv artinya bahwa perilaku itu dapat secara angsung
dilihat atau diamati. Misalnya si ibu yang sudah tahu manfaat dari
imunisasi terhadap kesehatan anaknya, akan membawa anaknya ke
posyandu atau puskesmas untuk di imunisasi. Perilaku ini sudah nyata
(overt behaviour)
Perilaku kesehatan tidak lain merupakan suatu reaksi dari seseorang
terhadap rangsangan (stimulus) yang berhubungan dengan sakit dan

6
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Reaksi
ini dapat berbentuk pasif dan dapat pula aktiv.
1. Perilaku terhadap sakit dan penyakit
Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan,
seperti memakan makanan yang mengandung nilai gizi, berolahraga,
menimbang anak balita setiap bulan, dan lain sebagainya. Hal ini adalah
untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit
(promotif).
2. perilaku sehubungan dengan sistem pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh jajaran pemberi pelayanan. Perilaku ini adalah dalam
bentuk respon terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem
pelayanan kesehatan modern maupun tradisional.\
3. Perilaku yang berhubungan dengan makanan (respon seseorang
terhadap makanan). Perilaku ini menyangkut dengan pengetahuan,
sikap, dan tindakan terhadap makanan meliputi cara pengelolaan
makanan serta zat gizi yang ada didalamnya.
4. Perilaku terhadap lingkungan, dimana lingkungan sebagai salah satu
unsur penting bagi kesehatan manusia.
Ada beberapa faktor yang berperan mengapa individu/masyarakat
berperilaku dalam hal-hal tertentu. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat
dari 2 aspek :
a. manusia sebagai individu
b. ndividu sebagai anggota suatu kelompok masyarakat
D. PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat
serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua
tingkat kehidupan masyarakat di pengaruhi oleh unsur-unsur eksternal
meninggalkan pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian
menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan,budaya,dan sistem
sosial yang baru.

7
Untuk mencapai perubahan tersebut tidak semudah yang yang kita bayangkan
tetapi ada proses yang akan dilewati menurut para ahli dibawah ini adalah
proses yang harus dilewati dalam perubahan sosial budaya :
a. Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
Prose Belajar Kebudayaan dibagi yaitu
1. Proses internalisasi,
adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai
saaat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang
individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu
dan emosi yang membentuk kepribadiannya. Perasaan pertama yang
diaktifkan dalam kepribadian saat bayi dilahirkan adalah rasa puas dan
tak puas, yang menyebabkan ia menangis.
2. Proses sosialisasi,
semua pola tindakan individu-individu yang menempati berbagai
kedudukan dalam masyarakatnya yang dikumpai seseorang dalam
kehidupannya sehari-hari sejak ia dilahirkan. Para individu dalam
masyarakat yang berbeda-beda juga mengalami proses sosialisasi yang
berbeda-beda, karena proses itu banyak ditentukan oleh susunan
kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan. Penelitian
dilapangan telah dapat menghasilkan pengumpulan bahan mengenai
adat istiadat pengasuhan anak, kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan
seksual, dan riwayat hidup yang rinci dari sejumlah individu.individu-
individu yang mengalami berbagai hambatan dalam proses internalisasi,
sosialisasi atau enkulturasinya, sehingga individu seperti itu
mengalami kesukaran dalam menyesuaikan kepribadiannya dengan
lingkungan sosial sekitarnya.
b. Proses Evolusi Sosial
Proses Mikroskopik dan Makroskopik Dalam Evolusi Sosial. Proses evolusi
dapat dianalisa secara mendetail(makroskopik) tetapi dapat dilihat secara

10
keseluruhan, dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan besar
yang telah terjadi(makroskopik). Proses evolusi sosial budaya secara
makroskopik yang terjadi dalam suatu jangka waktu yang panjang, dalam
antropologi disebut Proses-proses pemberi arah, atau directional proses.
c. Proses Difusi
Penyebaran manusia. Ilmu paleoantropologi memperkirakan bahwa
makhluk manusia yang pertama hidup didaerah sabana beriklim tropis di
Afrika Timur. Manusia sekarang telah menduduki hampir seluruh muka
bumi dengan berbagai jenis lingkungan iklim yang berbeda-beda. Hal itu
hanya mungkin terjadi dengan proses pengembangbiakan, migrasi, serta
adaptasi fisik dan sosial budaya, yang berlangsung beratus ratus ribu tahun
lamanya.
d. Proses Akulturasi.
Proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan
asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah ke
dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan-Itu
E. BUDAYA YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
Dibawah adalah budaya budaya yang dapat mempengaruhi Kesehatan

a. Pengaruh Tradisi

Banyak tradisi yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status


kesehatan misalnya tradisi merokok bagi orang laki-laki maka kebanyakan
laki-laki lebih banyak yang menderita penyakit paru dibanding wanita.
Tradisi wanita habis melahirkan tidak boleh makan ikan karena ASI akan
berbau amis, sehingga ibu nifas akan pantang makan ikan.

b. Sikap Fatalistik

Sikap fatalistis arti sikap tentang kejadian kematian dari masyarakat. Hal
lain adalah sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan.
Contoh, beberapa anggota masyarakat di kalangan kelompok tertentu
(fanatik) percaya bahwa anak adalah titipan Tuhan, dan sakit atau mati

11
adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha untuk segera
mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit, tetapi lebih
memilih pasrah.

c. Sikap Ethnosentris

Sikap Ethnocentris yaitu sikap yang memandang bahwa budaya kelompok


adalah yang paling baik, jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain.
Misalnya orang-orang barat merasa bangga terhadap kemajuan ilmu dan
teknologi yang dimilikinya,dan selalu beranggapan bahwa kebudayaannya
paling maju, sehingga merasa superior terhadap budaya dari masyarakat
yang sedang berkembang. Tetapi dari sisi lain, semua anggota dari
budaya lainnya menganggap bahwa yang dilakukan secara alamiah adalah
yang terbaik. Oleh karena itu, sebagai petugas kesehatan harus
menghindari sikap yang menganggap bahwa petugas adalah orang yang
paling pandai, paling mengetahui tentang masalah kesehatan, karena
pendidikan petugas lebih tinggi dari pendidikan masyarakat setempat
sehingga tidak perlu mengikut-sertakan masyarakat tersebut dalam
masalah kesehatan masyarakat. Dalam hal ini memang petugas lebih
menguasai tentang masalah kesehatan, tetapi masyarakat dimana
mereka bertempat tinggal lebih mengetahui keadaan di masyarakatnya
sendiri. Contoh lainnya seorang perawat atau dokter menganggap dirinya
yang paling tahu tentang kesehatan, sehingga merasa dirinya berperilaku
bersih dan sehat sedangkan masyarakat tidak.

d. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya

Sikap perasaan bangga atas perilakunya walaupun perilakunya tidak


sesuai dengan konsep kesehatan. hal tersebut berkaitan dengan sikap
ethnosentrisme. Contoh, dalam upaya perbaikan gizi, di suatu daerah
pedesaan tertentu, menolak untuk makan daun singkong, walaupun
mereka tahu kandungan vitaminnya tinggi. Setelah diselidiki ternyata
masyarakat beranggapan daun singkong hanya pantas untuk makanan
kambing, dan mereka menolaknya karena status mereka tidak mau dan
tidak dapat disetarakan dengan kambing.

12
e. Pengaruh norma

Norma dalam masyarakat sangat mempengaruhi perilaku masyarakat di


bidang kesehatan, karena norma yang mereka miliki diyakininya sebagai
bentuk perilaku yang baik. Contoh, upaya untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi banyak mengalami hambatan karena ada norma
yang melarang hubungan antara dokter yang memberikan pelayanan
dengan ibu hamil sebagai pengguna pelayanan.

f. Pengaruh nilai

Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku


kesehatan dan perilaku individu masyarakat, kerena apa tidak melakukan
nilai maka dianggap tidak berperilaku pamali atau saru . Nilai yang
ada di masyarakat tidak semua mendukung perilaku sehat. Nilai-nilai
tersebut ada yang menunjang dan ada yang merugikan kesehatan. Nilai
yang merugikan kesehatan misalnya arti dari memiliki anak yang banyak
akan membawa rejeki sendiri sehingga tidak perlu lagi takut dengan anak
banyak. Nilai yang mendukung kesehatan, tokoh masyarakat setiap tutur
katanya harus wajib ditaati oleh kelompok masyarakat, hal ini tokoh
masyarakat dapat di pakai untuk membantu sebagai key person dalam
program kesehatan.

g. Pengaruh unsur budaya

yang dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi terhadap perilaku
kesehatan. Kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil akan berpengaruh
terhadap kebiasaan pada seseorang ketika ia dewasa. Misalnya saja, anak
harus mulai diajari sikat gigi, buang air besar di kakus, membuang sampah
ditempat sampah, cara makan dan berpakaian yang baik sejak awal,
dan kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak tersebut dewasa dan
bahkan menjadi tua.kebiasaan tersebut sangat mempengaruhi perilaku
kesehatan yang sangat sulit untuk diubah ketika dewasa.

h. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan

13
Tidak ada kehidupan sosial masyarakat tanpa perubahan, dan sesuatu
perubahan selalu dinamis artinya setiap perubahan akan diikuti
perubahan kedua, ketiga dan seterusnya. apabila seorang pendidik
kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan
masyarakat,maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang
akan terjadi jika melakukan perubahan, menganalisis faktor-faktor yang
terlibat atau berpengaruh terhadap perubahan dan berusaha untuk
memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebut,
apabila ia tahu budaya masyarakat setempat dan apabila ia tahu tentang
proses perubahan kebudayaan, maka ia harus dapat mengantisipasi
reaksi yang muncul yang mempengaruhi outcome dari perubahan yang
telah direncanakan. Artinya seorang petugas kesehatan kalau mau
melakukan perubahan perilaku kesehatan harus mampu menjadi contoh
dalam perilakukanya sehari-hari. Ada anggapan bahwa petugas kesehatan
merupakan contoh rujukan perilaku hidup bersih sehat, bahkan
diyakini bahwa perilaku kesehatan yang baik adalah hanya petugas
kesehatan yang benar.

F. ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KESEHATAN DAN STATUS


KESEHATAN
Selanjutnya dijelaskan beberapa aspek sosial budaya yang mempengaruhi
perilaku kesehatan dan status kesehatan.yang pertama yaitu
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pekerjaan
4. Sosial ekonomi
Jika dilihat dari aspek umur,maka ada perbedaan golongan penyakit
berdasarkan golongan umur.misalnya dikalangan balita banak yang menderita
penyakit infeksi, sedangkan pada golongan dewasa atau usia lanjut lebih
banyak menderita penyakit kronis.

14
demikian juga dengan aspek golongan menurut jenis kelamin,dikalangan
wanita lebih banyak menderit kanker payudara,sedangkan pada pria, lebih
banyak menderita kanker prosat.
Begitu juga dengan jenis pekerjaan,dikalangan petani lebih banyak menderita
penyakit cacingan,karena aktifiasnya banyak dilakukan disawah,sedangkan
pada buruh tekstil lebih banyak menderita penyakit salura pernafasan kaena
banyak terpapar debu.
keadaan sosial ekonomi juga mempengaruhi pada pola penyakit,bahkan juga
berpengaruh pada kematian,misalnya angka kematian lebih tinggi pada
golonga yang status ekonominya rendah dibandingkan dengan status
ekonominya tinggi.demikian juga obesitas lenih ditemukan pada kalangan
masyarakat dengan status ekonoinya tinggi.
Menurut H Ray Elling(1970)ada beberapa faktor sosial yang berpengaruh pada
perilaku kesehatan.antara lain
1. Self concept
Pengaruh self concept kita ditentukan oleh tingkat kepuasan atau tidak
kepuasan yang kita rasakan terhadap diri kita sendiri,terutama
bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita kepada orang lain,oleh
karena itu,secara tidak langsung self concept kita cenderung
mementukan,apakah kita akan menerima keadaan diri kita seperti
adanya atau berusaha untuk mengubahnya.self concept adalah faktor
yang penting dalam kesehatan,karena mempengaruhi perilaku
masyarakat dan juga perilaku petugas kesehatan.
2. Image kelompok.
Image seseorang individu sangat dipengaruhi oleh image
kelompok.sebagai contoh,seorang anak dokter akan terpapar oleh
organisasi kedokteran dan orang-orang dengan pendidikan
tinggi,sedangkan anak petani tidak terpapar dengan lingkungan
medis,dan besar kemungkinan juga tidak becita-cita untuk menjadi
dokter
3. Pengaruh identifikasi kelompok
Sosialnya terhadap perilaku kesehatan. Identifikasi kelompok
kecilnya sangat penting untuk memberikan keamanan psikologis dan
kepuasan dalam pekerjaan mereka.

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks,


abstrak,dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif.
Perilaku kesehatan merupakan salah satu factor perantara pada derajat
kesehatan yang meliputi semua perilaku seseorang atau masyarakat yang
dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, angka kesakitan dan
angka kematian.
Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun
kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan, dan mengubah
atau mengantisipasi keadaan lingkungan agar menjadi lebih baik. Kesehatan,
sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup.
Kesehatan merupakan konsep yang positif yang menekankan pada sumber-
sumber social, budaya dan personal. Dengan teori Blum ini kita dapat
memperbaiki kondisi lingkungan yang buruk, dan juga hal-hal yang dapat
mempengaruhi status kesehatan. Seperti dengan cara memperbaiki 4 aspek
utama kesehatan, yaitu genetik, lingkungan, perilaku dan pelayanan
kesehatan.

2. SARAN
Melihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan, maka perlu peran aktif semua pihak dalam mengatasi masalah
kesehatan masyarakat,.Penyedia layanan kesehatan, masyarakat, pemerintah
dan perusahaan perlu menjabarkan peta jalan pengembangan kesehatan
masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan.,Dibutuhkan kerjasama dalam

16
merumuskan dan mengembangkan program kesehatan masyarakat sesuai
karakteristik daerah setempat sehingga tahap perubahan menuju masyarakat
sehat dalam pengelolaan kesehatan masyarakat menjadi bagian kesadaran
dan pengetahuan masyarakat dan pada akhirnya memiliki self
belonging bahwa kesehatan merupakan milik dan tanggung jawab bersama.
Selain itu, pola penyegaran, pembinaan, pemberdayaan dan penguatan
jaringan organisasi Puskesmas, Poskesdes, Posyandu, UKS/UKGS dan PMR
sangatlah penting didalam mengembangkan sistem kesehatan masyarakat
dengan tujuan menuju masyarakat sehat dan sejalan dengan melibatkan
masyarakat semaksimal mungkin.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Human Communication: Konteks-konteks Komunikas

2. Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi


Antarbudaya:Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda
Budaya. 2006. Bandung:Remaja Rosdakarya.hal.25

3. Elling,Ray,H,socio cultural influences on health and helth care

18

Anda mungkin juga menyukai