DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
1. Zali Jaya
2. Yin Robani
3. Yulianingsih
4. Yulianti
5. Yunita Afiana
6. Yunita Andriani
7. Watini
8. Warsito
9. Wartini
10.Tarsini
` Puji dan Syukur Kami panjatkan Kehadieat Alklah SWT,Tuhan Yang Maha Esa
atas segalan limpahan niikmatNya yang telah diberikan kepada Penyusun
terutama nikmat sehat sehingga Makalah Konsep Dasar Sosiolgi Kesehatan yang
berjudul Faktor Sosial Budaya Dalam Kesehatan Di Masyarakat dapat selesai
pada waktunya yang telah ditentukan.
Dalam Kesempatan ini Kami mengucapkan terima kasih kepada semua teman-
teman mahasiswa RPL Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Tanjung Karang atas
bantuan yang tak terhingga serta semua anggota TIM
TIM Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting
dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui
pembangunan di bidang kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkan
tingkat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh
semua lapisan masyarakat secara memadai (Dinas Kesehatan, 2007).
Berhasilnya pembangunan kesehatan ditandai dengan lingkungan yang
kondusif, perilaku masyarakat yang proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit, pelayanan
kesehatan yang berhasil dan berdaya guna tersebar merata di seluruh wilayah
Indonesia. Akan tetapi pada kenyataanya, pembangunan kesehatan masih
jauh dari yang diharapkan. Permasalahan-permasalahan kesehatan masih
banyak terjadi.Beberapa diantaranya adalah: penyakit-penyakit seperti DBD,
flu burung, dan sebagainya yang semakin menyebar luas, kasus-kasus gizi
buruk yang semakin marak,prioritas kesehatan rendah, serta tingkat
pencemaran lingkungan yang semakin tinggi.Sebenarnya individu yang
menjadi faktor penentu dalam menentukan status kesehatan. Dengan kata
lain, merubah pola. Serta makalah ini dusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Sosiologi Kesehatan mahasiswa RPL Angkatan satu tahun
2017/2018 Jurusan Kesehatan Gigi Poltekes Tanjung Karang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Masyarakat ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Budaya ?
3. Apakah Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
4. Apakah yang dimaksud dengan perubahan sosial budaya ?
5. Apakah yang dimaksud dengan Budaya yang Mempengaruhi Kesehatan ?
1
6. Apakah yang dimaksud dengan Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi
Perilaku Kesehatan dan Status Kesehatan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui arti dari sosial budaya yang berpengaruh dalam perilaku
kesehatan dimasyarakat.
2. Mengetahui Aspek Budaya yang mempengaruhi Perilaku Kesehatan dan
Status Kesehatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. MASYARAKAT
3
B. KEBUDAYAAN
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
a. alat-alat teknologi
b. sistem ekonomi
c. keluarga
d. kekuasaan politik
4
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi
keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton. Tujuan sehat secara
tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti
memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang,
pangan,pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk
terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh
masyarakat.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN MASYARAKAT
Keadaan suatu daerah tidak selalu sama dengan keadaan didaerah
lainnya, dan kondisi masyarakat disuatu saat berbeda dari saat lainnya.
Masalah-masalah kesehatan dan cara penanganannya senantiasa berubah
dan berkembang mengikuti perkembangan kemasyarakatan dan
ilmu/teknologi.
Hendrick L.Blum mengemukakan model tentang sistem pada kesehatan
masyarakat. Menurut H.L.Blum ada 4 faktor yang berperan dalam
menentukan tingkat atau derajat kesehatan suatu masyarakat. Faktor-faktor
tersebut ialah lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan.
1. Lingkungan
Faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap
derajat kesehatan masyarakat. Yang termasuk kedalam lingkungan ini
adalah :
a. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik dapat berupa keadaan tanah (pegunungan, rawa,
subur atau tidak subur), keadaan air (bersih, kotor, mudah atau sulit
didapat), keadaan cuaca (seperti panas, dingin, lembab, atau
kering), dan lain sebagainya.
b. Lingkungan biologis
Adanya hewan atau makhluk hidup lainnya yang berguna serta yang
merugikan manusia. Yang berguna misalnya ternak, dan yang
merugikan misalnya bakteri, virus, cacing parasit, dan lain-lain.
5
Adanya tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi manusia berupa
bahan pangan, sedangkan yang merugikan dapat berbentuk jamur
penyebab penyakit, dan lain-lain.
2. Perilaku
Perilaku adalah suatu aktifitas manusia baik yang dapat diamati secara
langsung maupun tidak. Perilaku adalah hasil dari segala macam
pengalaman dan interaksi manusia dan lingkungan (pusat PKM depkes RI,
1992). Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan sebagai suatu
respon seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek, dan respon ini
terbagi 2, yaitu :
a. Respon bentuk pasif
Bentuk pasif adalah respon internal, yakni yang terjadi dalam diri
manusia dan tidak secara langsung dapat diamati oleh orang lain.
Respon bentuk pasif ini antara lain adalah berfikir, tanggapan atau sikap
batin, dan pengetahuan. Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu
hdala bermanfaat untuk mencegah statu penyakit tertentu, tetapi inu
tersebut tidak pernah membawa anaknya ke posyandu atau ke
puskesmas untuk di imunisasi. Perilaku seperti ini masih terselubung
(covert behaviour).
b. Respon bentuk aktiv
Respon bentuk aktiv artinya bahwa perilaku itu dapat secara angsung
dilihat atau diamati. Misalnya si ibu yang sudah tahu manfaat dari
imunisasi terhadap kesehatan anaknya, akan membawa anaknya ke
posyandu atau puskesmas untuk di imunisasi. Perilaku ini sudah nyata
(overt behaviour)
Perilaku kesehatan tidak lain merupakan suatu reaksi dari seseorang
terhadap rangsangan (stimulus) yang berhubungan dengan sakit dan
6
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Reaksi
ini dapat berbentuk pasif dan dapat pula aktiv.
1. Perilaku terhadap sakit dan penyakit
Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan,
seperti memakan makanan yang mengandung nilai gizi, berolahraga,
menimbang anak balita setiap bulan, dan lain sebagainya. Hal ini adalah
untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit
(promotif).
2. perilaku sehubungan dengan sistem pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh jajaran pemberi pelayanan. Perilaku ini adalah dalam
bentuk respon terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem
pelayanan kesehatan modern maupun tradisional.\
3. Perilaku yang berhubungan dengan makanan (respon seseorang
terhadap makanan). Perilaku ini menyangkut dengan pengetahuan,
sikap, dan tindakan terhadap makanan meliputi cara pengelolaan
makanan serta zat gizi yang ada didalamnya.
4. Perilaku terhadap lingkungan, dimana lingkungan sebagai salah satu
unsur penting bagi kesehatan manusia.
Ada beberapa faktor yang berperan mengapa individu/masyarakat
berperilaku dalam hal-hal tertentu. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat
dari 2 aspek :
a. manusia sebagai individu
b. ndividu sebagai anggota suatu kelompok masyarakat
D. PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat
serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua
tingkat kehidupan masyarakat di pengaruhi oleh unsur-unsur eksternal
meninggalkan pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian
menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan,budaya,dan sistem
sosial yang baru.
7
Untuk mencapai perubahan tersebut tidak semudah yang yang kita bayangkan
tetapi ada proses yang akan dilewati menurut para ahli dibawah ini adalah
proses yang harus dilewati dalam perubahan sosial budaya :
a. Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
Prose Belajar Kebudayaan dibagi yaitu
1. Proses internalisasi,
adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai
saaat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang
individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu
dan emosi yang membentuk kepribadiannya. Perasaan pertama yang
diaktifkan dalam kepribadian saat bayi dilahirkan adalah rasa puas dan
tak puas, yang menyebabkan ia menangis.
2. Proses sosialisasi,
semua pola tindakan individu-individu yang menempati berbagai
kedudukan dalam masyarakatnya yang dikumpai seseorang dalam
kehidupannya sehari-hari sejak ia dilahirkan. Para individu dalam
masyarakat yang berbeda-beda juga mengalami proses sosialisasi yang
berbeda-beda, karena proses itu banyak ditentukan oleh susunan
kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan. Penelitian
dilapangan telah dapat menghasilkan pengumpulan bahan mengenai
adat istiadat pengasuhan anak, kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan
seksual, dan riwayat hidup yang rinci dari sejumlah individu.individu-
individu yang mengalami berbagai hambatan dalam proses internalisasi,
sosialisasi atau enkulturasinya, sehingga individu seperti itu
mengalami kesukaran dalam menyesuaikan kepribadiannya dengan
lingkungan sosial sekitarnya.
b. Proses Evolusi Sosial
Proses Mikroskopik dan Makroskopik Dalam Evolusi Sosial. Proses evolusi
dapat dianalisa secara mendetail(makroskopik) tetapi dapat dilihat secara
10
keseluruhan, dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan besar
yang telah terjadi(makroskopik). Proses evolusi sosial budaya secara
makroskopik yang terjadi dalam suatu jangka waktu yang panjang, dalam
antropologi disebut Proses-proses pemberi arah, atau directional proses.
c. Proses Difusi
Penyebaran manusia. Ilmu paleoantropologi memperkirakan bahwa
makhluk manusia yang pertama hidup didaerah sabana beriklim tropis di
Afrika Timur. Manusia sekarang telah menduduki hampir seluruh muka
bumi dengan berbagai jenis lingkungan iklim yang berbeda-beda. Hal itu
hanya mungkin terjadi dengan proses pengembangbiakan, migrasi, serta
adaptasi fisik dan sosial budaya, yang berlangsung beratus ratus ribu tahun
lamanya.
d. Proses Akulturasi.
Proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan
asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah ke
dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan-Itu
E. BUDAYA YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
Dibawah adalah budaya budaya yang dapat mempengaruhi Kesehatan
a. Pengaruh Tradisi
b. Sikap Fatalistik
Sikap fatalistis arti sikap tentang kejadian kematian dari masyarakat. Hal
lain adalah sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan.
Contoh, beberapa anggota masyarakat di kalangan kelompok tertentu
(fanatik) percaya bahwa anak adalah titipan Tuhan, dan sakit atau mati
11
adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha untuk segera
mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit, tetapi lebih
memilih pasrah.
c. Sikap Ethnosentris
12
e. Pengaruh norma
f. Pengaruh nilai
yang dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi terhadap perilaku
kesehatan. Kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil akan berpengaruh
terhadap kebiasaan pada seseorang ketika ia dewasa. Misalnya saja, anak
harus mulai diajari sikat gigi, buang air besar di kakus, membuang sampah
ditempat sampah, cara makan dan berpakaian yang baik sejak awal,
dan kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak tersebut dewasa dan
bahkan menjadi tua.kebiasaan tersebut sangat mempengaruhi perilaku
kesehatan yang sangat sulit untuk diubah ketika dewasa.
13
Tidak ada kehidupan sosial masyarakat tanpa perubahan, dan sesuatu
perubahan selalu dinamis artinya setiap perubahan akan diikuti
perubahan kedua, ketiga dan seterusnya. apabila seorang pendidik
kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan
masyarakat,maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang
akan terjadi jika melakukan perubahan, menganalisis faktor-faktor yang
terlibat atau berpengaruh terhadap perubahan dan berusaha untuk
memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebut,
apabila ia tahu budaya masyarakat setempat dan apabila ia tahu tentang
proses perubahan kebudayaan, maka ia harus dapat mengantisipasi
reaksi yang muncul yang mempengaruhi outcome dari perubahan yang
telah direncanakan. Artinya seorang petugas kesehatan kalau mau
melakukan perubahan perilaku kesehatan harus mampu menjadi contoh
dalam perilakukanya sehari-hari. Ada anggapan bahwa petugas kesehatan
merupakan contoh rujukan perilaku hidup bersih sehat, bahkan
diyakini bahwa perilaku kesehatan yang baik adalah hanya petugas
kesehatan yang benar.
14
demikian juga dengan aspek golongan menurut jenis kelamin,dikalangan
wanita lebih banyak menderit kanker payudara,sedangkan pada pria, lebih
banyak menderita kanker prosat.
Begitu juga dengan jenis pekerjaan,dikalangan petani lebih banyak menderita
penyakit cacingan,karena aktifiasnya banyak dilakukan disawah,sedangkan
pada buruh tekstil lebih banyak menderita penyakit salura pernafasan kaena
banyak terpapar debu.
keadaan sosial ekonomi juga mempengaruhi pada pola penyakit,bahkan juga
berpengaruh pada kematian,misalnya angka kematian lebih tinggi pada
golonga yang status ekonominya rendah dibandingkan dengan status
ekonominya tinggi.demikian juga obesitas lenih ditemukan pada kalangan
masyarakat dengan status ekonoinya tinggi.
Menurut H Ray Elling(1970)ada beberapa faktor sosial yang berpengaruh pada
perilaku kesehatan.antara lain
1. Self concept
Pengaruh self concept kita ditentukan oleh tingkat kepuasan atau tidak
kepuasan yang kita rasakan terhadap diri kita sendiri,terutama
bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita kepada orang lain,oleh
karena itu,secara tidak langsung self concept kita cenderung
mementukan,apakah kita akan menerima keadaan diri kita seperti
adanya atau berusaha untuk mengubahnya.self concept adalah faktor
yang penting dalam kesehatan,karena mempengaruhi perilaku
masyarakat dan juga perilaku petugas kesehatan.
2. Image kelompok.
Image seseorang individu sangat dipengaruhi oleh image
kelompok.sebagai contoh,seorang anak dokter akan terpapar oleh
organisasi kedokteran dan orang-orang dengan pendidikan
tinggi,sedangkan anak petani tidak terpapar dengan lingkungan
medis,dan besar kemungkinan juga tidak becita-cita untuk menjadi
dokter
3. Pengaruh identifikasi kelompok
Sosialnya terhadap perilaku kesehatan. Identifikasi kelompok
kecilnya sangat penting untuk memberikan keamanan psikologis dan
kepuasan dalam pekerjaan mereka.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
2. SARAN
Melihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan, maka perlu peran aktif semua pihak dalam mengatasi masalah
kesehatan masyarakat,.Penyedia layanan kesehatan, masyarakat, pemerintah
dan perusahaan perlu menjabarkan peta jalan pengembangan kesehatan
masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan.,Dibutuhkan kerjasama dalam
16
merumuskan dan mengembangkan program kesehatan masyarakat sesuai
karakteristik daerah setempat sehingga tahap perubahan menuju masyarakat
sehat dalam pengelolaan kesehatan masyarakat menjadi bagian kesadaran
dan pengetahuan masyarakat dan pada akhirnya memiliki self
belonging bahwa kesehatan merupakan milik dan tanggung jawab bersama.
Selain itu, pola penyegaran, pembinaan, pemberdayaan dan penguatan
jaringan organisasi Puskesmas, Poskesdes, Posyandu, UKS/UKGS dan PMR
sangatlah penting didalam mengembangkan sistem kesehatan masyarakat
dengan tujuan menuju masyarakat sehat dan sejalan dengan melibatkan
masyarakat semaksimal mungkin.
17
DAFTAR PUSTAKA
18