Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PEBDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
HASIL SURVEILANS

Angka Kasus Terduga Campak di


Puskesmas Janti Kota Malang pada
Bulan Januari sampai dengan September
Tahun 2017
12
10
10

8
6 6
6 5

4 3

2
0 0 0 0
0

Grafik 2.1 Angka Kasus Terduga Campak di Puskesmas Janti pada Bulan
Januari sampai dengan September Tahun 2017.
Berdasarkan data yang tercantum dalam grafik diatas, terhitung sebanyak 30
kasus terduga campak sejak bulan Januari hingga September 2017. Pada bulan
Januari sampai April 2017 tidak ada kasus yang dicurigai sebagai campak,
sedangkan pada bulan Mei sampai dengan September terdapat beberapa jumlah
kasus yang dicurigai sebagai campak dengan distribusi yaitu pada bulan Mei
terdapat 3 kasus, bulan Juni 10 kasus, bulan Juli 6 kasus, bulan Agustus 5 Kasus,
dan bulan September 6 kasus. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi
kenaikan jumlah kasus terduga campak yang signifikan dari bulan Mei ke bulan
Juni yaitu sebanyak 7 kasus. Kemudian terjadi penurunan jumlah kasus dari bulan
Juni ke bulan Juli sebanyak 4 kasus. Dari bulan Juli ke bulan Agustus juga terjadi
penurunan meskipun tidak banyak, yaitu 1 kasus saja. Sedangkan dari bulan
Agustus ke bulan September terjadi kenaikan lagi sejumlah 1 kasus. Dari grafik
tersebut juga menunjukkan bahwa angka kasus terduga campak tertinggi terjadi
pada bulan Juni.
BAB III
PEMBAHASAN

Campak merupakan salah satu jenis penyakit yang dapat dicegah melalui
pemberian imunisasi. Imunisasi campak di Indonesia ditetapkan sebagai
imunisasi dasar lengkap yang harus didapatkan oleh semua bayi di Indonesia.
Imunisasi Campak diberikan pada saat bayi berumur 9 bulan atau maksimal
sebelum 12 bulan, serta ada imunisasi tambahan campak pada balita berumur 24
bulan.
Berdasarkan data hasil survey pada bab dua mengenai angka kasus terduga
campak di Puskesmas Janti pada bulan Januari hingga September tahun 2017,
didapatkan hasil bahwa pada bulan Mei hingga September terjadi sejumlah kasus
terduga campak dengan jumlah total sebanyak 30 kasus.
Tingginya angka kasus terduga campak dimungkinkan karena
ketidaklengkapan imunisasi dasar yang seharusnya didapatkan oleh bayi. Selain
ketidaklengkapan imunisasi dasar, pada beberapa kasus bayi sudah terduga
campak sebelum usia 9 bulan dimana pada usia tersebut bayi belum waktunya
mendapatkan imunisasi campak. Bayi yang terkena campak sebelum usia 9 bulan
mungkin berkaitan dengan antibodi dari ibu yang menurun sebelum bayi
mencapai usia 9 bulan, idealnya antibody campak yang didapatkan bayi melalui
ibu menurun pada usia 9 bulan sehingga imunisasi campak baru bias diberikan
pada saat bayi berusia 9 bulan. Karena jika imunisasi campak (virus campak yang
dilemahkan) diberikan sebelum usia 9 bulan, maka dikhawatirkan tidak efektif.
Sedangkan bayi yang mengalami campak sebelum usia 9 bulan diduga
diakibatkan sang ibu sebelumnya belum mendapatkan imunisasi campak lengkap
atau tidak pernah menderita penyakit campak sebelumnya.
Pelaporan untuk kasus terduga campak harus dilakukan dalam 24 jam serta
harus segera terlacak dan tertangani, sebab campak merupakan penyakit dengan
resiko penularan yang tinggi dan menimbulkan komplikasi seperti meningitis,
bronkopneumonia, dan konjungtivitis.
Upaya yang dilakukan oleh pihak puskesmas ketika menemui kasus terduga
campak yaitu memastikan diagnosis penyakit campak, mencegah penularan lebih
lanjut dengan membatasi kontak penderita dengan orang lain dan lingkungan yang
lebih luas, memberikan obat sebagai pereda gejala yaitu antipiretik dan obat
batuk, serta memberikan suplemen vitamin A. Selain upaya tersebut, puskesmas
juga meningkatkan tindakan promotif dan preventif untuk meningkatkan cakupan
imunisasi campak agar semua bayi mendapatkan imunisasi campak. Semakin
besar cakupan imunisasi campak maka semakin kecil kemungkinan terjadinya
kasus campak.
DAFTAR PUSTAKA

http://blabladoktor.com/groups/topic/view/business_id/39445/topic_id/5330/post_
id/12407/tab/1411?mobile=1 diakses pada 5-10-2017 Pukul 17.03 WIB

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/33691/Chapter%20II.pdf;j
sessionid=7A7161CA898F3D3B978547AF3D9CF85D?sequence=4 diakses
pada 5-10-2017 Pukul 16.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai