Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang membahas hubungan pola
interaksi Masyarakat di daerah Situbondo terhadap pengembangan wilayah kota
Situbondo.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari
bentu penyusunan ataupun materinya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
berbagai pihak sangat di perlukan untuk perbaikan isi makalah ini agar bisa
terwujud dengan baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan para
pembaca pada umumnya, mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam
penyusunan makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 4
BAB IV PENUTUP...................................................................................... 12
A. Simpulan........................................................................................... 12
B. Saran.................................................................................................. 12
PENDAHULUAN
Dengan munculnya fakta tersebut penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh
tentang kaitan pola interaksi sosial yang ada di masyarakat situbondo sehingga
berpengaruh terhadap pembangunan wilayah di Situbondo. Maka dibuatlah
makalah yang berjudul STUDI KASUS POLA INTERAKSI MASYARAKAT
SITUBONDO DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBANGUNAN WILAYAH
di SITUBONDO
PEMBAHASAN
Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik dan respon antar
individu, antar kelompok, atau antar individu dan kelompok.
c. Ada dimensi waktu ( masa lampau, masa kini, dan masa mendatang ).
Jadi, interaksi sosial menjadi salah satu indikator penting yang harus dipahami
untuk mengetahui bagaimana keadaan suatu masyarakat di suatu wilayah.
Dari point ke dua di atas maka dapat kita ketahui bahwa suatu pola interaksi yang
terbentuk di masyarakat mampu mempengaruhi pembangunan suatu wilayah.
Pembangunan itu sendiri mencakup beberapa hal, salah satunya adalah
pendidikan. Dalam point ini kita akan mengkaji bagaimana pengaruh pola
interaksi sosial yang telah ada dalam masyarakat Situbondo terhadap
perkembangan pendidikan yang ada di Situbondo.
Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan, adalah kemampuan baca
tulis penduduk dewasa. Kemampuan baca tulis tercermin dari data angka melek
huruf, dalam hal ini merupakan persentase penduduk usia 5 tahun keatas yang
dapat membaca huruf latin dan huruf lainnya. Berdasarkan data, penduduk yang
dapat baca dan tulis huruf latin dan huruf lainnya di Situbondo pada tahun 2009
telah diatas 75 persen. Pada tahun 2008 penduduk yang dapat membaca huruf
latin dan huruf lainnya adalah 77,23 persen, naik menjadi 78,05 persen pada tahun
2009 ini. Persentase buta huruf di daerah pedesaan (26,30 persen) lebih tinggi
daripada penduduk di perkotaan (17,72 persen).
Indikator lainnya untuk melihat tingkat pendidikan adalah rata rata lama sekolah
(tahun), yang secara umum menunjukkan jenjang pendidikan yang telah dicapai
oleh penduduk Situbondo. Pada tahun 2007 rata rata lama sekolah Penduduk
Situbondo adalah 6,85 tahun, menurun menjadi 6,71 tahun pada tahun 2008, dan
kembali meningkat pada tahun 2009 sebesar 6,92 tahun yang berarti tingkat
pendidikan di Situbondo hampir melewati pada taraf pendidikan Sekolah Dasar.
Patut dicermati kenaikan rata-rata lama sekolah mengindikasikan semakin
membaiknya kualitas pendidikan di Situbondo. Keadaan ini menunjukan kerja
keras untuk meningkatkan keadaan pendidikan di Situbondo khususnya oleh
Dinas Pendidikan serta instansi terkait lainnya. Jangan sampai orientasi
pendidikan hanya berbasis program namun kurang menyentuh hal yang paling
esensial yakni meningkatnya taraf pendidikan masyarakat.
Gambaran mengenai peningkatan mutu sumber daya manusia dapat dilihat dari
kualitas tingkat pendidikan penduduk Situbondo. Untuk penduduk usia 5 tahun
keatas yang menamatkan jenjang pendidikan Sekolah Dasar atau yang sederajat
tahun 2009 adalah 24,16 persen, naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya
24,09 persen. Penduduk Situbondo usia 5 tahun keatas yang menamatkan jenjang
pendidikan SLTP atau yang sederajat tahun 2009 adalah 10,80 persen, naik
dibandingkan dengan tahun sebelumnya 10,68 persen. Sedangkan penduduk Usia
5 tahun keatas yang menamatkan pendidikan SLTA juga mengalami kenaikan
yaitu 9,15 persen pada tahun 2008 menjadi yaitu 12,97 persen pada tahun 2009.
Penduduk yang tidak/belum bersekolah justru berkurang dari tahun 2008 ke tahun
2009, hal ini menunjukkan semakin baiknya tingkat pendidikan penduduk
Situbondo.
Dari beberapa data yang dicantumkan di atas, dapat kita lihat peningkatan-
peningkatan yang terjadi pada bidang pendidikan di Situbondo. Hal ini
mengindikasikan bahwa pola Interaksi masyarakat Situbondo tidak tertutup,
artinya meski masyarakat Situbondo memiliki pola interaksi sosial yang masih
syarat akan ketradisionalannya namun masyarakat mampu terbuka dengan hal
baru yang sudah tersentuh budaya-budaya dari luar. Perubahan pola pikir
masyarakat akan pentingnya mengenyam pendidikan ini merupakan salah satu
dampak positif yang dapat berakibat langsung pada pengembangan wilayah
Situbondo. Karena seperti yang kita tahu indikator suatu wilayah disebut
berkembang dan melakukan pembangunan adalah jika terjadi perbaikan pada
kualitas sumber daya manusianya.
Masih terjaganya budaya ini menunjukkan bahwa meski telah ada perubahan
karena pengaruh dari luar namun beberapa bentuk hasil interaksi masyarakat
Situbondo masih dapat terjaga dengan baik. Hal ini lah yang menjadi keunikan
tersendiri dari masyarakat Situbondo.
Kabupaten dengan luas wilayah 1.638,50 Km ini terletak di tengah jalur darat
Jawa - Bali, letak ini membuat perekonomian daerah Situbondo menjadi lebih
berpotensi untuk semakin maju. Disamping itu, adanya pelabuhan Panarukan hasil
dari pembangunan Jalan raya Anyer - Panarukan oleh Daendels di era kolonial
Belanda, membuat Situbondo menjadi pusat lalu lintas perdagangan di pulau
Jawa.
Situbondo memiliki garis pantai sepanjang 150 Km, dan hampir sebagian besar
masyarakat situbondo terkonsentrasi atau bertempat tinggal di daerah pesisir hal
ini mrnunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk Situbondo mayoritas adalah
dalam bidang penangkapan ikan atau nelayan dan pengolahan hasil laut.
Selain sektor pertanian dan perikanan, sektor pariwisata juga merupakan potensi
tersendiri bagi Situbondo. Hal ini kembali ke letak strategis Situbondo yang
berbatasan langsung dengan garis pantai, dan kawasan hutan lindung yang
menjadi daya tarik wisatawan untuk datang.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut kajian masalah di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pola
interaksi masyarakat Situbondo mulai berada pada masa peralihan dari pola
interaksi yang masih tradisional menuju ke arah interaksi yang modern. Masa
peralihan ini ditandai dengan masih adanya masyarakat yang belum mampu
menerima perubahan-perubahan dari luar (terkesan masih menutup diri) namun
ada pula masyarakat yang sudah sedikit demi sedikit melakukan modifikasi
interaksi antara pola tradisionalnya dengan pola modern yang mulai muncul.
Setiap perubahan akan memiliki dampak yang baik maupun positif. Dampak baik
tersebut mampu menjadi faktor pendorong percepatan pembangunan, sedangkan
dampak buruk yang muncul dari pola interaksi tersebut yang mampu menjadi
penghambat pada proses pembangunan wilayah di Situbondo.
B. SARAN
Dari permasalahan ini penulis dapat memberi saran, yaitu harus adanya kerjasama
antara pemerintah dengan masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan. Harus
mulai ada pemikiran serta tindakan nyata tentang bagaimana masyarakat
Situbondo tetap mempertahankan pola interaksi nya yang harmonis di masa
pembangunan yang terjadi saat berbagai penemuan baru mulai bermunculan.
Karena pola interaksi masyarakat yang dapat memodifikasi setiap hal baru yang
ada sesuai dengan jiwa aslinya dapat mempengaruhi kecepatan pembangunan
wilayah.
DAFTAR PUSTAKA
http://syaifzhibond.blogspot.com/2013_04_01_archive.html
http://anaktanjungkamal.blogspot.com/
http://situbondoinfo.blogspot.com/2011_05_01_archive.html
http://comboran.blogspot.com/2011/10/letak-geografis-kabupaten-situbondo.html
http://bicarasitubondo.blogspot.com/
http://tridianaa.blogspot.co.id/2014/09/makalah-geografi-sosial.html