Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak
lupa juga kami panjatkan selawat serta salam semoga senantiasa tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
2. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan dukungan baik materi maupun
non-materi.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Profesi Akuntan adalah salah satu peran yang di berikan kepercayaan oleh
masyarakat. Maka dari itu masyarakat dan sekelompok orang yang
berkepentingan sangat mengharapkan keandalan informasi yang telah disajikan
dalam laporan keuangan sebagai dasar untuk mengambil sebuah keputusan.
Guna menunjang kinerja profesionalisme seorang Akuntan Publik maka
seorang auditor harus berpedoman pada kode etik profesi yang telah disusun oleh
Institut Akuntan Indonesia (IAI) untuk membentuk suatu tatanan etika dan prinsip
moral yang berhubungan dengan klien dan pihak berkepentingan.
Pada tahun 2009, telah terjadi kesalahan dalam memanipulasi laporan
keuangan perusahaan Raden Motor yang diaudit oleh Akuntan Publik Biasa
Sitepu. Dalam kasus tersebut terdapat empat kejanggalan dalam laporan keuangan
perusahaan Raden Motor yang telah yang tidak dibuat. Namun pihak auditor
menyatakan laporan keuangan Wajar Tanpa Pengucualian. Hal ini lah yang patut
dipertanyakan.
Sehubungan uraian kasus perusahaan Raden Motor tersebut, maka kami
bermaksud menguraikan kasus yang berkaitan dengan pelanggaran etika profesi
akuntan yang berjudul Pelanggaran Kode Etik Profesi Akuntan dan Pengaruh
Profesionalisme Auditor.
1
3.1 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Etika Bisnis.
2. Untuk mengetahui definisi etika profesi khususnya kode etik profesi
akuntansi.
3. Untuk mengetahui kasus-kasus terkait pelanggaran kode etik profesi
akuntansi.
4. Untuk mengetahui solusi yang tepat untuk kasus pelanggaran tersebut.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut KBBI etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang
buruk serta ilmu tentang hak dan kewajiban moral (akhlak), sedangkan menurut
para ahli definisi etika adalah :
a. Menurut Drs. O.P. Simorangkir, etika atau etik dapat diartikan sebagai
pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai baik.
b. Menurut Drs. H. Burhanudin Salam, etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam
hidupnya.
Seperti yang kita tahu etika profesi akuntansi di Indonesia diatur dalam kode
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia digunakan sebagai panduan dan aturan bagi
seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di
lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia
pendidikan dalam pemenuhan tanggung jawab profesionalnya.
3
Kasanah (2013:86) berpendapat bahwa tujuan profesi akuntansi adalah
untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi,
mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik.
a. Kredibilitas
b. Profesionalisme
c. Kualitas Jasa
d. Kepercayaan
Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka
etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri atas tiga bagian, yaitu :
4
e. Departemen Keuangan RI
f. BPKP
5
2) Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat.
b. Kepentingan Publik
6
c. Integritas
3) Integritas diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil. Dalam hal tidak
terdapat aturan, standar, panduan khusus atau dalam menghadapi pendapat
yang bertentangan, anggota harus menguji keputusan atau perbuatannya
dengan bertanya apakah anggota telah melakukan apa yang seorang
berintegritas akan lakukan dan apakah anggota telah menjaga integritas
dirinya. Integritas mengharuskan anggota untuk menaati baik bentuk maupun
jiwa standar teknis dan etika.
d. Objektivitas
7
dalam praktik publik seharusnya menjaga independensi dalam fakta dan
penampilan saat memberikan jasa auditing dan atestasi lainnya. Objektivitas
adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota.
Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak,
jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari
benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
8
Hal yang perlu diperhatikan dalam prinsip ini adalah :
1) Anggota harus menerapkan suatu program yang dirancang untuk
memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa profesional
yang konsisten dengan standar nasional dan internasional.
2) Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau
perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien
kepada pihak lain yang lebih kompeten.
3) Anggota harus tekun dalam memenuhi tanggung jawabnya kepada
penerima jasa dan publik. Ketekunan mengandung arti pemenuhan
tanggung jawab untuk memberikan jasa dengan segera dan berhati-hati,
sempurna dan mematuhi standar teknis dan etika yang berlaku.
4) Kehati-hatian profesional mengharuskan anggota untuk merencanakan
dan mengawasi secara saksama setiap kegiatan profesional yang menjadi
tanggung jawabnya.
f. Kerahasiaan
9
3) Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staf di bawah
pengawasannya dan orang-orang yang diminta nasihat dan bantuannya
menghormati prinsip kerahasiaan.
4) Kerahasiaan tidaklah semata-mata masalah pengungkapan informasi.
Kerahasiaan juga mengharuskan anggota yang memperoleh informasi selama
melakukan jasa profesional tidak menggunakan atau terlihat menggunakan
informasi tersebut untuk keuntungan pribadi atau keuntungan pihak ketiga.
5) Anggota yang mempunyai akses terhadap informasi rahasia tentang penerima
jasa tidak boleh mengungkapkannya ke publik. Karena itu, anggota tidak boleh
membuat pengungkapan yang tidak disetujui (unauthorized disclosure) kepada
orang lain. Hal ini tidak berlaku untuk pengungkapan informasi dengan tujuan
memenuhi tanggung jawab anggota berdasarkan standar profesional.
6) Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang
berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan dan bahwa terdapat panduan
mengenai sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan
di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau
perlu diungkapkan.
Berikut ini adalah contoh hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan sejauh mana informasi rahasia dapat diungkapkan.
1) Apabila pengungkapan diizinkan.
Jika persetujuan untuk mengungkapkan diberikan oleh penerima jasa,
kepentingan semua pihak termasuk pihak ketiga yang kepentingannya dapat
terpengaruh harus dipertimbangkan.
2) Pengungkapan diharuskan oleh hukum.
Beberapa contoh di mana anggota diharuskan oleh hukum untuk
mengungkapkan informasi rahasia adalah untuk menghasilkan dokumen atau
memberikan bukti dalam proses hukum dan untuk mengungkapkan adanya
pelanggaran hukum kepada publik.
g. Perilaku profesional
10
untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi
oleh anggota sebagai perwujudan tanggung-jawabnya kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
h. Standar teknis
Standar teknis dan standar profesional yang harus ditaati anggota adalah
standar yang dikeluarkan oleh lkatan Akuntan Indonesia (IAI), International
Federation of Accountants (IFA), badan pengatur, dan peraturan perundang-
undangan yang relevan.
Akuntan Publik adalah akuntan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan
atau pejabat yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan
publik. Bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berusaha dibidang pemberian jasa
profesional dalam praktik akuntan publik disebut dengan Kantor Akuntan Publik.
11
Hal yang perlu diperhatikan anggota KAP dalam menjalankan tugasnya,
yaitu :
a. Independensi
a. Kompetensi Profesional
Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa profesional yang
secara layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi
profesional.
b. Kecermatan dan kesaksamaan profesional
Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa profesional dengan
kecermatan dan kesaksamaan profesional.
c. Perencanaan dan supervise
Anggota KAP wajib merencanakan dan mengawasi secara memadai setiap
pelaksanaan pemberian jasa profesional.
d. Data relevan yang memadai
12
Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk
menjadi dasar yang layak bagi simpulan atau rekomendasi sehubungan dengan
pelaksanaan jasa profesionalnya.
13
pengusut atu melarang kepatuhan anggota KAP tehadap ketentuan peraturan yang
berlaku.
(c) Melarang review praktek professional (review mutu) seorang anggota sesuai
dengan kewenangan IAI; atau
(d) Menghalangi anggota dari pengajuan-pengajuan keluhan atau pemberian
komentar atas peyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP
dalam rangka penegakkan disiplin anggota.
Anggota yang terlibat dalam penyidikan dan review diatas, tidak boleh
memanfaatkan untuk kepentingan diri pribadi mereka atau mengungkapkan
informasi klien yang harus dirahasiakan yang diketahuinya dalam pelaksanaan
tugasnya.
2) Fee Profesional
(a) Besaran fee
Besaran fee anggota dapat bervariasi bergantungbeberapa hal, antara lain:
(1) Risiko penugasan.
(2) Komplektifitas jasa yang diberikan.
(3) Tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut.
(4) Struktur biaya KAP yang bersangkutan dalam pertimbangan profesional lainnya.
Anggota KAP tidak diperkenalkan mendapatkan klien dengan cara
menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.
(b) Fee kontinjen
Fee kontinjen adalah fee yang ditetaptakan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional tanpa adanya fee yang dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil
tertentu dimana jumlah fee bergantung pada temuan atau hasil tertentu
tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan
pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil
penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur.
Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila
penetapan tersebut dapat mengurangi independensi.
14
1) Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan
perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.
15
Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkanatau diterima
kepada atau dari sesama penyedia jasa profesional akuntan
publik. Fee referal (rujukan) hanya diperkenankan bagi sesama profesi.
4) Bentuk organisasi dan KAP
Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisasi
yang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau yang
tidak menyesatkan dan merendahkan citra profesi.
16
BAB III
PEMBAHASAN
Hal ini terungkap setelah pihak Kejati Jambi mengungkap kasus dugaan
korupsi tersebut pada kredit macet untuk pengembangan usaha di bidang otomotif
tersebut.
Fitri Susanti, kuasa publik tersangka Effendi Syam, pegawai BRI yang
terlibat kasus itu, Selasa (18/5/2010) mengatakan, setelah kliennya diperiksa dan
dikonfrontir keterangannya dengan para saksi, terungkap ada dugaan kuat
keterlibatan dari akuntan publik dalam kasus ini. Hasil pemeriksaan dan
konfrontir keterangan tersangka dengan saksi terungkap ada kesalahan dalam
laporan keuangan perusahaan Raden Motor dalam mengajukan pinjaman ke BRI.
Ada empat kegiatan data laporan keuangan yang tidak dibuat dalam laporan
tersebut oleh akuntan publik sehingga terjadilah kesalahan dalam proses kredit
dan ditemukan dugaan korupsinya. Ada empat kegiatan laporan keuangan milik
Raden Motor yang tidak masuk dalam laporan keuangan yang diajukan ke BRI,
sehingga menjadi temuan dan kejanggalan pihak kejaksaan dalam mengungkap
kasus kredit macet tersebut, tegas Fitri.
17
Keterangan dan fakta tersebut terungkap setelah tersangka Effendi Syam
diperiksa dan dikonfrontir keterangannya dengan saksi akuntan publik dalam
kasus tersebut di Kejati Jambi.
Semestinya data laporan keuangan Raden Motor yang diajukan ke BRI saat
itu harus lengkap, namun dalam laporan keuangan yang diberikan tersangka Zein
Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor ada data yang diduga tidak dibuat
semestinya dan tidak lengkap oleh akuntan publik.
Sementara itu pihak penyidik Kejaksaan yang memeriksa kasus ini belum
mau memberikan komentar banyak atas temuan keterangan hasil konfrontir
tersangka Effendi Syam dengan saksi akuntan publik tersebut.
Kasus kredit macet yang menjadi perkara tindak pidana korupsi itu
terungkap setelah kejaksaan mendapatkan laporan adanya penyalahgunaan kredit
yang diajukan tersangka Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor. Dalam
kasus ini pihak Kejati Jambi baru menetapkan dua orang tersangka, pertama Zein
Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor yang mengajukan pinjaman dan
tersangka Effedi Syam dari BRI yang saat itu menjabat sebagai pejabat penilai
pengajuan kredit.
18
Pembahasan Kasus
Dalam kasus ini, akuntan publik sudah melanggar prinsip Kode Etik Profesi
Akuntansi. Akuntan publik telah melanggar beberapa prinsip kode etik
diantaranya adalah :
b. Kepentingan publik
c. Integritas
19
d. Objektivitas
f. Perilaku profesional
g. Standar teknis
20
Dalam kasus ini, terdapat tanggung jawab auditor yang tidak dipenuhi, yaitu
tanggung jawab kepada rekan seprofesi. Auditor wajib memelihara citra profesi,
dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi
rekan seprofesi. Dalam kasus ini auditor diduga terlibat dalam kasus manipulasi
laporan keuangan Raden Motor untuk mendapatkan kredit dari BRI yang
berakibat rusaknya reputasi akuntan publik.
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bedasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam makalah ini mengenai profesi
akuntansi, maka pada bagian akhir dari makalah ini penulis menarik kesimpulan
sebagai berikut:
Seorang auditor profesional bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
klien, tetapi bertindak untuk kepentingan publik yang harus menaati dan
menerapkan aturan etika dari Kode Etik Profesi Akuntansi. Pada dasarnya Kode
Etik Profesi akuntansi adalah pedoman untuk akuntan dalam memegang tanggung
jawab sosial terhadap publik, serta menjamin kepercayaan dalam tanggung jawab
profesi dan kepentingan publik. Prinsip Kode Etik Profesi Akuntansi yang telah
ditetapkan sebagai sistem moral dalam melaksanakan audit tidak diterapkan pada
auditor saat memeriksa keuangan.
Jadi setiap profesi, khususnya profesi akuntansi dalam menjalankan tugas dan
fungsinya harus sesuai dengan kode etik yang berlaku.
4.2 Saran
a. Bagi Auditor
Perlu memahami dan melaksanakan kode etik yang telah diterapkan, agar
tidak bertindak menurut kepentingan pribadi atau kepentingan klien tetapi
harus bertindak demi kepentingan publik guna menjaga kepercayaan
masyarakat dan pihak berkepentingan tidak luntur.
b. Bagi pihak pejabat penilaian pengajuan kredit
Perlu meningkatkan independensi, agar tidak terpengaruh oleh beberapa hal
secara subjektif. Sehingga pihak instansi (BRI) tidak terkena dampak
pemerosotan mengenai reputasi dan peran dalam pelayanan kepada publik
c. Bagi perusahaan Raden Motor
22
Harus mempunyai kebijakan manajemen dalam mengambil keputusan, agar
terpelihara dan meningkatnya kepercayaan investor dalam melakukan usaha,
sehingga dapat menunjang perwujudan tanggung jawab sosial perusahaan
Raden Motor kepada masyarakat luas.
d. Bagi pihak instansi BRI
Perlu melakukan seminar pada waktu tertentu kepada pegawai BRI atau
pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas
untuk memenuhi kewajiban kepada bank serta meningkatkan SDM, terutama
mengenai tanggung jawab analisis permohonan kredit.
23
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana. 2009. ETIKA BISNIS DAN PROFESI. Jakarta:
Salemba Empat.
Brooks, Leonard J. dan Paul Dunn. 2011. ETIKA BISNIS & PROFESI, UNTUK
DIREKTUR, EKSEKUTIF DAN AKUNTAN. Jakarta: Salemba Empat.
Kasanah, Nur. 2013. Etika Profesi dan Profesional Bekerja. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. Tersedia: http://belajar.ditpsmk.net/wp-
content/uploads/2014/09/ETIKA-PROFESI-DAN-PROFESIONAL-BEKERJA-
X-1.pdf. 16 Mei 2015.
24