Anda di halaman 1dari 35

ASKEP JIWA WAHAM

WAHAM

1. Masalah Utama :

Perubahan isi pikir : waham

2. Proses terjadinya masalah

a. Pengertian

(1)Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah.
Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien .

(2)Manifestasi klinik waham yaitu berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (
tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya ) berulang kali secara berlebihan
tetapi tidak sesuai kenyataan, klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat
menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung.

b. Penyebab

Penyebab secara umum dari waham adalah gannguan konsep diri : harga diri rendah. Harga
diri rendah dimanifestasikan dengan perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk
hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.(3)

c. Akibat

Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai
dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah
beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

3. a. Pohon masalah

Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Kerusakan komunikasi verbal

Gangguan konsep diri : harga diri rendah


b. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

1. Masalah keperawatan :

1. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan


2. Kerusakan komunikasi : verbal
3. Perubahan isi pikir : waham
4. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

2.Data yang perlu dikaji :

1. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

1). Data subjektif

Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada seseorang, klien suka
membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai /
merusak barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri

2). Data objektif

Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai, ekspresi
marah, pandangan tajam, merusak dan melempar barang-barang.

1. Kerusakan komunikasi : verbal

1). Data subjektif

klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik

2). Data objektif

Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata
kurang

c. Perubahan isi piker : waham

1). Data subjektif :

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan,


keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.

2). Data objektif :

Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain,
lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas,
ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung

d. Gangguan harga diri rendah


1). Data subjektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri
sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri

2). Data objektif

klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative tindakan, ingin
mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup

4. Diagnosa Keperawatan

1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham


2. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham
3. Perubahan isi pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah.

5. Rencana Keperawatan

Diagnosa 1

Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham

1. Tujuan umum : Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal


2. Tujuan khusus :
3. 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

Rasional : hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan


interaksinya

Tindakan :

1.1. Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).

1.2. Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat menerima
keyakinan klien saya menerima keyakinan anda disertai ekspresi menerima, katakan
perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham
klien.

1.3. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan perawat akan
menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran
jangan tinggalkan klien sendirian.

1.4. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri

1. 2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

Rasional : dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki klien, maka akan memudahkan
perawat untuk mengarahkan kegiatan yang bermanfaat bagi klien dari pada hanya
memikirkannya
Tindakan :

2.1. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.

2.2. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang
realistis.

2.3. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini
(kaitkan dengan aktivitas sehari - hari dan perawatan diri).

2.4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak
ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.

1. 3. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi

Rasional : dengan mengetahui kebutuhan klien yang belum terpenuhi perawat dapat
merencanakan untuk memenuhinya dan lebih memperhatikan kebutuhan kien tersebut
sehungga klien merasa nyaman dan aman

Tindakan :

3.1. Observasi kebutuhan klien sehari-hari.

3.2. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di
rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).

3.3. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.

3.4. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan
tenaga (buat jadwal jika mungkin).

3.5. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.

1. 4. Klien dapat berhubungan dengan realitas

Rasional : menghadirkan realitas dapat membuka pikiran bahwa realita itu lebih benar dari
pada apa yang dipikirkan klien sehingga klien dapat menghilangkan waham yang ada

Tindakan :

4.1. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu).

4.2. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.

4.3. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien

1. 5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar

Rasional : Penggunaan obat yang secara teratur dan benar akan mempengaruhi proses
penyembuhan dan memberikan efek dan efek samping obat
Tindakan :

5.1. Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping
minum obat.

5.2. Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara
dan waktu).

5.3. Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.

5.4. Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.

1. 6. Klien dapat dukungan dari keluarga

Rasional : dukungan dan perhatian keluarga dalam merawat klien akan mambentu proses
penyembuhan klien

Tindakan :

6.1. Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang: gejala waham, cara
merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.

6.2. Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga

DAFTAR PUSTAKA

1. Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
2. Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999
3. Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1.
Bandung: RSJP.2000
4. Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri; pedoman untuk
pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC. 1998
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA WAHAM KEBESARAN
PADA TN. B DI RSJ HB SA'ANIN PADANG

A. PENGKAJIAN

Ruang Rawat : Flamboyan

Tgl di Rawat : 17 September 2005

I. Identitas Klien
Insial : Tn B

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 28 tahun

Informan : Status, klien, keluarga

Tanggal pengkajian : 3 Oktober 2005

No. RM : 45738

II. Alasan Masuk


Tn. B masuk melalui instalasi gawat darurat diantar oleh keluarganya dengan keluhan
karena mengamuk di Gramedia dan berkelahi dengan tukang parkir disana dan sejak 4 hari
sebelum masuk klien suka tiap sebentar gonta ganti baju tanpa alasan yang jelas, keluar
masuk rumah, emosi labil, mengikuti kemauan sendiri, tidur malam tidak nyenyak, sering
mandi tengah malam, marah-marah pada orang lain jika kemauannya tidak dipenuhi.
Berkelahi dengan orang lain, memecahkan perabotan rumah tangga, berbicara dan senyum-
senyum sendiri, terkadang menangis tanpa sebab, keluarga kemudian mengurung klien
dikamar karena klien mengamuk sampai memukul anggota keluarga / orang lain yang ada
didekatnya, karena tidak ada perubahan 1 hari maka keluarga membawa klien ke RS Jiwa
HB. Saanin Padang.

III. Faktor Predisposisi

1. Pernah mengalami gangguan jiwa masa lalu

Masuk RS Jiwa kali ini bukanlah untuk yang pertama kalinya. Klien mengatakan ini
adalah yang kelima kalinya masuk RS Jiwa. Keluhan penyakit seperti ini atau gangguan jiwa
pada klien dirasakan lebih kurang 10 tahun yang lalu. Klien mengatakan terakhir dirawat satu
setengah tahun yang lalu pulang dengan tenang (pengertian ada, kontak sosial baik ) dengan
anjuran untuk kontrol teratur di poliklinik atau puskesmas terdekat dan minum obat secara
teratur. Klien mengatakan sejak 1 minggu yang lalu tidak minum obat, ia yang memegang
dan mengatur obatnya serta ia sering kelupaan minumnya.

Klien telah lima kali masuk RS jiwa yaitu :

1. Rawat I pada tahun 2000

2. Rawat II pada tahun 2001

3. Rawat III pada tahun 2001

4. Rawat IV pada tahun 2004

5. Rawat V pada tahun 2005

Setiap kali masuk rumah sakit jiwa HB. Sa'anin Padang keluarga mengatakan klien datang
dengan emosi labil, suka mengamuk dan marah-marah dirumah, keluarga didekatnya dipukuli
sampai keluarga takut

2. Pengobatan sebelumnya

Klien mengatakan pergi lambat ke dokter jiwa, kedokter spesialis ataupun ketempat
praktek dan rumah sakit jiwa Prof. Dr. Hb Saanin Padang sampai klien menceritakan kalau
dirinya kenal dengan dokter Najmir, dr. Diana dan banyak lagi yang disebutnya. Klien
mengatakan biasanya mengambil obat ke poliklinik setiap 2 minggu sekali. Klien
mengatakan juga pernah dibawa kedukun ataupun di beri pengajian (rukiyat) dan hasilnya
tidak begitu berarti.

3. Riwayat Aniaya/kekerasan

Klien mengatakan waktu kecil tidak pernah dianiaya atau mengalami kekerasan oleh orang
lain atau keluarga. Tetapi klien mengatakan setiap kemauannya tidak terpenuhi klien suka
marah-marah, melempar perabotan pada orang lain sampai memukul keluarganya
(menendang adiknya), klien juga mengatakan jika kemauannya tidak dipenuhi maka
emosinya akan meningkat dan ia tidak bisa mengontrol emosinya tersebut. Selama dirawat
klien pernah mengancam teman sekamarnya jika tidak mau mengikuti perintahnya, ekspresi
klien terlihat marah saat mengancam, wajah tampak tegang.

MK : - Resiko tinggi mencederai orang lain/lingkungan

- Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif

4. Riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Klien mengatakan adik laki-laki ibunya pernah mengalami hal yang hampir sama, tetapi
hanya sekali mengalami kelainan jiwa kemudian dia bisa sembuh setelah dibawa pada orang
pintar

MK : Koping keluarga tidak efektif

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Klien mengatakan ibunya sudah meninggal sejak tahun 2002. Klien mengatakan ibunya
adalah orang yang terdekat dengan dirinya dan belum sempat membahagiakan ibunya, namun
tuhan telah mengambilnya. Klien mengatakan hal lain yang membuat dia bersedih dan
menyesal sampai saat ini adalah keinginan untuk berbuat baik dan memperhatikan adik
perempuannya. Klien mengatakan merasa bersalah telah menendang adiknya karena disaat
itu emosinya labil dan tidak tekontrol. Klien mengatakan sering putus cinta dan ditinggal
pacarnya yang kawin dengan orang lain. Hasil observasi saat pengkajian, klien tampak
bersedih saat menceritakan pengalaman masa lalunya, klien tampak sedih saat sehari sebelum
puasa karena ingat ibunya yang telah meninggal, klien menulis surat yang isinya penyesalan
terhadap pacarnya.

MK : Berduka disfungsional

IV. Pemeriksaan Fisik

1. Tanda-tanda vital

TD : 130 /100 mmHg

N : 84 x/mnt
S : 370C

RR : 20 x/mnt

2. Ukur

TB : 165 cm

BB : 55 kg

3. Keluhan fisik

Klien mengatakan matanya sakit karena terjatuh didepan kamar, saat observasi mata klien
masih bengkak dan ada tanda lebam agak kehitaman

MK : Gangguan rasa nyaman : nyeri

`V. Psikososial

1. Genogram

= Perempuan

Keterangan :
= Laki-laki

= Cerai/putus hubungan

= Orang yang tinggal 1 rumah

= Perempuan meninggal dunia

X = Laki-laki meninggal dunia

Klien adalah anak laki-laki dari 5 bersaudara, ia berasal dari keluarga yang cukup
berada, klien mengatakan ia tinggal bersama saudara dan pamannya. Semenjak kecil ia
diasuh oleh kedua orang tuanya dengan penuh kasih sayang. Apapun kenginannya, keluarga
selalu memenuhi, jika tidak terpenuhi klien selalu merajuk atau marah.

Klien mengatakan bahwa keputusan dirumah diambil oleh ayahnya termasuk


keputusan untuk dirawat di RSJ, klien mengatakan pamannya juga mengalami hal yang sama
dengannya, klien mengatakan didalam keluarga tidak terdapat diskusi untuk menyelesaikan
suatu masalah, komunikasi antara keluarga tertutup, dimana anggota keluarga tidak ada
bercerita sama lain jika ada masalah. Pengambilan keputusan dalam keluarga oleh ayahnya
tanpa didisusunkan dulu dengan anggoran keluarga lain.Keluarga baru satu kali mengunjungi
klien selama dirawat di RSJ.

MK: koping keluarga tak efektif

2. Konsep Diri

a. Citra diri
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya, tetapi yang paling klen sukai adalah
tangan kananya, karena lebih kuat

b. Indentitas diri

Klien mengatakan anak yang ke 3 dari 5 bersaudara. Sebelumnya bekerja di penjahit sinar
sebagai tukang membuat pola atau memakaikan kancing tetapi yang paling cepat klien
mengobras. Ia puas sebagai laki-laki

c. Peran

Klien mengatakan didalam keluarganya ia berperan sebagai anak yang sangat menyayangi
ibunya, dimasyarakat ia berperan sebagai masyarakat biasa yang mengikuti aturan yang
dimasyarakat. Sebelum dirawat ia bekerja dipenjahit sinar yang saa hasilnya digunakan untuk
diri sendiri

d. Ideal diri

Klien berharap cepat sembuh dan dapat bekerja kembali seperti semula, setelah keluar ia
berkeingian berziarah ke makan ibunya dan meminta maaf pada adik perempuannya yang
pernah ditendangnya.

e. Harga diri

Klien mengatakan ia merasa tak berharga, selalu menyusahkan orang lain dan tidak mandiri
dalam hal pekerjaan, klien mengatakan ia merasa tidak dihargai oleh lingkungannya karena
tidak ada yang mau mendengar apa yang ia ceritakan. Klien tampak menunduk sambil
mengurut dadanya ketika menceritakan tentang harga dirinya.

MK: Gangguan konsep diri : harga diri rendah

3. Hubungan Sosial

Klien mengatakan orang yang paling berarti bagi dirinya adalah ibunya tapi sekarang ibunya
tak ada lagi, sehingga tidak ada seorang yang berarti bagi dirinya, sewaktu ibunya masih
hidup ia selalu menceritakan kepada ibunya dan sekarang tak ada tempat ia bercerita lagi,
klien mengatakan dulu ia sering ikut kegiatan di masyarakatnya, temannya banyak, selama
dirawat di RSJ hubungan klien dengan teman-temannya baik dan ikut serta membantu
temannya bila ada kegiatan gotong royong.

MK : -
4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinannya

Menurut klien semua yang ada dibumi, dilangit adalah musik, sang pencipta. Demikian juga
dengan dirinya. Setiap yang terjadi adalah kehendak Tuhan termasuk yang didalamnya
sekarang

b. Kegiatan ibadah

Klien tahu dengan kewajibannya yaitu sholat tetapi ada dikerjakan dan terkadang
ditinggalkannya. Dilihat dari ceritanya, klien sepertinya seorang yang tahu dengan ajaran
agama menurut cerita klien dia dulu sering mendapat juara sholat jenazah, lomba azan dll.
Klien bisa menulis ayat kursi dan sering membaca ayat-ayat pendek

MK : -

VI. Status Mental


1. Penampilan

Klien penampilan rapi, dengan baju yang selalu dimasukkan kedalam celana, memakai ikat
pinggang, rambut rapi selalu disisir, baju selalu diganti. Klien mengatakan selalu mandi pagi,
kemarin baru potong kuku kecuali jempol karena menurut klien tukang jahit harus panjang
jempolnya biar mudah menjahit

Mk : -

2. Pembicaraan

Klien mengatakan kalau dirinya terlalu banyak bicara dan terlalu cepat, ia susah mengatur
percakapannya. Saat berbicara klien cepat, cadel, pembicaraan sering terputus, bila berbicara
topiknya selalu berubah-ubah dari satu topik ke topik yang lain.
MK : Gangguan komunikasi verbal

3. Aktifitas Motorik

Klien dapat beraktivitas dengan baik, seperti membersihkan ruangan setiap pagi klien adalah
salah satu pasien yang bisa diharapkan untuk bekerja.

MK : -

4. Alam Perasaan

Pada saat ditanyakan klien kenapa murung pada hari Selasa tanggal 4 Oktober 2005 klien
mengatakan dia sedih mengingat ibunya yang sudah meninggal dan besok adalah puasa
pertama, dia tak bisa berkumpul dengan keluarga. Klien juga menunjukkan sebuah surat yang
isinya berupa penyesalan terhadap pacarnya

MK : Berduka disfungsional

5. Afek

Saat diwawancarai dan menceritakan masalahnya baik pengalaman yang menyenangkan


maupun yang menyedihkan respon yang diperhatikan klien sesuai dengan stimulus ketika
ditanya klien dapat menjawab dengan serius.

MK : -

6. Interaksi selama wawancara

Selama interaksi kontak mata klien bagus, klien cukup kooperatif. Walaupun terkadang klien
memunculkan sifat defensifnya ia mengatakan dirinya seorang yang pintar dan hebat, dia
yang membuat bom molotof.

MK : Gangguan komunikasi verbal

7. Persepsi

Klien mengatakan bahwa ia tidak mendengar suara-suara atau melihat bayangan.

MK : -
8. Proses Pikir

Klien dapat menjawab pertanyaan dengan baik, terkadang dalam pembicaraan klien suka
berbelit-belit tapi sampai pada tujuan (sirkum stansial), tetapi ini hanya kadang-kadang tidak
sering dilakukan.

MK : -

9. Isi Pikir

Pada saat pengkajian klien mengatakan bahwa dia hebat dan pintar, klien mengatakan dia
bisa memerintahkan orang ditempat kerjanya, klien mengatakan dia yang merakit bom
molotof, klien juga mengatakan dia kuliah di AIM, klien juga mengatakan dia lulusan
universitas di New York, klien mengatakan bisa membuat lampu dengan sekali tepuk. Klien
tampak membanggakan diri sambil membusungkan dadanya ketika bercerita bahwa dia yang
membuat bom molotof, semua yang dikatakan klien diulang berkali-kali ( 2 3 kali perhari ),
klien mengatakan hal yang berbeda dengan kenyataan secara berulang-ulang, klien sulit
diorientasi ke realita, kalau bercerita klien sering menguji orang lain kemudian mengatakan
orang lain bodoh dengan rawut wajah meremehkan orang lain.

MK : Gangguan isi pikir : waham kebesaran

10. Tingkat Kesadaran

Klien mengatakan bahwa ia sekarang berada di RS Jiwa Gadut diantar oleh keluarganya
karena suka mengamuk dan muntah-muntah dirumah, suka memecahkan perabotan. Klien
dapat menyebutkan tanggal, hari dan bulan serta tahun pada saat dilakukan pengkajian.

MK : -

11. Memori

- Klien dapat mengingat kejadian sewaktu 6 bulan yang lalu ketika merantau keperawang
dan berdagang disana (kedai kelontong), klien dapat mengingat kejadian-kejadian sebelum
dibawa kerumah sakit jiwa dan ketika dibawa kerumah sakit jiwa (diikat dan disuntik).

- Klien dapat mengingat nama perawat, klien dapat menceritakan kehidupan klien
sebelum masuk RS Jiwa klien merantau ke Batam, perawang dan Jakarta

MK : -
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien dapat berkonsentrasi dengan apa yang sedang ia lakukan, kemampuan berhitung
sederhana seperti 3 x 3, 5 + 4, dan lain-lain.

MK : -

13. Kemampuan penilaian

Klien dapat mengambil keputusan yang sederhana seperti saat ia muntah dikamar dia tahu
harus membersihkan ruangan tersebut walaupun perlu diarahkan

MK : -

14. Daya Tilik Diri

Klien mengatakan dirinya tidak sakit, hanya dia tidak bsa mengontrol dirinya kalau sedang
emosi labil.

MK : -

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Kemampuan klien mampu memenuhi/menyediakan kebutuhan

Klien mampu memilih pakaian yang tepat dan menyimpan pakaian setelah dicuci klien rapi
dalam penampilan, bersih tidak acak-acakan.

2. Kegiatan Hidup Sehari-hari

a. Perawatan diri

Pada saat pengkajian (setiap pagi) klien tampak habis mandi, gigi terlihat bersih klien
mengatakan ia mandi 2-3 x sehari, pagi dan sore kadang-kadang siang hari jika klien merasa
gerah. Klien dapa menyebutkan peralatan mandi yang ia gunakan seperti sabun, odol dan
sikat gigi dan handuk, klien juga mampu merapikan diri sesudah mandi seperti menyisir
rambutnya.
b. Nutrisi

Frekuensi makan klien 3x/sehari yang ditambah dengan snack yang disediakan oleh pihak
RS. Menu makan terdiri dari nasi, lauk dan sayuran serta buah yang bervariasi sesuai dengan
yang disediakan dan RS porsi makan habis, klien makan menggunakan tangan bersama klien
di meja makan

c. BAB dan BAK

Klien BAB 1-2 sehari, konsistensi lunak, BAK + 5x/sehari, klien mampu menggunakan
kamar mandi, BAB dan BAK

d. Tidur

Klien mengatakan ia tidur jam 10 atau 11 malam dna bangun pagi dalam keadaan segar jam 5
Subuh, klien mengatakan ia jarang tidur siang. Sebelum tidur biasanya klien mengisi
waktunya dengan menonton TV, klien mengatakan ia tidur nyenyak dan sekali-kali berminpi,
tapi bukan mimpi menakutkan.

3. Kemampuan Klien

Klien mengatakan Di RS Jiwa ini klien teratur minum obat karena selalu dikontrol oleh
perawat, namun kalau dirumah klien tidak teratur minum obat karena kelupaan, klien sendiri
yang memegang dan mengetahui obatnya

4. Klien mempunyai sistem pendukung

Klien mengatakan ia sangat senang, jika ada peluangnya yang datang, ia merasa ini
menunjukkan ia masih disayang keluarganya

5. Apakah klien menikmati pekerjaan/hobi

Klien mengatakan sebelum di rawat ia bekerja sebagai pedagang kelontong sewaktu dirantau
dan ketika kembali ke rumahnya ia ikut bekerja sebagai penjahit dan pada usaha yang
dimiliki oleh keluargnya. Namun klien mengatatakan lebih senang berdagang daripada
menjahit yang membuatnya cepat bersih.
VIII. Mekanisme Koping
Klien mengatakan jika ada masalah dia tidak bisa tenang, suka bicara sendiri, mondar-mandir
dan marah-marah pada orang lain Klien mengatakan. sulit untuk mengontrol diri, kadang-
kadang sampai memukul orang lain, Klien mengatakan suka sakit kepala jika keinginannya
tidak dipenuhi keluarga, dada terasa sesak dan sakit. Klien terlihat marah-marah dengan
teman sekamarnya, klien tampak mengomel ketika gotong royong bila ada temannya yang
tidak mau bekerja.

MK : Koping individu tidak efektif

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan


Masalah dengan dukungan kelompok

Klien mengatakan sekarang temannya tidak ada, apalagi sejak ia masuk RSJ, temannya tidak
ada satupun yang menjenguknya, sampai klien mengatakan teman itu adanya disaat senang-
senang, dikala susah tidak ada seorangpun yang memperdulikannya

Masalah dengan Lingkungan

Klien mengatakan lingkungannya biasa saja, orang-orang disekelilingnya dapat menerima


kondisinya jika klien tenang,

Masalah dengan Pekerjaan

Klien ingin cepat pulang agar bisa membelikan adiknya sebuah printer, klien ingin berdagang
karena hal tersebut tidak membosankan

Masalah dengan Perumahan

Klien ingin segera berkumpul dengan keluarga yang ada dijalan damar, klien mengatakan
disana dia bisa membantu menjahit

Masalah dengan dukungan Yankes

Klien mengatakan kalau klien pulang dia akan rajin minum obat dan akan rajin kontrol ke
poliklinik RSJ
X. Pengetahuan
Klien mengatakan ia tidak mengetahui tentang penyakitnya, tidak tahu apa itu waham, klien
mengatakan ia hanya tahu kalau penyakitnya itu muncul dan ia tidak mampu mengontrol
emosinya, Klien mengatakan bahwa waham itu adalah melihat bayangan dan mendengar
suara. Klien tampak terdiam dan bingung saat ditanya tentang apa itu waham. Klien
menjawab salah ketika ditanya apa itu waham.

MK : Kurang pengetahuan

XI. Aspek Medis


Diagnosa Medis : Schizofrenia Paranoid

Pengobatan : Stelazine 3 x 5 mg

Clorpromazine (CPZ) 1 x 100 mg

Haloperidol (HLP) 3 x 1,5 mg

Bamgetol 3 x 200 mg

XII. ANALISA DATA

No Data Masalah

1 DS :

- Klien mengatakan setiap kemauannya tidak Resiko mencederai orang


terpenuhi, klien suka marah-marah, melempar lain/lingkungan
perabotan pada orang lain sampai memukul
keluarganya ( menendang adiknya)

- Klien mengatakan jika kemauannya tidak


dipenuhi maka emosinya akan meningkat dan
ia tidak bisa mengontrol emosinya tersebut

DO :
- Klien mengancam teman sekamarnya jika
tidak mau mengikuti perintahnya

- Ekspresi klien terlihat marah saat


mengancam

- wajah tampak tegang

2 DS :

- Klien mengatakan dia hebat dan pintar Gangguan isi pikir :

- Klien mengatakan dia bisa memerintah Waham kebesaran


orang di tempat kerjanya

- Klien mengatakan dia yang merakit Bom


molotof

- Klien mengatakan dirinya tamat kuliah di


AIM

- Klien mengatakan dia lulusan universitas di


New York

- Klien mengatakan bisa membuat lampu


dengan sekali tepuk

DO :

- Klien mengatakan hal yang berbeda dengan


kenyataan secara berulang-ulang

- Klien sulit di orientasi ke realita

- Klien tampak membanggakan diri sambil


membusungkan dada ketika bercerita bahwa
dia yang membuat bom molotof

- Semua yang dikatakan klien diulang


berkali-kali ( 2 3 x perhari )

- Kalau bercerita klien sering menguji orang


lain dan mengatakan orang lain bodoh dengan
wajah meremehkan orang lain

3 DS :

- Klien mengatakan kalau dirinya terlalu Gangguan komunikasi


banyak bicara dan terlalu cepat verbal

- Klien mengatakan susah mengatur


percakapannya

DO :

- Klien berbicara cepat, cadel

- Pembicaraan sering terputus

- Bila berbicara topik selalu berubah ubah


dari satu topic ketopik yang lain

4 DS :

- Klien mengatakan ia merasa tidak berharga Gangguan konsep diri :


HDR
- Klien mengatakan ia selalu menyusahkan
orang lain dan tidak mandiri dalam hal
pekerjaan

- Klien mengatakan ia merasa tidak dihargai


oleh lingkungannya karena tidak ada yang
mau mendengar apa yang ia ceritakan

DO :
- Klien tampak menunduk sambil mengurut
dada ketika menceritakan tentang harga
dirinya

5 DS :

- Klien mengatakan jika ada masalah dia Koping individu tidak


tidak bisa tenang, bicara sendiri, marah- efektif
marah pada orang lain

- Klien mengatakan suka sakit kepala jika


keinginannya tidak dipenuhi keluarga, dada
terasa sesak dan sakit

- Klien mengatakan sulit mengontrol diri

DO :

- Klien terlihat marah ketika berbicara


dengan teman sekamarnya

- Klien tampak mengomel ketika gotong


royong bila ada temannya yang tidak mau
berkerja

6 DS :

- Klien mengatakan ini adalah yang kelima Penatalaksanaan regimen


kalinya masuk RS Jiwa terapeutik tidak efektif

- Klien mengatakan dirumah ia yang


memegang dan mengatur obatnya dan ia
sering kelupaan minumnya

- Klien mengatakan waktu dirumah 1


minggu tidak minum obat
DO :

- Klien dirawat untuk kelima kalinya

7 DS :

- Klien mengatakan ibunya sudah meninggal Berduka disfungsional


sejak tahun 2002 dulu

- Klien mengatakan dia sedih mengingat


ibunya yang telah meninggal dan besok
adalah puasa pertama, dia tidak bisa
berkumpul dengan keluarga.

- Klien mengatakan sering putus cinta dan


ditinggal pacarnya yang kawin dengan orang
lain

- Klien mengatakan ibunya adalah orang


yang terdekat dengan dirinya dan belum
sempat membahagiakan ibunya dan tuhan
telah mengambil ibunya

- Klien mengatakan merasa bersalah telah


menendang adiknya

DO :

- Klien tampak sedih saat menceritakan


pengalaman masa lalu

- Klien membuat surat yang isinya


penyesalan terhadap pacarnya
8 DS :

- Klien mengatakan bahwa keputusan Koping keluarga tidak


dirumah diambil oleh ayahnya termasuk efektif
keputusan untuk dirawat di RSJ

- Klien mengatakan pamannya juga


mengalami hal yang sama dengannya

- Klien mengatakan didalam keluarga tidak


terdapat diskusi untuk menyelesaikan suatu
masalah

DO :

- Keluarga baru satu kali mengunjungi klien


selama dirawat di RSJ

9 DS :

- Klien mengatakan ia tidak tahu tentang Kurang pengetahuan


penyakitnya, tidak tahu apa itu waham

- Klien mengatakan ia hanya tahu kalau


penyakitnya itu muncul ia tidak mampu
mengontrol emosinya

- Klien mengatakan bahwa waham itu adalah


melihat bayangan dan mendengar suara

DO :

- Klien tampak terdiam dan bingung ketika


ditanya apa itu waham

- Klien menjawab salah pertanyaan perawat


tentang waham

Daftar Masalah Keperawatan

1. Resiko mencederai orang lain/lingkungan

2. Perubahan isi pikir : waham kebesaran

3. Gangguan komunikasi verbal

4. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

5. Koping individu tidak efektif

6. Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif

7. Berduka disfungsional

8. Koping keluarga tidak efektif

9. Kurang pengetahuan
POHON MASALAH

Resiko mencederai orang lain/lingkungan

Gangguan komunikasi verbal Perubahan isi pikir : waham kebesaran

Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

Koping individu tidak efektif Kurang pengetahuan

Berduka disfungsional Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif

Koping keluarga tidak efektif


Diagnosa Keperawatan

1. Resiko mencederai orang lain dan lingkungan b.d waham kebesaran

2. Perubahan isi pikir : waham kebesaran b.d harga diri rendah

3. Gangguan konsep diri : HDR b.d koping individu tidak efektif

4. Koping individu tidak efektif b.d. berduka disfungsional

5. Koping individu tidak efektif b.d. kurangnya pengetahuan

6. Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif b.d. koping keluarga tidak efektif

7. Perubahan isi pikir : waham kebesaran b.d. penatalaksanaan regimen terapeutik tidak
efektif

8. Gangguan komunikasi verbal b.d. waham kebesaran.

CATATAN PERKEMBANGAN

Inisial Klien : Tn. B

Umur : 28 tahun

Ruangan : Flamboyan

No.Mr : 45738

No.
Hari/ Tanggal Implementasi Evaluasi
Dx

Dx.1 Senin, 1. Membina hubungan saling percaya antara S:


perawat dan klien
Tik 1 3 Oktober 05 - Selamat pagi bu
- Menyapa klien dengan ramah baik verbal nama saya :BS
jam 09.00 Wib- maupun non verbal
O:
09.55 Wib Selamat pagi sambil tersenyum
- Klien menatap
- Memperkenalkan diri dengan sopan perawat dan menjabat
Nama saya Y, saya mahasiswa PSIK yang tangan perawat kontak
akan bertugas disini selama 1 minggu, nama mata (+) selama
Tn sapa ? (klien berada di balik teralis interaksi
sambil berjabat tangan dengan jlien jaraknya
+ 75 cm) A:

- Menjelaskan tujuan berinteraksi Tn B- Klien menunjukkan


karena saya disini + 1 minggu jadi kita penerimaan terhadap
sekarang sampai seterusnya bisa ngobrol- kedatangan perawat
ngobrol Tn. B Tidak apa-apa khan ? kita P:
ngobrol usah lama-lama buat hari ini.
Gimana, Tn B bersedia ngobrol dengan saya- Lanjutkan ke tujuan
hari ini ? Jadi kalau Tn. B ataupun teman khusus 2 Dx. 1
lainnya butuh bantuan saya,saya akan
berusaha membantu, saya setiap paginya ada
disini sampai jam 2

- Kontak mata (+) selama berinteraksi

- Menerima klien apa adanya

- Menunjukkan sikap perhatian pada klien


dan memperhatikan kebutuhan klien

Dx.1 Selasa 2. Membantu klien mengenal waham S:

Tik 2 4 Oktober 05 - Mengucapkan salam terapeutik. Selamat - Membalas salam


pagi B Pagi juga Y
jam 10.00Wib-
10.30 Wib - Membicarakan kontrak yang kemaren B, - Klien mengatakan
sesuai janji Y kemarin kalau Y tanya dan waham itu yang dengar
cerita dan cerita-cerita sama B tentang suara dan seperti lihat
waham, B nanti dengar Ya biar B tau bayangan kan
Y?
iya, pernahkah dengar atau tahu
mengenai waham

pernah, waham itu delusikan ? yang ada O:


lihat bayangan atau suara yang kita dengar
- Klien terus
Iya bukan itu ! waham artinya Keyakinan mendengar dan
seseorang yang tidak sesuai dengan memperhatikan yang
kenyataan. Waham itu ada waham agama., dijelaskan
waham kebesaran, waham somatik, waham
nihilistik, waham curiga - Kontak mata (+)

B, waham itu bisa disebabkan banyak


faktor, bisa karena psikososial mungkin A:
karena hubungan dengan lingkungan,
- Klien telah mengenal
biologis karena memang otaknya yang ada waham
kelainan, genetik itu jika ada anggota
keluarga kemungkinan besar keluarga
lainnya juga bisa dapat P:
Ngerti khan B ? kalau tandanya kaya yang - Intervensi dilanjutkan
B bilang tadi, gejalanya bisa banyak bicara, ke tujuan khusus
menghindari orang lain, mudah tersinggung selanjutnya (Tik 3)
tak bisa membedakan yang nyata, isi
pembicaraan tidak sesuai

Dx.1 Rabu Klien menolak interaksi hari ini dengan


alasan malas.
Tik 3 5 Oktober 05
Jam 11.00-
11.30 Wib

Dx 1 Kamis 3. Membantu klien mengenal cara mengontrol S:


waham
Tik 3 6 Oktober 05 - Membalas salam
- Mengucapkan salam terapeutik Selamat Siang juga Y
Jam 11.00- Siang B
11.30 Wib - Iya, Y, kita ngobrol
- Mengingatkan kontrak siang B tentang wahamkan ?

B masih ingat yang kita bicarakan kemaren - Iya Y, kemarenkan B


kan? yang buat bom

- Mengkaji cara klien mengatasi waham - Y bukan tidak


katanya kemaren B bisa buat bom, B yang percaya sama B. B
pintar sendiri, terus gimana tuch. Apa kan dulu suka belajar
yang B lakukan ? kimia ST. saat tahu
masalah merakit bom
- Memberi reinforcement karena mau
mengungkapkan perasaan

- Membuat kontrak untuk besok O:

B, Y tahu B pintar, tapi apa yang Y bilang, - Klien terdiam


kita tidak boleh membicarakan yang tidak mendengarkan apa
sesuai dengan yang sesungguhnya B yang dijelaskan dan
ingatkan. tertunduk

B Besok kita masih ngobrol tentang


masalah B ini ya
terimakasih ya sudah mau cerita sama Y, A:
berarti B mau berbagi keluhan dengan Y,
besok ya kita bahas lagi - Klien mengenal
mengontrol waham

P:

- Intervensi
dilanjutkan masih TIK
3

Dx 1 Jumat - Mengingatkan kontrak S:

Tik 3 7 Oktober 05 - Mengucapkan salam terapeutik - hallo juga sie.


Sarapan tadi abis
08.00-09.00 Hallo B, gimana keadaan hari ini.? tidurnya nyenyak ga
Sarapan abis tadi pagi ? tidurnya nyenyak ada ???????
khan ? kemaren kita janji nyambung lagi
khan - Iya, B bisa menjahit
ini celana yang B
jadi B sudah pikir apa yang harus B lakukan pakai B yang jahit rapi
- Mengkaji lagi cara mengatasi waham kan, ada kantong
didalam biar orang ga
B mengerti kan kalau waham itu kita harus tau Y.
sesuai dengan kenyataan apa yang kita
lakukan. Kalau ada pikiran seperti itu, B
harus ingat itu tidak boleh, karena memang O:
itu tidak adaB kan masih punya
kemampuan lain kan ? - Klien terdiam
berfikir dan
- Memberi motivasi untuk meningkatkan menganggukkan
kemampuan jahitan B rapi. kepala klien tersenyum
Kemampuan B itu kan bagus bisa setelah diberi pujian
menghasilkan sesuatu yang berguna, karya
B dipakai orang, B harus bangga.
A:
- Memberi reinforcement (+)
- Klien dapat
sekarang B mengerti, B banyak yang bisa mengontrol wahamnya
dibanggakan, teruskan saja ya besok
pekerjaannya kalau Sudah pulang.

P:

- Lanjutkan atau beri


inforcement (+),
lanjutkan intervensi
lain

Dx 1 Senin, - Menyapa klien dengan ramah baik verbal S:


dan non verbal.
10 Oktober 05 klien mengatakan
Pagi, B dengan senyum ramah gimana klien cemas dengan
09.00-09.20 kabar B ? prosedur ECT yang
akan dilakukan
- Mengingatkan kontrak

B, seperti janji kita hari jumat kemarin, kita


ngobrol lagi ya ? O:

- Menanyakan keluhan (here & now) Klien tampak tegang


dan takut.
gimana perasaan B hari ini?

(Interaksi tidak dilanjutkan karena hari ini


klien melaksanakan prosedur ECT)

- Membuat kontrak untuk besok A:

Ya, udah sekarang B di ECT dulu, tapi Intervensi tidak dapat


besok B jam 10.00 WIB ikut Y ya. Y besok dilanjutkan karena
mau ujian mau kasih penyuluhan tentang kondisi klien tidak
pemberian obat untuk b. Besok ada dosen Y, memungkinkan untuk
juga sama ibuk E . B tenang aja ya. pelaksanaan TUK 5.
Jangan cemas.

- Terminasi untuk sementara


P:
Berjabat tangan untuk mengakhiri
pembicaraan. Intervensi dilanjutkan
besok.
Dx 1 Selasa, - Membuka interaksi dengan klien S:

Tik 5 11 Oktober 05 Memberi salam Klien menjawab salam


perawat
10.00-10.35 Memperkenalkan dosen
Klien dapat
Membuat kontrak waktu menyatakan nama obat
Menjelaskan interaksi yang digunakan, efek
samping obat dan cara
Mendiskusikan keluhan mengatasi ESO,
prinsip 5 benar dan
- Mendiskusikan dan menggali pengetahuan
akibat dari
klien tentang :
menghentikan obat
Jenis obat yang digunakan secara mendadak.

Manfaat obat yang digunakan

Menjelaskan efek samping obat O:

Menjelaskan cara mengatasi efek samping Kontak mata klien (+)


obat
Klien berjabat tangan
Menjelaskan akibat penghentian obat secara perawat dan dosen
mendadak
Klien dapat menjawab
- Memberikan reinforcement (+) terhadap pertanyaan yang
jawaban klien. diajukan perawat.

- Menyimpulkan dan menanyakan keluhan A:


setelah minum obat.
Klien mampu
- Mendiskusikan dan menjelaskan prinsip 5 menguasai materi
benar. pemberian obat

P:

Intervensi dilanjutkan
dengan evaluasi TIK
sebelumnya.

Dx 1 Rabu, - Membuka interaksi dengan klien S:

12 Oktober 05 Memberi salam Klien menjawab salam


perawat
09.00-09.25 Mengingatkan kontrak
Klien mengatakan
Menjelaskan interaksi klien ingin pulang
Mendiskusikan keluhan karena di bangsal
Jadi, bagaimana kondisi B hari ini ? B seperti dipenjara.
sekarang punya keinginan apa?
Klien mengatakan
- Mengakhiri interaksi tidak mau
diwawancarai, karena
Ya sudah kalau B mau istirahat ga apa-apa? klien merasa bosan dan

- Membuat kontrak untuk interaksi besok mau istirahat karena


baru di ECT untuk
yang kedua

O:

Klien tampak malas

Klien tampak ingin


sendiri untuk hari ini

A:

Intervensi tidak dapat


dilanjutkan karena
kondisi klien yang
tidak ingin diganggu.

P:

Intervensi dilanjutkan
besok.

Dx 1 Kamis, (Evaluasi cara mengontrol waham) S:

13 Oktober 05 - Menyapa klien denagn ramah Klien menjawab salam


perawat
11.00-11.30 - Mengingatkan kontrak
Klien mengatakan
- Menanyakan keluhan kondisinya baik-baik
- Mengevaluasi pengenalan waham terhadap saja
klien setelah dikenalkan waham itu apa ? Klien mengatakan
- Pembagian waham waham itu adalah
gangguan/ keyakinan
Waham agama dimana waham itu
berbeda dengan
Waham keberasan
kenyataan dan
Waham somatic dilakukan berulang.

Waham nilistik O:

Klien berjabat tangan


- Membuat kontrak untuk berinteraksi dengan perawat
selanjutnya
Klien mampu
- Mengakhiri interaksi dengan klien menjawab pertanyaan
yang diberikan
perawat

A:

Klien dapat mengulang


topik yang telah
didiskusikan

P:

intervensi dilanjutkan

Dx 1 Jumat, - Membuka interaksi dengan klien S:

14 Oktober 05 Memberi salam Klien menjawab salam


perawat
12.00-12.45 Mengingatkan kontrak
Klien mengatakan cara
Menjelaskan tujuan interaksi mengontrol waham
- Mendiskusikan cara mengontrol waham dengan mengaji,
sholat, nonton, baca
- Mendiskusikan kegiatan yang akan Koran
dilakukan setelah kembali kerumah
Klien mengatakan
- Membuat kontrak untuk berinteraksi kegiatannya kalau
selanjutnya sudah kembali
kerumah klien akan
- Mengakhiri interaksi dengan klien
bekerja

O:

Klien tampak serius


membicarakan topik
ini

A:

Klien mampu untuk


mengulang bagaimana
cara mengontrol
waham

P:
Intervensi dilanjutkan
untuk TIK selanjutnya.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Klien Tn B umur 28 Tahun dirawat diruang flamboyant RS Jiwa Prof HB.Saanin


Padang, sejak tanggal 17 September 2005 sampai dengan 19 Oktober 2005 merupakann
klien dirawat ulang yang kelima kalinya. Dari pengkajian diperoleh data bahwa Tn B
mengalami waham kebesaran, selalu merasa memiliki kekuasaan dan kemampuan dalam
beberapa hal misalnya, klien mengatakan: saya bisa merakit bom, wsaya hebat dan pintar,
saya suka memerintah ditempat kerja, saya kuliah di new york, saya bisa membuat lampu
sekali tepuk, hal ini selalu diungkapkannya berulang-ulang. Klien juga mengatakan setiap
permintaannya tidak dipenuhi klien menjadi marah-marah, melempar perabotan pada orang
lain sampai memukul keluarganya ( menendang adiknya), sulit berorientasi dengan realitas,
klien tampak membanggakan diri, suka meremehkan orang lain, ekspresi wajah mengancam.
Data lain yang diperoleh adalah klien mengatakan dia merasa dirinya tidak berharga, klien
mengatakan selelu menyusahkan orang lain, tidak mandiri, dank lien mengatakan dirinya
tidak dihargai oleh orang dilingkungannya.

Dari data diatas diperoleh masalah, Resiko menciderai orang lain dan lingkungan,
Perubahan isi pikir: waham kebesaran dan Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
Selanjutnya ditegakkan sebagai diagnosa pertama yaitu : Resiko menciderai orang lain dan
lingkungan berhubungan dengan perubahan isi pikir : waham kebesaran, dan diagnosa kedua
adalah Perubahab isi pikir : waham kebesaran sehubungan dengan gangguan konsep diri :
harga diri rendah. Setelah dilakukan implementasi dari intervensi dari diagnosa keperawatan
pertama dan kedua klien menunjukkan kemajuan yang berarti,

Evaluasi dari masing-masing tindakan yang dilakukan dilihat dari respon klien secara
subjektif yaitu ungkapan perasaan san dan pemahaman klien secara verbal, kemudian respon
klien yang ditampilkan secara verbal diamati secara objektif. Dari evaluasi tindakan diperoleh
hasil bahwa intervensi dari diagnosa I dan diagnosa II dan dari masing-masing tujuan khusus
intervensi tercapai sesuai rencana.

B. Saran

Dalam melakukan asuhan keperawtan jiwa, sebagai tenaga keperawtan yang


professional diharapkan :

1. Mampu menerapkan teori yang ada kedalam implementasi tindakan dilapangan.


2. Pemanfaatan Instrumen diri pribadi agar lebih meningkatkan penerapan tekhnik
komunikasi terapeutik sehingga asuhan keperawatan yang telah direncanakan dapat
terlaksana secara optimal.
3. Klien dengan gangguan isi pikir agar, selalu diikutsertakan dalam kegiatan kelompok,
meningkatkan interaksi dengan orang lain, berkomunikasi secara efektif dan klien
dapat mengenal orientasi secara realita.

Anda mungkin juga menyukai