Radang granulomatosa adalah proses radang kronik yang khas terdiri dari
akumulasi sel-sel makrofag yang teraktivasi (granuloma), aktivasi makrofag
digambarkan oleh sel yang membesar an mendatar/rata yang disebut juga
makrofag epitheloid.
Nodul makrofag epiteloid pada inflamasi granulomatosa dikelilingi oleh
kolar faktor pengurai limfosit yang dibutuhkan untuk menginduksi aktivasi
makrofag. Makrofag yang teraktivasi dapat bersatu untuk membentuk sel
raksasa yang memiliki banyak-inti sel, dan dapat terjadi nekrosis sentral
pada beberapa granuloma (terutama dihasilkan dari penyebab infeksi).
Granuloma benda asing dihasilkan dari benda asing yang relatif lembam
(inert), sementara granuloma imun dibentuk oleh respon imun yang
diperantarai-sel T terhadap antigen yang menetap. IFN- dari sel T yang
teraktivasi menyebabkan perubahan makrofag menjadi sel epiteloid dan sel
raksasa multinukleus. Protipe granuloma imun disebabkan oleh basil
tuberkulosis; pada keadaan ini, granuloma disebut tuberkel dan secara
klasik menunjukkan nekrosis kaseosa sentral.
Inflamasi granulomatosa adalah reaksi inflamatori yang berbeda dengan
kemungkinan penyebabnya yang relatif sedikit (walaupun penting), baik
infeksius atau noninfeksius.
Pertanyaan:
Bagaimana hasil pemeriksaan yang menunjukkan kesan radang kronik
granulomatosa spesifik (ciri makroskopik dan mikroskopik)?
a) Nodul makrofag epiteloid pada inflamasi granulomatosa dikelilingi
oleh kolar faktor pengurai limfosit yang dibutuhkan untuk menginduksi
aktivasi makrofag.
b) Makrofag yang teraktivasi bersatu untuk membentuk sel raksasa yang
memiliki banyak-inti sel, dan dapat terjadinekrosis sentral pada
beberapa granuloma (terutama dihasilkan dari penyebab infeksi).
Granuloma terbagi menjadi 2, yaitu: Granuloma benda asing dihasilkan
dari benda asing yang relatif lembam (inert), sementara granuloma
imun dibentuk oleh respon imun yang diperantarai-sel T terhadap
antigen yang menetap.
c) Terbungkus cincin fibroblastik disertai limfosit.
d) Sel raksasa berinti banyak.
e) Terdapat timbunan histiosit yang telah berubah menjadi sel mirip
epitel.
f) Terdapat Granuloma imun IFN- dari sel T yang teraktivasi
menyebabkan perubahan makrofag menjadi sel epiteloid dan sel
raksasa multinukleus. Protipe granuloma imun disebabkan oleh basil
tuberkulosis
g) Terlihat adanya nekrosis kaseosa sentral.
Apa perbedaan radang kronik non spesifik dan radang kronik
granulomatus spesifik?
Untuk membedakan radang kronik non spesifik dan radang
granulomatosa spesifik menurut Kraus M et al dapat di bedakan melalui 4
kriteria:
1. Mikroabses
2. Granuloma yang tidak jelas
3. Granuloma non kaseosa
4. Giant cell yang sangat sedikit
Orang dengan infeksi laten TB tidak merasakan sakit dan gejala. Mereka
memang terinfeksi, tetapi bukan merupakan TB yang aktif. Satu-satunya tanda adalah
reaksi positif pada skin test uji tuberkulin. Pada kondisi ini, orang tersebut tidak
menyebarkan infeksi TB ke orang lain. Sistem imun membungkus basil TB yang
terlindungi oleh mantel lilin yang tebal, yang dapat dorman dalam beberapa tahun.
Makrofag yang terinfeksi merekrut sel-sel imunitas untuk membentuk granuloma,
mengisolasi bakteri dan mencegahnya menyebar.
2. Palpasi
Merupakan metode pemeriksaan pasien dengan menggunakan sense of
touch, Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan
dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan. Tangan dan jari-
jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya
metode palpasi ini dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh (temperatur),
adanya getaran, pergerakan, bentuk, kosistensi dan ukuran.
Rasa nyeri tekan dan kelainan dari jaringan/organ tubuh. Teknik palpasi dibagi
menjadi dua:
b. Palpasi ringan
Caranya : ujung-ujung jari pada satu/dua tangan digunakan secara
simultan. Tangan diletakkan pada area yang dipalpasi, jari-jari ditekan
kebawah perlahan-lahan sampai ada hasil.
c. Palpasi dalam (bimanual)
Caranya : untuk merasakan isi abdomen, dilakukan dua tangan. Satu
tangan untuk merasakan bagian yang dipalpasi, tangan lainnya untuk
menekan ke bawah. Dengan Posisi rileks, jari-jari tangan kedua diletakkan
melekat pd jari2 pertama.
Cara pemeriksaan :
1. Posisi pasien bisa tidur, duduk atau berdiri
2. Pastikan pasien dalam keadaan rilek dengan posisi yang nyaman
3. Kuku jari-jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat dan kering
4. Minta pasien untuk menarik napas dalam agar meningkatkan relaksasi otot.
5. Lakukan Palpasi dengan sentuhan perlahan-lahan dengan tekanan ringan
6. Palpasi daerah yang dicurigai, adanya nyeri tekan menandakan kelainan
7. Lakukan Palpasi secara hati-hati apabila diduga adanya fraktur tulang.
8. Hindari tekanan yang berlebihan pada pembuluh darah.
9. Rasakan dengan seksama kelainan organ/jaringan, adanya nodul, tumor
bergerak/tidak dengan konsistensi padat/kenyal, bersifat kasar/lembut,
ukurannya dan ada/tidaknya getaran/ trill, serta rasa nyeri raba / tekan
3. Perkusi
Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi
getaran/ gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh
yang diperiksa. Pemeriksaan dilakukan dengan ketokan jari atau tangan pada
permukaan tubuh. Perjalanan getaran/ gelombang suara tergantung oleh kepadatan
media yang dilalui. Derajat bunyi disebut dengan resonansi. Karakter bunyi yang
dihasilkan dapat menentukan lokasi, ukuran, bentuk, dan kepadatan struktur di bawah
kulit. Sifat gelombang suara yaitu semakin banyak jaringan, semakin lemah
hantarannya dan udara/ gas paling resonan.
Cara pemeriksaan :
1. Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri tergantung bagian yang akan
diperiksa
2. Pastikan pasien dalam keadaan rilex
3. Minta pasien untuk menarik napas dalam agar meningkatkan relaksasi otot.
4. Kuku jari-jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat dan kering.
5. Lakukan perkusi secara seksama dan sistimatis yaitu dengan:
Metode langsung yaitu mengentokan jari tangan langsung dengan
menggunakan 1 atau 2 ujung jari.
Metode tidak langsung dengan cara sebagai berikut : Jari tengah tangan
kiri di letakkan dengan lembut di atas permukaan tubuH, Ujung jari
tengah dari tangan kanan, untuk mengetuk persendiaN, Pukulan harus
cepat dengan lengan tidak bergerak dan pergelangan tangan rilek, Berikan
tenaga pukulan yang sama pada setiap area tubuh.
B. SEDANG
Memiliki minimal 3 (tiga) poin di bawah, terdiri dari:
Kesadaran penuh s/d apatis
Tanda-tanda vital (TTV) stabil
Memerlukan tindakan medis & perlukaan (diluar obs) minimal 3 (tiga)
tindakan perhari
Memerlukan observasi
Pemenuhan kebutuhan di bantu sebagian s/d seluruhnya
C. BERAT
Memiliki minimal 2 (dua) poin di bawah, terdiri dari:
Kesadaran penuh s/d samnolent
Tanda-tanda vital (TTV) tidak stabil
Memakai alat bantu organ vital
Memerlukan tindakan pengobatan & perawatan yang intensif
Memerlukan observasi yang ketat
Pemenuhan kebutuhan di bantu seluruhnya