Anda di halaman 1dari 3

1.

Benjolan

Benjolan di leher dapat merupakan massa yang terjadi pada kulit (contohnya: kista
sebaceous, jerawat ) atau muncul dari struktur leher bagian dalam. Lokasi benjolan akan
memberikan peranan penting untuk menentukan apa sebenarnya benjolan itu. Karena leher
memiliki banyak jaringan dan organ penting, seperti otot, kelenjar lemak, getah bening, tiroid
dan lain-lain, sehingga ada beberapa kemungkinan penyebab. Bagian-bagian leher yang
dimaksud antara lain:

1. Trakea ( pipa udara )

2. Laring (kotak suara )

3. Kelenjar getah bening Kelenjar tiroid (jakun)

4. Kelenjar paratiroid ( kelenjar kecil yang terletak di atas kelenjar tiroid )

5. Saraf laring recuren ( saraf dalam pita suara )

6. Otot leher

7. Tulang belakang

8. Saraf simpatis dan parasimpatis

9. Pleksus brakialis ( serangkaian saraf untuk otot trapezius )

10. Kelenjar ludah ( Kelenjar parotis )

11. Arteri dan vena

(http://mediskus.com/penyakit/penyebab-benjolan-di-leher diakses pada 8 November 2016


pukul 18:50)

Penyebab benjolan di leher umumnya tidak berbahaya. Tapi pemeriksaan teliti tetap
perlu karena bisa jadi benjolan itu ternyata adalah gejala penyakit serius. Berikut ini adalah
beberapa penyebab benjolan di leher:

Pembengkakan kelenjar tiroid. Kelenjar yang bentuknya mirip kupu-kupu ini


berada di leher dan tepat di depan tenggorokan Anda. Kelenjar tiroid biasanya tidak
terlihat, tapi karena beberapa sebab, kelenjar dapat membengkak dan menimbulkan
benjolan di leher yang kerap disebut gondok. Pembengkakan ini bisa disebabkan oleh
banyak hal seperti kekurangan yodium, kelenjar terlalu atau kurang aktif, dan kanker
tiroid.

Pembengkakan kelenjar getah bening. Pembengkakan biasanya terjadi ketika tubuh


mengalami infeksi antara lain infeksi tenggorokan, infeksi gigi, pilek, campak, TBC,
autoimun (lupus) dan sifilis. Benjolan dapat kempes dengan sendirinya ketika kondisi
kesehatan Anda mulai membaik.

Kista. Coba pegang dan usap benjolan di leher Anda, jika bentuknya kecil, teraba
seperti sebuah kacang dan bergeser di bawah kulit bila ditekan, bisa jadi benjolan
Anda disebabkan oleh kista jinak. Anda tidak perlu khawatir karena kemungkinan
benjolan dapat hilang dengan sendirinya tanpa bantuan pengobatan.

Batu di kelenjar ludah. Bahan kimia yang terdapat dalam air liur terkadang dapat
mengendap dan membentuk batu kecil. Batu tersebut bisa menyumbat aliran air liur
ke dalam mulut Anda. Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan pada leher.

Kanker. Anda berisiko tinggi memiliki benjolan yang bersifat kanker jika menjalani
gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
Umumnya kanker mulut, tenggorok, pita suara, dan lidah akan menyerang mereka
yang meneruskan kebiasaan buruk ini. Selain itu, benjolan di leher juga bisa menjadi
pertanda bahwa Anda mengidap leukimia (kanker darah putih), kanker payudara, atau
kanker paru-paru. Risiko terkena kanker akan lebih tinggi jika Anda berusia 40 tahun
ke atas.

Skin tag atau pertumbuhan kulit berlebihan. Ini adalah kondisi ketika kulit sering
bergesekan dengan kulit di bagian lain atau bergesekan dengan pakaian, sehingga
kulit ditumbuhi oleh daging kecil berwarna kecokelatan mirip kutil. Kondisi ini umum
terjadi, tidak menimbulkan rasa sakit, tidak berbahaya, dan bisa hilang dengan
sendirinya. Siapa saja dapat mengalaminya, namun terutama penderita diabetes,
obesitas, wanita hamil dan orang tua akan lebih umum untuk memiliki skin tag.

Kapan Anda Harus Waspada?


Untuk mengetahui apakah benjolan yang Anda miliki berbahaya atau tidak, coba perhatikan
benjolan tersebut dengan saksama.

Perhatikan apakah Anda memiliki benjolan dengan kriteria sebagai berikut:

Tidak kunjung kempes hingga lebih dari sebulan.

Terlihat terus membesar.

Terasa mengeras atau tidak bergerak ketika disentuh.

Diiringi oleh demam, sesak napas, nyeri dan sulit menelan, penurunan berat badan,
peningkatan denyut jantung, suara serak, adanya darah pada air liur, atau perubahan
kulit.

Jika Anda memiliki benjolan seperti yang telah disebutkan di atas, segera hubungi dokter
untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Dokter mungkin akan menyarankan Anda menjalani beberapa tes untuk mengecek penyebab
munculnya benjolan tersebut. Beberapa tes yang mungkin Anda jalani adalah tes darah, tes
HIV, X-ray, USG, dan MRI serta biopsi.

Setelah mengetahui penyebabnya, dokter bisa memberikan pengobatan yang tepat untuk
benjolan yang Anda derita. Pada umumnya benjolan di leher tidak berbahaya. Namun tidak
ada salahnya memeriksakan diri ke dokter jika ada kejanggalan pada benjolan tersebut.
Deteksi dini bisa mencegah Anda dari bahaya benjolan yang mematikan.
(http://www.alodokter.com/benjolan-di-leher-bisa-jadi-tanda-penyakit-serius diakses pada 8
November 2016 pukul 18:44)

Anda mungkin juga menyukai