Jurnal Inos PDF
Jurnal Inos PDF
TINJAUAN PUSTAKA
adalah infeksi yang didapatkan dan berkembang selama pasien di rawat di rumah
infeksi yang terjadi di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan setelah dirawat
2x24 jam. Sebelum dirawat, pasien tidak memiliki gejala tersebut dan tidak dalam
masa inkubasi. Infeksi nosokomial bukan merupakan dampak dari infeksi penyakit
yang telah dideritanya. Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien
infeksi ini dapat menular dari pasien ke petugas kesehatan, dari pasien ke pengunjung
Menurut Vincent (2003) Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang tidak
terinkubasi dan terjadi ketika pasien masuk ke rumah sakit atau akibat dari fasilitas
kesehatan lainnya yang ada di rumah sakit. Menurut Breathnach (2005) Infeksi
nosokomial adalah suatu infeksi yang terjadi di rumah sakit yang berasal dari alat-alat
berupa :
1) Infeksi silang (Cross Infection), yaitu infeksi yang disebabkan oleh kuman yang
didapat dari orang atau penderita lain di rumah sakit secara langsung atau tidak
langsung.
2) Infeksi sendiri (Self infection, Auto infection), yaitu infeksi yang disebabkan oleh
kuman dari penderita itu sendiri berpindah tempat dari satu jaringan kejaringan
lain
kuman yang berasal dari benda atau bahan yang tidak bernyawa yang berada
Tempat Keluar
Tempat Masuk
nosokomial dimulai dari penyebab (di bagian tengah gambar) dimana penyebabnya
seperti jamur, bakteri, virus atau parasit menuju ke sumber seperti manusia ataupun
benda. Selanjutnya kuman keluar dari sumber menuju ke tempat tertentu, kemudian
dengan cara penularan tertentu (baik itu kontak langsung maupun tidak langsung)
melalui udara, benda ataupun vektor masuk ke tempat tertentu (pasien lain). Di
karenakan di rumah sakit banyak pasien yang rentan terhadap infeksi maka dapat
tertular. Selanjutnya kuman penyakit ini keluar dari pasien tersebut dan meneruskan
kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit (Depkes, 1993). Center for disease
control and prevention (2002) menjelaskan bahwa salah satu pengendalian infeksi
nosokomial adalah cuci tangan. Intervensi lainnya seperti pemasangan dan perawatan
yang tepat dari peralatan invasif, penggunaan alat steril dan aseptik pada waktu
terdiri dari dua bagian yaitu faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen
tertentu. Sedangkan faktor eksogen meliputi lama penderita dirawat, kelompok yang
adalah tindakan invasif dan pemasangan infus, ruangan terlalu penuh dan kurang staf,
nosokomial dipengaruhi oleh 3 hal utama yaitu pemakaian antibiotik dan fasilitas
perawatan yang lama, beberapa staf rumah sakit gagal mengikuti program
pengendalian infeksi dasar seperti mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien dan
1) Rumah sakit merupakan tempat berkumpulnya orang sakit atau pasien, sehingga
jumlah dan jenis kuman penyakit yang ada lebih banyak dari pada ditempat lain.
dan antiseptik.
5) Adanya kontak langsung antara pasien atau petugas dengan pasien, yang dapat
Sumber infeksi nosokomial dapat berasal dari pasien, petugas rumah sakit,
pengunjung ataupun lingkungan rumah sakit. Selain itu setiap tindakan baik
tindakan invasif maupun non invasif yang akan dilakukan pada pasien
1. Petugas :
a) Kotor
b) Tidak steril
c) Rusak/karatan
3. Pasien:
4. Lingkungan
parasit, penyebab utamanya adalah bakteri dan virus, kadang-kadang jamur dan
patogenitas lebih jauh dapat dinyatakan dalam virulensi dan daya invasinya.
Virulensi adalah pengukuran dari beratnya suatu penyakit dan dapat diketahui
mikroba yang masuk sangat menentukan timbul atau tidaknya infeksi dan bervariasi
antara satu mikroba dengan mikroba lain dan antara satu host dengan host yang
pasien di rawat di rumah sakit. Adapun bentuk upaya pencegahan yang dilakukan
antara lain :
a. Cuci Tangan
Cuci tangan adalah cara pencegahan infeksi yang paling penting. Cuci tangan
memakai sarung tangan atau alat pelindung lainnya. Untuk mengetahui kapan
sebaiknya perawat melakukan cuci tangan dan bagaimana cara mencuci tangan
yang benar, berikut ini akan dijelaskan mengenai tujuan mencuci tangan, dan
2. Indikasi
c) Sebelum dan sesudah menangani peralatan pada pasien seperti infus set,
pernafasan.
3. Prosedur Standar
d) Gosok kedua tangan termasuk kuku dan sela jari selama 10-15 detik
f) Keringkan tangan dengan handuk atau kertas bersih atau tisu atau handuk
steril dan penggunaan sarung tangan dan waktu untuk mencuci tangan
b. Dekontaminasi
patogen dan kotoran dari suatu benda sehingga aman untuk pengelolaan selanjutnya.
Agar seorang perawat dapat melakukan proses dekontaminasi dengan benar, maka
perawat tersebut haruslah mengetahui tujuan dari dekontaminasi, indikasi dari proses
1. Tujuan Dekontaminasi
permukaan benda
tidak tampak
a) Langkah pertama bagi alat kesehatan bekas pakai sebelum dicuci dan
3. Prosedur Standar
a) Cuci tangan
selama 10 menit
g) Cuci tangan
2.2. Pengetahuan
pada hakekatnya pengetahuan adalah segenap apa yang diketahi manusia tentang
objek tertentu, termasuk ilmu pengetahuan yang ada pada manusia bertujuan untuk
manusia itu sendiri. Pengetahuan di ibaratkan merupakan suatu alat yang dapat
tingkah laku sesorang dapat terjadi menurut apa yang diketahui dan diyakini sesuai
dengan pengetahuan yang dimiliki. Setiap orang memiliki pengetahuan yang berbeda,
karena pengetahuan akan melahirkan sikap yanga akan mengarahkan seeorang untuk
berbuat sesuatu.
urutan kompleksitas kebutuhan dan tujuan mulai dari sederhana hingga yang paling
komplek dan tidak selalu berhubungan sebab akibat antara yang satu dengan yang
pengetahuan perawat denga risiko terjadinya infeksi. Hal ini dapat kita mengerti
pengetahuan adalah sesuatu yang perlu, tapi bukan merupakan faktor yang cukup
kuat untuk mengubah perilaku, bahkan tidak jarang orang yang mempunyai
pengetahuan yang cukup tinggi merupakan modal utama untuk merubah perilaku,
tetapi tentunya perlu diimbangi dengan niat yang kuat sehingga seseorang bertindak
2.3. Sikap
Sikap menggambarkan suka atau tidak sukanya seseorang terhadap obyek. Sikap
diperoleh dari pengalamn sendiri atau dari pengalaman orang lain yang paling dekat.
Notoatmojo (2003) menyatakan sikap merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek, sesuai dengan bagan
dibawah in :
Sikap
(tertutup)
Fasilitas keperawatan adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
padat yang ada di ruang rawat inap. Musadad (1992) menyatakan bahwa hanya
42,9% rumah sakit yang menyediakan sarana untuk cuci tangan sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan. Menurut Depkes (1998)
agar perawat pelaksana dapat bekerja secara maksimal pimpinan harus bertanggung
jawab atas penyediaan, pemeliharaan sarana klinis dan non klinis yang dibutuhkan
Menurut Green (1996) sarana dan fasilitas merupakan faktor predisposisi yang
dapat bersifat positif maupun negatif. Oleh karena itu perilaku kepatuhan seseorang
sangat dipengaruhi oleh sarana dan fasilitas yang tersedia, bagaimana cara
2.5. Pengawasan
harus dilaksanakan oleh setiap pimpinan atau manajer semua unit/satuan kerja
terhadap pelaksanaan pekerjaan dilingkungannya. Oleh karena itu berarti juga setiap
pengawasan melekat.
Sesuai dengan Bird yang dikutip Munir (1998), terjadinya infeksi disebabkan
Pengawasan salah satu unsur manajer profesional yang harus dilaksanakan oleh
semua anggota manajemen, baik ia seorang pengawas atau pimpinan utama suatu
organisasi.
berfungsi untuk mengatur dan mengorganisir proses atau mekanisme pelaksanaan dan
standar kerja (Gillies, 1996). Agar perawat pelaksana dapat menerapkan kewaspadaan
umum secara maksimal dibutuhkan supervise yang teratur dari kepala ruangan
perawat pelaksana selalu melakukan kewaspadaan umum sesuai dengan SOP yang
telah ditetapkan.
pada umumnya lebih sulit dari pada perubahan orang yang belum dewasa. Jadi, ketika
seseorang terus diberi rangsangan dan informasi, maka perilaku kepatuhan dalam
yang disusun oleh komite pengendalian infeksi nosokomial yang harus dilaksanakan
oleh setiap petugas rumah sakit. SOP ini dibutuhkan untuk menyatukan persepsi
(2003) seseorang baru bisa berperilaku apabila ditunjang oleh pengetahuan, dimana
perilaku positif, karena dengan pengetahuan seseorang akan mulai mengenal dan
mencoba atau melakukan suatu tindakan. Cara lain untuk menambah pengetahuan
komunikasi dua arah, diskusi partisipasi merupakan salah satu cara yang paling
2.7. Perawat
Perawat adalah orang yang memberikan paling banyak tindakan. Jika pasien
memberikan cairan dan obat yang ditentukan. Jika pasien memerlukan injeksi maka
memantau kemajuan pasien untuk pemulihan tanpa komplikasi, karena perawat lebih
sering kontak dengan pasien daripada staf lain, mereka sering menemukan masalah
memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injuri dan proses
pemenuhan dan perawatan professional adalah perawat yang bertanggung jawab dan
melakukan apa yang akan mereka lakukan untuk diri mereka sendiri jika mereka
mendapat cairan dan cakupan nutrisi, membantu istirahat dan tidur, menyakinkan
bahwa mereka nyaman dan dukungan pada pasien dan keluarganya (Monica, 1998)
adalah :
keperawatan.
3. Untuk memperoleh suatu metode yang baku, sistematis, rasional, serta ilmiah
keperawatan
oleh PPNI (2000) yang mengacu dalam tahapan proses keperawatanm yang meliputi :
a. Standar I ; Pengkajian
2) Sumber data adalah klien, mkeluarga atau orang lain yang terkait, tim
masa lalu, saat ini, bio-psiko-sosial dan spiritual, respon, harapan dan resiko-
4) Kelengkapan data dasar mengandung unsur lengkap, akurat, relevan dan baru.
diagnosis keperawatan
tindakan keperawatan
respon klien
keperawatan
pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan serta dapat
Rumah sakit yang ideal adalah tempat orang sakit mencari dan menerima
perawatan, juga menjadi tempat pendidikan klinis bagi tenaga kesehatan. Rumah
sakit juga berperan dalam studi penyelidikan dan penelitian dalam ilmu pengetahuan
pelayanan dalam bentuk pelayanan gawat darurat, pelayanan rawat jalan dan
pelayanan rawat inap. Pelayanan gawat darurat adalah bagian dari pelayanan
kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera mungkin untuk
yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap. Pelayanan rawat jalan
3. Pelayanan rujukan, melayani pasien yang dirujuk oleh sarana kesehatan lain.
4. Pelayanan bedah jalan, memberikan pelayanan bedah yang selesai dan pasien
dengan menempati tempat tidur. Batasan tempat tidur adalah tempat tidur yang
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa merupakan Rujukan atas
status menjadi Rumah Sakit dalam klasifikasi type C, kemudian pada tahun 1997
status menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa dan telah juga ditetapkan
dengan Qanun Pemerintah Kota Langsa No. 5 Tahun 2005, dan Qanun Pemerintah
Kota Langsa No.10 Tahun 2009 tentang rincian pokok dan fungsi pemangku jabatan
Berdasarkan Qanun Pemerintah Kota Langsa No.10 Tahun 2009 adapun tugas
pokok dan fungsi pemangku Jabatan Struktural dilingkungan RSUD Kota Langsa
adalah :
1. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
keperawatan
menjadi tiga bagian yaitu, pengetahuan (Knowledge), sikap (Attitude) dan Tindakan
yaitu :
b. Perilaku dalam bentuk sikap yaitu tanggapan batin terhadap keadaan atau
c. Perilaku dalam bentuk tindakan yang sudah nyata (konkrit) berupa perbuatan
diperlihatkannya. Faktor pendorong ini lazimnya muncul dari sistem kebutuhan yang
seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku dan
faktor diluar perilaku, selanjutnya perilaku itu sendiri terbentuk dari 3 faktor yaitu :
2. Faktor Enabling yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya
perilaku masyarakat.
Enabling
Ketersediaan
fasilitas dan
sarana Pencegahan Infeksi
Akses Nosokomial
Lingkungan
fisik
Reinforcing
Pelatihan
Sikap dan
perilaku
petugas/pejabat
Peraturan-
peraturan
Kebijakan
Pengawasan
Untuk variabel enabling antara lain ketersediaan fasilitas, sarana dan akses dan untuk
variabel reinforcing antara lain meliputi pelatihan, sikap dan perilaku petugas/pejabat.
berikut :
Faktor Internal
Pengetahuan
Sikap
Faktor Eksternal
Fasilitas perawatan
Pengawasan