Jurnal Kepatuhan PDF
Jurnal Kepatuhan PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kepatuhan
1. Pengertian Kepatuhan
suka menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah perilaku
dari kata dasar patuh, yang berarti disiplin dan taat. Patuh adalah suka menurut
perintah, taat pada perintah atau aturan. Sedangkan kepatuhan adalah perilaku
seorang perawat sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan pimpinan perawat
kepatuhan adalah :
a. Pendidikan
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Hal ini berarti membangun dukungan sosial dari pimpinan rumah sakit,
ditetapkan. Lingkungan yang harmonis dan positif akan membawa dampak yang
(khususnya antara kepala ruangan dengan perawat pelaksana) adalah suatu hal
e. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari
pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007). Faktor-
6 tingkat. Pertama yaitu tahu (know), diartikan sebagai pengingat suatu materi
yang telah dipelajari sebelum terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh yang
Orang yang telah paham objek-objek atau materi harus dapat menjelaskan, dengan
dipelajari.
situasi lain. Kemudian, materi atau objek yang telah diplikasikan selanjutnya
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain (Analysis). Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, dapat menjabarkan,
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada (Evaluasi).
f. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan aksi atau respon seseorang yang masih tertutup Menurut
rangsangan tersebut.
merupakan ide dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan
bahwa sikap terdiri dari berbagai tingkatan. Pertama adalah subjek mau dan
menghargai (valuating) yaitu dengan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah, lalu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
faktor instriksik dan faktor ekstrinsik. Yang termasuk faktor instrinsik diantaranya
ekstrinsik antara lain yang datang dari lingkungan individu itu sendiri. Maka sikap
kondisi lingkungan dimana orang itu berada. Dan sikap juga terukir melalui
pengalaman seseorang, dengan motivasi yang ada pada dirinya. Sikap merupakan
(Notoadmodjo, 2007).
g. Usia
Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat akan
seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan,
masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum
tanpa kerelaan untuk melakukan tindakan tersebut dan seringkali karena ingin
yang dijanjikan jika mematuhi anjuran tersebut, tahap ini disebut tahap
kesediaan. Biasanya perubahan yang terjadi dalam tahap ini bersifat sementara,
artinya bahwa tindakan itu dilakukan selama masih ada pengawasan petugas.
Tetapi begitu pengawasan itu mengendur atau hilang, perilaku itupun ditinggalkan
(Niven, 2002).
Pengawasan itu tidak perlu berupa kehadiran fisik petugas atau tokoh
otoriter, melainkan cukup rasa takut terhadap ancaman sanksi yang berlaku, jika
individu tidak melakukan tindakan tersebut. Dalam tahap ini pengaruh tekanan
segera setelah dia keluar dari kelompok tersebut, kemungkinan perilakunya akan
tentang pentingnya perilaku yang baru itu dapat disusul dengan kepatuhan yang
dianjurkan atau diinstruksikan tanpa memahami sepenuhnya arti dan manfaat dari
tindakan tersebut, tahap ini disebut proses identifikasi. Meskipun motivasi untuk
mengubah perilaku individu dalam tahap ini lebih baik dari pada dalam tahap
kesediaan, namun motivasi ini belum dapat menjamin kelestarian perilaku itu
lain dalam hidupnya, sehingga jika dia ditinggalkan petugas atau tokoh idolanya
tersebut terjadi melalui proses internalisasi, dimana perilaku yang baru itu
dianggap bernilai positif bagi diri individu dan diintegrasikan dengan nilai-nilai
perilaku tersebut bagi kehidupan mereka sendiri. Memang proses internalisasi ini
nilai dan kepercayaan mereka agar menyesuaikan diri dengan nilai atau perilaku
kesehatan.
kepatuhan, contoh yang paling sederhana dalam hal dukungan tersebut adalah
karena komunikasi yang baik diberikan oleh profesional kesehatan, isalnya antara
b. Dukungan Sosial
Dukungan sosial yang dimaksud adalah pasien dan keluarga. Pasien dan
keluarga yang percaya pada tindakan dan perilaku yang dilakukan oleh perawat
untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh pasien ataupun
d. Pemberian Informasi
kesehatan yang diadakan oleh pihak rumah sakit ataupun instansi kesehatan lain.
1. Konsep Luka
a. Pengertian
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997).
Luka adalah kerusakan kontiniuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ
Ketika luka timbul, akan muncul beberapa efek, seperti: hilangnya seluruh
atau sebagian fungsi organ, terjadi respon stres simpatis, adanya perdarahan dan
Clean wounds (luka bersih), yaitu luka bedah tak terinfeksi, yang mana
tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan,
pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan
luka yang tertutup. Jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson
akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau
kontaminasi dari saluran cerna. Pada kategori ini juga termasuk insisi akut,
lapisan epidermis kulit (Stadium I). Luka Partial Thickness, yaitu hilangnya
lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis, Merupakan luka
superfisial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal
(Stadium II). Luka Full Thickness, yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi
kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi
epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot, selain itu timbul secara
klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan
sekitarnya (Stadium III). Terakhir adalah luka Full Thickness yang telah
mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang
Berdasarkan waktu penyembuhannya, luka terbagi atas luka akut dan luka
kronis. Luka akut yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep
penyembuhan yang telah disepakati, sedangkan luka kronis yaitu luka yang
dan endogen.
luka yang terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal, luka yang
terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura
setelah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi). Ini disebut dengan luka
Terdapat juga luka yang terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan
dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak, yang
disebut dengan luka memar (contusion wound). Luka akibat kulit bergesekan
dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam, disebut dengan
luka lecet (abraded wound). Luka akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau
yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil, disebut dengan kuka tusuk
(punctured wound).
Janis selanjutnya, luka yang terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh
kaca atau oleh kawat, disebut dengan kuka gores (lacerated wound). Luka yang
menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil
tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar, disebut dengan luka
tembus (penetrating wound). Terakhir adalah luka bakar (combustio), yaitu luka
yang terjadi akibat terbakar api langsung atau tidak langsung, pajanan tinggi dari
membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal seluler bagian dari
penyembuhan. Sebagai contoh, melindungi area yang luka bebas dari kotoran
yaitu: (1) Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi oleh
luasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan tiap orang, (2) Respon tubuh
pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap dijaga, (3) Respon tubuh secara
sistemik pada trauma, (4) Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka, (5)
Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis pertama untuk
ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing tubuh termasuk bakteri.
Penyembuhan luka adalah suatu kualitas dari kehidupan jaringan hal ini
berlanjut hingga 4-6 hari. Tahap ini terbagi atas (1) Homeostasis, (2) Respon
inflamatori, (3) Tibanya sel darah putih di luka. Hemostasis adalah kondisi
organisme infeksius.
pada lokasi luka. Sampainya sel darah putih di luka melalui suatu proses,
neutrophils membunuh bakteri dan debris yang kemudian mati dalam beberapa
hari dan meninggalkan eksudat yang menyerang bakteri dan membantu perbaikan
asam amino normal dan glukose. Epitelial sel bergerak dari dalam ke tepi luka
penutupan dimulai hari ke-3 atau ke-4 dari tahap defensive dan berlanjut selama 2
berlanjut selama 1 tahun atau lebih hingga bekas luka merekat kuat.
(endogen) atau oleh penyebab dari luar tubuh (eksogen) (Oswari, 2005).
Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam
sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu
(Oswari, 2005). Adanya penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari
obstruksi dari aliran darah juga menganggu proses penymuhan. Hal ini dapat
terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor
internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri (Syamsuhidayat,
1997).
sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak (yang memiliki sedikit
karena jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih mudah infeksi, dan lama untuk
sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada orang dewasa dan pada orang yang
(Kozier, 2004).
dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua. Orang tua lebih sering
terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu sintesis dari
terhadap lukaa, kematian jaringan, dan kontaminasi. Imun ini sendiri dipengaruhi
oleh nutrisi dan penyakit yang diderita. Klien memerlukan diit kaya protein,
karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral seperti Fe, Zn. Klien kurang
terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak
dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan
penyembuhan. Faktor infeksi dapat berasal dari bakteri maupun benda asing,
sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel
mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental
Pemakaian obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan
lama dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka misalnya penggunaan
kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak
dan eviscerasi.
Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama
pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul dalam 2
peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah sel darah putih (Kozier, 2004).
pada garis jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah oleh benda asing
(seperti drain). Hipovolemia mungkin tidak cepat ada tanda. Sehingga balutan
(dan luka di bawah balutan) jika mungkin harus sering dilihat selama 48 jam
pertama setelah pembedahan dan tiap 8 jam setelah itu. Jika perdarahan
Dehiscence adalah terbukanya lapisan luka partial atau total. Eviscerasi adalah
kurang nutrisi, ,multiple trauma, gagal untuk menyatu, batuk yang berlebihan,
Dehiscence luka dapat terjadi 4 5 hari setelah operasi sebelum kollagen meluas
di daerah luka. Ketika dehiscence dan eviscerasi terjadi luka harus segera ditutup
dengan balutan steril yang lebar, kompres dengan normal saline. Klien disiapkan
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991).
Sectio caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada
guna melahirkan janin (persalinan buatan), melalui insisi pada dinding abdomen
dan uterus bagian depan sehingga janin dilahirkan melalui perut dan dinding perut
dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat.
menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal
jaringan lunak, plasenta previa, his lemah/melemah, ruptur uteri, primi muda atau
tua, partus dengan komplikasi dan masalah plasenta. Sedangkan indikasi sectio
caesaria pada anak antara lain janin besar, gawat janin, janin dalam posisi
yaitu sectio caesarian tidak dilakukan pada janin mati, syok, anemi berat sebelum
pada korpus uteri kira-kira 10 cm. Kelebihannya adalah dapat mengeluarkan janin
bisa diperpanjang proksimal atau distal. Namun tindakan ini juga memiliki
kekurangan yaitu infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak
ada reperitonealis yang baik, untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi
konkat pada segmen bawah rahim (low servical transversal) kira-kira 10 cm.
reperitonealisasi yang baik, tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk
banyak, dan kemungkinan ruptur uteri spontan berkurang atau lebih kecil.
Sedangkan kekurangannya adalah luka dapat melebar kekiri, kanan, dan bawah
banyak, keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi (Manuaba, 2001).
antara lain: terjadi infeksi puerperal (nifas), yang terbagi menjadi ringan (ditandai
dengan suhu meningkat dalam beberapa hari), sedang (ditandai dengan suhu
meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung, dan
berat (ditandai dengan peritonealis, sepsis dan usus paralitik). Perdarahan, terjadi
luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila peritonealisasi
3. Perawatan Luka
adalah dengan membuat lingkungan luka tetap kering (Potter & Perry, 2005).
Perkembangan perawatan luka sejak tahun 1940 hingga tahun 1970, tiga peneliti
yang lembab lebih baik daripada lingkungan kering. Winter (1962) mengatakan
bahwa laju epitelisasi luka yang ditutup poly-etylen dua kali lebih cepat daripada
luka yang dibiarkan kering. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa migrasi
epidermal pada luka superficial lebih cepat pada suasana lembab daripada kering,
dan ini merangsang perkembangan balutan luka modern (Potter & Perry, 2005).
tingkat infeksi pada semua jenis balutan le:mbab adalah 2,5 %, lebih baik
meningkatkan migrasi sel epitel ke pusat luka dan melapisinya sehingga luka lebih
cepat sembuh. Konsep penyembuhan luka dengan teknik lembab ini merubah
kebiasaan, melainkan disesuaikan terlebih dahulu dengan tipe dan jenis luka.
terhadap sel sehat. Untuk membersihkan luka hanya memakai normal saline
(Dewi, 1999). Citotoxic agent seperti povidine iodine, asam asetat, seharusnya
sodium klorida dan tidak terlalu banyak manipulasi gerakan. (Walker D, 1996)
luka. Tepi luka ditandai dengan kemerahan dan sedikit bengkak dan hilang kira-
kira satu minggu. Kulit menjadi tertutup hingga normal dan tepi luka menyatu
Perawat dapat menduga tanda dari penyembuhan luka bedah insisi, seperti
tidak ada perdarahan dan munculnya tepi bekuan di tepi luka, tepi luka akan
didekatkan dan dijepit oleh fibrin dalam bekuan selama satu atau beberapa jam
setelah pembedahan ditutup, adanya inflamasi (kemerahan dan bengkak) pada tepi
jaringan granulasi mulai mempertemukan daerah luka dimana luka bertemu dan
kollagen mulai 4 hari setelah perlukan dan berlanjut sampai 6 bulan atau lebih,
dan terjadi pengecilan ukuran bekas luka lebih satu periode atau setahun.
Perry, 2005).
Potter & Perry (2005) menyebutkan tujuan dari perawatan luka adalah
drainase, menekan dan imobilisasi luka, mencegah luka dan jaringan epitel baru
hemostasis dengan menekan dressing, dan memberikan rasa nyaman mental dan
Sodium klorida adalah larutan fisiologis yang ada di seluruh tubuh karena
alasan ini tidak ada reaksi hipersensitivitas dari sodium klorida. Normal saline
aman digunakan untuk kondisi apapun (Lilley & Aucker, 1999). Sodium klorida
atau natrium klorida mempunyai Na dan Cl yang sama seperti plasma. Larutan ini
tidak mempengaruhi sel darah merah (Handerson, 1992). Sodium klorida tersedia
dalam beberapa konsentrasi, yang paling sering adalah sodium klorida 0,9 %. Ini
adalah konsentrasi normal dari sodium klorida dan untuk alasan ini sodium
klorida disebut juga normal saline (Lilley & Aucker, 1999). Merupakan larutan
isotonis aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi
kering, menjaga kelembaban sekitar luka dan membantu luka menjalani proses
Iodine adalah element non metalik yang tersedia dalam bentuk garam yang
dikombinasi dengan bahan lain. Walaupun iodine bahan non metalik iodine
berwarna hitam kebiru-biruan, kilau metalik dan bau yang khas. Iodine hanya
larut sedikit di air, tetapi dapat larut secara keseluruhan dalam alkohol dan larutan
sodium iodide encer. Iodide tinture dan solution keduanya aktif melawan spora
tergantung konsentrasi dan waktu pelaksanaan (Lilley & Aucker, 1999). Larutan
ini akan melepaskan iodium anorganik bila kontak dengan kulit atau selaput lendir
sehingga cocok untuk luka kotor dan terinfeksi bakteri gram positif dan negatif,
spora, jamur, dan protozoa. Bahan ini agak iritan dan alergen serta meninggalkan
Studi menunjukan bahwa antiseptik seperti povodine iodine toxic terhadap sel
(Thompson, 2000). Iodine dengan konsentrasi > 3 % dapat memberi rasa panas
pada kulit. Rasa terbakar akan nampak dengan iodine ketika daerah yang dirawat
ditutup dengan balutan oklusif kulit dapat ternoda dan menyebabkan iritasi dan
1) Pengertian
(injury) pada kulit, membran mukosa atau jaringan lain yang disebabkan oleh
adanya trauma, fraktur, luka operasi yang dapat merusak permukaan kulit.
(Oswari, 2005).
2) Persiapan alat
pembungkus/kasa, kapas atau kasa untuk membersihkan luka, com tempat untuk
larutan, larutan anti septik, 2 pasang pinset), alat-alat yang diperlukan lainnya
seperti: extra balutan dan zalf, gunting, kantong bengkok, plester, dan alkohol
3) Cara kerja
menyenangkan. Bukan hanya pada daerah luka, gunakan selimut mandi untuk
menutup pasien jika perlu. Tempatkan tempat sampah (bengkok) pada tempat
yang dapat dijangkau. Bisa dipasang pada sisi tempat tidur. Angkat plester atau
dengan hati-hati kearah luka. Gunakan alkohol untuk melepaskan jika perlu.
Keluarkan balutan atau surgipad dengan tangan jika balutan kering atau
pasien. Tempatkan balutan yang kotor dalam kantong plastik. Buka set steril.
dengan pinset dan perhatikan jangan sampai mengeluarkan drain atau mengenai
luka insisi. Jika gaas dililitkan pada drain gunakan 2 pasang pinset, satu untuk
mengangkat gaas dan satu untuk memegang drain. Catat jenis drainnya bila ada,
banyaknya jahitan dan keadaan luka. Buang kantong plastik. Untuk menghindari
daripada pegangannya. Gunakan satu kapas satu kali mengoles, bersihkan dari
insisi kearah drain: bersihkan dari atas ke bawah daripada insisi dan dari tengah
keluar, jika ada drain bersihkan sesudah insisi, untuk luka yang tidak teratur
seperti dekubitus ulcer, bersihkan dari tengah luka ke arah luar, gunakan
pergerakan melingkar.
zalf (Bioplasenton) diatas luka dan gunakan alat steril. Gunakan satu balutan
dengan plester atau pembalut. Amankan balutan dengan plester atau pembalut.
Bantu pasien dalam pemberian posisi yang menyenangkan. Angkat peralatan dan
keperawatan.