Anda di halaman 1dari 14

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, peradaban manusia sudah semakin maju, bisa kita lihat dari kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semakin modern diantaranya dalam dunia kesehatan. Sering

kita jumpai berbagai macam obat-obatan dan bahan kimia lainnya yang terdapat di apotek-

apotek atau took-toko obat yang di jual secara bebas, baik untuk anak, dewasa bahkan orang

tua.

Berbagai macam jenis penyakit bisa disembuhkan dengan mengonsumsi obat-obatan

tersebut. Tetapi apa sebenarnya dampak dari mengonsumsi obat-obatan bagi tubuh kita ?

Secara umum, pengertian obat adalah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan

oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan

menyembuhkan penyakit. Sedangkan, menurut undang-undang, pengertian obatadalah suatu

bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah,

mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau

kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk memperelok

tubuh atau bagian tubuh manusia.

Banyak yang tidak menyadari bahwa obat-obatan yang diresepkan dokter, sebagian besar

merupakan obat kimia sintetis yang jika dikonsumsi dalam jumlah tertentu atau jangka

panjang, justru malah berpotensi mendatangkan efek samping yang dapat mengancam

kesehatan kita.

Mungkin Anda berfikir pengobatan dengan menggunakan obat kimia reaksinya cepat dan

penyakit dapat sembuh dengan segera. Memang sekilas tampak seperti itu, namun kenyataan

yang sesungguhnya justru sebaliknya.

Reaksi yang cepat itu Anda rasakan karena obat kimia sintetis umumnya tidak benar-benar

menyembuhkan penyakit, namun hanya merawat saja. Dalam artian: hanya untuk menekan

1
gejala yang timbul saja, tanpa menjangkau penyebab dari penyakit tersebut. Lebih dari itu

ada banyak efek samping obat kimia sintetis yang mengintai Anda dan akan terus betambah

seiring bertambahnya obat yang Anda konsumsi.

Karenanya bahaya obat kimia sintetis ini sangat penting untuk diketahui agar kita selalu

berpikir ulang sebelum menggunakan obat-obatan kimia sintetis untuk mengobati penyakit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari obat ?

2. Bagaimana penggolongan obat ?

3. Apa dampak pemakaian obat dalam jangka panjang ?

4. Apa saja Undang-undang tentang obat ?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Agar pembaca dapat mengetahui definisi dari obat.

2. Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana penggolongan obat.

3. Agar pembaca dapat mengerti bahaya penggunaan obat dalam jangka panjang.

4. Agar pembaca dapat mengetahui Undang-undang apa saja yang mengatur tentang obat.

1.4 Metode Penulisan

Metode kepustakaan atau referensi saya ambil dari buku, koran, majalah dan berbagai

sumber internet yang terpercaya, agar dapat diperoleh informasi dan data yang lengkap dan

jelas.

2
1.5 Manfaat

1. Memberi informasi tentang zat kimia yang terkandung dalam obat.

2. Memberikan informasi tentang dampak obat terhadap tubuh manusia.

3
BAB II

Pembahasan

2.1 Definisi Obat

Obat adalah suatu senyawa yang bereaksi dalam tubuh, berinteraksi dengan molekul target

dalam tubuh, menstimulasi atau menghambat proses fisiologi normal. Menurut UU No. 36

Tahun 2009, obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologis yang digunakan

untuk mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi atau keadaan patologidalam rangka

penetapan diagnosa pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan

kontrasepsi, untuk manusia. Definisi pertama tersebut menyiratkan aksi obat dalam tubuh,

sedangkan definisi yang kedua menyiratkan tujuan dari penggunaan obat. Obat itu juga

merupakan racun.senyawa obat bisa sebagai obat dan racun, perbedaannya ada pada dosis

yang digunakan serta indikasinya.

Dari beberapa referensi, obat diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek misalnya struktur

kimia, efek farmakologi yang dihasilkan, penyakit yang diterapi, atau system fisiologis tubuh

yang menjadi target terapi obat. Dijumpai beberapa buku, klasifikasi obat tidak tidak

berdasarkan satu aspek melainkan lebih dari satu aspek. Adapaun klasifikasinya adalah

sebagai berikut:

1. Obat yang mempengaruhi system syaraf otonom.

2. Obat yang mempengaruhi system syaraf pusat.

3. Obat yang bekerja pada sitem kardiovaskuler,

4. Obat yang bekerja pada sitem endokrin,

5. Analgesic dan antiinflamasi, imunosupresan dan antihistamin,

6. Kemoteropeutika.

Selain pengertian obat secara umum di atas, ada juga pengertian obat secara khusus.

Berikut ini beberapa pengertian obat secara khusus:

4
Obat baru: Obat baru adalah obat yang berisi zat (berkhasiat/tidak berkhasiat),

seperti pembantu, pelarut, pengisi, lapisan atau komponen lain yang belum dikenal

sehingga tidak diketahui khasiat dan kegunaannya.

Obat esensial: Obat esensial adalah obat yang paling banyak dibutuhkan untuk

layanan kesehatan masyarakat dan tercantum dalam daftar Obat Esensial Nasional

(DOEN) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI.

Obat generik: Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam

FI untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.

Obat jadi: Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk

salep, cairan, supositoria, kapsul, pil, tablet, serbuk atau bentuk lainnya yang secara

teknis sesuai dengan FI atau buku resmi lain yang ditetapkan pemerintah.

Obat paten: Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas

nama pembuat yang telah diberi kuasa dan obat itu dijual dalam kemasan asli dari

perusahaan yang memproduksinya.

Obat asli: Obat asli adalah obat yang diperoleh langsung dari bahan-bahan alamiah,

diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan

tradisional.

Obat tradisional: Obat tradisional adalah obat yang didapat dari bahan alam, diolah

secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan

tradisional.

Contoh :

Diagnosa: Clinitest, Gravindex Test, Tuberculin.

Mencegah: BCG, DPTP, Vac. cacar

Mengurangkan: Atromid, Dellasidrex, Codein.

Menghilangkan: Novalgin, Pethidin, Buscopan, Paracetamol.

5
Menyembuhkan : Tetrasiklin, Sulfa

Luka : Betadin, Mercurochrom, Soframycin (Sofratulle) Jodium Tingtur.

Kelainan Rohaniah: Valium, Dilantin

Memperelok Badan: Kosmetika.

2.2 Penggolongan Obat

Obat dapat digolongkan berdasarkan beberapa kriteria penggolongan. Kriteria penggolongan

obat yaitu berdasarkan proses fisiologis dan biokimia dalam tubuh, bentuk sediaan obat,

sumber obat, undang-undang, cara kerja obat, cara penggunaan obat, serta kegunaan

obat. Menurut proses fisiologis dan biokimia dalam tubuh, obat digolongkan menjadi:

Obat diagnostik: Obat diagnostik adalah obat yang membantu dalam mendiagnosis

(mengenali penyakit), misalnya barium sulfat untuk membantu diagnosis pada saluran

lambung-usus, serta natriummiopanoat dan asam iod organik lainnya untuk membantu

diagnosis pada saluran empedu.

Obat kemoterapeutik: Obat kemoterapeutik adalah obat yang dapat membunuh

parasit dan kuman di dalam tubuh inang. Obat ini hendaknya memiliki kegiatan

farmakodinamik yang sekecil-kecilnya terhadap organisme inang dan berkhasiat untuk

melawan sebanyak mungkin parasit (cacing protozoa) dan mikroorganisme (bakteri,

virus). Obat-obat neoplasma (onkolitika, sitostika, atau obat kanker) juga dianggap

termasuk golongan ini.

Obat farmakodinamik: Obat farmakodinamik adalah obat yang bekerja terhadap

inang dengan jalan mempercepat atau memperlambat proses fisiologis atau fungsi

biokimia dalam tubuh contohnya hormon, diuretik, hipnotik, dan obat otonom.

Penggolongan obat berdasarkan bentuk sediaan obat dikelompokkan menjadi:

Bentuk gas; contohnya, inhalasi, spraym aerosol.

6
Bentuk cair atau larutan; contohnya, lotio, dauche, infus intravena, injeksi, epithema,

clysma, gargarisma, obat tetes, eliksir, sirop dan potio.

Bentung setengah padat; misalnya salep mata (occulenta), gel, cerata, pasta, krim,

salep (unguetum).

Bentuk padat; contohnya, supositoria, kapsul, pil, tablet, dan serbuk.

Penggolongan obat berdasarkan sumbernya, dikelompokkan menjadi:

Mikroba dan jamur/fungi; misalnya, antibiotik penisilin.

Sintesis (tiruan); contohnya, vitamin C dan kamper sintesis.

Mineral (pertambangan); contohnya, sulfur, vaselin, parafin, garam dapur, iodkali.

Hewan (fauna); contohnya, cera, adeps lanae, dan minyak ikan.

Tumbuhan (flora); contohnya, minyak jarak, kina, dan digitalis.

Penggolongan obat menurut undang-undang dikelompokkan menjadi:

Obat bebas: Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak

membahayakan si pemakai dalam batas dosis yang dianjurkan; diberi tanda lingkaran

bulat berwarna hijau dengan garis tepi hitam.

Obat bebas terbatas (daftar W = waarschuwing = peringatan): Obat bebas terbatas

adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter dalam bungkus aslinya dari

produsen atau pabrik obat itu, kemudian diberi tanda lingkaran bulat berwarna biru

dengan garis tepi hitam serta diberi tanda peringatan (P No.1 sampai P No.6).

Obat keras (daftar G = geverlijk = berbahaya): Obat keras adalah semua obat yang

memiliki takaran dosis minimum (DM), diberi tanda khusus lingkaran bulat merah

garis tepi hitam dan huruf K menyentuh garis tepinya, semua obat baru kecuali ada

ketetapan pemerintah bahwa obat itu tidak membahayakan, dan semua sediaan

parenteral/injeksi/infus intravena.

Psikotropika: Psikotropika adalah obat yang memengaruhi proses mental, meransang

atau menenangkan, mengubah pikiran/perasaan/kelakuan seseorang; contohnya

golongan barbital/luminal, diazepam, dan ekstasi.

7
Narkotik: Narkotik adalah obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan dan IPTEK

serta dapat menimbulkan ketergantungan dan ketagihan/adiksi yang sanga merugikan

individu apabila digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan dokter; contohnya

kodein, metadon, petidin, morfin, dan opium.

Penggolongan obat berdasarkan cara kerjanya dalam tubuh dikelompokkan menjadi:

Sistemik: obat yang didistribusikan ke seluruh tubuh; contohnya obat analgetik.

Lokal: obat yang bekerja pada jaringan setempat, seperti pemakaian topikal.

Penggolongan obat menurut cara penggunaannya, obat digolongkan menjadi:

Medicamentum ad usum externum (pemakaian luar) melalui implantasi, injeksi,

membran mukosa, rektal, vaginal, nasal, opthalmic, aurical,

collutio/gargarisma/gargle, diberi tiket biru.

Medicamentum ad usum internum (pemakaian dalam) melalui oral, diberi tiket putih.

Penggolongan obat berdasarkan kegunaan dalam tubuh digolongkan ke dalam:

Untuk diagnosis (diagnostic).

Untuk mencegah (prophylactic).

Untuk menyembuhkan (terapeutic).

2.3 Undang-undang tentang obat

Obat-obatan yang beredar di Indonesia di atur dalam undang-undang :

1. Undang-undang tentang Narkotika No. 9 tahun 1976, L.N. 1976 No. 37.

Sebelum undang-undnag tentang narkotika dikeluarkan, sudah ada ordonansi yang mengatur

obat narkotik: Verdovende Middelen Ordonentie, dikenal dengan Undang-undang Obat

bius: Stb. 1927 No. 278.

Dalam tahun 1949 dengan Stb. 1949 No. 337 Verdovende Middelen Ordonantie diubah dan

ditambah. Pada tanggal 26 juli 1976 dikeluarkan undang-undang Republik Indonesi No. 9

tahun 1976 tentang Narkotika (L.N 1976 No. 37)

8
Undang-undang ini mencabut Verdovende Middelen Ordonantie Stb. 1927 No. 278

sebagaimana telah di ubah dan di tambah. Undang-undang tentang narkotika dalam segi

farmasi tidak berbeda sama sekali dengan Verdovende Middelen Ordonantie, yang berbeda

adalah pidanya, yang terberat yaitu: pidana mati, pidana seumur hidup, pidana selama-

lamanya 20 tahun dan denda setinggi-tingginya Rp. 50 juta.

2. Sterkwerkende Geneesmiddelen Ordonatie, sekarang dikenal dengan Undng-unang Obat

Keras: Stb. 1937 No. 641, kemudian ditetapkan kembali dengan Stb. 1949 No. 419

Dengan: Stb. 1937 No. 641 yang kemudian ditetapkan kembali dengan Stb. 1949 no. 419

tanggal 22 Desember 1949 dikeluarkan Sterkwerkende Geneesmiddelen Ordonatie, sekarang

dikenal dengan Undang-undang Obat Keras.

Obat yang dimaksud dalam Undang-undang Obat keras dapat digolongkan dalam dua

kelompok:

(1). Dbat G, obat keras.

(2). Obat W, Obat bebas terbatas.

3. Gevaarlijke Stoffen Ordonantie, sekarang dikenal dengan Undang-undang Bahan

Berbahaya: Stb. 1949 No. 377

Pada tanggal 9 Desember 1949 dengan Stb.1949 No. 377 dikeluarkan Undang-undang Bahan

Berbahaya, Gevaarlijke Stoffen Ordonantie.

2.3 Bahaya penggunaan obat.

Mengkonsumsi obat-obatan kimia dalam jangka panjang sangat berbahaya bagi lambung dan

ginjal, karena obat kimia besifat asam, fungsinya hanya meredamkan syaraf bukan

menyembuhkan akar penyakit, jika penyakit sembuh itu sebenarnya adalah kerja metabolism

tubuh yang membaik dan mampu memeperbaiki sel yang rusak kembali. Kebanyakan orang

salah tanggap bahwa ketika mereka mengkonsumsi obat maka penyakitnya akan

9
sembuh. Obat-obatan kimia jika di konsumsi dalam jangka pendek memang tidak terlalu

berbahaya misal, kita hanya meminumnya 1 atau 2 hari saja.

Efek yang paling buruk ketika kita keracunan obat kimia adalah terjadi luka di lambung dan

menurunya fungsi ginjal bahkan yang lebih parah lagi dapat mengakibatkan kematian.

Diantara efek samping yang ditimbulkan dari obat kimia yang dikonsumsi itu, ada beberapa

efek samping yang ringan, seperti sakit kepala ringan, mulut kering, mengantuk dan Efek

samping berat, misalnya kerusakan pada hati, ginjal bahkan merusak sel lain seperti pada

efek samping obat-obat kanker. Ada beberapa efek samping yang bertahan hanya beberapa

hari atau minggu, sementara yang lain dapat bertahan selama obat yang mengakibatkannya

masih dipakai, atau bahkan setelah dihentikan. Ada efek samping yang muncul beberapa hari

atau minggu setelah kita mulai penggunaan obat. penyebab; ada yang baru menimbulkan

masalah setelah obat dipakai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun (efek pemakaian jangka

panjang). Dampak efek samping bisa separah penyakitnya itu sendiri misalnya antiradang

yang memicu perdarahan lambung pada pasien yang mengidap penyakit maag kronis/akut.

Tetapi ada juga efek samping yang dimanfaatkan pada terapi seperti efek mngantuk pada

obat-obatan anti histamin atau anti alergi yang biasanya terdapat pada obat flu,batuk untuk

meringankan gejala-gejala flu atau untuk terapi tunggal alergi. Efek samping tidak dapat

diremehkan begitu saja karena efek samping yang tertera pada brosur informasi setiap obat

tidak semua orang akan mengalaminya, artinya ada beberapa orang dengan kondisi tubuh

tertentu tidak mengalami efek samping yang sama dengan orang lain. Berikut ini obat-obatan

kimiawi yang memiliki efek samping serius yang sangat perlu mendapat perhatian khusus

sehingga harus dikonsultasikan dengan dokter yang memberikan resep serta apoteker jika

dirasakan sudah sangat mengganggu. Inilah efek samping obat yang sering dilaporkan atau

dirasakan pasien :

NSAID (Non-steroidal anti-inflammatory) memicu perdarahan lambung

Obat-obat anti inflamasi seperti asam mefenamat, NA diklofenak biasanya digunakan untuk

demam, nyeri ringan. Jika anda memiliki masalah dengan pencernaan sebaiknya

10
berkonsultasi dulu dengan dokter/Apoteker sebab obat-obat ini bisa memicu luka dan

perdarahan di lambung jika diminum saat perut kosong. Penangannnya : minum obat-obatan

ini 5-10 menit setelah makan, makanan ini berfungsi untuk melapisi mukosa lambung agar

produksi asam lambung yang meningkat tidak mengiritasinya.

Obat asma memicu sariawan

Steroid untuk asma yang diberikan dalam bentuk spray (semprotan) bisa memicu sariawan

di mulut jika obat ini tidak semuanya masuk ke paru-paru, namun berbalik ketika baru

mencapai tenggorokan. Risiko ini bisa diatasi dengan berkumur setelah penyemprotan, atau

menggunakan alat khusus untuk memastikan arah semprotan sudah tepat menuju ke

tenggorokan. Penanganannya : berkonsultasilah kepada dokter /Apoteker cara penggunaan

sediaan spray sehingga obat dapat maksimal masuk ke dalam tubuh.

Obat kolesterol memicu nyeri otot

Beberapa orang yang memang menderita nyeri otot kronis, efek samping semacam ini

mungkin tidak terlalu menjadi masalah karena sudah terbiasa. Namun bagi sebagian orang

akan sangat mempengaruhi kualitas hidup dan mengurangi produktivitas saat bekerja. Sekitar

1 dari 20 pemakai obat kolesterol paling populer yakni statin mengalami efek samping berupa

nyeri otot. Jika sekiranya kondisi ini mengganggu aktivitas, konsultasikan dengan dokter

untuk menurunkan dosisnya atau menggantinya dengan obat lain.

Obat hipertensi memicu disfungsi ereksi

Obat-obat penurun tekanan darah diberikan untuk mencegah serangan jantung sehingga

penderita hipertensi bisa hidup lebih lama. Namun beragam efek samping mulai dari

pembengkakan sendi hingga tidak bisa ereksi kadang membuat si penderita merasa frustras.

Efek samping obat hipertensi memang sangat beragam, beberapa di antaranya juga memicu

11
pusing dan batuk-batuk. Mintalah dokter untuk menyesuaikan dosis dan kombinasi obat agar

efek samping yang muncul bisa diminimalkan.

Obat jantung memicu sakit kepala ringan

Obat-obat anti angina bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah. Mekanisme ini

ampuh untuk mencegah serangan jantung, namun efek sampingnya bisa menyebabkan nyeri

hebat di kepala karena efek vasodilatasi obat. Jika dibandingkan dengan risiko kematian yang

begitu tinggi pada serangan jantung maka obat ini masih diresepkan. Resiko lebih kecil

daripada manfaat yang diperoleh

Antidepresan memicu orgasme

Jenis orgasme yang disebut orgasme spontan ini terjadi akibat efek samping beberapa obat

antidepresan terutama golongan Serotonin Selective Reuptake Inhibitor (SSRI). Untungnya

tidak semua orang mengalami efek samping seperti ini, hanya terjadi pada sebagian kecil

ARV (obat HIV) memicu Osteoporosis

Efek samping ini sering terjadi pada ODHA (Orang dengan HIV AIDS) Mineral tulang dapat

hilang dan tulang menjadi rapuh. Pastikan konsumsi cukup zat kalsium dalam makanan dan

suplemen.

12
BAB III
Penutup

3.1 kesimpulan

Obat adalah suatu senyawa yang bereaksi dalam tubuh, berinteraksi dengan molekul target

dalam tubuh, menstimulasi atau menghambat proses fisiologi normal.

Penggolongan obat menurut undang-undang dikelompokkan menjadi 5, yaitu Obat bebas,

obat bebas terbatas, obat keras, psikotropika dan narkotika.

Mengkonsumsi obat-obatan ternyata juga memiliki efek samping terhadap tubuh manusia.

Ada dua efek atau pengaruh obat terhadap tubuh, yaitu efek positif dan efek negative.

Ada beberapa efek negative yang ringan terhadap tubuh manusia setelah mengkonsumsi

obat, diantaranya seperti sakit kepala ringan, mulut kering, mengantuk dan Efek samping

berat, misalnya kerusakan pada hati, ginjal bahkan merusak sel lain seperti pada efek

samping obat-obat kanker

3.2Saran

Ketika anda sudah melakuan hal terbaik untuk menjaga kesehatan anda, namun belum

sembuh juga ada baiknya anda mencoba pengobatan-pengobatan alami, seperti bekam,

herbal dan masih banyak lagi. Jika di hitung tarif pengobatan alami jauh lebih murah

ketimbang kita menggunakan obat-obat apotek atau rumah sakit. Jangan sampai anda

menjadi orang yang mengalamiketergantungan obat kimia, karena seperti anda ketahui

sendiri, efek jangka panjangnya sangat fatal.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2013. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

Hamdani, Njowito. 1992. Ilmu kedokteran kehakiman. PT Gramedi Pustaka Utama

: Jakarta.

Nugroho, Agung Endro. 2012. Farmakologi. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Syamsuni. 2005. Farmasetika Dasar & Hitungan Farmasi. Penerbit Buku Kedokteran

EGC : Jakarta

Sumber : http://www.kucoba.com/2012/08/dampak-mengkonsumsi-obat-kimia-dalam.html

14

Anda mungkin juga menyukai