Anda di halaman 1dari 12

a.

Pelaksanaan
Langkah Rasional
1. Kaji status klien :
a. Waktu terakhir kali berkemih Dapat mengindikasikan derajat
kepenuhan kandung kemih

b. Tingkat kesadaran atau tahap Menunjukan kemampuan klien untuk


perkembangan klien bekerja sama selama prosedur

c. Keterbatasan mobilitas dan fisik Mempengaruhi cara memposisikan


klien dan mengindikasikan adanya
kebutuhan untuk dibantu

d. Usia Menentukan ukuran kateter yang akan


digunakan. Nomor 8-10 biasanya
digunakan untuk anak-anak dan nomor
14-16 untuk wanita. Nomor 12 dapat
dipertimbangkan untuk wanita muda.
Nomor 16-18 digunakan untuk pria,
kecuali dokter memprogramkan ukuran
yang lebih besar

e. Kondisi patologis yang dapat Obstruksi mencegah jalan masuk


merusak jalan masuk kateter (mis. kateter melalui uretra ke dalam kandung
Pembesaran prostat) kemih.

f. Alergi Menentukan alergi terhadap antiseptic,


plester, atau karet (lateks)

g. Meninjau ulang program dokter Kateterisasi memerlukan resep dokter.


untuk kateterisasi Dokter dapat memprogramkan
kateterisasi setelah pembedahan atau
setelah melahirkan jika klien belum
berkemih selama 8 jam. Kateterisasi
juga dapat diprogramkan untuk
penampungan specimen atau
memonitor klien yang sedang kritis
secara akurat

2. Menyiapkan alat dan bahan. Sebagai persiapan terhadap tindakan


yang akan dilakukan.
3. Menjelaskan prosedur kepada klien. Mengurangi ansietas dan meningkatkan
Jelaskan sensasi tekanan yang akan kerja sama.
dirasakan selama kateter dimasukan.

4. Atur supaya ada perawat tambahan Mungkin diperlukan untuk membantu


untuk membantu, jika perlu memposisikan klien yang dependen.
Meningkatkan penggunaan mekanika
tubuh yang benar dan aman

5. Tinggikan tempat tidur sampai Meningkatkan penggunaan mekanika


ketinggian yang nyaman untuk tubuh yang benar
melakukan pekerjaan

6. Cuci tangan Mengurangi penularan infeksi

7. Posisi perawat menghadap klien, Keberhasilan insersi kateter dapat


berdiri di sebelah kiri tempat tidur, jika dicapai, jika posisi perawat nyaman dan
anda akan menggunakan tangan kanan semua peralatan mudah dijangkau
(berdiri di sebelah kanan tempat tidur
jika anda akan menggunakan tangan
kiri). Bersihkan meja di sisi tempat
tidur dan atur peralatan
8. Naikkan sisi pengaman tempat tidur Meningkatkan keamanan klien
pada sisi yang berlawanan dengan
tempat anda berdiri

9. Tutup gorden atau bilik ruangan Memberikan privasi dan meningkatkan


relaksasi

10. Letakkan alas kedap air di bawah Mencegah mengotori seprei tempat
klien tidur

11. Atur posisi klien :


a. Wanita
Bantu untuk mengambil posisi Memungkinkan untuk melihat struktur
dorsal rekumben (telentang perineum dengan baik. Ubah posisi jika
dengan lutut ditekuk). Minta klien klien tidak dapat mengabduksi tungkai
untuk merelaksasi paha sehingga pada sendi pinggul. Posisi ini juga dapat
paha dapat dirotasi ke arah luar lebih nyaman untuk klien. Sanggah
(tungkai dapat ditopang dengan klien dengan bantal jika perlu, untuk
bantal)., atau posisikan klien mempertahankan posisi.
dalam posisi berbaring miring
(sim) dengan menekuk lututnya,
apabila klien tidak mampu
mengambil posisi telentang

b. Pria
Bantu untuk mengambil posisi Posisi telentang mencegah ketegangan
dengan paha sedikit diabduksi otot abdomen dan panggul.

12. Selimuti klien :


a. Wanita : selimuti klien dengan Hindari pajanan bagian-bagian tubuh
selimut mandi. Tempatkan selimut yang tidak perlu dan pertahankan
dalam bentuk limas di atas klien. kenyamanan.
Satu sudut pada bagian leher, satu
sudut pada setiap lengan dan sudut
terakhir di atas perineum.
Tinggikan gaun di atas panggul.
b. Pria : selimuti badan bagian atas
dengan selimut mandi dan tutupi
ekstremitas bagian bawah dengan
sprei tempat tidur sehingga hanya
bagian genetalia yang terpajan

13. Kenakan sarung tangan sekali pakai. Mengurangi keberadaan


Bersihkan daerah perineum dengan air mikroorganisme
dan sabun, sesuai kebutuhan,
keringkan

14. Lepas dan buang sarung tangan yang Mencegah penularan mikroorganisme
telah dipakai. Cuci tangan

15. Posisikan lampu untuk menyinari Memungkinkan identifikasi yang


daerah perineum. (apabila akurat dan terlihatnya meatus uretra
menggunakan senter, minta seorang dengan baik
asisten untuk memegangnya)

16. Buka peralatan kateterisasi dan kateter Mencegah transfer mikroorganisme


(apabila dikemas terpisah) sesuai dari permukaan tempat kerja ke
dengan petunjuk penggunaannya peralatan steril

17. Kenakan sarung tangan steril Memungkinkan penanganan peralatan


steril tanpa kontaminasi

18. Atur suplai di atas daerah yang steril. Mempertahankan asepsis bedah dan
Buka bagian dalam kemasan steril mengatur daerah tempat kerja. Semua
yang berisi kateter. Tuangkan larutan aktivitas yang membutuhkan
antiseptic steril ke dalam wadah yang penggunaan kedua tangan anda harus
berisi bola kapas steril. Buka paket diselesaikan, sebelum membersihkan
yang berisi lubrikan. Pindahkan meatus uretra.
wadah specimen (penutup harus
dipasang longgar di atasnya) dan spuit
yang sudah terlebih dahulu diisi, dari
kompartemen pengumpul pada troli
ke lapangan yang steril.

19. Sebelum menginsersi kateter Memeriksa integritas balon. Balon yang


menetap, tes balon dengan bocor atau tidak menggembung dengan
menginjeksi cairan dari spuit yang tepat tidak boleh digunakan.
telah berisi cairan, ke dalam katup
balon. Balon harus menggembung
maksimal tanpa bocor. Tarik kembali
cairan dan tinggalkan spuit di pintu
masuk kateter, jika memungkinkan.

20. Pasang duk steril :


a. Wanita : buat sisi bagian atas duk Permukaan luar duk yang menutupi
membentuk manset di atas kedua tangan anda tetap steril sampai duk
tangan perawat. Tempatkan duk di menyentuh bokong. Duk steril yang
atas tempat tidur di antara paha menyentuh sarung tangan steril adalha
klien. Selipkan ujung yang steril. Mempertahankan sterilitas
dibentuk manset tepat di bawah permukaan tempat bekerja
bokong, berhati-hatilah supaya
sarung tangan tidak menyentuh
permukaan yang terkontaminasi.
Angkat duk dteril bolong dan
biarkan duk tetap tidak terlipat
tanpa menyentuh obyek nonsteril.
Tempatkan duk pada perineum
sehingga labia terlihat dan
pastikan untuk tidak menyentuh
permukaan yang terkontaminasi
b. Pria : tempatkan duk di atas paha
tepat di bawah penis. Angkat duk
bolong. Buka lipatan duk dan
pasang di atas penis dengan celah
yang bolong ditempatkan di atas
penis.

21. Tempatkan peralatan steril dan isinya Memungkinkan akses ke peralatan


pada duk steril di antara paha klien, menjadi mudah selama insersi kateter
dan buka wadah specimen urine (jika
diperlukan), menjaga permukaan
bagian dalam tetap steril.

22. Oleskan lubrikan di sepanjang sisi


ujung kateter :
a. Wanita : 2,5 sampai 5 cm Memungkinkan kemudahan insersi
b. Pria : 7,5 sampai 12,5 cm ujung kateter ke meatus uretra

23. Bersihkan meatus uretra :


a. Wanita :
1. Dengan tangan yang tidak Memungkinkan visualisasi seluruh
dominan, retraksi labia dengan meatus. Retraksi penuh mencegah
hati-hati sehingga keseluruhan kontaminasi meatus selama proses
meatus uretra ter;ihat. pembersihan. Menutupnya labia selama
Pertahankan posisi tangan proses pembersihan menyebabkan
yang tidak dominan ini selama perlunya pengulangan prosedur karena
pelaksanaan prosedur. daerah tersebut telah terkontaminasi.

2. Dengan tangan yang dominan, Upaya membersihkan mengurangi


ambil bola kapas dengan jumlah mikroorganisme di meatus
forsep dan bersihkan daerah uretra. Penggunaan sebuah bola kapas
perineum, mengapusnya dari tunggal untuk setiap apusan mencegah
arah depan ke belakang, dari transfer mikroorganisme. Gerakan
klitoris ke anus. Gunakan bola pembersihan dimulai dari daerah yang
kapas yang baru untuk setiap kontaminasinya paling kecil ke daerah
apusan : pada sepanjang yang kontaminasinya paling luas.
daerah yang dekat dengan Tangan dominan tetap steril
lipatan labia, sepanjang daerah
yang jauh dari lipatan labia,
dan secara langsung pada
meatus
b. Pria :
1. Apabila klien tidak Meminimalkan peluang terjadinya
disirkumsisi, retraksi ereksi. (apabila ereksi terjadi, hentika
prepusium dengan tangan prosedur). Lepasnya prepusium atau
yang tidak dominan. Pegang turunnya penis selama proses
batang penis, tepat di bawah pembersihan menyebabkan perlunya
glans. Retraksikan meatus pengulangan proses karena daerah
uretra dengan menggunakan tersebut telah terkontaminasi.
ibu jari dan jari telunjuk.
Pertahankan tangan yang tidak
dominan pada posisi ini
selama proses insersi kateter.
2. Dengan tangan yang dominan, Mengurangi jumlah mikroorganisme di
ambil bola kapas dengan meatus dan pembersihan bergerak dari
forsep dan bersihkan penis. daerah yang kontaminasinya minimal
Mulai dari meatus. lanjutkan ke daerah yang kontaminasinya
sampai ke arah bawah batang maksimal. Tangan dominan tetap steril.
penis dengan menggunakan
gerakan melingkar. Ulangi
proses ini 3 kali, dengan
mengganti bola kapas setiap
kali proses.
24. Ambil kateter dengan tangan dominan Penampungan urine mencegah
yang telah mengenakan sarung tangan kotornya seperi tempat tidur dan
sekitar 5 cm dari ujung keteter. memungkinkan pengukuran haluaran
Pegang ujung kateter dan lekuk urine yang akurat.
dengan longgar di telapak tangan yang
tidak dominan. Letakan ujung distal
kateter di wadah penampang urine
(jika kateter belum dipasang ke
saluran atau kantung urine).

25. Insersi kateter :


a. Wanita : peganag kateter di tangan
yang dominan dan tangan yang
tidak dominan melanjutkan
tindakan meretraksi labia.
1. Minta klien mengambil nafas Relaksasi sfingter eksterna membantu
dalam, insersi kateter melalui insersi kateter. (kateter di vagina tidak
meatus secara perlahan. lagi steril). Meninggalkan kateter yang
(apabila tidak ada urine yang pertama akan mencegah salah
muncul setelah selang masuknya kateter kedua ke dalam
diinsersi beberapa sentimeter, vagina
kateter mungkin masuk ke
dalam vagina, biarkan di
tempat, kemudian ambil dan
insersi kateter lain kemudian
lepaskan kateter yang pertama.

2. Masukkan kateter sekitar 5 Uretra waita berukuran pendek. Urine


sampai 7,5 cm pada orang yang keluar mengindikasikan bahwa
dewasa, 2,5 cm pada anak, ujung kateter berada di dalam kandung
atau sampai urine keluar. kemih atau uretra bagian bawah. Balon
Apabila menginsersi kateter kateter menetap harus dimasukan ke
menetap, masukkan lagi 5 cm dalam kandung kemih. Insersi yang
setelah urine keluar. Apabila dipaksakan dapat membuat trauma pada
ada tahanan, jangan memaksa uretra
kateter untuk masuk.

3. Lepaskan labia dan pegang Kontraksi kandung kemih atau sfingter


kateter dengan aman dapat menyebabkan kateter keluar
menggunakan tangan yang secara tidak sengaja.
tidak dominan

b. Pria : tinggikan penis ke posisi


perpendicular terhadap tubuh
klien dan berikan sinar ke arah
atas penis yang telah ditarik.
1. Minta klien untuk berusaha Relaksasi sfingter eksterna membantu
keras untuk mengedan ke insersi kateter
bawah seperti pada saat
berkemih, insersi kateter
melalui meatus secara
perlahan
Uretra pada pria dewasa berukuran
2. Masukkan kateter 17,5 sampai panjang. Urine yang keluar
22,5 cm pada orang dewasa, 5 mengindikasikan bahwa ujung kateter
sampai 7,5 cm pada anak kecil, berada di dalam kandung kemih atau
atau sampai urine keluar. uretra. Pemasukan kateter yang lebih
Apabila ada tahanan, tarik jauh akan memastikan penempatan
kateter dan jangan kateter di dalam kandung kemih.
memaksanya masuk ke uretra. Tahanan pada jalan masuk kateter dapat
Apabila menginsersi kateter disebabkan oleh striktur atau
menetap, masukan lagi pembesaran prostat. Memastikan
sepanjang 5 cm setelah urine bahwa balon telah masuk ke dalam
keluar kandung kemih.
3. Lepaskan penisdan tahan Kontraksi kandung kemih atau afingter
kateter dengan kuat dapat menyebabkan keluarnya kateter
menggunakan tangan yang yang tidak disengaja.
tidak dominan

26. Kumpulkan specimen urine sesuai Memungkinkan diperolehnya specimen


kebutuhan. Isi mangkuk atau botol steril untuk analisis kultur
specimen sampai tingkat tertentu (20-
30 ml) dengan memegang bagian
pangkal kateter di tangan yang
dominan, di atas mangkuk (atau
kumpulkan specimen dari kantung
drainase yang steril). Dengan tangan
yang dominan, tekuk kateter untuk
menghentikan sementara aliran urine
dan kemudian lepaskan kateter untuk
memungkinkan sisa urine di dalam
kandung kemih keluar ke dalam
penampang pengumpul. Tutup
mangkuk specimen dan letakkan di
pinggir untuk diberi label.

27. Biarkan kandung kemih benar-benar Urine yang tertahan dapat menjadi
kosong (kecuali kebijakan lembaga reservoir pertumbuhan mikrooganisme.
membatasi volume maksimal urine (pengosongan volume dengan cepat dan
yang keluar pada setiap kateterisasi) dalam jumlah yang besar dapat
menyebabkan pembuluh darah
membesar serta menimbulkan syok
hipovolemik)

28. Lepaskan kateter intermitten sekali Meminimalkan rasa tidak nyaman klien
pakai. Tarik kateter dengan perlahan
dan lembut sampai terlepas
29. Gembungkan balon kateter menetap :
1. Saat memegang kateter di meatus Kateter harus ditahan pada saat spuit
urinarius dengan tangan yang dimanipulasi
tidak dominan, pegang pangkal
kateter, letakan diantara 2 jari
2. Dengan menggunakan tangan Pintu masuk injeksi terhubung dengan
yang dominan, pasang spuit (jika lumen yang menuju ke balon
belum terpasang) ke tempat
injeksi pada pangkal kateter.
3. Injeksi sejumlah total larutan Balon di dalam kandung kemih
aquadest secara perlahan. Apabila digembungkan. Apabila posisi balon di
klien mengeluh nyeri yang tiba- dalam uretra tidak tepat, nyeri terjadi
tiba, aspirasi larutan dan selama proses penggembungan.
masukkan kateter lebih jauh.
Jangan menginjeksikan cairan
melebihi ukuran balon. Penggembungan balon menahan ujung
4. Setelah menggembungkan balon kateter di tempatnya, di atas pintu
sampai maksimal, lepaskan masuk kandung kemih untuk mencegah
kateter dari tangan yang tidak kateter terlepas. Menarik kateter
dominan dan tarik dengan dengan perlahan memastikan selang
perlahan untuk merasakan adanya terpasang dan tertahan dengan benar.
tahanan. Kemudian masukkan Memasukkan kateter lebih jauh,
kateter sedikit lagi ke dalam meminimalkan tekanan pada leher
kandung kemih. Lepaskan spuit. kandung kemih

30. Sambungkan pangkal kateter ke System tertutup untuk drainase urine


selang panampung dan kantung dibuat. Posisi kantung drainase yang
drainase, kecuali sudah menggantung meningkatkan aliran
disambungkan. Fiksasi kateter: urine menjauhi kandung kemih.
a. Pada laki-laki, keteter difiksasi Kantung yang ditempatkan pada
dengan plester pada abdomen. pengaman tempat tidur, ketinggiannya
dapat berada di atas ketinggian kandung
b. Pada wanita, kateter difiksasi kemih, pada saat pengaman tersebut
dengan plester pada pangkal paha. dinaikan.
Tempatkan kantung pada posisi
terantung. Jangan letakkan kantung di
kerangka pengaman tempat tidur

31. Rapihkan klien dan bersihkan alat. Mengatur klien seperti posisi sebelum
dilakukan pemasangan kateter dan
mengatur alat seperti semula.
32. Mencuci tangan. Agar tidak terjadi kontaminasi
33. Melaporkan pelaksanaan dan hasil Sebagai bentuk dokumentasi terhadap
tertulis pada status penderita yang tindakan yang telah dilakukan.
meliputi : Hari tanggal dan jam
pemasangan kateter, Tipe dan ukuran
kateter yang digunakan, Jumlah,
warna, bau urine dan kelainan-
kelainan lain yang ditemukan, Nama
terang dan tanda tangan pemasang.

Anda mungkin juga menyukai