Dasar Dasar Ilmu Farmasi
Dasar Dasar Ilmu Farmasi
Farmasi berasal dari kata PHARMACON yang berarti obat atau racun.
tradisional yang berkembang di Yunani, Timur- Tengah, Asia kecil, Cina, dan
Wilayah Asia lainnya. Mulanya ilmu ilmu pengobatan di miliki oleh orang
tertentu secar turun temurun dari keluarganya. Di Yunani sendiri yang sering
obat yang ia buat. Oleh masyarakat Inggris Hygieia disebut sebagi Apoteker
pekerjaan, yaitu : yang mengunjungi orang sakit dan yang bekerja di kuil
Buku tentang bahan obat2an pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735 SM,
pada tataran etik yang tinggi. Ilmu farmasi secara perlahan berkembang. Di
dunia Arab pada abad VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh para
1. Definisi Campuran
Campuran adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih
dan masih memiliki sifat-sifat zat asalnya. Jika kita mencampur minyak
dibentuknya.
larutan.
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut , sedangkan
zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lainnya dalam larutan
disebut pelarut. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan
Larutan oralit adalah campuran homogen dari gula dan garam dalam
b. Suspensi
Suspensi adalah campuran heterogen dari zat padat dalam zat cair dimana
tanpa perlu menggunakan mikroskop. Suspensi tampak keruh dan zat yang
sedimentasi.Contoh suspensi:
c. Koloid
lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi
yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Namun
Lem kanji adalah koloid gel dari pati dan air yang dipanaskan
2. Definisi kocok
mengguncang(-guncang)
Mencampur adukkan
B. Emulsi
1. Pengertian Emulsi
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat
surfaktan yang cocok. Merupakan sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi
dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. yang berukuran 0,1-100 mm, yang
Emulsi Vera (emulsialam), dibuat dari biji atau buah, dimana terdapat
seperti putih telur. Dan emulsi spuria (emulsibuatan) yang terbentuk karena
Emulsi dibuat untuk diperoleh suatu preparat yang stabil dan rata dari
campurandua cairan yang saling tidak bisa bercampur. Tujuan pemakaian emulsi adalah
b) Dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe O/W maupun W/O tergantung banyak faktor
2. Tipe Emulsi
a) Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air).Adalah emulsi
yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air.Minyak sebagai fase
b) Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minyak)
Daya kohesi suatu zat selalu sama, sehingga pada permukaan suatu
tegangan permukaan. Semakin tinggi perbedaan tegangan yang terjadi pada bidang
menghilangkan tegangan permukaan yang terjadi pada bidang batas sehingga antara
Setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua kelompok yakni :Kelompok hidrofilik
yaitu bagian dari emulgator yang suka pada air, dan kelompok lipofilik yaitu
Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada batas antara
partikel fase dispers.Dengan terbungkusnya partikel tersebut maka usaha antara partikel
yang sejenis untuk bergabung menjadi terhalang. Dengan kata lain fase dispers menjadi
Dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat menutup semuapermukaan partikel
dengan segera.
Jika minyak terdispersi kedalam air, satu lapis air yang langsung
dilindungi oleh dua benteng lapisan listrik yangsaling berlawanan. Benteng tersebut
akan menolak setiap usaha dari partikel minyak yang akan menggandakan penggabungan
muatan listrik disebabkan oleh salah satu dari ketiga caradibawah ini.
a. Sabun
b. Tween 20; 40; 60; 80
Emulgator alam adalah emulgator yang diperoleh dari alam tanpa proses
m/a.
a. Gom arab
b. Tragacanth
c. Agar-agar
d. Chondrus
Zat-zat protein seperti: gelatin, kuning telur, kasein, dan adeps lanae.
suatu zat pengemulsi adalah sediaan menjadi terlalu cair dan menjadi lebih
Zat padat yang terbagi halus, seperti: tanah liat koloid termasuk
membentuk emulsi tipe m/a bila bahan padat ditambahkan ke fase air jika
jumlah volume air lebih besar dari minyak. Jika serbuk bahan padat
ditambahkan dalam inyak dan volume fase minyak lebih banyak dari air,
suatu zat seperti bentonit sanggup membentuk suatu emulsi a/m. Selain itu
minyak,lalu ditambahkan air sekaligus dan diaduk /digerus dengan cepat dan
ini merrupakan variasi dari metode gom kering atau metode gombasah.
dengan fase luar.Dalam botol kering, emulgator yang digunakan dari jumlah
minyak.Ditambahkan dua bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume air
a. Sabun Kalsium
Emulsi a/m yang terdiri dari campuran minyak sayur dan air jeruk,yang dibuat
dengan sederhana yaitu mencampurkan minyak dan air dalam jumlah yang
dibentuk secara in situ disiapkandari minyak sayur alami yang mengandung asam
lemak bebas.
b. Sabun Lunak
Metode ini, basis di larutkan dalam fase air dan asam lemak dalam
c. Pengemulsi Sintetik
Secara umum, metode ini sama dengan metode penyabunan insitu dengan
denganyang menjadi fase luarnya. Misalnya suatu emulsi tipe m/a, maka emulsi iniakan
tipe a/m.
emulsi , jika pewarna larut dalam fase luar dari emulsi. Misalnya amaranth,
adalahpewarna yang larut air, maka akan terdispersi seragam pada emulsi
tipe m/a.Sudan III, adalah pewarna yang larut minyak, maka akan terdispersi
berdasarkan densitas dari fase internal dan fase eksternal. Jika densitas
relativedari kedua fase diketahui, pembentukan arah krim dari fase dispers dapat
farmasetik,densitas fase minyak atau lemak kurang dibandingkan fase air; sehingga, jika
erjadi krim pada bagian atas, maka emulsi tersebut adalah tipe m/a, jika emulsi krim terjadi
Metode ini berdasarkan prinsip bahwa air atau larutan berair mampu
elektrik tampak, maka emulsi tersebut tipe m/a, dan begitu pula sebaliknya
Test Fluorosensi
ultraviolet. Jika setetes emulsi di uji dibawah paparan sinar ultra violet dan
maka tipe emulsi itu adalah a/m, jika emulsi tipe m/a, maka fluorosensi hanya berupanoda.
6. Kestabilan Emulsi
Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
a. Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, dimana yang
satumengandung fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. Creamingbersifat
C. SUSPENSI
1. Pengertian Suspensi
bentuk halusdan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang
terdispersi harus halus,tidak boleh cepat mengendap, dan bila digojog perlahan-lahan
a. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yangterdispersi dalam
pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai danditujukkan untuk penggunaan
oral.
untuk penggunaan pada mata. Suspensi obat mata harus steril dan zat yang
terdisprsi harus sangat halus, bila untuk dosis ganda harus mengandung
bakterisida.
e. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang
sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal.
Suspensi harus steril, mudah disuntikkan dan tidak menyumbat jarum suntik.
f. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa
2. Stabilitas Suspensi
Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara
adalah :
a. Ukuran Partikel
tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara
b. Kekentalan / Viskositas
(kecil).Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel
tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi
terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar
c. Sifat/Muatan Partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran
bahan yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi
antar bahan tersebu t yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan
tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita
Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
gom/ hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air
Tragacanth , Alginb.
Metode Dispersi
Metode Precipitasi
Sistem flokulasi
Sistem deflokulasi
a. Deflokulasi
Diakhir sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi.
b. .Flokulasi
Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali
seperti semula.
a. Volume sedimentasi
b. Derajat flokulasi
Adalah Suatu rasio volume sedimentasi akhir dari suspensi flokulasi
c. Metode reologi
sampai titik beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini
Kesimpulan
2. Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi
yang cocok. Merupakan sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan
yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. yang berukuran 0,1-100 mm, yang distabilkan
3. Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk