Anda di halaman 1dari 2

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi

senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan. Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat
secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya dipekatkan secara destilasi dengan
menggunakan tekanan (Ditjen POM,1992).
Ekstraksi adalah suatu proses penyarian senyawa kimia yang terdapat
didalam bahan alam atau berasal dari dalam sel dengan menggunakan pelarut dan
metode yang tepat. Sedangkan ekstrak adalah hasil dari proses ekstraksi, bahan
yang diekstraksi merupakan bahan alam. (Ditjen POM, 1986).

Pemilihan metode ekstraksi tergantung bahan yang digunakan, bahan yang


mengandung mucilago dan bersifat mengembang kuat hanya boleh dengancara
maserasi. sedangkan kulit dan akar sebaiknya di perkolasi. untuk bahan yang tahan
panas sebaiknya diekstrasi dengan cara refluks sedangkan simplisia yang mudah
rusak karna pemanasan dapat diekstrasi dengan metode soxhlet. (Agoes, 2007).
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan metode ekstraksi (Agoes, 2007):

bentuk/tekstur bahan yang digunakan

kandungan air dari bahan yang diekstrasi

jenis senyawa yang akan diekstraksi

sifat senyawa yang akan diekstraksi


Metode maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana yang dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari
pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya (Ditjen POM : 1986).
Metode ini digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia
yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah
mengembang seperti benzoin, stiraks dan lilin. Penggunaan metode ini misalnya
pada sampel yang berupa daun, contohnya pada penggunaan pelarut eter atau aseton
untuk melarutkan lemak/lipid (Ditjen POM, 1986). Keuntungan cara penyarian
dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana
dan mudah diusahakan. Selain itu, kerusakan pada komponen kimia sangat
minimal. Adapun kerugian cara maserasi ini adalah pengerjaannya lama dan
penyariannya kurang sempurna (Ditjen POM : 1986).

Daftar Pustaka

Agoes. Goeswin, 2007, Teknologi Bahan Alam. Penerbit ITB: Bandung.

Ditjen POM, (1986), Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.

Ditjen POM, 1992, Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai