A.

PEMBAHASAN

Pada percobaan praktikum kali ini yaitu tentang ekstraksi dan

pemekatan dimana yang bertujuan untuk melakukan penyarian simplisia

tumbuhan (daun sirsak) obat dengan berbagai metode ekstraksi. Ekstraksi

merupakan kegiatan penarikan zat yang dapat larut (komponen kmia) dan

bahan yang tidak larut (serbuk simplisia) dengan elarut cair. Ekstrak adalah

sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari

simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai.

Kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk

yang tersisa diperlukan sedemikan sehingga memenuhi baku yang telah

ditentukan.

Daun sirsak (Annona murica L.) yang akan diekstrak ini mengandung

kandungan senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, asam

lemak, fitosterol, mirisil alkohol dan anonol (Asprey & Thornton, 2000).

Senyawa pada daun sirsak yang diduga memiliki khasiat antidiabetes adalah

senyawa alkaloid dan flavonoid. Daun sirsak yang diekstrak terlebih dahulu

dibuat serbuk agar dapat meningkatkan efektivitas ekstraksi. Ukuran luas

permukaan merukan salah satu faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

Semakin kecil atau halus ukuran bahan yang digunakan maka semakin luas

bidang kontak antara bahan dengan pelautnya, sehingga dapat meningkatkan

efektivitas ekstraksi. Serbuk kering daun sirsak kemudian diekstraksi hingga

diperoleh ekstrak daun sirsak.

 Dalam suatu tanaman yang akan diambil atau akan dipisahkan

komponen kimianya dari tanaman tersebut maka tahap selanjutnya adalah

ekstraksi yang merupakan suatu cara pemisahan (isolasi) zat aktif dari suatu

simplisia dengan menggunakan pelarut yang sesuai dan metode tertentu.

Tujuan ekstraksi yaitu untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat

dalam simplisia dengan menggunakan pelarut organik tertentu. Ekstraksi ini

didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat kedalam pelarut

dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antarmuka, kemudian

berdifusi masuk kedalam pelarut. Metode ekstraksi dipilih berdasarkan

beberapa faktor, seperti sifat dari bahan mentah tanaman, daya penyesuaian

bahan terhadap berbagai macam metodee ekstraksi, dan kepentingan dalam

memperoleh ekstrak tanaman.

Dalam pemilihan cairan penyari untuk ekstraksi harus memenuhi

beberapa kriteria, antara lain murah dan mudah diperoleh, stabil secara fisika

dan kimia,bereaksi netral, selektif, tidak mempengarui zat yang berkhasiat,

dan diperbolehkan oleh peraturan yang ada. Etanol 96% dipilih berdasarkan

ketertarikan senyawa aktif yang diduga berkhasiat antidiabetes yang ingin

diambil dari daun sirsak, yaitu alkaloid. Senyawa alkaloid dapat bersifat polar

atau semipolar, sehingga digunakan etanol 96% yang bersifat semipolar.

Adanya peraturan yang dikeluarkan BPOM RI 2010 yang menjadikan

alasan lain pemilihan pelarut, dimana cairan penyari untuk keperluan

farmakologi menyebutkan hanya boleh menggunakan air atau etanol. Selain

itu, etanol 96% juga dipilih karena memiliki sifat antimikroba dan mampu

memperbaiki stabilitas bahan obat terlarut (Dalimartha, 2006).

Pada percobaan praktikum kali ini sampel yang digunakan adalah

simplisia daun sirsak (Annona murica L.) dimana pada ekstraksi ini

menggunakan metode maserasi, dimana maserasi dipilih karena memiliki

keunggulan, yakni pengerjaan yang cepat dan cara pengerjaan dan peralatan

yang digunakan sederhana, relatif mudah dan murah. Metode maserasi

merupakan cara penyarian yang sederhana yang dilakukan dengan cara

merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada

temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.

Metode ini digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung

komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung

zat yang mudah mengembang seperti benzoin, stiraks dan lilin. Penggunaan

metode ini misalnya pada sampel yang berupa daun. Cairan penyari yang

dipakai biasanya berupa air, etanol, atau pelarut lain. Pada penyarian dengan

cara maserasi perlu dilakukan pengadukan untuk meratakan konsentrasi

larutan di luar butir serbuk simplisia, sehingga terjadi keseimbangan antara

konsentrasi di dalam dan di luar sel.

Simplisia daun sirsak ditimbang sebanyak 100 gram kemudian

dimasukkan kedalam alat maserasi, dengan menggunakan pelarut etanol 96%

sampai simplisia tersebut terendam seluruhnya. Maserasi dilakukan dengan

merendam serbuk daun sirsak dalam pelarut etanol 96% selama 24 jam

kemudian disaring, perendaman residu diulangi 2 kali agar komponen bahan

 aktif pada daun sirsak dapat terambil dengan baik. Cairan penyari yang

digunakan adalah etanol dimana etanol bersifat semipolar yaitu dapat

melarutkan senyawa baik yang bersifat polar maupun non polar. Pelarut

etanol dapat digunakan untuk menyari zat yang bersifat polar atau kepolaran

relatif tinggi sampai relatif rendah, karena etanol merupakan pelarut

universal, etanol tidak menyebabkan pembengkakan membran sel, dapat

memperbaik stabilitas bahan obat yang terlarut dan juga efektif dalam

menghasilkan jumlah aktif yang optimal.

Maserat yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan pelarutnya

diuapkan dengan suhu 70oC dengan penambahan pelarut yang digunakan

yaitu sebanyak ...... mL dan hasil maserat yang diperoleh selama 3x24 jam

yaitu sebanyak ....... mL

B. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan bahwa simplisia daun sirsak (Annona murica L.) pada ekstraksi ini

menggunakan metode maserasi, dan cairan penyari yang digunakan yaitu etanol

dengan persentase ekstrak (%) rendamennya adalah sebesar ..... %

 DAFTAR PUSTAKA

Adrian, peyne, 2000. Analisa Ekstraktif Tumbuhan Sebagai Sumber Bahan

Obat. Pusat Penelitian. Universitas Negeri Andalas.

Asprey GF, Thornton P. 2000. Medical plants of Jamaica Part 1-11. West Indian

Journal 2 : 1-86.

BPOM. 2010. Acuan Sedian Herbal, volume 5 edisi 1. Jakarta : Direktorat OAI

BPOMRI.

Dalimartha S. 2006. 1001 Resep Herbal. Jakarta : Penebar Swadaya.

K.Heyne.1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Edisi III. Yayasan sarana Warna

Jaya. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.