Anda di halaman 1dari 8

1.

Definisi Analisa Gas Darah

Analisa Gas Darah adalah suatu pemeriksaan melalui darah arteri dengan tujuan mengetahui
keseimbangan asam dan basa dalam tubuh, mengetahui kadar oksigen dalam tubuh dan
mengetahui kadar karbondioksida dalam tubuh.

2. Indikasi Analisa Gas Darah

Indikasi dilakukannya pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) yaitu :

1. Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik


penyakit paru obstruktif kronis yang ditandai dengan adanya hambatan aliran udara
pada saluran napas yang bersifat progresif non reversible ataupun reversible parsial.
Terdiri dari 2 macam jenis yaitu bronchitis kronis dan emfisema, tetapi bisa juga
gabungan antar keduanya.

2. Pasien dengan edema pulmo


Pulmonary edema terjadi ketika alveoli dipenuhi dengan kelebihan cairan yang
merembes keluar dari pembuluh-pembuluh darah dalam paru sebagai gantinya udara.
Ini dapat menyebabkan persoalan-persoalan dengan pertukaran gas (oksigen dan
karbon dioksida), berakibat pada kesulitan bernapas dan pengoksigenan darah yang
buruk. Adakalanya, ini dapat dirujuk sebagai "air dalam paru-paru" ketika
menggambarkan kondisi ini pada pasien-pasien.
Pulmonary edema dapat disebabkan oleh banyak faktor-faktor yang berbeda. Ia dapat
dihubungkan pada gagal jantung, disebut cardiogenic pulmonary edema, atau
dihubungkan pada sebab-sebab lain, dirujuk sebagai non-cardiogenic pulmonary
edema.

3. Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)


ARDS terjadi sebagai akibat cedera atau trauma pada membran alveolar kapiler yang
mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang interstisiel alveolar dan perubahan
dalarn jaring- jaring kapiler , terdapat ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi yang
jelas akibat-akibat kerusakan pertukaran gas dan pengalihan ekstansif darah dalam
paru-.paru. ARDS menyebabkan penurunan dalam pembentukan surfaktan , yang
mengarah pada kolaps alveolar . Komplians paru menjadi sangat menurun atau paru-
paru menjadi kaku akibatnya adalah penurunan karakteristik dalam kapasitas residual
fungsional, hipoksia berat dan hipokapnia ( Brunner & Suddart 616).

4. Infark miokard
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Fenton,
2009). Klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak umumya
pada pria 35-55 tahun, tanpa gejala pendahuluan (Santoso, 2005).

5. Pneumonia
Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan sistem dimana
alveoli(mikroskopik udara mengisi kantong dari paru yang bertanggung jawab untuk
menyerap oksigen dari atmosfer) menjadi radang dan dengan penimbunan
cairan.Pneumonia disebabkan oleh berbagai macam sebab,meliputi infeksi karena
bakteri,virus,jamur atau parasit. Pneumonia juga dapat terjadi karena bahan kimia
atau kerusakan fisik dari paru-paru, atau secara tak langsung dari penyakit lain seperti
kanker paru atau penggunaan alkohol.

6. Pasien syok
Syok merupakan suatu sindrom klinik yang terjadi jika sirkulasi darah arteri
tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Perfusi jaringan
yang adekuat tergantung pada 3 faktor utama, yaitu curah jantung, volume darah,
dan pembuluh darah. Jika salah satu dari ketiga faktor penentu ini kacau dan
faktor lain tidak dapat melakukan kompensasi maka akan terjadi syok. Pada syok juga
terjadi hipoperfusi jaringan yang menyebabkan gangguan nutrisi dan metabolism sel
sehingga seringkali menyebabkan kematian pada pasien.

7. Post pembedahan coronary arteri baypass

Coronary Artery Bypass Graft adalah terjadinya suatu respon inflamasi sistemik pada derajat
tertentu dimana hal tersebut ditandai dengan hipotensi yang menetap, demam yang bukan
disebabkan karena infeksi, DIC, oedem jaringan yang luas, dan kegagalan beberapa organ
tubuh. Penyebab inflamasi sistemik ini dapat disebabkan oleh suatu respon banyak hal, antara
lain oleh karena penggunaan Cardiopulmonary Bypass (Surahman, 2010).
8. Resusitasi cardiac arrest

Penyebab utama dari cardiac arrest adalah aritmia, yang dicetuskan oleh beberapa
faktor,diantaranya penyakit jantung koroner, stress fisik (perdarahan yang banyak, sengatan
listrik,kekurangan oksigen akibat tersedak, tenggelam ataupun serangan asma yang berat),
kelainan bawaan, perubahan struktur jantung (akibat penyakit katup atau otot jantung) dan
obat-obatan.Penyebab lain cardiac arrest adalah tamponade jantung dan tension
pneumothorax. Sebagai akibat dari henti jantung, peredaran darah akan berhenti. Berhentinya
peredaran darahmencegah aliran oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan
mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral
atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti
bernapas normal.Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam
5 menit dan selanjutnyaakan terjadi kematian dalam 10 menit. Jika cardiac arrest dapat
dideteksi dan ditangani dengansegera, kerusakan organ yang serius seperti kerusakan otak,
ataupun kematian mungkin bisa dicegah.

Kontra Indikasi Analisa Gas Darah

1. Denyut arteri tidak terasa, pada pasien yang mengalami koma


(Irwin & Hippe, 2010).

2. Modifikasi Allen tes negatif , apabila test Allen negative tetapi


tetap dipaksa untuk dilakukan pengambilan darah arteri lewat arteri radialis, maka akan
terjadi thrombosis dan beresiko mengganggu viabilitas tangan.

3. Selulitis atau adanya infeksi terbuka atau penyakit pembuluh


darah perifer pada tempat yang akan diperiksa

4. Adanya koagulopati (gangguan pembekuan) atau pengobatan


denganantikoagulan dosis sedang dan tinggi merupakan kontraindikasi relatif.

Alat dan Bahan untuk Pengambilan Darah Arteri

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengambilan darah arteri antara lain :

1. Disposible Spuit 2,5 cc, jarum ukuran 23 G/ 25 G

2. Penutup jarum khusus atau gabus


Mencegah kontaminasi dengan udara bebas. Udara bebas dapat mempengaruhi nilai
O2 dalam AGD arteri.

3. Nierbeken/Bengkok

Digunakan untuk membuang kapas bekas pakai.

4. Anticoagulant Heparin

Untuk mencegah darah membeku.

5. Alcohol swabs ( kapas Alkohol )

Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan dibasahi dengan antiseptic
berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran
yang dapat mengganggu pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan area penusukan agar
resiko infeksi bisa ditekan.

6. Plester

Digunakan untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas plebotomi, sehingga membantu proses
penyembuhan luka dan mencegah adanya infeksi akibat perlukaan atau trauma akibat
penusukan.

7. Kain pengalas

Untuk memberi kenyamanan pada pasien saat plebotomis melakukan pengambilan darah
vena.

8. Tempat berisi es batu

Bila laboratorium jauh, maka specimen darah arteri harus dimasukkan kedalam tempat berisi
es batu sebab suhu yang rendah akan menurunkan metabolism sel darah yang mungkin
merubah nilai pH, PCO2, PO2, HCO3-.

9. Tempat sampah khusus needle

Tempat untuk membuang needle yang sudah dipakai untuk mengurangi kontaminasi pasien
satu dengan pasien yang lain.

Antikoagulan yang Digunakan


Antikoagulan yang digunakan dalam pengambilan darah arteri adalah heparin. Pemberian
heparin yang berlebiham akan menurunkan tekanan CO2.Antikoagulan dapat mendilusi
konsentrasi gas darah dalam tabung. Sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek penurunan
CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin.

Alat Perlindungan Diri (APD) untuk Petugas

Alat Perlindungan Diri (APD) yang harus digunakan seorang petugas (Plebotomis) yaitu
(Rohani, 2008) :

1. Jas Laboratorium

Pemakaian utama dari jas laboratorium adalah untuk melindungi pakaian petugas pelayanan
kesehatan. Jas laboratorium diperlukan sewaktu melakukan tindakan, bila baju tidak ingin
kotor.

2. Sarung Tangan (Handscoon)

Alat ini merupakan pembatas fisik terpenting untuk mencegah terjadi infeksi, tetapi harus
diganti setiap kontak dengan satu pasien ke pasien yang lainnya untuk mencegah kontaminasi
silang. Sarung tangan harus dipakai kalau menangani darah, duh tubuh, sekresi dan eksresi
(kecuali keringat). Petugas kesehatan (Plebotomis) menggunakan sarung tangan untuk tiga
alasan, yaitu:

a. Mengurangi resiko petugas kesehatan terkena infeksi dari pasien.

b. Mencegah penularan flora kulit petugas kepada pasien.

c. Mengurangi kontaminasi tangan petugas kesehatan dengan mikroorganisme yang dapat


berpindah dari satu pasien ke pasien lain.

3. Masker

Masker digunakan untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau
petugas bedah berbicara, batuk, bersin, dan juga mencegah ciprtan darah atau cairan tubuh
yang terkontaminasi masuk ke dalam hidung atau mulut petugas kesehatan.

4. Sepatu Laboratorium
Alas kaki/sepatu laboratorium dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaaan oleh benda
tajam atau dari cairan yang jatuh atau menetes kaki. Sepatu bot dari karet atau kulit lebih
melindungi, tapi harus bersih dan bebas dari kontaminasi darah atau cairan tubuh lainnya.

5. Kap (penutup rambut)

Dipakai untuk menutup rambut dan kepala, tujuan utamanya adalah melindungi pemakainya
dari ciprtan darah dan cairan tubuh lainnya.

6. Pelindung Mata

Pelindung mata melindungi petugas kesehatan dari cipratan darah atau cairan tubuh lainnya
yang terkontaminasi dengan pelindung mata.

Lokasi Pengambilan Darah Arteri

1. Arteri Radialis dan Arteri Ulnaris (sebelumnya dilakukan allens


test)

Test Allens merupakan uji penilaian terhadap sirkulasi darah di tangan, hal ini dilakukan
dengan cara yaitu: pasien diminta untuk mengepalkan tangannya, kemudian berikan tekanan
pada arteri radialis dan arteri ulnaris selama beberapa menit, setelah itu minta pasien unutk
membuka tangannya, lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari dan
tangan. Jari-jari dan tangan harus memerah dalam 15 detik, warnamerah menunjukkan test
allens positif. Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan test allens negatif.
Jika pemeriksaan negative, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.

2. Arteri Dorsalis pedis

merupakan arteri pilihan ketiga jika arteri radialis dan ulnaris tidak bisa digunakan.

3. Arteri Brakialis

Merupakan arteri pilihan keempat karena lebih banyak resikonya bila terjadi obstruksi
pembuluh darah. Selain itu arteri femoralis terletak sangat dalam dan merupakan salah satu
pembuluh utama yang memperdarahi ekstremitas bawah.

4. Arteri Femoralis
merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri diatas tidak dapat diambil. Bila terdapat
obstruksi pembuluh darah akan menghambat aliran darah ke seluruh tubuh / tungkai bawah
dan bila yang dapat mengakibatkan berlangsung lama dapat menyebabkan kematian jaringan.
Arteri femoralis berdekatan dengan vena besar, sehingga dapat terjadi percampuran antara
darah vena dan arteri.

Selain itu arteri femoralis terletak sangat dalam dan merupakan salah satu pembuluh utama
yang memperdarahi ekstremitas bawah.

Arteri Femoralis atau Brakialis sebaiknya jangan digunakan jika masih ada alternative lain
karena tidak memiliki sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau
thrombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena
adanya resiko emboli ke otak.
DAFTAR PUSTAKA

Surahman, Pengaruh Cardiopulmonar Bypass Terhadap Jumlah Leukosit Pada Operasi


Coronary Artery Bypass Graft, Jurnal Kedokteran, Mei 2010, Universita Diponegoro

Pratiwi Anggi (2010). Pemeriksaan Gas Darah Arteri (Analisa Gas Darah). Diambil
darihttp://www.scribd.com//. 6 Oktober 2012

Yusuf Muhammad (2009). Pemeriksaan Analisa Gas Darah (ASTRUP). Diambil


darihttp://ysupazmy.blogspot.com// . 6 Oktober 2012

Silviana (2005). IMA (Infark Miokard Akuta). Diambil dari http://www.scribd.com// . 6


Oktober 2012

Afri (2009). Analisa Gas Darah. Diambil dari http://www.scribd.com// . 6 Oktober 2012

Widjijati (2010). Analisa Gas Darah Arteri. Diambil dari http://www.scribd.com// . 6 Oktober
2012

Anda mungkin juga menyukai