Sistem komplemen adalah suatu sistem yang terdiri dari seperangkat kompleks
protein yang satu dengan lainnya sangat berbeda. Ada 9 komponen dasar komplemen
yaitu C1 sampai C9 yang bila diaktifkan, dipecah menjadi bagian-bagian yang besar
dan kecil (C3a, C4a dan sebagainya). Fragmen yang besar dapat berupa enzim
tersendiri dan mengikat serta mengaktifkan molekul lain. Fragmen tersebut dapat juga
berinteraksi dengan inhibitor yang menghentikan reaksi selanjutnya. Komplemen
sangat sensitif terhadap sinyal kecil, misalnya jumlah bakteri yang sangat sedikit sudah
dapat menimbulkan reaksi beruntun yang biasanya menimbulkan reaksi lokal
(Baratawidjaja, 2004).
Sistem komplemen adalah protein dalam serum darah yang bereaksi berjenjang
sebagai enzim untuk membantu sistem kekebalan seluler dan sistem kekebalan
humoral untuk melindungi tubuh dari infeksi. Protein komplemen tidak secara khusus
bereaksi terhadap antigen tertentu, dan segera teraktivasi pada proses infeksi awal
dari patogen. Oleh karena itu sistem komplemen dianggap merupakan bagian
dari sistem imun bawaan. Walaupun demikian, beberapa antibodi dapat memicu
beberapa protein komplemen, sehingga aktivasi sistem komplemen juga merupakan
bagian dari sistem kekebalan humoral.
A. AKTIVASI KOMPLEMEN
a. Aktivasi Komplemen melalui Jalur Klasik
Jalur ini diawali dengan stimulasi dari kompleks antigen-antibodi yang kemudian
mengaktivasi C1q, C1r, C1s, ketiga komponen ini menghasilkan komponen enzimatik
yang menstimulasi C4, C4 menghasilkan komponen enzimatik yang menstimulasi C2,
komponen C2 ini kemudian menghasilkan komponen enzimatik dan menstimulasi C3
Convertase (pusat katalitik sistem komplemen).
b. Aktivasi Komplemen melalui Jalur Alternatif
Jalur ini diawali oleh stimulasi dari permukaan patogen yang mengandung LPS
(Lipopolisakarida) yang kemudian langsung menstimulasi C3, C3 menghasilkan
komponen enzimatik yang menstimulasi faktor B, faktor B menghasilkan komponen
enzimatik yang menstimulasi fakator D, faktor D kemudian menghasilkan komponen
enzimatik yang akhirnya mensimulasi C3 convertase.
c. Aktivasi Komplemen melalui Jalur Lektin
Jalur ini diawali oleh stimulasi dari kompleks manosa binding protein pada permukaan
patogen yang kemudian menstimulasi MBL, MASP-1, MASP-2. Ketiga komponen ini
kemudian mnghasilkan komponen enzimatik yang menstimulasi C4, (seperti halnya
pada jalur klasik) C4, C4 menghasilkan komponen enzimatik yang menstimulasiC2,
komponen C2 ini kemudian menghasilkan komponen enzimatik dan menstimulasi C3
convertase (pusat katalitik sitem komplemen).
B. RESEPTOR KOMPLEMEN
Ada beberapa reseptor spesifik yang berikatan dengan komponen komplemen
dan fragmen pada komplemen. CR1 dan CR3 adalah komponen penting dalam
menginduksi proses fagositosis bakteri. CR2 terutaman ditemukan pada sel B yaitu
kompleks sel B-koreseptor dan menjadi reseptor terhadap virus Epstein-Barr yang
menyebabkan infeksi mononukleusis. CR1 dan CR2 saling membagi struktur
komplemen-regulatory protein yang mengikat C3b dan C4b. CR3 dan CR4 saling
berintegrasi, CR3 untuk proses migrasi dan adesi leukosit, sedangkan CR4 untuk
respon fagositosis. Reseptor C5a dan C3a adalah bagian dari tujuh pasang pada untaian
G protein. FDC sebagai sel folikular dendritik tidak terlibat dalam imunitas bawaan
(innate immunity) (Janeway et all, 2001).
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_komplemen
Baratawidjaja,K.G. 2004. Imunologi Dasar Edisi Ke-6. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.