Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PELARUT HEKSANA DAN ETANOL,

VOLUME PELARUT, DAN WAKTU EKSTRAKSI


TERHADAP HASIL EKSTRAKSI MINYAK KOPI
Tamzil Aziz, Ratih Cindo K N, Asima Fresca

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Abstrak

Biji kopi (coffea robusta) merupakan komoditas pertanian Indonesia yang memiliki nilai ekonomis
yang tinggi. Minyak kopi adalah salah satu produk olahan biji kopi yang bermanfaat untuk aromatisasi.
Salah satu metode pembuatan minyak kopi ialah metode sokhelet ekstraksi, yaitu suatu metode pemisahan
yang digunakan untuk mengeluarkan satu atau beberapa komponen dari suatu padatan atau cairan dengan
bantuan pelarut. Pada penelitian ini dilakukan proses ekstraksi bubuk kopi, dimana dilakukan analisa berat
jenis, persen rendemen, dan bilangan penyabunan dari hasil ekstraksi minyak kopi. Salah satu tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel proses terhadap hasil ekstraksi minyak kopi. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa kuantitas minyak kopi yang terbentuk berbanding lurus dengan kenaikan
variabel volume pelarut (ml), dan waktu ekstraksi (menit) dimana pelarut heksana menghasilkan minyak kopi
lebih banyak dibandingkan pelarut etanol. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa persen rendemen minyak
kopi terbesar yaitu 8,165% dihasilkan dari ekstraksi minyak kopi menggunakan pelarut heksana 600ml
selama 120 menit.

Kata kunci : ekstraksi, minyak kopi, variabel proses

Abstract
Coffee bean ( robusta coffea) is Indonesian agriculture commodity that has high economic value. Coffee oil
is one of the coffee bean product that used for aromatization. One of method making of coffee oil is soxhlet
extraction method, that is a dissociation method used to release one or some component from a dilution or
solid with helping of solvent. At this research, there are coffee powder extraction process, where the density,
rendement percent, and saponification number are analyzed from the result of coffee oil extraction. One of
the intention of this research is knowing how the influence of variable process to coffee oil. Result of the
research indicate that amount of coffee oil extracted is equivalent with increase of solvent volume variable
(ml), and extraction time ( minute) where hexane solvent produce more coffee oil than ethanol solvent. The
biggest coffee oil rendement percent is 8,165% that producd from coffee oil extraction used hexane 600mlas
a solvent during 120 minute.

Keyword : extraction, coffee oil, process variable

I. PENDAHULUAN
Dalam Biji Kopi terkandung 10-15% adalah untuk aromatisasi kopi dengan
minyak kopi yang tersusun dari senyawa kafein, menyemprotkannya pada kopi bubuk terutama
asam palmitic, asam linoleat, asam stearik,dll. pada kopi instant. Selain itu, minyak kopi juga
Minyak kopi memiliki peranan penting baik ditambahkan dalam beberapa produk kosmetik
dalam industri kopi itu sendiri maupun di bidang seperti lulur karena bermanfaat untuk kesehatan
industri lainnya. Salah satu manfaat minyak kopi kulit .
Jurnal Teknik Kimia, No. 1, Vol. 16, Januari 2009 1
Pengambilan minyak dari biji kopi dapat ekstraksi terhadap jumlah minyak kopi yang
dilakukan dengan berbagi metode, yaitu metode dihasilkan.
sokhelet ekstraksi, metode ekstraksi dengan fluida Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini
superkritis,dan metode pengepresan. adalah menambah wawasan mahasiswa khususnya
Dalam penelitian ini metode yang mahasiswa teknik kimia mengenai teknik
digunakan ialah metode sokhelet ekstraksi yaitu pengolahan kopi lainya. Selain itu, masyarakat
memisahkan satu atau beberapa komponen dari dapat mengetahui proses pembuatan minyak kopi
suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut beserta kegunaannya dan memberikan informasi
yang disebut ekstraksi. Pemisahan tejadi atas kepada industri kopi tentang kegunaan minyak
dasar kemampuan larut yang berbeda dari kopi sehingga dapat diaplikasikan secara nyata.
komponen komponen dalam campuran. Dalam penelitian ini, bahan utama yang
Ekstraksi berlangsung secara sistematik pada suhu digunakan adalah bubuk kopi jenis robusta.
tertentu dengan menggunakan pelarut. Pelarut Metode yang digunakan ialah metode ekstraksi,
akan berpenetrasi ke dalam kopi dan yang menggunakan serangkaian alat berupa
menghasilkan minyak kopi. Minyak hasil condenser, sokhelet/ekstrkator, dan
ekstraksi dengan pelarut mempunyai keunggulan waterbath/pemanas.
yaitu mempunyai bau yang mirip bau alamiah. Variabel-variabel yang ingin diamati
(Guenther, 1987). pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Seperti ekstraksi minyak tumbuhan pada 1. Pelarut
umumnya, ekstraksi minyak biji kopi Heksana dan etanol 96%
menggunakan pelarut organik seperti heksana. 2. Volume pelarut
Pelarut ini bersifat inert, memiliki titik didih yang Heksana : 400ml, 500ml, dan 600ml
rendah serta dapat melarutkan dengan cepat dan Etanol : 400ml, 500ml, dan 600ml
sempurna. Namun, penggunaan pelarut organik 3. Waktu ekstraksi
beracun dalam proses pengolahan makanan harus 30 menit, 60 menit, 90 menit, dan 120 menit
dibatasi. Oleh karena itu,subtitusi pelarut heksana
ke etanol sangat dianjurkan. II. Fundamental
Dalam prosesnya, minyak kopi Minyak kopi (coffee bean oil)
diekstraksi dari biji kopi yang telah disangrai dan merupakan suatu senyawa yang sebagian besar
digiling halus menjadi bubuk. Adapun mengandung triasigliserol dengan sejumlah
penggunaan pelarut etanol dan heksana dalam konstituen senyawa aromatik. Biji Kopi
ekstraksi minyak kopi ini dipengaruhi oleh mengandung 10-15% minyak kopi dimana
beberapa variabel bebas seperti volume pelarut minyak ini dihasilkan dari biji kopi yang telah
dan waktu ekstraksi. disangrai. Adapun kandungan senyawa dan asam
Dalam penelititan ini ada beberapa lemak total pada minyak kopi :
permasalahan yang timbul, yaitu bagaimana
kondisi optimum proses ektraksi minyak kopi Tabel. 2.1 Senyawa Yang Terkandung
dengan menggunakan pelarut heksan dan Dalam Minyak Kopi, Diidentifikasi Oleh
etanol96% sehingga dihasilkan produk berupa Kromatografi Gas
minyak kopi dengan jumlah yang optimum? Lalu senyawa
bagaimana pengaruh jumlah pelarut heksana dan caffeine
etanol 96% terhadap jumlah minyak kopi yang diphenylsulfone
dihasilkan?. Dan juga bagaimana pengaruh waktu hexadecanoic acid (Palmitic acid)
proses ekstraksi terhadap jumlah minyak kopi cis-9, cis-12-octadecadienoic acid (Linoleic
yang dihasilkan?. acid)
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk octadecanoic acid (Stearic acid)
mengetahui kondisi optimun yang dapat
2-vinyl-2,3-dihydrobenzofuran
digunakan dalam proses ekstraksi minyak biji
2,3-dimethylbenzofuran
kopi dengan menggunakan pelarut heksana dan
etanol. Untuk mengetahui pengaruh jumlah 3-buten-2-none, 4-phenyl
pelarut terhadap jumlah minyak kopi yang 2-phenyl-3-(4-methoxyphenyl)indene
dihasilkan. Serta ntuk mengetahui pengaruh waktu 2-[1-(2,4-dimethoxyphenyl)vinyl]phenol
12-methoxy-3-methylcholanthrene

2 Jurnal Teknik Kimia, No. 1, Vol. 16, Januari 2009


Tabel 2.2. Asam Lemak Total Pada Kafein yang merupakan unsur terpenting
Minyak Kopi, Identifikasi Oleh pada kopi berfungsi sebagai perangsang,
Kromatografi Gas sedangkan kafeol merupakan faktor yang
No. Senyawa Asam Berat menentukan flavor. Kafein merupakan suatu
Lemak Molekul alkaloid dari metal xantin yaitu 1,3,7 trimetil
1. hexadecanoic Palmitat 256.42 xantin. Kafein murni berupa kristal berwarna
acid, methyl ester putih atau berbentuk seperti benang sutra yang
2. cis-9, cis-12- Linoleat 208.44 panjang dan kusut. Kafein akan mencair pada
octadecadienoic suhu 235-237,5 oC dan akan menyumblim pada
acid, methyl ester suhu 176oC di ruang terbuka (Kirk dan Otmer,
3. cis-10- Oleat 282.45 1949).
octadecadecenoic Senyawa nutrisi pada biji kopi terdiri dari
acid, methyl ester karbohidrat, protein, lemak, dan mineral.
4. octadecanoic acid, Stearat 284.47 Sukrosa yang termasuk golongan karbohidrat
methyl ester merupakan senyawa disakarida yang terkandung
5. eicosanoic acid, Arachidic 321,52 dalam biji kopi, kadarnya bisa mencapai 75%
methyl ester pada biji kopi kering.
Golongan asam akan mempengaruhi
mutu kopi karena merupakan salah satu senyawa
Sifat kimia minyak kopi menyerupai sifat
pembentuk aroma kopi. Asam yang dominan
kimia minyak kacang tanah. Adapun sifat fisik
pada biji kopi adalah asam klogenat yaitu sekitar
dan kimia minyak kopi adalah sebagai berikut :
8 % pada biji kopi atau 4,5% pada kopi sangrai.
Berbau harum dan menyengat seperti bau
Selama penyangraian sebagian besar asam
kopi
klorogenat akan terhidrolisa menjadi asam kafeat
Berwarna coklat kehitaman (berasal dari dan asam kuinat.
kopi yang telah disangrai) Pada penelitian ini, digunakan kopi jenis
Tidak larut dalam air robusta, yang mempunyai komposisi kimia
Mempunyai titik didih 220-290C sebagai berikut : kaffein, trigonelin, protein,
Mempunyai berat jenis (densitas) 0,94 asam amino, sukrosa, polisakarida, asam
0,98 gr/ml aliphatic, asam quinat, asam khlorogenat, lemak,
Mempunyai angka penyabunan berkisar mineral, dan air.
antara 188 195 mg NaOH/gr minyak Metode yang digunakan untuk
Adapun fungsi atau kegunaan utama memperoleh minyak kopi pada penelitian ini yaitu
minyak kopi ialah sebagai sumber aroma kopi dengan ekstraksi. Ekstraksi adalah proses
terutama pada kopi instant dengan cara fogging pemisahan komponen-komponen dalam larutan
(penyemprotan). Adapun kegunaan minyak kopi berdasarkan perbedaan kelarutannya(solubilitas).
ialah sebagai berikut : Metode ini memanfaatkan perbedaan
1. pemberi aroma khas pada kopi kelarutan antara minyak dan bahan bahan lain di
2. bahan untuk pembuatan produk olahan kopi dalam biji kopi terhadap pelarut. Sifat selektivitas
lainnya, seperti permen kopi pelarut yang digunakan menentukan tingkat
3. bahan kosmetik, contoh : lulur kemurnian minyak kopi yang diperoleh. Oleh
Seyawa-senyawa kimia pada biji kopi dapat karena itu, pemilihan jenis pelarut memegang
dibedakan atas senyawa volatil dan non volatil. peranan yang sangat penting.
1) Senyawa volatil adalah senyawa yang Cara kerja ekstraksi dengan pelarut
mudah menguap, terutama jika terjadi menguap cukup sederhana yaitu dengan cara
kenaikan suhu. Senyawa volatil yang memasukkan bahan yang diekstraksi ke dalam
berpengaruh terhadap aroma kopi antara ekstraktor khusus (soklet). Ekstraksi berlangsung
lain golongan aldehid, keton dan alkohol. secara sistematik pada suhu tertentu dengan
2) Senyawa non volatil yang berpengaruh menggunakan pelarut. Pelarut akan berpenetrasi
terhadap mutu kopi antara lain kafein, ke dalam bahan. Minyak hasil ekstraksi dengan
asam klorogenat dan senyawa-senyawa pelarut mempunyai keunggulan yaitu mempunyai
nutrisi. bau yang mirip bau alamiah. (Guenther, 1987).
Jurnal Teknik Kimia, No. 1, Vol. 16, Januari 2009 3
Variabel variabel yang mempengaruhi dalam Sebagai cleansing agent pada
suatu proses ekstraksi adalah : tekstile, furniture, pembuatan sepatu,
1) jumlah solvent, dan printing industri.
2) suhu ekstraksi, N-heksana juga merupakan lem
3) jenis solvent, khusus yang digunakan pada atap
4) ukuran partikel solid, dan sepatu
5) waktu ekstraksi,
6) jumlah tahap ( stage ), III. METODOLOGI
7) viskositas pelarut, Dalam pelaksanaan penelitian ekstrkasi
8) laju alir pelarut. minyak kopi, beberapa variable proses yang
Pelarut yang digunakan adalah heksana diberikan adalah sebagai berikut :
dan etanol. Etanol merupakan senyawa organik a. Jenis pelarut
yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, b. Volume pelarut
dan oksigen. c. Waktu ekstraksi
Etanol memilki titik didih yang lebih Prosedurnya adalah sebagai berikut : Biji
tinggi dibandingkan dengan metanol dan lebih Kopi yang telah dikeringkan, digiling halus
rendah dibandingkan dengan alkohol-alkohol hingga berbentuk bubuk, lalu timbang sample
lainnya. Hal ini dapat diterangkan dengan adanya sebayak 100 gram untuk setiap variable.
ikatan hidrogen di dalam molekul alkohol, Masukkan sample yang telah ditimbang ke dalam
sehingga alkohol dengan bobot molekul rendah kertas saring yang dibentuk seperti silinder
sangat larut dalam air. Tetapi dengan adanya gaya dimana besarnya sesuai dengan ukuran soxhelet
Van Der Waals antara molekul-molekul hidrogen yang digunakan. Sampel sebanyak 100gr
dalam alkohol menjadi lebih efektif menarik dimasukkan ke dalam sokhelet yang telah
molekul satu sama lain sehingga mengalahkan dirangkai dengan condenser dan labu didih.
efek pembentukan ikatan hidrogen (Koenan, Solven berupa heksana dan etanol 96% dimasukan
1986). ke dalam labu didih sebanyak masing masing
Etanol bersifat miscible terhadap air dan 400ml, 500ml, 600ml. Kemudian rangkaian
dengan kebanyakan larutan organik, termasuk soxhelet tersebut diletakkan diatas pemanas lalu
larutan non-polar seperti aliphatic hydrocarbons. dipanaskan selama 30 menit, 60 menit, 90menit,
Lebih jauh lagi penggunaan etanol digunakan dan 120 menit sehingga didapat hasil ekstraksi
sebagai solvent untuk melarutkan obat-obatan, berupa campuran minyak kopi dengan pelarut.
penguat rasa, dan zat warna yang tidak mudah Proses evaporasi merupakan lanjutan dari
larut dalam air. Bila bahan non-polar dilarutkan proses ekstraksi dengan tujuan untuk memisahkan
dalam etanol, dapat ditambahkan air untuk minyak kopi dari pelarutnya sehingga didapatkan
membuat larutan yang kebanyakan air. Gugus OH ekstrak minyak kopi yang berwarna kecokelatan.
dalam etanol membantu melarutkan molekul polar Pada proses evaporasi ini digunakan separangkat
dan ion-ion dan gugus alkilnya CH3CH2- dapat alat evaporasi vakum. Setelah didapatkan minyak
mengikat bahan non-polar. Dengan demikian kopi, minyak tersebut dimasukkan ke dalam botol
etanol dapat melarutkan baik non maupun polar. sampel. Kemudian dilakukan analisa analisa
N-heksana adalah hidrokarbon alkana seperti analisa persen rendemen, analisa berat
rantai lurus yang memiliki 6 atom karbon dengan jenis, dan analisa bilangan penyabunan.
rumus molekul C6H14. Isomer heksana tidak
reaktif dan digunakan sebagai secara luas sebagai IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
pelarut inert dalam reaksi organik karena heksana Berdasarkan hasil penelitian pada proses
bersifat sangat tidak polar. ekstraksi ini diperoleh produk akhir dengan
N-heksana dibuat dari hasil penyulingan karakteristik sebagai berikut :
minyak mentah dimana untuk produk industrinya Ekstraksi dengan pelarut heksana
ialah fraksi yang mendidih pada suhu 65-70C. 1. Berwarna cokelat dan kental
Heksana digunakan di laboratorium untuk 2. Bau tidak terlalu pekat
mengekstrak minyak dan lemak. 3. Ada sedikit endapan (seperti lemak)
Pemanfaatan n-heksana yang lainnya ialah :

4 Jurnal Teknik Kimia, No. 1, Vol. 16, Januari 2009


Ekstraksi dengan pelarut eatnol 96% Dengan demikian akan sangat
1. Berwarna hitam pekat dan sedikit kental mempengaruhi nilai berat jenis pada pelarut
2. Bau terlalu pekat etanol. Salah satu contoh dapat kita ambil pada
3. Ada endapan berupa bubuk kopi Tabel 4.1, dimana untuk setiap volume pelarut
etanol, menghasilkan nilai berat jenis yang besar
Tabel 4.1 Data Hasil Analisa Minyak Kopi untuk setiap masing-masing waktu ekstraksi. Hal
ini disebabkan karena pelarut etanol bersifat polar,
VOLU WAKTU BERA BILANG dapat melarutkan bubuk kopi. Sehinnga hasinya
PELARUT ME EKSTR T AN beupa minyak kopi yang berwarna gelap
PELAR AKSI JENIS PENYA danmempunyai endapan berupa padatan bubuk.
UT (menit) (gr/ml) BUNAN
(ml) Tabel 4.2. Data Hasil Perhitungan Rendemen
30 0,946 192,51 Minyak Kopi
60 0,942 185,137 VOLUME WAKTU REND
400 ml 90 0,936 188,671 PELARUT PELARUT EKSTRAKSI EME
120 0,94 189,78 (ml) (MENIT) N (%)
30 0,94 188,817 30 1,84
60 0,942 192,081 60 3,8
Heksana 500 ml 90 0,902 188,027 400 ml 90 4.0
120 0,918 191,247 120 4,5
30 0,94 188,745 30 3,99
60 0,942 189,921 60 7,156
600 ml Heksana 500 ml 90 7,69
90 0,946 187,688
120 0,956 189,275 120 8,02
30 0,96 - 30 2,93
60 0,965 - 60 4,33
400 ml 90 0,968 - 600 ml 90 7,54
120 0,964 - 120 8,165
30 0,966 - 30 1,258
60 0,968 - 60 1,751
Etanol 500 ml 90 0,968 - 400 ml 90 2,347
96% 120 0,976 - 120 2,444
30 0,968 - 30 2,319
Etanol 60 2,38
60 0,976 -
96% 500 ml 90 2,941
600 ml 90 0,972 -
120 0,978 - 120 3,061
30 2,234
Secara umum, teknis pembuatan minyak kopi 60 2,28
dengan metode sokhelet ekstraksi ini adalah 600 ml 90 3,125
memanfaatkan perbedaan kelarutan (solubilitas) 120 3,716
antara minyak dan bahan bahan lain didalam
kopi. Penggunaan pelarut heksana pada ekstraksi Dengan begitu, hal demikian yang
ini akan memperlihatkan perubahan warna dimana menyebabkan berat jenis yang menggunakan
akan dihasilkan larutan minyak yang masih pelarut etanol akan mempunyai nilai berat jenis
bercampur pelarut berwarna kuning bening. yang besar. Kemungkinan yang lain, karena sifat
Setelah dipisahkan dari pelautnya, heksana, maka kepolaran dari pelarut etanol dapat berikatan
akan dihasilkan minyak kopi berwarna cokelat. dengan air. Diamana air yang terdapat dalam
Adapun penggunaan etanol akan menghasilkan kandungan bubuk kopi, pada waktu mengekstrak
warna larutan hitam pekat. Hal ini disebabkan bubuk kopi, pelarut etanol berikatan dengan air.
sifat etanol yang dapat melarutkan warna. Hal ini diperkuat dengan pelaksanaan evaporasi
untuk mendapatkan minyak kopi. Temperatur
Jurnal Teknik Kimia, No. 1, Vol. 16, Januari 2009 5
yang digunakan pada saat evaporasi adalah 75-80 Dari Tabel 4.2 hasil ekstraksi bubuk
C, sehingga air masih terdapat dalam minyak kopi, diperoleh persen rendemen yang
kopi, dimana etanol telah terpisahkan dengan berbeda,sesuai dengan variabelnya terutama
minyak kopi. berdasarkan perbedaan jenis pelarut dan volume
Untuk pelarut heksana, hasil minyak kopi pelarut. Ekstraksi dengan pelarut heksana akan
yang didapat mempunyai nilai berat jenis yang memberikan rendemen sebesar 1,84 8,165%.
lebih rendah dibandingkan dengan pelarut etanol. Nilai persen rendemen tersebut berbeda jika
Karena pelarut heksana bersifat non-polar. Pelarut dibandingkan dengan ekstraksi menggunakan
ini tidak berikatan dengan air dan tidak pelarut etanol, yaitu sebesar 1,258 3,716%. Hal
melarutkan bubuk kopi. Semakin lamanya waktu ini dikarenakan pelarut heksana lebih reaktif
ekstraksi, maka semakin besar pula nilai berat sebagai pelarut sehingga dapat mengesktrak lebih
jenis yang didapat. Tapi, pada pada Tabel 4.1, banyak minyak kopi yang terdapat pada bubuk
data yang didapat tidak demikian. Kemungkinan kopi, dapat dilihat bahwa ekstraksi dengan pelarut
kesalahan terjadi pada saat penggunaan bubuk heksana akan memberikan hasil yang optimal,
kopi yang berbeda. terutama ekstraksi dengan volume 600 ml selama
120 menit, yakni sebesar 8,165%. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar volume
pelarut dan semakin lama waktu ekstraksi maka
semakin besar persen rendemen yang
dihasilkan.Hasil yang diperoleh mendekati data
literatur yang sudah ada. Berdasarkan literatur,
diketahui bahwa biji kopi mengandung 10 15%
minyak kopi (roychoudhury, 1985).
Dari Gambar 4.1, dapat dilihat bahwa
ekstraksi dengan pelarut heksana akan
memberikan hasil yang optimal, terutama
ekstraksi dengan volume 600 ml selama 120
menit, yakni sebesar 8,165%. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar volume
pelarut dan semakin lama waktu ekstraksi maka
semakin besar persen rendemen yang dihasilkan.
Gambar 4.1. Pengaruh Waktu Ekstraksi, Jenis Pelarut, Untuk analisa berat jenis pada Gambar
dan Volume Pelarut Terhadap Persen 4.2, dapat dilihat bahwa nilai berat jenis dari
Rendemen Minyak Kopi. ekstraksi menggunakan pelarut etanol lebih tinggi
dibandingkan dengan berat jenis dari ekstraksi
menggunakan pelarut heksana. Hal ini
dikarenakan nilai berat jenis etanol itu sendiri
lebih tinggi daripada berat jenis heksana, sehingga
mempengaruhi nilai berat jenis minyak yang
dihasilkan. Selain itu, etanol bersifat polar
sehingga mungkin di dalam minyak masih ada air
yang terikat.
Nilai berat jenis yang didapatkan dari
ekstraksi dengan pelarut etanol berkisar antara
0,96 0,978 gr/ml. Nilai ini lebih besar jika
dibandingkan dengan nilai berat jenis yang
didapatkan dari ekstraksi dengan pelarut heksana
yaitu berkisar antara 0,918 0,956 gr/ml. Hal ini
menunjukkan bahwa ekstraksi menggunakan
pelarut heksana akan memberikan hasil yang lebih
baik. Adapun nilai berat jenis yang terbesar ialah
Gambar 4.2. Pengaruh Waktu Ekstraksi, Jenis Pelarut, hasil ekstraksi menggunakan pelarut etanol 600ml
dan Volume Pelarut Terhadap Berat selama 120 menit, yaitu 0,978 gr/ml, sedangkan
Jenis Minyak Kopi
6 Jurnal Teknik Kimia, No. 1, Vol. 16, Januari 2009
nilai berat jenis terkecil yaitu 0,918 gr/ml terhadap nilai berat jenis dan persen rendemen.
ditunjukkan pada hasil ekstraksi menggunakan Semakin lama waktu ekstraksi maka semakin
pelarut heksana 500ml selama 90 menit. tinggi berat jenis minyak kopi serta semakin besar
persen rendemen yang didapatkan. Nilai berat
jenis dan persen rendemen cenderung naik dengan
194 bertambahnya volume pelarut. Pelarut heksana
192 dapat mengekstrak minyak lebih banyak
190
dibandingkan dengan pelarut etanol untuk setiap
variabel proses. Akan tetapi, minyak kopi hasil
188 400 ml
ekstraksi dengan menggunakan etanol akan
186 500 ml memberikan aroma yang lebih baik. Variabel
184
600 ml proses yang paling baik untuk ekstraksi minyak
kopi adalah ekstraksi dengan menggunakan
182
pelarut heksana sebanyak 600ml selama 120
180 menit. Masing-masing variabel proses tidak
30 60 90 120 mempengaruhi bilangan penyabunan secara
signifikan karena bilangan penyabunan hanya
Gambar 4.3. Hubungan Antara Bilangan dipengaruhi oleh berat molekul. Semakin rendah
Penyabunan Terhadap Waktu bilangan penyabunan maka kualitas minyak akan
Ekstraksi Pada Masing-Masing semakin baik.
Volume Pelarut Untuk Pelarut
Heksana Saran
Sebaiknya volume pelarut lebih divariasikan lagi,
Dari grafik di atas dapat disimpulkan untuk memperoleh informasi yang lebih akurat
bahwa masing-masing volume pelarut yang tentang range volume yang dapat mencapai
digunakan dan lamanya waktu ekstraksi tidak keadaan optimum.
memppengaruhi bilangan penyabunan secara Sebaiknya digunakan pelarut yang lebih alami
signifikan. Hal ini disebabkan bilangan karena minyak kopi merupakan edible oil.
penyabunan hanya dipengaruhi oleh berat Untuk pembuatan minyak kopi selain metode
molekul. Semakin tinggi berat molekul maka sokhelet ekstraksi dengan pelarut sebaiknya
bilangan penyabunan akan semakin rendah. dicoba metode lain sehingga dapat dibandingkan
Semakin rendah bilangan penyabunan keuntungan dan kerugiannya.
maka kualitas minyak akan semakin baik. Cari prosedur analisa bilangan penyabunan untuk
Bilangan penyabunan tertinggi pada volume minyak yang berwarna gelap seperti minyak kopi
pelarut 400ml dengan waktu ekstraksi 30 menit dengan pelarut etanol.
yaitu sebesar 192,51. Angka penyabuna terendah
pada volume pelarut 600ml dengan waktu Daftar Pustaka
ekstraksi 90 menit yaitu sebesar 185,137.
Pada penelitian ini, tidak dilakukan Herlina, Netty dan S. Hendra. 2002. Lemak dan
analisa untuk ekstraksi minyak kopi yang Minyak. USU Digital Library. (Online).
menggunakan pelarut etanol 96%. Hal ini (htpp://www.usudigitallibrary.co.id,
dikarenakan warna minyak kopi yang yang diakses 12 Oktober 2008.
dihasilkan sangat gelap sehingga perubahan warna
yang terjadi saat titrasi pada analisa bilangan Oliviera, A. 2005. Brazillian roasted coffee oil
penyabunan ini tidak dapat terlihat. obtained by mechanical expelling,
compositional analysis by GC-MS.
V. KESIMPULAN DAN SARAN (htpp//www.google.com, di akses 9
Kesimpulan Agustus 2008
Dari hasil penelitian ini didapatkan
beberapa kesimpulan antara lain Pada proses Pereira, S. 2000. Brazilian Journal : Equilibrium
ekstraksi minyak kopi, jenis pelarut, volume Data for the Extraction of Coffee and
pelarut, dan lamanya waktu ekstraksi berpengaruh Sunflower Oils with Ethanol, (Online). 3:
Jurnal Teknik Kimia, No. 1, Vol. 16, Januari 2009 7
220-224. (htpp://brazilianjournal.com,
diakses 20 Juli 2008.

Ravindranath, R. 2006. Journal of Science and


Agriculture : composition and
characteristic of indian coffee bean, spent
srounds and oil.. (Online).
(htpp://wileyintersciencejournal.com,
diakses 12 Oktober 2008.

Ridwansyah. 2003. Pengolahan Kopi. (Online).


(http//www.usudigitallibrary.co.id, di
akses 20 Juli 2008.

Wikipedia. 2008. Ethanol. (online).


(http://www.wikipedia.org, diakses 14
September 2008).

Wikipedia. 2008. Hexane. (Online).


(htpp://www.wikipedia.org, diakses 14 September
2008).

8 Jurnal Teknik Kimia, No. 1, Vol. 16, Januari 2009

Anda mungkin juga menyukai