Anda di halaman 1dari 12

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III

TENTANG PIJAT OKSITOSIN DI BPS.Bd.Y


KECAMATAN SUKAHENING
KABUPATEN TASIKMALAYA

WULAN NURLATIFAH
MA 0712033

ABSTRAK

Pemberian ASI secara eksklusif dapat meningkatkan status gizi balita,


namun cakupan ASI ekslusif masih rendah, faktor penyebabnya adalah produksi
ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi oleh bayi. Salah satu upaya untuk
membantu meningkatkan produksi ASI antara lain dengan teknik pijat oksitosin.
Oleh karena itu ibu hamil khususnya pada kehamilan trimester III perlu untuk
mempunyai pengetahuan tentang cara meningkatkan produksi ASI. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil trimester III tentang pijat
oksitosin Di BPS.Bd. Y Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya.Jenis
penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif, populasi
adalah ibu hamil trimester III di BPS. Bd. Y yang berjumlah 31 orang, teknik
pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total sampling. Data diperoleh
menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan distribusi frekuensi.Hasil
penelitian diperoleh pengetahuan ibu hamil tentang pengertian pijat oksitosin
mayoritas termasuk kategori kurang (45,2%), tentang manfaat pijat oksitosin
mayoritas termasuk kategori kurang (51,6%) dan tentang prosedur pijat oksitosin
mayoritas termasuk kategori kurang (51,6%). Secara kumulatif, pengetahuan ibu
hamil tentang pijta oksitosin termasuk kurang (48,4%).Kesimpulan dari penelitian
ini adalah pengetahuan ibu hamil tentang pijat oksitosin termasuk kurang, oleh
karena itu perlu adanya tindakan yang lebih nyata dari petugas kesehatan seperti
pemberian pendidikan kesehatan tentang pijat oksitosin melalui penyuluhan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Pijat Oksitosin


Latar Belakang
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan pada anak dan balita
memerlukan perhatian yang cukup serius, terutama mengenaimasalahkebutuhan
gizi pada balita, yaitumelalui pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif
selama 6 bulan semenjak kelahiran anak. Pemberian ASI secara eksklusif dapat
mempercepat penurunan angka kematian bayi dan balita, sekaligus juga
dapatmeningkatkan status gizi balita yang pada akhirnya akan meningkatkan
status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas sumber daya manusia yang
memadai dan berkualitas. Gizi untuk bayi yang paling sempurna dan paling murah
bagi bayi adalah ASI (Notoatmodjo, 2007).
Perilaku pemberian ASI eksklusifselama 6 bulan tanpa tambahan cairan
ataupun makanan lain dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi.
Setiap tahun hampir 3,3 juta bayi lahir mati dan lebih dari 4 juta lainnya mati
dalam 28 hari pertama kehidupannya. Tahun 2011 jumlah kematian bayi terjadi di
wilayah Asia Tenggara (1,4 juta kematian bayi dan 1,3 juta lahir mati). Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih berada pada kisaran 34/ 1.000 kelahiran
hidup. Angka Kematian bayi di Provinsi Jawa Barat menurut data yang diperoleh
adalah 46/1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi pada 1 bulan pertama
diantaranya 40% kematian disebabkan oleh penyakit infeksi sepertidiare, Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan pneumoniayang dapat dicegah dengan ASI
ekslusif.Selain ASI merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, ASI juga
mengandung zat imun atau sistem kekebalan tubuh sebagai pertahanan terhadap
penyakit yang dapat menyebabkan kematian (Soetjiningsih, 2011).
Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012 Tingkat pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih sangat rendah baru
45,3% bayi yang mendapat ASI eksklusif hingga enam bulan. Data di Kota
Tasikmalayarata-rata lamanya bayi usia 0-6 bulan diberi ASI tanpa makanan/
minuman tambahan menurut pada tahun 2013 masih rendah yakni 56,37%
(Kemenkes, 2012).
Beberapa faktor penyebab yang berhubungan dengan kegagalan pemberian
ASI adalah puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap, produksi
ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi oleh bayi, infeksi pada payudara,
payudara bengkak atau bernanah, muncul benjolan atau tumor dipayudara, gizi
kurang, puting susu datar dan lain-lain. (Roesli, 2008)
Salah satu upaya untuk membantu meningkatkan produksi ASI antara lain
dengan teknik pijat oksitosin. Menurut beberapa hasil studi tentang efek oksitosin,
menemukan tingginya tingkat oksitosin pada wanita selama kehamilan dan pasca
salin memiliki dampak positif pada ibu, bayi dan ikatan antara keduanya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa pijat menyebabkan peningkatan oksitosin
dan menghasilkan efek yang mirip dengan suntikan oksitosin. Oksitosin sendiri
merupakan salah satu hormon penting dalam proses laktasi. Manfaat pijatan pada
ibu dapat meningkatkan pelepasan oksitosin di hipofise posterior dan membuat
ibu menjadi rileks serta menurunkan kecemasan. Hal ini sangat
berhubunganantara efek kerja oksitosin terhadap dampak secara
psikologis,dimana faktor psikologis sangat berperan dalam proses pelepasan
hormon oksitosin yang secara langsung berdampak terhadap keberhasilan ibu
selama masa laktasi.
Upaya untuk memperlancar proses persalinan dan meningkatkan produksi
ASI diperlukan berbagai upaya yang bersifat non farmakologis, oleh karena itu
ibu hamil khususnya pada kehamilan trimester III perlu untuk mempunyai
pengetahuan tentang cara meningkatkan produksi ASI.Dengan memiliki
pengetahuan, maka ibu hamil akan berperilaku untuk meningkatkan produksi ASI.
Notoatmodjo (2007) faktor terbentuknya perilaku salah satunya dipengaruhi oleh
faktor predisposisi diantaranya adalah pengetahuan. Pengetahuan merupakan
salah satu faktor predisposisi yang penting untuk terbentuknya perilaku seseorang.
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di wilayah kerja
BPS Bd. Y pada bulan Maret, diperoleh keterangan bahwa sebanyak ibu
menyusui yang mengeluh produksi ASI kurang lancar yaitu sebanyak 3 orang.
Kemudian ditemukan kasus ibu bersalin yang mengalami komplikasipersalinan
seperti lama kala II persalinan sehingga menambahkan kasus rujukan.Selain itu
penulis melakukan wawancara kepada 10orang ibu hamil, diketahui sebanyak 8
orang diantaranya tidak mengetahui pijat oksitosin, dan 2 orang lainnya dapat
mengetahui pijat oksitosin. Menurut hasil wawancara dengan bidan, informasi
tentang pijat oksitosin diberikan saat kegiatan kelas ibu hamil.

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum dalam penelitian ini adalah untuk Mengetahui gambaran
pengetahuan ibu hamil trimester III tentang pijat oksitosin di BPS.Bd.Y
Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya. Sedangkan Tujuan Khususnya
adalah ; Kesatu : Mendapatkan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang
pengertian pijat oksitosin di BPS.Bd.Y Kecamatan Sukahening Kabupaten
Tasikmalaya. Kedua : Mendapatkan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang
mamfaat pijat oksitosin di BPS.Bd.Y Kecamatan Sukahening Kabupaten
Tasikmalaya. Ketiga : Mendapatkan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang
prosedur pijat oksitosin di BPS.Bd.Y Kecamatan Sukahening Kabupaten
Tasikmalaya.

METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode
deskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu
keadaan secara objektif. Dengan metode ini diharapkan dapat mengetahui
pengetahuan ibu hamil Trimester III Tentang pengertian pijat oksitosin di
BPS.Bd. Y Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalayapada bulan April
sampai Mei tahun 2015.
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III di BPS.Bd. Y
Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 31 orang.

2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik totalsampling,
artinya seluruh ibu hamil trimester III di BPS.Bd. Y Kecamatan Sukahening
Kabupaten Tasikmalaya dijadikan sebagai sampel.

Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian ini adalah di BPS. Bd. Y Kecamatan Sukahening
Kabupaten Tasikmalaya pada bulan April sampai Mei tahun 2015.
Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini menggunakan data primer.Data primer diperoleh
langsung dari responden melaluipengisian kuesioner.Tahapan-tahapan dalam
penelitian ini adalah melakukan pencarian terhadap masalah yang akan diteliti dan
kemudianmemilih lapangan penelitian. Tahap selanjutnya adalah peneliti
melakukan penelitian. Penelitian dilakukan di BPS. Bd. Y kepada ibu hamil
triimester III yang melakukan pemeriksaan ANC. Sebelumnya, dalam penelitian
ini peneliti memberikan informed consent dan menjelaskan mengenai maksud dan
tujuan penelitian. Setelah ibu hamil trimester III bersedia menjadi responden
kemudian diberikan kuesioner.Waktu yang dibutuhkan untuk pengisian kuesioner
tersebut selama 20 menit, dalam pelaksanaannya peneliti mendampingi
responden.
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah populasi sebanyak 31 orang
semuanya bersedia menjadi responden.Pada tahap pengambilan data tersebut,
penulis melakukan memberikan kuesioner kepada ibu hamil yang berkunjung
untuk melakukan ANC ke BPS.Bd. Y sebanyak 27 orang, namun peneliti juga
melakukan pengumpulan data melalui kunjungan rumah yaitu kepada 4 orang ibu
hamil.
Berdasarkan jenis data yang diperoleh, maka instrumen dalam penelitian
ini adalah kuesioner yang terdiri dari 25 pertanyaan yang terdiri dari:
1. Sebanyak 5 pertanyaan tentang pengertian pijat oksitosin yaitu nomor 1
sampai 5.
2. Sebanyak 5 pertanyaan tentang manfaat pijat oksitosin yaitu nomor 6
sampai 10
3. Sebanyak 15 pertanyaan tentang prosedur pijat oksitosin yaitu nomor 11
sampai 25.
Pertanyaan tersebut dibuat oleh peneliti sendiri dengan mengacu pada
kaidah-kaidah teori yang ada.Kuesioner yang digunakan terlebih dahulu
telahdilakukan uji validitas dan reliabilitas di BPS.Ssebanyak 20 orang ibu hamil
trimester III.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui alat ukur untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang hendak diukur. Untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas tersebut,
peneliti menggunakan rumus product moment yang diolah dengan program
komputer.
Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut(Arikunto, 2010):

N ( XY ) X Y
R
N X ( X ) N Y (Y )
2 2 2 2

Keterangan :
R = Korelasi product moment
N = Jumlah sampel
X = Skor pertanyaan
Y = Skor total
XY = Skor pertanyaan dikali skor total
Berdasrkan hasil uji validitas seluruh Instrumen dikatakan valid
karena memiliki nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel untuk derajat
kebebasan (n =20) yaitu sebesar 0.444 dengan nilai paling kecil adalah 0,58
dan paling besar 0,862, sehingga kuesioner dijadikaninstrumen penelitian.
Selanjutnya pengujian reliabilitas instrument dilakukan dengan internal
consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus
Spearman Brown di bawah ini:
Keterangan :

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen


rb = korelasi product moment antara belahan ganjil dan genap
Hasil dari uji reliabilitas diperoleh nilai ri sebesar 0,960 sehingga dinyatakan
sangat reliabel.
2rb
ri
1 rb

Pengolahan Data dan Analisa Data


1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan perangkat komputer yang
sebelumnya dilakukanlangkah - langkah sebagai berikut(Arikunto, 2010):
a. Editing
Peneliti pada tahap ini telah mengumpulkan hasil kuesioner,
selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap data-data tersebut,
pengecekan atau pemisahan identitas dan karakteristik yang diteliti serta
jawaban dalam tiap pertanyaan kuesioner.
b. Coding Data
Peneliti pada tahap ini telah melakukan pemberian kode atau
mengubah data-data yang berbentuk huruf ke dalam bentuk angka sehingga
memudahkan menganalisis data. Pemberian kode dilakukan pada setiap
kategori dari tiap variabel, yakni pengetahuan kategori baik diberikan kode 1,
kategori cukup diberi kode 2, untuk kategori kurang diberi kode 3. Jika
jawaban benar diberi nilai 1 dan apabila salah diberi nilai 0.
C . Entri Data
Peneliti pada tahap ini menggabungkan data-data yang telah
kategorikan dan kemudian dimasukkan ke dalam master tabel melalui
komputerisasi kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis univariat
yang menghasilkan distribusi frekuensi sederhana.
d. Menyusun data (Tabulating)
Peneliti pada tahap ini menggabungkan data-data yang sama agar
dapat dengan mudah dijumlahkan, disusun dan ditata untuk disajikan dalam
bentuk tabulasi distribusi frekuensi

2. Analisa Data
a. Analisa univariat
Analisis Univariat dilakukan untuk mendeskripsikan variabel
pengetahuan tentang pijat oksitosin. Sebelum dilakukan analisis data penulis
menyeleksi terlebih dahulu kelengkapan hasil kuesioner kemudian dilakukan
tabulasi sehingga frekuensi setiap jawaban dapat diketahui. Selanjutnya
dianalisis dan disesuaikan teori yang ada dengan menggunakan rumus
sebagai berikut (Somantri, 2007) :
n
P x100%
N

Dimana :
n = Jumlah pertanyaan yang dijawab benar
N = Jumlah seluruh pertanyaan
100% = bilangan tetap
P = Persentase
Setelah dilakukan tabulasi data dan diketahui jumlah responden berdasarkan
pengkategorian yaitu
a. Baik jika skor>75%
b. Cukup jika skor56-75%
c. Kurang jika skor <56%
Kemudian dihitung jumlah kategori yang sama dibagi jumlah seluruh sampel
(sebanyak 31 orang) kemudian dikalikan 100% sehingga hasilnya jumlah
persentase.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
1. Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang pengertian pijat oksitosin.
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil rrimester III tentang
pengertian pijat oksitosin di BPS. Bd. Y Kecamatan Sukahening
Kabupaten Tasikmalaya

Pengetahuan Jumlah Persentase


Baik 8 25,8
Cukup 9 29,0
Kurang 14 45,2
Total 31 100

Data pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil


Trimester III Tentang pengertian pijat oksitosindari jumlah total 31 orang
(100%) yang termasuk kategori kurang sebanyak 14 orang (45,2%).
2. Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang manfaat pijat oksitosin
Tabel 5.2
pengetahuan ibu hamil trimester III tentang manfaat pijat oksitosin
di BPS. Bd. Y Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya.

Pengetahuan Jumlah Persentase


Baik 10 32,3
Cukup 5 16,1
Kurang 16 51,6
Total 31 100

Data pada tabel 5.2menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil


Trimester III Tentang manfaatpijat oksitosindari jumlah total 31 orang
(100%) yang termasuk kategori kurang sebanyak 16 orang (51,6%). 31
3. Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang prosedur pijat oksitosin
Tabel 5.3
pengetahuan ibu hamil trimester III tentang prosedur pijat oksitosin
di BPS. Bd. Y Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya

Pengetahuan Jumlah Persentase


Baik 4 12,9
Cukup 11 35,5
Kurang 16 51,6
Total 31 100

Data pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil


Trimester III Tentang prosedur pijat oksitosindari jumlah total 31 orang
(100%) yang termasuk kategori kurang sebanyak 16 orang (51,6%).
4. Pengetahuan ibu hamil secara kumulatif
Tabel 5.4
Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang pijat oksitosin di BPS.
Bd. Y Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya

Pengetahuan Jumlah Persentase


Baik 5 16.1
Cukup 11 35.5
Kurang 15 48.4
Total 31 100

Data pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil


Trimester III Tentang pijat oksitosin termasuk kategori kurang sebanyak
15 orang (48,4%).

Pembahasan
1. Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang pengertian pijat oksitosin
Hasil penelitian mengenai pengetahuan tentang pengertian pijat
oksitosindiketahui mayoritas pengetahuan responden termasuk kategori
kurang sebanyak 45,2%.
Dari data tersebut mengindikasikan bahwa responden tidak
mengetahui tentang pengertian pijat oksitosin.Berbagai masalah yang
menjadikan pengetahuan ibu kurang, adalah terbatasnya informasi
mengenai hal tersebut baik dari tenaga kesehatan maupun dari sumber lain.
Sehingga ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang tentang pengertian
pijat oksitosin menganggap masalah pijat oksitosin sebagai hal yang
asing.
Menurut Suradi (2004) pijat oksitosin adalah salah satu cara
merangsang oksitosin melalui saraf sensoris dengan pijatan disepanjang
tulang verterbrae. Titik akupresur dapat digunakan untuk mengurangi rasa
sakit postpartum serta mengembalikan vitalitas ibu postpartum. Ada juga
titik akrupesur tertentu yang merangsang laktasi.
2. Pengetahuan ibu hamil Trimester III Tentang manfaat pijat oksitosin
Hasil penelitian mengenenai pengetahuan tentang manfaatpijat
oksitosinmayoritas termasuk kategori kurang sebanyak 51,6%.
Melihat dari data tersebut, penulis berpendapat bahwa pengetahuan
ibu hamil tentang manfaat pijat oksitosin mayoritas termasuk kategori
kurang. Hal ini dapat disebbakan karena terbatasnya informasi dari tenaga
kesehatan dan dari sumber lain seperti media cetak maupun media
elektronik. Rendahnya pengetahuan tentang manfaat pijat oksitosin,
mengindikasikan bahwa ibu tidak tahu pijat oksitosin tersebut bermanfaat
untuk kelancaran proses persalinan dan meningkatkan produksi ASI,
sehingga menimbulkan kecenderungan ibu tidak melakukan pijat
oksitosin.
Hal ini sesuai dengan teori Raysahelian (2010) yang mengatakan
bahwa sentuhan pijat oksitosin akan memberikan efek terhadap hormone
stress berkurang, Dalam kondisi hormon stress diblokir maka akan
memicu meningkatnya oksitosin dalam darah pada masa ibu menyusui
yang bekerja sebelum atau selama proses menyusui agar ASI mengalir.
Setelah terjadi pelepasan oksitosin oleh hipotalamus akan merangsang sel-
sel otot disekitar payudara yang menyebabkan selsel tersebut
berkontraksi sehingga merangsang produksi susu dan memeras susu.
3. Pengetahuan ibu hamil Trimester III Tentang prosedur pijat oksitosin
Hasil penelitian mengenai pengetahuan tentang prosedur pijat
oksitosinmayoritas termasuk kategori kurang 51,6%.Melihat dari data
tersebut mayoritas responden tidak mengetahui prosedur pijat oksitosin.
Menurut analisis penulis, alasan rendahnya pengetahuan tentang
prosedur pijat oksitosin tidak berbeda dengan masalah sebelumnya,
dimana rendahnya pengetahuan tersebut disebabkan karena terbatasnya
informasi.Dengan demikian, ketidaktahuan ibu hamil tentang prosedur
pijat oksitosin, mengindikasikan bahwa ibu dapat dilakukan pijat namun
tidak sesuai dengan prosedur sehingga tidak dapat memperoleh manfaat
pijat oksitosin tersebut.
Padahal pijat oksitosin menurut Menurut A Registered Massage
Therapiss (RMT) merupakan sentuhan ringan yang dapat dilakukan pada
usia kehamilan 36 minggu, hal ini disebabkan karena pijat oksitosin dapat
mengeluarkan oksitosin yang dapat membantu proses persalinan,
menghindari kecemasan saat menghadapi persalinan serta dapat
meningkatkan produksi ASI.
4. Analisis pengetahuan responden secara umum
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara kumulatif
menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil Trimester III Tentang pijat
oksitosin termasuk kategori kurang sebanyak15orang (48,4%).
Rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh responden baik dalam
pengertian, manfaat maupun dalam teknik pijat oksitosin menimbulkan
kecenderungan bahwa ibu hamil mengabaikan kesehatan selama
kehamilan dengan tidak melakukan perawatan payudara dan upaya untuk
memperlancar proses persalinan serta upaya untuk memperlancar produksi
ASI. Hal ini dapat menyebabkan angka kesakitan pada saat persalinan dan
kurang berhasilnya proses laktasi karena produksi ASI yang kurang.
Dari hasil penelitian ini, ibu hamil masih belum mengetahui
pengertian, manfaat maupun prosedur pijat oskitosin. Peneliti dalam
penelitian ini tidak mengkaji faktor yang mempengaruhi pengetahuan,
namun berbagai teori menyebutkan rendahnya pengetahuan ibu hamil
disebabkan oleh karena faktor lainnya adalah berupa faktor ekternal seperti
kurangnya informasi dari tenaga kesehatan sehingga menimbulkan
masalah baru yaitu adanya kecenderungan ibu hamil untuk tidak
melakukan perawatan perineum dengan baik setelah persalinan.
Sumber informasi yang diperoleh berhubungan dengan tingkat
pendidikan, dengan demikian pendidikan yangrendah dan terbatasnya
sumber informasi yang diperoleh mengakibatkan transfer informasi
berkurang. Selainitu juga dikarenakanletaktempat
tinggalnya,dimanaseseorangyangbertempat tinggal di pedesaan akan lebih
sulit dalam memperoleh informasi dibandingkan daerahperkotaan. Ibu
hamil yangmemiliki pengetahuan kurangtentangoksitosin baik dari
pengertian, manfaat dan prosedurpijat oksitosin akan menganggap masalah
pijat oksitosin sebagai hal yang asing.
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan sendiri tidak selalu
menyebabkan terjadinya suatu perubahan perilaku akan tetapi ada
hubungan yang positif yang berkaitan dengan perubahan perilaku. Perilaku
mungkin tidak dapat berubah secara langsung sebagai respon terhadap
kesadaran ataupun pengetahuan tapi efek kumulatif dari peningkatan
kesadaran, pengetahuan berkaitan dengan nilai, keyakinan, kepercayaan,
minat dalam berperilaku.

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian
mengenaipijat oksitosin gambaran pengetahuan ibu hamil Trimester III
Tentang pijat oksitosin di BPS. Bd. Y Kecamatan Sukahening Kabupaten
Tasikmalaya dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang pengertian pijat oksitosin
mayoritas termasuk kategori kurang (45,2%)
2. Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang manfaat pijat oksitosin
mayoritas termasuk kategori kurang (51,6%)
3. Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang prosedur pijat oksitosin
mayoritas termasuk kategori kurang (51,6%).
4. Secara kumulatif, Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang pijat
oksitosin mayoritas termasuk kategori kurang (48,4%)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI,
Rhineka Cipta, Jakarta

Danforth: 2008. Anatomy & Physiology of Mamary Glands (Breast) tersedia


dalam :http://nuringcrib.com
Depkes, 2007. Pelatihan Konseling Menyusui, Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat & Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Jakarta

Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Profil Kesehatan Tasikmalaya. 2013

Eko Mardiyaningsih dkk dengan judul : Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet


dan Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Ibu Post Seksio di RS Wilayah
Jawa Tengah
Falah, 2008. Kesejahteraan Ibu yang Terlupakan, from
http://digilib.litbang.depkes.go.id. Diakses tahun 2015

Indriyani, 2011. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta Timur : CV. Trans Info
Media

Irmayanti. 2007. Pengetahuan. Dari Http://Www.Wikipedia Indonesia,


Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia. Diakses Tanggal 1 Februari
2015

Kemenkes, 2013.Profil Kesehatan Republik Indonesia. http://www.depkes.go.id

Lisa Tate, 2009 Diploma in massage in pregnancy & postpartum tersedia dalam
:http//www.lisatatetherapies.co.uk/

Manuaba, 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC

Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, PT Rhineka Cipta,


Jakarta

Notoatmodjo. 2010. Ilmu Perilaku dan Pendidikan Kesehatan. PT Rhineka Cipta,


Jakarta

Notoatmodjo, 2005. Ilmu dan Perilaku Kesehatan. PT Rhineka Cipta, Jakarta

Raysahelian, 2010. OxytocinHow to Increase Naturally Information tersedia


dalam:http://www.raysahelian.com/oxytocyn.html diakses 10 Maret 215

Roesli, 2008. Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu RS. Sint. Carolus.
Jakartafrom : http://www.ayahbunda-online

Roesli. 2004. Mengenal ASI Eksklusif, Trubus Agriwijaya, Jakarta

Somantri, 2007. Aplikasi Statistika. Pustaka Setia. Jakarta.

Sudrajat, 2011. Pengaruh Lingkungan terhadap Individu. http://www.usu.ac.id


diakses Pukul 19.00 WIB Hari Senin tanggal 4 April 2015

Sulistyoningsih, 2010. Gizi Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu. Jogjakarta

Suradi, 2004. Manajemen Laktasi, Cetakan ke- 2, Program Manajemen Laktasi


Perkumpulan Perinatologi Indonesia, Jakarta

Wawan dan Dewi, 2010. Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.
Jogjakarta. Nuha Medika
West & Morasco, 2009 Low Milk Supplay tersedia dalam :http//www.lowmilk
supplay.org/milkejection.shtml

Wikipedia, 2007, Satuan Pendidikan Penyelenggara. http://id.wikipedia.org/


diakses tanggal 17 Maret April 2015

Anda mungkin juga menyukai