Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif
sendi), adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul
karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. Osteoartritis (OA) adalah bentuk
dari arthritis yang berhubungan dengan degenerasi tulang dan kartilago yang paling
sering terjadi pada usia lanjut.
Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis
degeneratif, osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu masalah
kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang orang usia
lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai
wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas jangka panjang pada pasien dengan
usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari sepertiga orang dengan usia lebih dari 45 tahun
mengeluhkan gejala persendian yang bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu
dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan aktivitas, sampai kelumpuhan
anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan akibat deformitas dan
ketidakstabilan sendi.
Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling
sering pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi
synovial mana pun. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini meningkat dengan
bertambahnya usia. Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan
nama kartilago biasanya menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi. Suatu lapisan
cairan yang disebut cairan sinovial terletak di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak
sebagai bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling
mengikis satu sama lain.

B. Rumusan masalah
Apa Definisi dari Osteoartritis?
Apa saja Etiologi dari Osteoartritis?
Bagaiaman Patofisiologi Osteoartritis?
Apa saja Manifestasi klinis Osteoartritis?
Bagaiaman Penatalaksanaan dari Osteartritis?
Bagaimana Asuhan Keperawatan gangguan muskuloskletal dengan Osteoartritis?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa keperawatan mampu melaksanakan asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan sistem pencernaan akibat sirosis hepatis secara
langsung dan komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual dengan
pendekatan proses Keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, implementasi, evaluasi).
Agar mahsiswa keperawatan bisa menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi
dalam masalah keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui Definisi dari Osteoartritis.
Mengetahui Etiologi dari Osteoartritis.
Mengetahui Patofiologi dari Osteoartritis.
Mengetahui Manifestasi dari Osteoartritis.
Mengetahui Penatalaksanaan dari Osteoartritis.
Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Osteoartritis.
BAB II
KONSEP MEDIS
A. Definisi Osteoastritis
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis
(sekalipun terdapat inflamasi ) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan
dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002
hal 1087)
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang
menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini
jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di
atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi
(Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) osteoartritis
merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang dapat digerakkan,
terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran patologis yang karakteristik berupa
buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial
dan tepi-tepi tulang yang membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan
biokimia, metabolisme, fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan hialin
rawan, jaringan subkondrial dan jaringan tulang yang membentuk persendian.
Osteoarthritis (OA) atau penyakit degenerasi sendi ialah suatu penyakit
kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat yang tidak diketahui
penyebabnya, meskipun terdapat beberapa factor resiko yang berperan. Keadaan ini
berkaitan dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang
mananggung beban dan secara klinis ditandai oleh nyeri, deformitas, pembesaran sendi
dan hambatan gerak.

B. Klasifikasi
. Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :
a) Tipe primer (idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang
berhubungan dengan osteoartritis. OA Primer tidak diketahui dengan jelas
penyebabnya, dapat mengenai satu atau beberapa sendi. OA jenis ini terutama
ditemukan pada pada wanita kulit putih, usia baya, dan umumnya bersifat poli-
articular dengan nyeri akut disertai rasa panas pada bagian distal interfalang, yang
selanjutnya terjadi pembengkakan tulang (nodus heberden).
b) Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur. OA sekunder
dapat disebabkan oleh penyakit yang menyebabkan kerusakan pada sinovia
sehingga menimbulkan osteoartritis sekunder
(Long, C Barbara, 1996 hal 336)

C. Etiologi Osteoastritis
Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan
penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang
berwarna kuning.
Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah
45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas
50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi melalui
dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang harus
dikandungnya.
Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan,
sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan
seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.
Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi
tersebut.
Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya ditemukan
pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis, sedangkan wanita,
hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.
Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi peradangan
dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh membran sinovial
dan sel-sel radang.
Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi akan
membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang sehingga
mempercepat proses degenerasi.
Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang
berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan sendi,
ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan
produksi proteaglikan menurun.
Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat
mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal
monosodium urat/pirofosfat dalam rawan sendi.

D. Patofisiologi
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan
progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi mengalami
kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi
sendi.
Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang
merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress
biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya polisakarida
protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan
kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena adalah sendi yang harus
menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi
interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal
ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan ruang
sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut. Perubahan-perubahan degeneratif yang
mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi
deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan menyebabkan trauma
pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur ada
ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan
tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi
penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas, adanya
hipertropi atau nodulus. ( Soeparman ,1995).
E. Manifestas Klinis
Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang
melakukan sesuatu kegiatan fisik.
Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15 - 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat
memulai kegiatan fisik.
Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi
akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan
menimbulkan rasa nyeri.
Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit
yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya berlokasi pada
sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat
dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada
waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.
Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam
ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Sinar-X.
Gambar sinar X pada engsel akan menunjukkan perubahan yang terjadi pada tulang
seperti pecahnya tulang rawan.
2) Tes darah.
Tes darah akan membantu memberi informasi untuk memeriksa rematik.
3) Analisa cairan engsel
Dokter akan mengambil contoh sampel cairan pada engsel untuk kemudian diketahui
apakah nyeri/ngilu tersebut disebabkan oleh encok atau infeksi.
4) Artroskopi
Artroskopi adalah alat kecil berupa kamera yang diletakkan dalan engsel tulang.
Dokter akan mengamati ketidaknormalan yang terjadi.
5) Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi sebagai
penyempitan rongga sendi
6) Serologi dan cairan sinovial dalam batas normal

G. KOMPLIKASI
Gangguan/kesulitan gerak
Kelumpuhan yang menurunkan kualitas hidup penderita.
Resiko jatuh
Patah tulang

H. Penatalaksanaan Osteoartritis
1. Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis, oleh
karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk
mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan.
Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik dan sekaligus
mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses
patologis osteoartritis.
2. Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang
baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian
tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan.
Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).
3. Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi
program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan seringkali dapat
mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
4. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang
menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin
menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut
memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan untuk memakai
alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
5. Persoalan Seksual
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada tulang
belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai dari dokter
karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.
6. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi
pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas yang
sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada
sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai
sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator,
bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi dari pancuran
panas.
Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang
biasanya atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometric lebih baik dari
pada isotonic karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang
yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena berkurangnya beban ke sendi
oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-otot periartikular memegang peran
penting terhadap perlindungan rawan senadi dari beban, maka penguatan otot-otot
tersebut adalah penting.
7. Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi yang
nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang dilakukan
adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement
sendi untuk menghilangkan fragmen tulang rawan sendi, pebersihan osteofit.

I. Pencegahan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar kita terhindar dari osteoarthritis:

Menghindari olahraga yang bisa meyebabkan sendi terluka


mengontrol berat badan agar berat yang ditopang oleh sendi menjadi ringan
minum obat untuk mencegah osteoarthritis
Menjaga berat badan
Menghindari perlukaan pada persendian.
Mengkonsumsi makanan sehat
Memilih alas kaki yang tepat dan nyaman
Lakukan relaksasi dengan berbagai tehnik
Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata meliputi ( nama, usia, jenis kelamin, suku dan kebangsaan, pendidikan,
pekerjaaan, alamat, TMR )
2. Keluhan utama
Nyeri pada salah satu sendi, kekakuan
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit osteoarthritis?
6. Pengkajian data dasar
a. Aktivitas/Istirahat
Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stress pada sendi,
kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris
limitimasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang,
pekerjaan, keletihan, malaise.
Keterbatasan ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan pada sendi
dan otot.
b. Kardiovaskuler
Fenomena Raynaud dari tangan (misalnya pucat litermiten, sianosis
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.
c. Integritas Ego
Faktor-faktor stress akut/kronis (misalnya finansial pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.
Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).
Ancaman pada konsep diri, gambaran tubuh, identitas pribadi, misalnya
ketergantungan pada orang lain.
d. Makanan / Cairan
Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi makanan atau
cairan adekuat mual, anoreksia.
Kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan pada
membran mukosa.
e. Hygiene
Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan diri,
ketergantungan pada orang lain.
F. Neurosensori
Kesemutan pada tangan dan kaki, pembengkakan sendi
g. Keamanan
Kulit mengkilat, tegang, nodul sub mitaneus
Lesi kulit, ulkas kaki
Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga
Demam ringan menetap
Kekeringan pada mata dan membran mukosa
h. Pemeriksaan Diagnostik
Reaksi aglutinasi: positif
LED meningkat pesat
Ig (Igm & Ig G) peningkatan besar menunjukkan proses autoimun

B. Diagnosa
1) Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/proses inflamasi, distruksi sendi.
2) Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Deformitas skeletal, Nyeri atau
Penurunan kekuatan otot
3) Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan
kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum.
4) Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Kerusakan Auskuloskeletal: Penurunan
Kekuatan, Daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, Depresi.

C. Perencanaan
1. Nyeri akut b/d distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses inflamasi, distruksi sendi.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri
dapat berkurang.
Kriteria hasil :
a. Menunjukkan nyeri berkurang atau terkontrol.
b. Terlihat rileks, dapat istirahat, tidur dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai
kemampuan.
c. Mengikuti program terapi.
d. Menggunakan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program
kontrol nyeri.
Tindakan mandiri :
1. Kaji keluhan nyeri; catat lokasi dan intensitas nyeri (skala 0 - 10).
R/ untuk mengevaluasi nyeri dan penghilangan dengan analgetik pada skala 0
sampai 10
2. Beri matras/kasur keras, bantal kecil. Tinggikan tempat tidur sesuai kebutuhan saat
klien beristirahat/tidur.
R/ memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien dalam mengatasi nyeri
3. Ajarkan pasien dalam metode nonfarmakologi untuk mengendalikan nyeri
R/ untuk mengendalikan nyeri seperti, meningkatkan relaksasi,masase.
4. Melakukan istirahat, kompres hangat atau dingin lokal dan peninggian sendi yang
sakit bila memungkinkan
R/ membantu mengembalikan ketidaknyamanan
5. Instruksikan pasien dalam penggunaan panas lembab dan hidroterapi
R/ membantu menutunkan ketidaknyamanan jangka panjang
Kolaborasi :
1. berikan agen analgetik dan antiinflamasi sesuia program.
R/ menghilangkan nyeri dan mengobati peradangan lebig lanjut

2. Gangguan Mobilitas Fisik b/d Deformitas skeletal, nyeri, ketidaknyamanan penurunan


kekuatan otot.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x24 jam di harapkan
gagnggaun mobilitas dapat teratasi
Kriteria hasil :
a. Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/pembatasan kontraktor.
b. Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari kompensasi
bagian tubuh.
c. Mendemonstrasikan teknik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.
Tindakan mandiri :
1. Lakukan latihan ROM untuk sendi minimal satu kali setiap perggantian tugas
jaga. Tingkatkan dari pasif ke aktif sesuai toleransi.
R/ tindakan ini mencegah kontraktur sendi dan atrofi otot.
2. Miringkan dan atur posisi pasien setiap 2 jam pada saat pasien ditempat tidur.
R/ tindakan ini mencegah kerusakan kulit dengan mengurangi tekanan.
3. Tempatkan sendi paha pada posisi fungsional, gunakan gulungan trokanter
sepanjang paha, letakan bantal kecil dibawah kepala.
R/ tindakan tersebut mempertahankan sendi pada posisi fungsional dan mencegah
deformitas muskuluskeletal.
4. Letakan barang barang pada tempat yang mudah dijangkau lengan yang tidak
terkena bila satu sisi mengalami kelemahan atau paralisis
R/ untuk meningkatkan kemandirian pasien.
5. Pantau dan catat setiap hari semua bukti komplikasi imobilisasi.
R/ pasien dengan riwayat penyakit atau disfungsi neuromuskular mungkin lebih
cenderung mengalami komplikasi.
6. Lakukan program medis untuk mengelola atau mencegah komplikasi, contoh
heparin, profilaktik untuk trombosis vena.
R/ meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pasien.
3. Gangguan Citra Tubuh b/d ketidakseimbangan mobilitas.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di harapakan pasien
kembali percaya diri.
Kriteria hasil :
a. Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk
menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan.
Tindakan mandiri :
1. Berikan waktu untuk pasien mengekspresikan perasaanya tentang perubahan dan
penampilan dan fungsi
R/ perawat mampu memberikan solusi yg rasional sesuai dengan kondisi pasien
sehinnga mampu meningkatkan rasa percaya diri klien
2. Identifikasi dan tekankan kekuatan pasien serta bantu pasien menyusun tujuan
realistik
R/ untuk memudahkan adaptasi terhadap kehilangan fungsidan pemulihan.
3. Diskusikan dari arti kehilangan/perubahan pada seseorang.
R/ kenali bahwa apa yang mungkin tampak merupakan perubahan kecil yang
bermakna bagi pasien
4. Susun batasan pada perilaku maladaptif, bantu klien untuk mengidentifikasi
perilaku positif yang dapat membantu koping.
R/ membantu memulihkan mempertahankan koping yg efektif dan merasakan diri
mereka sebagai individu yang bergerak.

4. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Kerusakan musculoskeletal


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapakan
masalah teratasi
Kriteria hasil :
a. Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten pada
kemampuan klien.
b. Mendemonstrasikan perubahan teknik/gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan
perawatan diri.
c. Mengidentifikasikan sumber-sumber pribadi/komunitas yang dapat memenuhi
kebutuhan.
Tindakan mandiri :
1. Observasi tingkat fungsional pasien setiap pergantian tugas jaga, dokumentasikan
dan laporkan setiap perubahan.
R/ melalui tindakan ini perawat dapat menentukan tindakan yang sesuaiuntuk
memenuhi kebutuhan pasien
2. Lakukan program penanganan,untuk kondisi penyebab gangguan muskuluskeletal.
Pantau kemajuan laporkan respon terhadap penanganan, baik respon yang
diharapkan maupun yang tidak diharapkan.
R/ mendorong kemandirian pasien
3. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan dan keluhanya mengenai defisit
perawatan diri
R/ membantu pasien mencapai tingkat fungsional tertinggi sesuia kemampuaanya
4. Berikan waktu yang cukup bagi pasien untuk melakukan tugas berpakaian dan
berhias
R/ ketergesa gesaan dapat menimbulkan stres yang tidak seharusnya terjad dan
meningkatkan kegagalan
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang
menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini
jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas
60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi
(Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
Osteoarthritis (OA) atau penyakit degenerasi sendi ialah suatu penyakit
kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat yang tidak diketahui
penyebabnya, meskipun terdapat beberapa factor resiko yang berperan. Keadaan ini
berkaitan dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang
mananggung beban dan secara klinis ditandai oleh nyeri, deformitas, pembesaran sendi
dan hambatan gerak.
B. Saran
Mahasiswa harus mengerti tentang pengertian Osteoartritis beserta etiologi dan
patofisiologinya secara lengkap.
Mahasiswa keperawatan harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada
klien dengan penyakit osteoarthritis secara langsung dan komprehensif meliputi
aspek bio- psiko-sosio-spiritual dengan pendekatan proses Keperawatan (pengkajian,
diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, evaluasi).
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa
Andry Hartono, dkk., Jakarta, EGC.
Judith M. Wilkinson. & Nancy R. Ahern,(2012), Diagnosa Keperawatan Nanda NIC
NOC, Jakarta, EGC
Doenges, EM. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. (2001), Jakarta,
EGC.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI, Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 2000., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.
http://awlianteka.blogspot.co.id/2014/06/asuhan-keperawatan-osteoartritis.html

https://madingkesehatan.wordpress.com/2015/02/16/askep-pada-klien-osteoartritis/

http:/ http://dokumenperawat.blogspot.co.id/2012/09/askep-osteoartritis.html

http://dokumenperawat.blogspot.co.id/2012/09/askep-osteoartritis.html

http://rikardbaek.blogspot.co.id/2016/10/asuhan-keperawatan-dengan
osteoarthritis.html

Anda mungkin juga menyukai