Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat serta hidayah
Nyalah kami dapat menyelesaikan Tugas Besar yang kami buat yang membahas tentang
ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAHANAN EMPAT VARIASI TANAH
MENGGUNAKAN ELEKTRODA PLAT.

Proposal ini dibuat agar kita mengetahui tentang apa itu sekaligus memperluas
pemahaman, dan pengertian dari Pembumian Sistem Tenaga. dan untuk menyelesaikan Proposal
ini dengan penuh ketekunan maupun kerja keras. Tanpa pertolongan yang Maha Kuasa dan
bantuan teman - teman mungkin saya tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Proposal ini kami susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari kami
maupun datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pembimbing serta semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan Proposal ini. kami juga minta maaf jika ada
kesalahan di dalam penyampaian ataupun isi dari Proposal ini.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Lebih dari kurang kami mohon maaf, dan
kepada Allah kami mohon ampun, Semoga makalah ini dapat berguna bagi teman- teman yang
membacanya. Selamat membaca.

Wassalamuallaikum.Wr.Wb

Bengkulu, 21 Desember 2016

Penulis

DAFTAR ISI
1
Cover........................................................................................................................................I

Kata Pengantar...........................................1

Daftar Isi......................................2

Abstrak.....................................................................................................................................3

Bab I.........................................................................................................................................
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang..............................................................................5

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................5

1.3. Tujuan........................................................................5

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1. Umum........................................................................6

2.2. Tahanan Jenis Tanah..........................................................................................................6

2.2.1. Pengaruh Iklim........................................................................................................6

2.2.2. Pengaruh Suhu.........................................................................................................6

2.3. Karakteristik Tanah...........................................................................................................6

2.4. Jenis Sistem Pentanahan....................................................................................................6

2.4.1. Tahanan Pentanahan................................................................................................7

2.4.2. Jenis Pentanahan Elektroda Batang.........................................................................7

2.4.3. Jenis Pentanahan Elektroda Plat..............................................................................8

2.4.4. Jenis Pentanahan Elektroda Vita.............................................................................9

Bab III Meteodologi Penelitian

3.1. Teknik Pengumpulan Data....................................10

3.2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan........................................................................................10

3.3. Alat dan Bahan..................................................................................................................10

3.4. Prosedur Percobaan...........................................................................................................10

2
3.5. Tabel Hasil Percobaan.......................................................................................................11

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

4.1. Hasil Penelitian..................................................................................................................12

4.2. Pembahasan.......................................................................................................................18

Bab V Penutup

5.1. Kesimpulan........................................................................................................................19

Daftar Pustaka........................20

Lampiran.................................................................................................................................21

Abstrak

3
Sistem pentanahan merupakan system yang terintegrasi pada system ketenagalistrikan. System
pentanahan berfungsi sebagai keamanan system secara keseluruhan dari gangguan yang
mungkin terjadi pada peralatan. Sistem pentanahan yang diterapkan dengan menggunakan
Elektroda Plat. Elektroda plat adalah elektroda dari plat logam. Pada pemasangannya elektroda
ini dapat ditanam tegak lurus atau mendatar tergantung dari tujuan penggunaannya. Bila
digunakan sebagai elektroda pembumian pengaman maka cara pemasangannya adalah tegak
lurus dari sisi plat sebelah atas. Jenis Tanah yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
tanah liat, tanah pasir, tanah rawa, dan campuran tanah batu. Metode yang dilakukan pada
penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode pentanahan elektroda plat. jarak pentanahan
yang dilakukan pada setiap tanah mulai dari 2 m dan 5 m dan dengan kedalaman 30 cm sampai
60 cm. elektroda plat yang dipakai berukuran 5 x 10 cm. Penelitian ini bertujuan untuk
mengamati tahanan tanah.
Kata Kunci : Kedalaman Penanaman Elektroda, Metode Pentanahan Elektroda Plat.

BAB I

4
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan berkembangnya jaman dan semakin sempitnya tanah yang dapat digunakan maka
pembangunan perumahan di wilayah Indonesia mengalami kendala pada perluasan bangunan.
Sehingga pembangunan perumahan cenderung keatas atau bertingkat sebagai solusi menghadapi
permasalahan tersebut. Bangunan bertingkat lebih rawan mengalami gangguan baik gangguan
secara mekanik maupun gangguan alam. Salah satu gangguan alam yang sering terjadi adalah
sambaran petir.
Untuk melindungi dan mengurangi dampak kerusakan akibat sambaran petir maka dipasang
sistem pengamanan pada perumahan. Sistem pengamanan itu berupa sistem penangkal petir
beserta pentanahannya. Pemasangan sistem tersebut didasari oleh perhitungan resiko kerusakan
akibat sambaran petir terhadap perumahan.
Dengan adanya sistem pentanahan ini, semua bagian perumahan dan permukaan tanah
diharapkan mempunyai tegangan yang merata, terutama pada saat gangguan ke tanah sehingga
tidak membahayakan orang yang berada disekitar tempat itu.
Untuk meminimalkan kerusakan akibat sambaran petir pada perumahan, maka perlu
dilakukan perhitungan nilai pentanahan yang aman dan menganalisa tempat tertanamnya
elektroda pentanahan. Pada proses perencanaan suatu jenis sistem pentanahan pada perumahan,
memerlukan suatu pengukuran tahanan pentanahan yang akan menjadi acuan proses perencanaan
sistem pentanahan.
Hal ini akan bermanfaat dalam perencanaan sistem pentanahan karena arus lebih
dialirkan ke tanah dengan cepat pada saat terjadi sambaran petir karena nilai tahanan pentanahan
yang kecil.

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana mengetahui nilai tahanan 4 variasi jenis tanah dengan menggunakan elektroda
plat ?
2. Bagaimana menganalisis perbandingan nilai tahanan yang lebih efisien dari 4 variasi jenis
tahanan tanah tersebut ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui nilai tahanan tanah dengan elektroda plat yang tertanam di tanah pada kondisi
4 variasi jenis tanah yang berbeda.
2. Menganalisis nilai tahanan tanah dengan elektroda plat yang tertanam pada kondisi 4
variasi jenis tanah yang berbeda..

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1 Umum
Sistem pentanahan/grounding system adalah suatu rangkaian/jaringan mulai dari kutub
pentanahan/elektroda, hantaran penghubung sampai terminal pentanahan yang berfungsi untuk
menyalurkan arus lebih ke bumi, agar perangkat peralatan dapat terhindar dari pengaruh petir
dan tegangan asing lainnya.

2.2 Tahanan Jenis Tanah


Tahanan jenis tanah adalah tahanan listrik dari tahanan tanah yang berbentuk kubus dengan
volume 1 meter kubik. Kadang-kadang tahanan jenis dinyatakan dalam ohm-m. Pernyataan ohm-
m merepresentasikan tahanan diantara dua permukaan yang berlawanan dari suatu volume yang
berisi 1 m3. Untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang kecil diperlukan upaya sebagai
berikut, mengetahui tahanan jenis tanah, kemudian membuat bentuk kutub tanah.
2.2.1 Pengaruh Iklim
Untuk mengurangi variasi tahanan jenis tanah akibat pengaruh musim, pembumian
dapat dilakukan dengan menanam elektroda pembumian sampai mencapai kedalaman
dimana terdapat air tanah yang konstan. Kadangkala pembenaman elektroda pembumian
memungkinkan kelembaban dan temperatur bervariasi sehingga harga tahanan jenis tanah
harus diambil untuk keadaan yang paling buruk, yaitu tanah kering dan dingin.
2.2.2 Pengaruh Suhu
Temperatur tanah sekitar elektroda pembumian juga berpengaruh pada besarnya
tahanan jenis tanah. Hal ini terlihat sekali pengaruhnya pada temperatur di bawah titik
beku air (0C), dibawah harga ini penurunan temperatur yang sedikit saja akan
menyebabkan kenaikan harga tahanan jenis tanah dengan cepat.

2.3 Karakteristik Tanah


Karakteristik tanah sangat berkaitan erat dengan perencanaan sistem pentanahan yang akan
digunakan. Untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang rendah tidak hanya dengan elektroda
yang rendah, tetapi tahanan tanahnya juga harus rendah. Pada kenyataannya, tanah, selain
bersifat sebagai konduktor juga bersifat dielektrik.

2.4 Jenis Sistem Pentanahan


Sistem pentanahan yang menggunakan elektroda pentanahan yang ditanam langsung ke
dalam tanah terdiri dari berbagai macam cara, antara lain: jenis pentanahan elektroda batang,
jenis pentanahan elektroda plat, jenis pentahanan elektroda pita.
Tahanan jenis tanah sangat menentukan tahanan pentanahan dari elektroda-elektroda
pentanahan. Tahanan jenis tanah diberikan dalam satuan ohm-meter. Yang menentukan tahanan
jenis tanah ini tidak bergantung pada jenis tanah saja melainkan dipengaruhi oleh kandungan
moistur, kandungan mineral yang dimiliki dan suhu(suhu tidak berpengaruh apabila di atas titik
beku air). OLeh karena itu, tahanan jenis tanah dapat berbeda-beda dari satu tempat ke tempat
yang lain tergantung dari sifat yang dimilikinya.

6
2.4.1 Tahanan Pentanahan
Tahanan kutub pentanahan selanjutnya disebut tahanan pentanahan adalah seluruh
tahanan listrik yang dimiliki sistem pentanahan. Tahanan pentanahan harus sekecil mungkin
untuk menghindari bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh adanya arus gangguan tanah.
Idealnya tahanan pentanahan adalah 0 (nol), namun karena mencapainya sulit, maka sebagai
referensi, untuk gedung maksimum 5 Ohm.
2.4.2 Jenis Pentanahan Elektroda Batang
Elektroda batang adalah elektroda dari pipa besi baja profil atau batangan logam
lainnya yang dipancangkan ke dalam tanah secara dalam. Panjang elektroda yang digunakan
sesuai dengan pentanahan yang diperlukan.

Gambar 2.1 Elektroda Batang dan Lapisan-lapisan Tanah di Sekeliling Elektroda

...(2.1)

Dimana:

Rbt = tahanan pembumian elektroda batang [ ]


= tahanan jenis tanah [.m ]
L = panjang batang yang tertanam [ m ]
d = diameter elektroda batang [ m ]

Setelah didapatkan nilai tahanan pentanahan dengan satu buah elektroda batang,
dimana beum didapatkan nilai tahanan yang diinginkan, maka tahanan pentanahan dapat
diperkecil dengan memperbanyak elektroda yang ditanahkan dan dihubungkan paralel.

7
Gambar 2.2 Pentanahan dengan Dua Batang Konduktor (Hubungan Paralel)

Disini kedua batang konduktor tersebut dihubungkan diatas tanah. Besar tahanan
pentanahan dapat dirumuskan seperti persamaan dibawah ini :

Untuk s >> Lx
(2.2)

Untuk s<< Lx

.(2.3)

Dimana :
S = jarak antara kedua Konduktor (m)

2.4.3 Jenis Pentanahan Elektroda Plat


Elektroda plat adalah elektroda dari plat logam. Pada pemasangannya elektroda ini
dapat ditanam tegak lurus atau mendatar tergantung dari tujuan penggunaannya. Bila
digunakan sebagai elektroda pembumian pengaman maka cara pemasangannya adalah tegak
lurus dari sisi plat sebelah atas. Pemasangannya dapat dilihat pada Gambar 2.3 dibawah ini :

Gambar 2.3 Elektroda Plat Dipasang Vertikal

Bila digunakan sebagai elektroda pengatur yaitu mengatur kecuraman gradien


tegangan guna menghindari tegangan langkah yang besar dan berbahaya, maka elektroda
plat tersebut ditanam mendatar.
Untuk menghitung besar tahanan pembumian elektroda plat dipergunakan rumus
sebagai berikut :
8
.(2.4)

Dimana :
Rpl = tahanan pembumian elektroda plat [ ]

= tahanan jenis tanah [.m ]

L = panjang elektroda plat [ m ]


b = lebar plat [ m ]
t = kedalaman plat tertanam dari permukaan tanah [ m ]

2.4.4 Jenis Pentanahan Elektroda Pita


Elektroda ini merupakan logam yang mempunyai penampang yang berbentuk pita atau
dapat juga berbentuk bulat, pita yang dipilin atau dapat juga berbentuk kawat yang dipilin.
Elektroda ini dapat ditanam secara dangkal pada kedalaman antara 0,5 sampai 1 m dari
permukaan tanah, tergantung dari kondisi dan jenis tanah. Dalam pemasangannya elektroda
pita ini dapat ditanam dalam bentuk memanjang, radial, melingkar atau kombinasi dari
lingkaran dan radial.

BAB III
METEODOLOGI PENELITIAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melakukan pengukuran secara langsung
yaitu dengan cara mengambil sampel empat variasi jenis tanah yang ingin diukur nilai
9
tahanannya menggunakan elektroda plat kemudian menganalisis perbandingan nilai tahanan
tanah yang paling bagus.

3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Tempat pelaksanaan pengambilan data dilakukan di laboratorium teknik elektro Universitas
Bengkulu dengan waktu yang telah ditentukan.

3.3 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang diperlukan untuk pengambilan data ini adalah :
1. Tiga elektoda plat ( 5 cm x 10 cm )
2. Earth tester ( Megger )
3. Metteran
4. Cangkul.
5. Sample tanah rawa.
6. Sample tanah pasir.
7. Sample tanah liat.
8. Sample tanah campuran batu.

3.4 Prosedur Percobaan


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Rangkailah rangkaian seperti Gambar 3.1 dibawah ini :

Gambar 3.1. Rangkaian Percobaan dengan mengunakan Tiga Elektroda Plat


3. Tancapkan elektroda plat sedalam 0,5 sampai 1 meter pada satu sample tanah..
4. Atur jarak antara elektroda plat dan elektroda pengukuran sepanjang 5 meter.
5. Hubungkan kabel hijau ke elektroda plat, kabel merah ke elektroda pengukuran yang
paling jauh dan dabel kuning ke elektroda tengah.
6. Hidupkan earth tester dan atur pada skala yang tepat.
7. Catat hasil percobaan pada Tabel Hasil Percobaan.
8. Variasikan pada jenis tanah yang lain ( sebanyak empat jenis tanah ).
10
9. Variasikan kedalaman elektroda plat untuk setiap jenis tanah.
10. Variasikan jarak elektroda plat untuk setiap jenis tanah.

3.5 Tabel Hasil Percobaan

1. Tanah rawa
KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(ohm) (ohm)
30 cm 250 241
60 cm 256 652

2. Tanah Pasir
KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(ohm) (ohm)
30 cm 46 934
60 cm 1383 1332

3. Tanah Liat
KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(ohm) (ohm)
30 cm 1009 1029
60 cm 1490 1546

4. Tanah Pasir bercampur batu


KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(ohm) (ohm)
30 cm 1669 1357
60 cm 1505 1098

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Dalam Penelitian ini data yang diambil adalah pada kawasan Universitas Bengkulu, yang
terletak di Laboratorium Fakultas Teknik. Dengan menggunakan sample tanah yang divariasikan
empat jenis tanah. Data Penelitian tersebut meliputi :
11
1. Hasil Nilai pengukuran tahanan pentanahan di Laboratorium Fakultas Teknik dengan
sample Tanah Rawa.
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tahanan Pentanahan Dengan Sample Tanah Rawa
KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(ohm) (ohm)
30 cm 250 241
60 cm 256 652

Dari Data Tabel 4.1 diatas, maka diperoleh Grafik Perbandingannya :

Gambar 4.1 Grafik Pada Tanah Rawa

Dilihat dari Tabel dan Grafik diatas, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Nilai Tahanan Pentanahan yang terendah yaitu 241 Ohm.

b. Sedangkan untuk nilai tahanan pentanahan yang tertinggi yaitu 652 ohm.

Sehingga persentase hasil pengukuran tahanan pentanahan pada sample tanah rawa sebagai
berikut :

a. Untuk hasil pengukuran nilai tanahan pentanahan pada sample tanah rawa yang didapat :

b. Untuk hasil pengukuran nilai tanahan pentanahan pada sample tanah rawa yang didapat :
12
Berdasarkan Perhitungan yang telah dilakukan maka dapat dijelaskan bahwa pada Sample
Tanah Rawa dengan nilai Tahanan Rendah Didapat Nilai Rpl Sebesar = 760,96. Sedangkan pada
Sample Tanah Rawa Tertinggi didapat Nilai Rpl Sebesar = 2067,26.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedalaman, jarak serta keakuratan pengukuran sangat
mempengaruhi nilai hitung yang didapat, karena semakin dalam elektroda plat ditanamkan maka
akan semakin kecil nilai tahanan yang didapat.

2. Hasil Nilai pengukuran tahanan pentanahan di Laboratorium Fakultas Teknik dengan


sample Tanah Pasir.
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Tahanan Pentanahan Dengan Sample Tanah Pasir
KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(ohm) (ohm)
30 cm 46 934
60 cm 1383 1332

Dari Data Tabel 4.2 diatas, maka diperoleh Grafik Perbandingannya :

13
Gambar 4.2 Grafik Pada Tanah Pasir

Dilihat dari Tabel dan Grafik diatas, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Nilai Tahanan Pentanahan yang terendah yaitu 46 Ohm.

b. Sedangkan untuk nilai tahanan pentanahan yang tertinggi yaitu 1383 ohm.

Sehingga persentase hasil pengukuran tahanan pentanahan pada sample Tanah Pasir sebagai
berikut :

a. Untuk hasil pengukuran nilai tanahan pentanahan pada sample tanah Pasir yang didapat :

b. Untuk hasil pengukuran nilai tanahan pentanahan pada sample tanah pasir yang didapat :

Berdasarkan Perhitungan yang telah dilakukan maka dapat dijelaskan bahwa pada
Sample Tanah Pasir dengan nilai Tahanan Pasir Rendah Didapat Nilai Rpl Sebesar = 145,84.
Sedangkan pada Sample Tanah Pasir Tertinggi didapat Nilai Rpl Sebesar = 3879,06.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedalaman, jarak serta keakuratan pengukuran sangat
mempengaruhi nilai hitung yang didapat, karena semakin dalam elektroda plat ditanamkan maka
akan semakin kecil nilai tahanan yang didapat.

3. Hasl Nilai pengukuran tahanan pentanahan di Laboratorium Fakultas Teknik dengan


sample Tanah Liat.
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Tahanan Pentanahan Dengan Sample Tanah Liat
KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(ohm) (ohm)
30 cm 1009 1029
14
60 cm 1490 1546

Dari Data Tabel 4.3 diatas, maka diperoleh Grafik Perbandingannya :

Gambar 4.3 Grafik Pada Tanah Liat

Dilihat dari Tabel dan Grafik diatas, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Nilai Tahanan Pentanahan yang terendah yaitu 1009 Ohm.

b. Sedangkan untuk nilai tahanan pentanahan yang tertinggi yaitu 1546 ohm.

Sehingga persentase hasil pengukuran tahanan pentanahan pada sample Tanah Liat sebagai
berikut :

a. Untuk hasil pengukuran nilai tanahan pentanahan pada sample tanah Pasir yang didapat :

b. Untuk hasil pengukuran nilai tanahan pentanahan pada sample tanah pasir yang didapat :

15
Berdasarkan Perhitungan yang telah dilakukan maka dapat dijelaskan bahwa pada
Sample Tanah Liat dengan nilai Tahanan Liat Rendah Didapat Nilai Rpl Sebesar = 3199,06.
Sedangkan pada Sample Tanah Liat Tertinggi didapat Nilai Rpl Sebesar = 4336,30.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedalaman, jarak serta keakuratan pengukuran sangat
mempengaruhi nilai hitung yang didapat, karena semakin dalam elektroda plat ditanamkan maka
akan semakin kecil nilai tahanan yang didapat.

4. Hasl Nilai pengukuran tahanan pentanahan di Laboratorium Fakultas Teknik dengan


sample Tanah Pasir Bercampur Batu.
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Tahanan Pentanahan Dengan Sample Tanah Pasir
Bercampur Batu
KEDALAMAN JARAK 2 METER JARAK 5 METER
(ohm) (ohm)
30 cm 1669 1357
60 cm 1505 1098

Dari Data Tabel 4.4 diatas, maka diperoleh Grafik Perbandingannya :

Gambar 4.4 Grafik Pada Tanah Liat

Dilihat dari Tabel dan Grafik diatas, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
16
a. Nilai Tahanan Pentanahan yang terendah yaitu 1357 Ohm.

b. Sedangkan untuk nilai tahanan pentanahan yang tertinggi yaitu 1669 ohm.

Sehingga persentase hasil pengukuran tahanan pentanahan pada sample Tanah Pasir
Bercampur Batu sebagai berikut :

a. Untuk hasil pengukuran nilai tanahan pentanahan pada sample tanah Pasir Bercampur
Batu yang didapat :

b. Untuk hasil pengukuran nilai tanahan pentanahan pada sample tanah pasir bercampur
batu yang didapat :

Berdasarkan Perhitungan yang telah dilakukan maka dapat dijelaskan bahwa pada
Sample Tanah Pasir Bercampur Batu dengan nilai Tahanan Rendah Didapat Nilai Rpl Sebesar =
4302,61. Sedangkan pada Sample Tanah Tertinggi didapat Nilai Rpl Sebesar = 5291,91.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedalaman, jarak serta keakuratan pengukuran sangat
mempengaruhi nilai hitung yang didapat, karena semakin dalam elektroda plat ditanamkan maka
akan semakin kecil nilai tahanan yang didapat.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan dari analisis data hasil penelitian, maka dapat diketahui nilai tahanan
pentanahan dari masing masing sample tanah yang terdapat pada Laboratorium Fakultas
Teknik Universitas Bengkulu. Hasil analisis data menyebutkan bahwa nilai besar kecilnya
tahanan pentanahan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Bentuk Elektroda.
17
2. Jenis Bahan dan Ukuran Elektroda.
3. Jumlah/Konfigurasi Elektroda.
4. Kedalaman Pemancangan/Penanaman didalam tanah.
5. Faktor faktor alam.
Jika faktor faktor tersebut dapat memenuhi syarat maka nilai tahanan pentanahan akan
mendapatkan nilai tahanan pentanahan yang sesuai standart. Tahanan pentanahan satu elektroda
di dekat sumber listrik, transformator atau jaringan saluran udara dengan jarak 200m maksimum
adalah 10 dan tahanan pentanahan dalam suatu system tidak boleh lebih dari 5. Dan juga dari
Standar Peraturan Umum Listrik Negara (SPLN) 3 (1987 : Pasal 3) menyatakan bahwa tahanan
pentanahan menyeluruh hantaran Netral JTR yang telah tersambung pada transformator, tiang
akhir, dan PHB utama maksimum 5. Untuk keadaan khusus, misalnya pada JTR dengan
transformator berkapasitas kecil (maksimum 50Kv fasa-tunggal atau 150Kva fasa-tiga), jumlah
konsumen yang masih rendah dan tahanan jenis tanahnya tinggi sehingga sukar didapat harga
5, tahanan pentanahan menyeluruh diperkenankan maksimum 10.

BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pada elektroda pelat, besar ketebalan pelat serta tinggi dan panjang pelat juga
mempengaruhi nilai tahanan pada saat pengukuran.

2. Kedalaman elektroda sangat berpengaruh dalam mendapatkan nilai tahanan yang


ideal, semakin dalam penanaman elektroda pada tanah maka nilai tahanan
pembumian akan semakin rendah, hai ini dipengaruhi oleh suhu tanah, dan kadar air
dalam suatu tanah tersebut.

3. Nilai tahanan yang sangat bagus pada empat variasi tahanan tanah dengan besar nilai
tahanan yang rendah terdapat pada tahanan tanah jenis tanah rawa.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hutahuruk. 1991. Pengetanahan Netral Sistem Tenaga dan Pengetanahan Peralatan. Jakarta :
Erlangga

Ilahi, A. 2005. Studi Sistem Pembumian Batang Tunggal Dengan Menganalisis Resistans
Tanah (Sistem Driven Rod). Bandar Lampung : Gramedia

IEEE. 1986. IEEE Guide For Safety In AC Substation Grounding. American National
Standards Institute / IEEE Standards 80-1986, IEEE Power Enginering
Society

Verma, R. 1984. Fundamental Consideration and Impuls Impedance of Grounding Grid.


America : IEEE Vol. PAS-100 No.3, pp1023-1030

19
LAMPIRAN

20
Gambar 1 Kedalaman pada Sample Tahanan Tanah

Gambar 2 Sample Tanah Rawa

Gambar 3 Sample Tanah Pasir

21
Gambar 4 Sample Tanah Liat

Gambar 5 Sample Tanah Bercampur Batu

22
Gambar 6 Pengukuran Pada Masing Masing Jarak

Gambar 7 Hasil Pengukuran Dengan Menggunakan Alat Ukur Earth Tester Pada Masing
Masing Sample Tanah

23
Gambar 8 Hasil Pengukuran Dengan Menggunakan Alat Ukur Earth Tester Pada Masing
Masing Sample Tanah

24

Anda mungkin juga menyukai