Anda di halaman 1dari 6

1.

Tujuan mempelajari Mineral Optik serta apa kaitan mata kuliah ini dengan

mata kuliah yang sudah dilewati

Jawab :

Tujuan mempelajari Mineral Optik ini agar peserta dapat menentukan

jenis mineral melalui pengamatan mikroskopis. Adapun kaitan dengan mata

kuliah sebelumnya yaitu dari mata kuliah Mineralogi dan Kristalografi

dimana menentukan jenis mineral secara megaskopis. Dari mata kuliah

tersebut diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan tujuan dan kegunaan dari

berbagai jenis mineral.

2. Perbedaan mineral muskovit dan olivine secara mikroskopis

Jawab :

Muskovit memilki pecahan tidak rata dan berwarna putih serta memiliki

belahan sedangkan pada olivine memiliki pecahan yang rata dan warna yang

bervariasi serta tidak memiliki belahan

Perbedaan antara mineral muskovit dan olivine diantaranya pada bentuk,

belahan dan pleokroismenya. Bentuk muskovit yaitu kristal tabular atau

euhedral sedangkan bentuk olivine anhedral. Kemudian belahan muskovit

dalam satu arah sangat sempurna sedangkan olivin tidak sempurna. Dan pada

mineral muskovit pleokrosimenya lemah sedangakn pada olivine tidak

memiliki pleokroisme.
3. Perbedaan mineral hornblende dan biotit secara mikroskopis

Jawab :

Hornblende memiliki warna yang berbeda saat di nikol sejajar dan nikol

sejajar serta memilki belahan, sedangkan biotit warna tetap sama saat berada

nikol silang maupum nikol sejajar

Perbedaan mineral hornblende dan biotit terdapat pada bentuk,

pleokroisme. Bentuk mineral hornblende adalah kristal prismatic sedangkan

pada biotit yaitu kristal euhedral, tabular lamenar dan agak melengkung.

Biotit memilki pleokroisme lemah dibandingkan hornblende. Belahan pada

mineral hornblende dalam dua arah sedangkan pada mineral biotit pada satu

arah. Kemudian olivine memiliki kembaran sedangkan biotit tidak memiliki

kembaran.

4. Perbedaan mineral piroksin dan hornblende secara mikroskopis

Jawab :

Secara umum perbedaan kelompok piroksin dan kelompok hornblende

adalah pada pleokroisme, belahan dan sudut pemadaman. Hornblende

memperlihatkan pleokroisme sedangkan piroksin non-pleokroik kecuali

aegirin dengan pleokrosime lemah. Kelompok piroksin belahan dua arah

membentuk sudut 88 dan 92 sedangkan kelompok Hornblende mempunyai

belahan dua arah membentuk sudut lancip 56 dan 124. Kelompok piroksin

mempunyai sudut pemadaman yang besar sedangkan kelompok amfibol

sudut pemadamannya kecil

5. Perbedaan mineral kuarsa dan ortoklas secara mikroskopis


Jawab :

Pada kuarsa tidak ditemukan ada belahan serta warna yang transparan

sedangkan pada ortoklas memiliki warna yang putih kabur serta memiliki

belahan.

Perbedaan mineral kuarsa dan ortoklas terdapat pada warna, bentuk, relief,

belahan dan kembaran. Warna ortoklas tidak berwarna dan berkabut

sedangkan kuarsa tidak berkabut. Bentuk mineral kuarsa lebih euhedral

sedangkan bentuk mineral ortoklas subhedral sampai anhedral. Relief mineral

kuarsa lebih rendah dari mineral ortoklas. Mineral kuarsa tidak memiliki

belahan sedangkan mineral ortoklas memiliki belahan yang sempurna.

Kemudian kuarsa tidak memiliki kembaran sedangkan ortoklas memiliki

kembaran Carlsbad.

6. Cara penentuan kembaran Carlsbad-Albit menggunakan tabel Michael Levy

Jawab :

Cara menentukan tipe plagioklas dengan menggunakan kembaran albit

- carlsbad yaitu:

1. Diantara kristal kristal plagioklas yang mempunyai kembaran albit

carlsbad, dicari sayatan yang sejajar sumbu b. Sayatan tersebut dicirikan

dengan pada keadaan diagonal akan menunjukkan 2 lembar kembaran

saja, yaitu lembaran kembaran carlsbad. Sedangkan pada kedudukan yang

sejajar sumbu analisator, garis bidang komposisi pada semua lembar

kembaran albit nampak sebagai garis hitam dan warna interferensi serta

iluminasinya merata.
2. Hitung besarnya sudut gelapan lembar lembar kembaran albit.

Perhitungan dilakukan pada salah satu lembar kembaran carlsbad (

misalnya sebelah kiri )

3. Apabila sudut gelapan kembaran adalah kurang dari 20o maka relief dari

kristal tersebut ditentukan sesuai dengan langkah kelima pada penentuan

plagioklas menurut Michel Levy

4. Dari harga x dan y yang sudah didapat, maka dapat ditentukan jenis

plagioklas dengan menggunakan grafik

7. Tuliskan kendala selama mengikuti praktikum Mineral Optik.

Jawaban:

Kendala yang saya alami selama mengikuti praktikum adalah belum terbiasa dalam

mengenal ciri khas dari suatu mineral

8. Tuliskan solusi yang akan kalian lakukan untuk mengatasi kendala-kendala

selama mengikuti praktikum Mineral Optik.

Jawaban:

Solusinya membiasakan mengamat secara intensif

9. Cari jurnal tentang mineral mika grup/kuarsa kemudian review minimal 2

halaman.

Sifat Teknik Sekis Mika Kuarsa

Sekis mika kuarsa, yang merupakan batuan metamorphic yang sangat

anisotropik, biasanya menghadirkan tantangan geoteknik dalam proyek konstruksi.


Untuk memastikan desain yang aman dan ekonomis, skema investigasi in situ dan

laboratorium yang komprehensif diperlukan untuk proyek yang akan dibangun di

laboratorium kuarsa mika. Dalam penelitian ini, studi laboratorium komprehensif

tentang perilaku teknik balok mika kuarsa telah dilakukan. Tes kecepatan

gelombang P, uji kekuatan tekan tarik dan uniaksial, dan uji deformasi creep yang

dilakukan pada spesimen dengan bidang schistose yang berbeda, semuanya

mengungkapkan karakter anisotropik batuan yang kuat. Analisis tegangan retak-

inisiasi yang relevan dan analisis tegangan retak pada uji kompresi uniaksial, yang

sebelumnya belum diterapkan untuk mempelajari schistose rock, telah dilakukan

dalam penelitian ini. Saat pemuatan sejajar dengan bidang schistose, tegangan

inisiasi retak dan tegangan kerusakan retak lebih rendah daripada pada arah

pemuatan lainnya. Karena pemuatan tekan diterapkan sejajar dengan bidang

schistose, tegangan tarik lokal lebih disukai diinduksi normal pada bidang

schistose yang relatif lemah. Celah lebih mudah dikembangkan daripada pada arah

pemuatan lainnya. Karena orientasi bidang schistose adalah salah satu faktor kunci

untuk mengendalikan pembentukan celah makro dan karenanya kegagalan

spesimen uji bongkar, karakter geologi teknik ini harus dipertimbangkan dalam

perancangan teknik.

Pemodelan Deformasi Polikristal Multi-Fase: Kasus Agregat Kuarsa-Mika

Banyak bahan, termasuk batuan, terdiri dari fase yang berbeda dengan

komponen yang lebih kuat dan lebih lemah. Untuk menyelidiki sistem tersebut dan

interaksi antara fase dan pengaruhnya terhadap pengembangan tekstur, kami telah

mengembangkan konsentrat kimia viscoplastik di mana struktur mikro ditentukan


dan biji-bijian dibagi menjadi sel sehingga bagian butiran yang berbeda dapat

berubah bentuk secara berbeda. Sistem yang digunakan sebagai contoh adalah

kuarsa dan mika. Polikristal kuarsa murni dibandingkan dengan campuran mika

kuarsa 25% 75%. Kuarsa berubah bentuk dengan slip prismatik, basal dan piramid,

dan platelet mika diasumsikan sebagian besar kaku. Jika butir kuarsa dipaksa untuk

berubah bentuk secara homogen, tekstur kuarsa yang diprediksi menjadi lebih kuat

saat mika ditambahkan karena strain sampel diakomodasi hanya oleh kuarsa. Hal

ini bertentangan dengan bukti eksperimental. Namun, jika butir kuarsa dibiarkan

berubah bentuk secara heterogen, seperti dikendalikan oleh interaksi tetangga,

tekstur kuarsa yang diprediksi menjadi lebih lemah saat mika ditambahkan. Model

seperti itu dengan heterogenitas intragranular dapat menggambarkan perilaku

sebenarnya dari campuran dua fasa dan juga kompatibel dengan mikrostruktur

yang diamati yang mendokumentasikan butiran yang cukup besar dari fase lemah

di sekitar butir fase yang lebih kaku.

Anda mungkin juga menyukai