Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
Sari : Pengamatan mineral secara megaskopis berbeda secara mikroskopis.
Pengamatan mineral secara mikroskopis bertujuan untuk mengetahui bentuk dari kristal pembentuk mineral dan sifat-sifat fisiknya. Salah satu upaya dalam mengamati sayatan mineral melalui miksroskop polarisasi dengan melihat diameter medan pandang. Penentuan ukuran mineral mempunyai cara yang berbeda untuk setiap lensa obyektif. Untuk mempermudah pengukuran, maka harus di tentukan diameter medan pandang ( DMP ) setiap lensa obyektif.
Kata Kunci : Mikroskop polarisasi, Lensa, Diameter medan pandang, Mineral
I.Pendahuluan mikroskopis. Pengamatan mineral
Pengamatan sehari-hari kita secara mikroskopis bertujuan untuk mengetahui bahwa bumi tersusun dari mengetahui bentuk dari kristal batuan batuan. Apabila kita pembentuk mineral dan sifat-sifat mengambil batuan dan mengamatinya, fisiknya. Salah satu upaya dalam ternyata batuan terdiri dari mineral mengamati sayatan mineral melalui mineral dan sejumlah kecil bahan lain miksroskop polarisasi dengan melihat seperti bahan organik. Mineral diameter medan pandang. merupakan suatu bahan padatan yang (Gribble,1985) terbentuk secara alam dan memiliki Berdasarka uraian di atas maka sifat fisika dan sifat kimia yang khas. dibuatnya jurnal mengenai diameter (Graha,1987) medan pandang agar orang-orang Pengamatan mineral secara dapat mengenali dan memahami cara megaskopis berbeda secara megukur diameter medan pandang pusat medan pandang, dimana cahaya Maksud dibuatnya jurnal ini yang masuk merata pada daerah adalah agar mahasiswa dapat medan pandang. mengenal mineral secara mikroskopis 2. Mengatur bukaan diafragma melalui mikroskop polarisasi. Disesuaikan dengan perbesaran Sedangkan tujuan diadakannya lensa obyektif yang digunakan. Nilai praktikum ini adalah untuk mengetahui dari bukaan diafragma tersebut 1. Mengatahui ukuran suatu terdapat pada tubuh lensa obyektif. mineral yang diamati 3. Menentukaan nilai skala dengan 2. Mengetahui ukuran suatu kertas kalkir mineral diwakili oleh kertas Kertas grafik kalkir diletakkan grafik dengan menggunakan diatas meja preparat, untuk metode diameter medan pandang menentukan nilai skala pada benang silang atau diameter medan pandang. II. Tinjauan Pustaka Buat perbandingan skala pada lensa Dalam mempelajari sifat mineral dengan skala pada kertas grafik kalkir. optik, salah satu yang di identifikasi 4. Menghitung nilai setiap skala adalah ukuran mineral. Penentuan Kertas kalkir di geser hingga ukuran mineral mempunyai cara yang pada posisis yang tepat. Untuk berbeda untuk setiap lensa obyektif. memudahkan perhitungan, maka salah Untuk mempermudah pengukuran, satu garis tebal pada kertas grafik maka harus di tentukan diameter dihimpitkan pada angka 0 ( medan pandang ( DMP ) setiap lensa perpotongan benang silang ). Karena obyektif. (Rogers, 2010) panjang kertas grafiksudah diketahui, Cara Penentuan Diameter Medan maka yang dihitung adalah jumlah Pandang : skala lensa yang termuat dalam setiap 1. Memfokuskan medan pandang mm kertas grafik. Ditandai dengan letak 5. Menghitung medan pandang perpotongan benang silang tepat pada Pada benang silang horizontal, Y = jumlah skala yang tersisa ada bagian yang tidak mempunyai pada tepi kiri dan kanan skala, sehingga dalam perhitungan Maka Diameter Medan Pandang diameter medan pandang harus seluruhnya adalah : dilakukan dalam 2 bagian. DMP = DMP1 + DMP2 a. Tentukan panjang benang III. Metode Penelitian horiontal yang berskala dengan Pada tahapan persiapan yaitu kita cara : melakukan asistensi acara yang Letakkan salah satu garis dilkasanakan pada tanggal 12 tebal dari kertas grafik pada September 2017 di Laboraturium angka 0 Petrografi Teknik Geologi Fakultas Hitung diameter medan Teknik Gowa. Adapun peralatan yang pandangnya. harus dibawah saat praktikum seperti b. Tentukan panjang horisontal Baju Laboraturium, Lap kasar, lap yang tidak berskala dengan cara : halus, pensil warna,penuntun Letakkan garis tebal kertas praktikum dan alat tulis menulis. kalkir grafik di tepi medan Kemudian pada tahap penelitian, pandang. pada tahap ini dilakukan pengambilan Bandingkan panjang benang data. Yang pertama kita lakukan ialah horisontal yang tidak respon, kemudian pengambilan data mempunyai skala dengan berupa pengamatan sampel mineral panjang kertas kalkir grafik. dan kertas grafik di bawah mikroskop Tentukan skala yang ada polarisasi dan menghitung Diameter pada tepi kiri dan kanan. medan pandangnya. Hitung dengan rumus Selanjutnya pada tahap DMP = BS x Y penyusunan jurnal, kita melakukan DMP = diamter medan pandang pemeriksaan dan pengecekan ulang BS = bilangan skala data dari praktikum yang telah dijalankan yang kemudian dituangkan DMP1 0,025mm x 80mm = 2 mm, kedalam bentuk tulisan ilmiah berupa DMP2 0,025mm x 40mm = 1mm, dan jurnal yang memuat data hasil DMPtotal 2mm + 1mm = 3mm. praktikum, uraian deskriptif, dan hasil V. Kesimpulan perhitungan diameter medan pandang. Adapun kesimpulan dari jurnal ini IV. Pembahasan yaitu: a. Sampel 1 1. Ukuran mineral untuk preparat 1 Dengan Nomor urut 1, nomor yaitu 0,925mm peraga ST.18, kami menggunakan 2. Ukuran mineral untuk preparat 2 perbesaran lensa objektif sebesar 4x, yaitu 3mm perbesaran lensa okuler 10x, sehingga VI. Daftar Pustaka perbesaran total yang digunakan ialah Costin, Gelu. 2011. Introduction of 40x. Bilangan skala pada pengamatan optical mineralogy. Universitas ini yaitu 0,025 mm, dengan ukuran Rhodes : Afrika selatan. mineral 37mm x 0,025 mm = 0,925 Danisworo, dkk. 1999. Buku mm. Kristalografi Mineralogi. b. Sampel 2 Yogyakarta: UPN Veteran Dengan nomor urut 2, nomor Yogyakarta peraga STS.23A, kami menggunakan Graha, Doddy S. 1987. Batuan dan perbesaran lensa objektif sebesar 4x, Mineral. Bandung: Penerbit Nova. perbesaran lensa okuler 10x, sehingga Gribble dan Hall. 1985. A practical perbesaran total yang digunakan ialah introduction to optical mineralogy. 40x. Bilangan skala pada pengamatan George Allen & Unwin : London. ini yaitu 0,025 mm. Ukuran medan Rogers, Kirsten. 2010. Panduan pandang pada nilai skala 80mm x Lengkap Mikroskop. Jakarta : 0,025mm = 2 mm dan nilai Pinggir Erlangga. 40mm x 0,025mm = 1mm. Untuk