Anda di halaman 1dari 14

Mikrobiologi Dasar 2013 46

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembiakan atau reproduksi individu berarti bertambahnya individu
tersebut.Pertumbuhan suatu individu berarti bahwa individu tersebut semula kecil
bertambah besar. Kegiatan yang pertama menyangkut jumlah sedangkan yang
kedua menyangkut volume individu( Dwidjoseputro, 1978 ).
Menurut Waluyo (2004), fase fase pertumbuhan bakteri dan kurva
pertumbuhan adalah sebagai berikut :
- Fase I (fase adaptasi) merupakan fase penyesuaian diri dengan substrat
dan kondisi lingkungan.
- Fase II (fase pertumbuhan awal atau fase permulaan awal).
- Fase III (fase pertumbuhan logaritmik).
- Fase IV (fase pertumbuhan lambat).
- Fase V (fase pertumbuhan tetap).
- Fase VI (fase menuju kematian dan fase kematian).
Isolasi merupakan cara pembiakan mikroorganisme yang bertujuan untuk
mendapatkan baikan murni. Konsep isolasi ini adalah dengan memisahkan
bakteri yang satu dengan bakteri yang lain yang berbeda pada suatu habitat.
Metode isolasi yaitu ada metode cawan gores dan cawan tuang (Pelczar dan
Chan, 2008).
Macam metode perhitungan koloni menurut Schelgel (1994), adalah :
1. Metode langsung adalah metode di mana massa agar ditentukan sesudah
sel selnya diendapkan oleh sentrifuse.
2. Metode tidak langsung adalah metode yang didasari penentuan intensif
kekeruhan suspensi sel dan dapat digunakan untuk menetapkan massa.
Isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba dengan mikroba lain untuk
diidentifikasi jenisnya. Tujuan isolasi adalah untuk mendapatkan biakan
murni. Metode yang digunakan untuk melakukan isolasi adalah metode
cawan gores dan metode cawan tuang.

Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi


Mikrobiologi Dasar 2013 47

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari Praktikum Mikrobiologi Dasar Materi Perhitungan Koloni
Bakteri dan Isolasi adalah agar para parktikan dapat mengetahui cara cara
perhitungan koloni dan mengisolasi sel bakteri.
Tujuan dari Praktikum Mikrobiologi Dasar Materi Perhitungan Koloni Bakteri
dan Isolasi adalah agar para parktikan mampu melakukan perhitungan koloni
bakteri dan mampu melakukan isolasi terhadap bakteri.

1.3 Waktu dan Tempat


Praktikum Mikrobiologi Dasar Materi Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi
dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 20 Maret 2013, pukul 15.00 18.00 WIB
bertempat di Laboratorium Mikrobilogi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Brawijaya, Malang.

Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi


Mikrobiologi Dasar 2013 48

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri


Menurut Sumarsih (2003), pertumbuhan adalah penambahan secara
teratur semua komponen sel suatu jasad. Pertumbuhan sel adalah hasl dari
pembelahan sel. Pada jasad bersel tunggal (uniseluler), pembelahan atau
perbanyakan sel merupakan pertumbuhan individu, misalnya pembelahan pada
bakteri itu sendiri. [ada jasad bersel banyak (multiseluler) pembelahan sel tidak
menghasilkan jumlah individunya, tetapi hanya merupakan pembentukan
jaringan atau pertambahan besar jaringan.
Menurut Dwidjoseputro (1989),bakteri adalah sekelompok mikroorganisme
yang bersel satu, tidak berklorofil, berbiak dengan pembelahan diri serta
ukurannya sangat kecil, sehingga hanya dapat dilihat dengan
mikroskop.Ditambahkan oleh Astuti et al., (2010), salah satu faktor penting dalam
pertumbuhan bakteri adalah nilai pH.Bakteri ini berkaitan dengan aktivitas
enzim.Perubahan pH sangat ekstrim tidak sesuai untuk pertumbuhan dapat
menyebabkan terjadinya perubahan dalam aktivitas katalik enzim.

2.2 Fase fase Pertumbuhan Bakteri dan Kurva Pertumbuhan


Fase logaritmik merupakan fase pertumbuhan.Fase ini ditandai dengan
bertambahnya populasi secara signifikan. Densitas pada medium meningkat
secara nyata dan jam ke 1 sampai jam ke 11. Pada eksponensial populasi sudah
mulai beradaptasi dengan medium dan dapat melakukan reproduksi melalui
proses pembelahan sel ( Astutiet al., 2010 ).
Menurut Waluyo (2004), fase fase pertumbuhan bakteri dan kurva
pertumbuhan adalah sebagai berikut :
- Fase I (fase adaptasi) merupakan fase penyesuaian diri dengan substrat
dan kondisi lingkungan.
- Fase II (fase pertumbuhan awal atau fase permulaan awal).
- Fase III (fase pertumbuhan logaritmik).
- Fase IV (fase pertumbuhan lambat).
- Fase V (fase pertumbuhan tetap).
- Fase VI (fase menuju kematian dan fase kematian).

Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi


Mikrobiologi Dasar 2013 49

2.3 Pengertian dan Tujuan Isolasi


Menurut Karliana (2007), mikroba di lingkungan pada umumnya berada
pada populasi campuran, sulit ditemukan mikroba yang dijumpai sebagai spesies
tunggal. Untuk itu dibutuhkan metode isolasi agar dapat mencirikan dan
mengidentifikasi suatu mikroorgansisme tertentu. Pertama kali harus dapat
dipisahkan untuk memperoleh baikan murni, terdapat dua metode untuk
memperoleh biakan murni yaitu teknik cawan gores dan cawan tuang.
Identifikasi bakteri dilakuka terhadap isolat isolat dengan melakukan
serangkaian uji morfologi dan biokimia yaitu pewarnaan gram, uji motalitas,
pengamatan, bentuk sel, tipe penggandengan sel, sifat aerobik dan anaerobik,
kemampuan tumbuh, pada suhu 5C, 20C, 30C dan uji halofilik serta oksidase
sitokrom (Feliatra et al., 2004).

2.4 Macam Metode Perhitungan Koloni serta Kelebihan dan Kekurangan


Macam metode perhitungan koloni menurut Schelgel (1994) adalah :
1. Metode langsung adalah metode dimana massa agar ditentukan setelah
sel-selnya diendapkan dengan sentrifuse.
2. Metode tidak langsung adalah metode yang didasari kerentanan intensif
kekeruhan suspensi sel dan dapat dipergunakan untuk menetapkan
massa.
Seperti yang diketahui, cara menghitung jumlah bakteri untuk membuat
grafik pertumbuhan itu dengan menggunakan metode penuangan, yaitu inokulum
disebarkan pada agar agar lempengan. Delapan jam kemudian, koloni koloni
yan telah tumbuh telah dapat dihitung. Galam hal ini tetap diperhatikan bahwa
jumlah koloni yang tampak tidak sesuai dengan jumlah bakteri yang disebar
semula.Tidak semua koloni berasal dari satu bakteri, dalam metode penuangan
in hanya bakteri hiduplah yang masuk perhitungan. Cara lain untuk menghitung
jumlah bakteri dalam piaraan ialah perhitungan dengan mikriskop. Metode ini
memiliki kelemahan, yaitu baik sel hidup maupun sel mati terhitung semua. Cara
ketiga yaitu, menggunakan turbidimeter (turbid =keruh). Tiap sampel diambil
pada waktu tertentu diukur kekeruhannya dengan menggunakan turbidimeter,
kelemahannya yaitu yang terdapat pada penjumlahan mikroskop (Dwijoseputro,
1978).

Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi


Mikrobiologi Dasar 2013 50

3. METODOLOGI

3.1 Alat dan Fungsi


Alat yang digunakan pada praktikum Mikrobiologi Dasar materi
Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi antara lain :
- Cawan petri : tempat pembiakan jamur dan bakteri
- Incase : tempat menginkubasi cawan petri sesuai suhu
kamar
- Colony counter : membantu dalam menghitung jumlah koloni
bakteri yang terdapat pada cawan petri dengan
sistem sensor sentuh.
- Jarum loop : untuk menginokulasi bakteri dari media padat ke
cair atau sebaliknya.
- Bunsen : sumber panas dan pengkondisian aseptis
- Sprayer : sebagai wadah alkohol 70%
- Nampan : untuk meletakkan alat dan bahan

3.2 Bahan dan Fungsi


Bahan yang digunakan pada Praktikum Mikrobiologi Dasar materi
Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi antara lain :
- Alkohol 70% : untuk pengkondisian aseptis
- Air : untuk mencuci alat-alat yang digunakan
- Koran : untuk membungkus cawan petri
- Tali : untuk mengikat cawan petri yang telah dibungkus
- Kertas label : untuk memberi tanda
- Tissue : untuk mengeringkan alat-alat yang dicuci
- NA steril : media pembiakan bakteri
- Spirtus : sebagai bahan bakar Bunsen
- Kapas : untuk menutup lubang alat, menghindari
kontaminan

Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi


Mikrobiologi Dasar 2013 51

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Perhitungan koloni bakteri

Cawan petri

Diambil cawan petri dari etalase bakteri

Dihitung jumlah koloni


bakteri dengan
Hasil
menggunakan colony
counter

Gambar 9. Skema Kerja Perhitungan Koloni Bakteri

3.3.2 Isolasi Bakteri

NA

Diambil dari kulkas

Diambil 1 sel bakteri dari media penanaman menggunakan jarum loop (dipanaskan dan
didinginkan terlebih dahulu)

Digoreskan pada media NA steril dengan metode gores

Dibungkus koran

Diikat dengan tali

Diiknubasi selama 24 jam di etalase bakteri

Hasil

Gambar 10. Skema Kerja Isolasi Bakteri

Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi


Mikrobiologi Dasar 2013 52

4. PEMBAHASAN

4.1 Analisa Prosedur


Pada praktikum Mikrobiologi Dasar materi Perhitungan Koloni Bakteri dan
Isolasi hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat yang
diperlukan adalah cawan petri untuk tempat pembiakan jamur dan bakteri; incase
sebagai tempat menginkubasi cawan petri sesuai dengan suhu kamar; colony
counter untuk membantu dalam menghitung jumlah koloni bakteri yang terdapat
pada cawan petri dengan sistem sendor sentuh; jarum loop untuk menginokulasi
bakteri dari media padat ke cair atau sebaliknya; bunsen sebagai sumber panas
dan pengkondisian aseptis; sprayer sebagai wadah alkohol 70%; dan nampan
sebagai tempat meletakkan alat dan bahan. Sedangkan, bahan yang dibutuhkan
pada praktikum ini adalah alkohol 70% untuk pengkondisian aseptis; air untuk
mencuci alat-alat yang telah digunakan; koran untuk membungkus cawan petri
yang akan diinkubasi; tali untuk mengikat cawan petri yang telah dibungkus;
kertas label untuk memberi tanda cawan petri; spirtus sebagai bahan bakar
bunsen; dan tissue untuk mengeringkan alat-alat yang telah dicuci.
Pada praktikum perhitungan koloni pertama-tama yang dilakukan adalah
mengambil cawan petri yang berisi penanaman bakteri yang ada pada incase
yang telah diinkubasi selama semalam. Kemudian dihitung dengan
menggunakan colony counter. Cara menggunakan colony counter dengan sistem
sensor sentuh.
Syarat dari perhitungan koloni adalah koloni masuk ke dalam rasio atau
tidak.Setelah ditentukan rasio, dilihat lagi koloni bakteri tersebut masuk dalam
range perhitungan koloni atau tidak. Range koloni adalah 30-300. Apabila lebih
dari range yang ditentukan disebut dengan TBUD atau terlalu banyak untuk
dihitung. Jika koloni bakteri tidak berbentuk koloni dan melebihi seperempat
cawan disebut spreader.
Setelah dilakukan perhitungan, cawan petri yang berisi bakteri, akan
dilakukan isolasi pada NA steril yang telah diambil di incase setelah diinkubasi
selama semalam. Diambil satu sel bakteri dengan menggunakan jarum loop
yang sebelumnya dipanaskan sampai memijar. Setelah dipanaskan, jarum loop
didinginkan dengan cara ditempelkan pada media NA, setelah itu diambil bakteri
kemudian digoreskan pada media NA steril dengan metode gores atau zigzag.
Zigzag berfungsi untuk mendapatkan biakan murni pada ujung zigzagnya. Pada

Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi


Mikrobiologi Dasar 2013 53

saat melakukan penggoresan, harus dilakukan dalam kondisi aseptis atau


berada didekat bunsen. Setelah itu dimasukkan ke dalam incase dan diinkubasi
selama semalam kemudian didapatkan hasil yang diinginkan.
Menurut Lay (1994), mikroorganisme yang akan diisolasi dapat berupa
biakan murni atau campuran. Bila biakan yang akan diidentifikasi ini tercemar,
perlu dilakukan pemurnian terlebih dahulu. Lazimnya pemurnian dilakukan
dengan cara menggoreskan suspense mikroba yang akan diisolasi pada agar
lempengan. Setelah diperoleh koloni terpisah, dibuat pewarnaan gram dari
beberapa koloni untuk melihat kemurnian biakan.

4.2 Analisa Hasil


Dari hasil praktikum Mikrobiologi Dasar mengenai Perhitungan Koloni dan
Isolasi, didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 5. Data Perhitungan Koloni Bakteri Shift 1
Kel. 10-3 10-4 10-5 TPC
A B A B A B
( )
1 spreader 21 Spreader 75 spreader spreader -
2 spreader spreader 69 58 spreader 43 -
3 112 spreader 21 40 51 17 1,12 x 105
4 204 152 48 83 126 18 136,73 x 105
5 TBUD spreader Spreader 88 spreader spreader -
6 160 spreader 63 spreader 45 spreader 52,9 x 105

Tabel 6. Data Perhitungan Koloni Bakteri Shift 2


Kel. 10-3 10-4 10-5 TPC
A B A B A B
( )
7 spreader Spreader 174 98 150 82 -
8 Spreader Spreader 101 spreader 160 126 -
9 Spreader Spreader 130 136 spreader 47 -
10 178 98 109 86 54 Spreader 65,13x 105
11 Spreader Spreader 205 108 6 Spreader -
12 TBUD 243 32 18 42 Spreader 2,43x 105

Tabel 7. Data Perhitungan Koloni Bakteri Shift 3


Kel. 10-3 10-4 10-5 TPC
A B A B A B
( )
13 Spreader Spreader Spreader Spreader Spreader Spreader -
14 Spreader Spreader Spreader Spreader 130 208 -
15 225 188 Spreader Spreader Spreader Spreader 2,065 x 105
16 54 Spreader Spreader Spreader Spreader Spreader 0,54 x 105
17 TBUD TBUD 141 278 49 45 49,095x 105
18 - - - - - - -

Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi


Mikrobiologi Dasar 2013 54

Tabel 8. Data Perhitungan Koloni Bakteri Shift 4

Kel. 10-3 10-4 10-5 TPC


A B A B A B ()
19 37 35 12 5 spreader Spreader 0,36 x 105
20 Spreader 40 12 Spreader 0 Spreader 0,4 x 105
21 65 81 Spreader 16 spreader 22 0,73 x 105
22 53 268 Spreader 181 56 Spreader 19,705 x 105
23 TBUD TBUD 127 88 Spreader Spreader 10,75 x 105
24 323 TBUD 122 106 111 spreader 122,4 x 105

Dari hasil perhitungan kelompok 1 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil
spreader dan 10-3 B diperoleh hasil 21 koloni. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh
hasil spreader dan 10-4 B diperoleh hasil 75 koloni.Untuk cawan petri 10-5 A
diperoleh hasil spreader dan 10-5 B diperoleh hasil spreader.Untuk perhitungan
TPC (Total Plate Count) adalah kol/ml.
Dari hasil perhitungan kelompok 2 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil
spreader dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh
hasil 69 dan 10-4 B diperoleh hasil 58 koloni. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh
hasil spreader dan 10-5 B diperoleh hasil 43. Untuk perhitungan TPC (Total Plate
Count) adalah kol/ml .
Dari hasil perhitungan kelompok 3 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil
112 dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil
21 dan 10-4 B diperoleh hasil 40 koloni. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil
51 dan 10-5 B diperoleh hasil 17. Untuk perhitungan TPC (Total Plate Count)
adalah 1,12 x 105 kol/ml .
Dari hasil perhitungan kelompok 4 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil
204 dan 10-3 B diperoleh hasil 152 koloni. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh
hasil 48 dan 10-4 B diperoleh hasil 83 koloni. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh
hasil 126 dan 10-5 B diperoleh hasil 18. Untuk perhitungan TPC (Total Plate
Count) adalah 136,73 x 105 kol/ml.
Dari hasil perhitungan kelompok 5 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil
TBUD dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh
hasil spreader dan 10-4 B diperoleh hasil 88 koloni.Untuk cawan petri 10-5 A
diperoleh hasil spreader dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan
TPC (Total Plate Count) adalah -kol/ml .
Dari hasil perhitungan kelompok 6 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil
106 dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil

Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi


Mikrobiologi Dasar 2013 55

63 dan 10-4 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil
45 koloni dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total
Plate Count) adalah 52,9 x 105 kol/ml .
Dari hasil perhitungan kelompok 7 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil
spreader dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh
hasil 178 dan 10-4 B diperoleh hasil 98 koloni. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh
hasil 150 koloni dan 10-5 B diperoleh hasil 82 koloni. Untuk perhitungan TPC
(Total Plate Count) adalah -kol/ml .
Dari hasil perhitungan kelompok 8 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil
spreader dan 10-3 B diperoleh hasil spreader.Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh
hasil 101 dan 10-4 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh
hasil 160 koloni dan 10-5 B diperoleh hasil 126 koloni. Untuk perhitungan TPC
(Total Plate Count) adalah -kol/ml .
Dari hasil perhitungan kelompok 9 pada cawan petri 10-3 A diperoleh hasil
spreader dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh
hasil 130 dan 10-4 B diperoleh hasil 136 koloni. Untuk cawan petri 10-5 A
diperoleh hasil spreader dan 10-5 B diperoleh hasil 47. Untuk perhitungan TPC
(Total Plate Count) adalah -kol/ml .
Dari hasil perhitungan kelompok 10 pada cawan petri 10-3 A diperoleh
hasil 178 dan 10-3 B diperoleh hasil 98. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil
109 dan 10-4 B diperoleh hasil 86. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil 54
koloni dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total Plate
Count) adalah 65,13 x 105 kol/ml .
Dari hasil perhitungan kelompok 11 pada cawan petri 10-3 A diperoleh
hasil spreader dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A
diperoleh hasil 205 dan 10-4 B diperoleh hasil 108 koloni. Untuk cawan petri 10-5
A diperoleh hasil 6 dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC
(Total Plate Count) adalah -kol/ml .
Dari hasil perhitungan kelompok 12 pada cawan petri 10-3 A diperoleh
hasil TBUD dan 10-3 B diperoleh hasil 243 koloni. Untuk cawan petri 10-4 A
diperoleh hasil 32 dan 10-4 B diperoleh hasil 18. Untuk cawan petri 10-5 A
diperoleh hasil 42 koloni dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan
TPC (Total Plate Count) adalah 2,43 x 105 kol/ml .
Dari hasil perhitungan kelompok 13 pada cawan petri 10-3 A diperoleh
hasil spreader dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A

Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi


Mikrobiologi Dasar 2013 56

diperoleh hasil spreader dan 10-4 B diperoleh hasil spreader.Untuk cawan petri
10-5 A diperoleh hasil spreader dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk
perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah -kol/ml .
Dari hasil perhitungan kelompok 14 pada cawan petri 10-3 A diperoleh
hasil spreader dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A
diperoleh hasil spreader dan 10-4 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri
10-5 A diperoleh hasil 130 koloni dan 10-5 B diperoleh hasil 208 koloni. Untuk
perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah -kol/ml .
Dari hasil perhitungan kelompok 15 pada cawan petri 10-3 A diperoleh
hasil 225 dan 10-3 B diperoleh hasil 188 koloni. Untuk cawan petri 10-4 A
diperoleh hasil spreader dan 10-4 B diperoleh hasil spreader.Untuk cawan petri
10-5 A diperoleh hasil spreader dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk
perhitungan TPC (Total Plate Count) adalah 2,065 x 105 kol/ml .
Dari hasil perhitungan kelompok 16 pada cawan petri 10-3 A diperoleh
hasil 54 dan 10-3 B diperoleh hasil spreader. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh
hasil spreader dan 10-4 B diperoleh hasil spreader.Untuk cawan petri 10-5 A
diperoleh hasil spreader dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan
TPC (Total Plate Count) adalah 0,54 x 105 kol/ml .
Dari hasil perhitungan kelompok 17 pada cawan petri 10-3 A diperoleh
hasil TBUD dan 10-3 B diperoleh hasil TBUD. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh
hasil 141 dan 10-4 B diperoleh hasil 278 koloni. Untuk cawan petri 10-5 A
diperoleh hasil 49 koloni dan 10-5 B diperoleh hasil 45. Untuk perhitungan TPC
(Total Plate Count) adalah 49,095 x 105 kol/ml .
Dari kelompok 18 tidak ada data yang dihasilkan.
Dari hasil perhitungan kelompok 19 pada cawan petri 10-3 A diperoleh
hasil 37 dan 10-3 B diperoleh hasil 35. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil 12
dan 10-4 B diperoleh hasil 5 koloni. Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil
spreader dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total
Plate Count) adalah 0,36 x 105 kol/ml .
Dari hasil perhitungan kelompok 20 pada cawan petri 10-3 A diperoleh
hasil spreader dan 10-3 B diperoleh hasil 40. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh
hasil 12 dan 10-4 B diperoleh hasil spreader.Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh
hasil 0 dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total Plate
Count) adalah 0,4 x 105 kol/ml .

Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi


Mikrobiologi Dasar 2013 57

Dari hasil perhitungan kelompok 21 pada cawan petri 10-3 A diperoleh


hasil 65 dan 10-3 B diperoleh hasil 81. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil
spreader dan 10-4 B diperoleh hasil 16.Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil
spreader dan 10-5 B diperoleh hasil 22. Untuk perhitungan TPC (Total Plate
Count) adalah 0,73 x 105 kol/ml .
Dari hasil perhitungan kelompok 22 pada cawan petri 10-3 A diperoleh
hasil 53 dan 10-3 B diperoleh hasil 268. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh hasil
spreader dan 10-4 B diperoleh hasil 181.Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil
spreader dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total
Plate Count) adalah 19,705 x 105 kol/ml .
Dari hasil perhitungan kelompok 23 pada cawan petri 10-3 A diperoleh
hasil TBUD dan 10-3 B diperoleh hasil TBUD. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh
hasil 127dan 10-4 B diperoleh hasil 88.Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil
spreader dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total
Plate Count) adalah 10,75 x 105 kol/ml .
Dari hasil perhitungan kelompok 24 pada cawan petri 10-3 A diperoleh
hasil 323 dan 10-3 B diperoleh hasil TBUD. Untuk cawan petri 10-4 A diperoleh
hasil 122dan 10-4 B diperoleh hasil 106.Untuk cawan petri 10-5 A diperoleh hasil
111 dan 10-5 B diperoleh hasil spreader. Untuk perhitungan TPC (Total Plate
Count) adalah 122,4 x 105 kol/ml.
Dari perhitungan TPC (Total Plate Count) di atas dapat diketahui bahwa
jumlah perhitungan paling tinggi adalah 136,73 x 105 kol/ml dari kelompok 4.
Adapun terjadinya spreader dimungkinkan kondisi yang tidak aseptis atau
adanya air yang menetes yang berasal dari uap air yang terkondensasi. Adapun
yang tidak terbentuk koloni sama sekali dapat disebabkan karena saat
memsasukkan media, media tersebut masih sangat panas sehingga mematikan
bakteri yang ditanam.
Menurut Lay (1994), sebaiknya hanya lempengan agar yang
mengandung 30-300 koloni saja yang digunakan dalam perhitungan. Lempengan
yang dengan jumlah koloni yang tinggi (>300 koloni) sulit untuk dihitung
sehingga kemungkinan kesalahan perhitungan sangat besar. Pengenceran
sampel membantu untuk memperoleh perhitungan jumlah yang benar, namun
pengenceran yang terlalu tinggi akan menghasilkan lempengan agar dengan
jumlah koloni yang rendah (<30 koloni). Lempengan ini tidak abash secara
statistik untuk digunakan dalam perhitungan.

Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi


Mikrobiologi Dasar 2013 58

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan tentang perhitungan koloni dan isolasi adalah
sebagai berikut:
- Pertumbuhan merupakan proses perubahan bentuk yang semula kecil
kemudian menjadi besar.
- Fase-fase pertumbuhan mikroorganisme adalah fase logaritmik, fase
tumbuh dipercepat, fase stasioner, dan fase kematian
- Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri yakni temperatur,
cahaya, kelembaban, pH, O2 dari udara, tekanan osmotik dan pengaruh
mikroorganisme.
- Hasil yang paling banyak yaitu 136,73 x 105 pada kelompok 4
- Cara menghitung bakteri yakni :
Metode penuangan
Metode turbidometer
Perhitungan dengan mikkroskop

5.2 Saran
Dalam praktikum Mikrobiologi Dasar materi Perhitungan Koloni Bakteri dan
Isolasi hendaknya para praktikan berhati-hati dalam menggunakan alat-alat
laboratorium dan menghitung koloni dengan teliti agar praktikum berjalan
lancar.Pada saat isolasi harus dapat berkonsentrasi terhadap penggoresan saat
isolasi.

Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi


Mikrobiologi Dasar 2013 59

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Widyaputri. 2010. Identiffikasi Jamur dan Bakteri dalam Buku


Mikrobiologi Dasar Jilid I. Bandung.

Dwijoseputro, D. 1978. Dasar Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.

Karliana, Itceu. 2007. Karakteristik Mikroba Air Laut di Ujung Lembah Abang
Semenanjung Muria. Volume 2, No. 4.

Lay, Bibiana W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT. Raja Grafindo


Persada: Jakarta.

Feliatra, Putra. 2004. Mikrobiologi Umum. Erlangga : Jakarta.

Pelczar, Michael J dan E.C.S. Chan. 2008.Dasar Dasar Mikrobiologi. UI


Press: Jakarta.

Schelgel. 1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada : Yogyakarta.

Sumarsih. 2003. Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar. UPN Veteran : Yogyakarta.

Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM Press: Malang.

Perhitungan Koloni Bakteri dan Isolasi

Anda mungkin juga menyukai