Anda di halaman 1dari 10
<=, KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 425% __ DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN GEDUNG KARYA ‘TELP : (021)3506204, 3856836 FAX : (021) 3860758 IL MEDAN MERDEKRBARATNO.8 sense 038 sarr2 spunea toto Ses 6528 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERKERETAAPIAN NOMOR: KU.203/SK.298/DJKA/12/15 TENTANG KOMPONEN BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN UNTUK PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERASAL DARI PENGGUNAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERKERETAAPIAN Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Perhubungan, telah diatur Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Direktorat Jenderal Perekeretaapian; b, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perkeretaapian tentangkomponen Biaya Yang Diperhitungkan Untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berasal Dari Penggunaan Prasarana Perkeretaapian Milik Negara. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 3687); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 4722); 10. 11, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3594); Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penentuan Jumlah, Pembayaran, Dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Terutang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4995}; Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaran Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129 dan ‘Tambahan Lembaran Negara Nomor 5048); Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086); Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5668); Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); -Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon 1 Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakchir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014; 12.Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 62 Tahun 2013 tentang Pedoman Perhitungan Biaya Penggunaan Prasarana Perkeretaapian Milik Negara, sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2015; 13.Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.189 Tahun. 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan; 14,Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 63 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknik Perkeretaapian; 15,Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 64 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengujuian Perkeretaapian; 16.Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 65 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Perawatan Perkeretaapian; 17.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.05/2014 ‘Tentang Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik; 18.Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 105 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jenis Dan Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian. MEMUTUSKAN: Menetapkan : KOMPONEN BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN UNTUK PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERASAL DARI PENGGUNAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN MILIK NEGARA. Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disebut PNBP adalah seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan. 2. Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api. 10. ll. 12. 13. 14. Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Prasarana perkeretaapian adalah jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api agar Kereta api dapat di operasikan. Sarana perkeretaapian adalah kendaraan yang dapat bergerak di jalan rel. Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian adalah pihak yang menyelenggarakan prasarana perkeretaapian. Penyelenggara Sarana Perekeretaapian adalah Badan Usaha yang mengusahakan sarana perkeretaapian umum. Perawatan Prasarana Perkeretaapian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan keandalan prasarana perkeretaapian agar tetap laik operasi. Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengoperasikan prasarana perkeretaapian. Penyusutan Prasarana Perkeretaapian adalah pembebanan biaya atas pemakaian asset prasarana perkeretaapian selama masa umur ekonomisnya. Kilometer Kereta Api adalah jarak tempuh kereta api yang dihitung dari stasiun keberangkatan awal sampai stasiun tujuan akhir. Berat muat adalah berat muatan. Berat kosong adalah berat tanpa muatan. Berat total adalah jumlah berat muat ditambah berat kosong Pasal 2 (1) Komponen biaya yang diperhitungkan untuk penerimaan negara bukan pajak yang berasal dari penggunaan prasarana perkeretaapian milik negara meliputi: a. biaya perawatan dan biaya pengoperasian prasarana perkeretaapian milik negara yang telah diterima dari APBN sesuai prestasi pelaksanaan pekerjaan dan tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN); b. gross ton kereta api; c. kilometer kereta api; d. berat sarana kereta api; e. _ stamformasi sarana kereta api;dan f, _ jenis sarana kereta api. g. penyusutan penggunaan prasarana perkeretaapian (2) Komponen-komponen biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperhitungkan berdasarkan periode pembayaran. Pasal 3 Biaya perawatan dan biaya pengoperasian prasarana perkeretaapian milik negara sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 huruf a, menggunakan data realisasi triwulan tahun berjalan yang telah diterima dari APBN sesuai prestasi_pelaksanaan pekerjaan dan tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Pasal 4 Gross Ton kereta api sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 huruf b,dihitung berdasarkan realisasi stamformasi perjalanan kereta api pada triwulan tahun berjalan kecuali untuk kegiatan penggunaan prasarana perkeretaapian yang terdiri dari kegiatan: a. Kenegaraan; b. Pencarian dan pertolongan, bencana alam, dan bantuan kemanusiaan; c. a. Untuk kepentingan umum dan sosial (pengoperasian kereta penolong, pengoperasian Kereta inspeksi, pengoperasian Kereta ukur, pengoperasian kereta derek/crane, dan pengoperasian kereta pemeliharaan jalan rel); ‘Yang bersifat nasional dan internasional. Pasal 5 Kilometer kereta api sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 huruf c, dihitung sesuai realisasi grafik perjalanan kereta api. Pasal 6 Perhitungan berat sarana kereta api sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 huruf e, meliputi: a. () 2) perhitungan berat lokomotif menggunakan perhitungan berat sebagaimana tertuang dalam Lampiran Peraturan ini; perhitungan berat sarana kereta untuk kereta api penumpang menggunakan perhitungan berat total, sebagaimana tertuang dalam Lampiran Peraturan ini; perhitungan berat gerbong meggunakan perhitungan berat Kosong jika tidak berisi muatan dan menggunakan perhitungan berat total jika berisi muatan, sebagaimana tertuang dalam Lampiran Peraturan ini, Pasal 7 Stamformasi sarana kereta api sebagaimana dimaksud pada Pasal 2huruf f, diperhitungkan berdasarkan realisasi. Jenis sarana kereta api sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 huruf g, diperhitungkan berdasarkan realisasi Pasal 8 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal 26 Maret 2015 Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2015 DIREKTUR JENDERAL PERKERETAAPIAN ttd. HERMANTO DWIATMOKO Pembina Utama (IV/e) NIP. 19560517 198103 1 004 SALINAN Peraturan isampaikan kepada 1. Menteri Perhubungan; 2, Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan; 3. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan; 4, Sekretaris Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan; 5, Para Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan; 6. Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia (Persero). ALINAN sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM _ DR.KAMRAN R.LOSSEN,SH.MH Pembina Tk.1 (IV/b) NIP. 19590203 198103 1 001 LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JEDERAL PERKERETAAPIAN KU. 203 /sk 298 /DIKA//E resember- 2015 NOMOR TANGGAL 1 De BERAT SARANA PERKERETAAPIAN 1. LOKOMOTIF No Jenis Lokomotif Berat (Ton) 1 | BB 203, 78,4 2 | BB 204 35 3_| BB 301 ‘52 4 | BB 302 44 5_| BB 303 42,8 6 | BB 304, 52 7 [CC 201 84 s_[ co 202 108, 9 [CC 203 84 10 | Cc-204 84 11_[CC-205 106.4 12 [CC-206 88,2 13_[ CC 300 90 I. KERETA PENUMPANG Jenis Kereta Penumpan; Kik Kike KI KMI ML KMPI ‘MPL K2, KM2 KMP2 MP2 K3 AC K3 AC (Penyands KS, KPS. KMPS, ‘MPS: B BP P Rb. K2 AC KRDIB (4 a._MeC, bt cacall Berat Total (Ton] 40 40 40. 40 40. 41,5 40 38 36 37 40 42. 42 36,42 36 40 40 ‘32 48 40 37 42 49,4 40,88 KRDIS AC (41 ‘a. MeC. bt KRDIS AC ‘a._MeC. b._T KRDI AC (4 a,_MeC, b.T. KRDES AC. ‘a._TC b._TL e. T2 dM e. TeC KRDE AC (5! a. TC b. TL c._T2 dM e._TeC KRD2 (51 ‘a. Tec b. M1] M2 oT. KRD3 I ‘a, Tec b. M1] M2 eT. ERD (4K) a. Tec b._Mi | M2 c._T 6000 M a. MIC b._M2 c._ML d._ Mae IR205. ‘a. TC b. MI c._M2 dT KRL Seri JR-203, ‘a._TC b. ML c._M2. dT KRE Seri 05 ‘a. CTi dan CTD b. MI c._M2 dT ‘e. MCL KRL Seri 7000, a._CM2 b. ML cM. d_CTi e. TC KRL Seri 8000/8501 ‘a. TC b. M. ERE Seri 1000 ‘a,_CM2, b. MI c._M2 d._CT e. TC KRL KFw a._TC b. M KRL Seri JR 103 a, TC |b. MC Railbus Tec it MC I. _GERBONG. No] — Jenis Gerbong Berat Kosong | Berat Muat (Ton) | Berat Total (Ton) (Ton) 1_[ Gb 30 TON (NKA) 19 30 49 2 | GD 30 TONARAD - 12 30 42 RUMANIA) 3_[ GD 40 TON 1 0 52 ‘@_[ Gb 42 TON 1 42 36 S| GD 45 TON 26 45 7 6 | GD 50 TON 16,7 50 66,7 7 [or 22 50 [72 &_| GK KRW) ig Omens | manera 3 GB Zzowy 18 30 48 10_[ GB [KKBW) 22 | 50 72 LT GB (YYW) 14 i 30 aa DIREKTUR JENDERAL PERKERETAAPIAN ttd. HERMANTO DWIATMOKO Pembina Utama (IV/e) NIP. 19560517 198103 1 004 fir at a (AN. sesuai dengan aslinya ome: ‘LA BAGIAN HUKUM DR.KAMRAN R.LOSSEN,SH.MH © S== Pembina Tk.1 (IV/b) NIP, 19590203 198103 1001 10

Anda mungkin juga menyukai