RMK
SAP 6
Oleh:
Komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri atas empat kategori
aktivitas :
Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikasi serta pengamanan persediaan melibatkan fungsi-
fungsi pabrikasi berikut ini :
1. Memulai produksi :
Merencanakan dan mengendalikan produksi
Mengeluarkan bahan baku
2. Memindahkan barang :
Memroses barang dalam produksi
Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi
Melindungi persediaan
3. Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan :
Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi
Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan
Siklus produksi berhubungan dengan konversi bahan baku menjadi bahan jadi. Siklus ini
meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari jenis-jenis dan kuantitas barang yang
akan diproduksi, tingkat persediaan yang akan dipertahankan , serta transaksi dan peristiwa yang
berkaitan dengan proses pabrikasi. Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain yaitu :
1. Siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran berbagai biaya
overhead
2. Siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik
3. Siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi
Pemahaman tentang bisnis dan 3ndustry klien akan membantu auditor dalam merancang
program audit yang efektif dan efisien. Bagi banyak perusahaan persediaan pabrikasi merupakan
proses inti, dan kemampuan entitas itu untuk menghasilkan laba serta arus kas akan tergantung
pada seberapa baik proses pabrikasi ini dikelola. Bagi banya perusahaan distribusi dan eceran ,
manajemen persediaan merupakan hal yang penting untuk mencapai keberhasilan.
Pada saat mengaudit sebuah perusahaan pabrikasi , auditor biasanya ingin memahami
intensivitas modal dari proses pabrikasi, di samping bauran bahan baku dan tenaga kerja yang
diperlukan dalam proses pabrikasi itu.Pemahaman ini merupakan hal yang penting dalam
mengevaluasi kelayakan hasil-hasil keuangan yang dilaporkan , terutama pada saat mengevaluasi
tujuan audit seperti keberadaan persediaan, penilaian persediaan baik pada biaya historis maupun
nilai realisasi bersih, apakah klien memegang hak kepemilikan atas persediaan, serta masalah
penyajian dan pengungkapan.
A. Materialitas
Alokasi materialitas ke akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini akan
bervariasi menurut pertimbangan. Petimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas
adalah penentuan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan
keuangan yang berakal sehat. Pertimbangan sekunder adalah hubungannya dengan biaya untuk
mendeteksi kesalahan.
B. Risiko Inheren
Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh
transaksi persediaan pada jaringan hotel atau distrik sekolah relatif rendah , karena persediaan
bukan merupakan bagian yang material dari proses inti entitas itu.
C. Prosedur Analitis
Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor
waspada terhadap potensi terjadinya salah saji. Seperti disebutkan, jika laporan keuangan yang
disajikan untuk audit memperlihatkan kecenderungan naiknya marjin laba yang disertai dengan
naiknya jumlah hari perputaran persediaan, maka persediaan mungkin telah ditetapkan terlalu
tinggi.
Tujuan Audit
Tujuan khusus audit untuk siklus personalia adalah sebagai berikut :
Jika kompensasi suatu entitas terutama didasarkan atas gaji dan menunjukkan hubungan
yang dapat diprediksi dengan pemberian jasa, maka auditor dapat menekankan pada prosedur
analitis dalam pengembangan strategi audit. Jika beban kompensasi didasarkan atas upah per jam
dan menunjukkan tingkat variabilitas yang tinggi sepanjang periode berjalan, maka auditor dapat
menekankan pendekatan penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah.
B. Risiko Bawaan
Auditor umunya tidak begitu khawatir dengan asersi kelengkapan pada siklus personalia,
karena kebanyakan pegawai akan segera beraksi untuk menagih kepada majikannya jika mereka
tidak dibayar tepat pada waktunya. Namun kecurangan (asersi keberadaan atau keterjadian)
merupakan masalah besar bagi auditor. Volume transaksi pembayaran tenaga kerja bisa cukup
tinggi. Pada perusahaan manufaktur, dasar perhitungan upah kotor bisa berupa waktu dan atau
jumlah hasil kerja. Oleh karena itu, perhitungan bisa menjadi masalah yang kompleks dan risiko
bawaan untuk asersi penilaian dan pengalokasian bisa menjadi tinggi. Sebagai kesimpulan dapat
dikatakan bahawa risiko bawaan cukup tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian, penilaian
atau pengalokasian,serta penyajian dan pengungkapan.
C. Prosedur Analitis
Prosedur analitis sangat bermanfaat dalam mengidentifikasi kecurangan potensial seperti
misalnya apabila gaji atau upah kotor pegawai lebih tinggi dari jumlah yang diperkirakan auditor.
Prosedur ini akan sangat efektif apabila auditor bisa menggunakan pernagkat lunak audit
digeneralisasi, mengelompokkan pegawa berdasar kategori pegawai, dan kemudian menganalisis
gaji atau upah rata-rata per kategori pegawai.
https://fitrirahmayanti99.wordpress.com/2013/07/31/audit-siklus-produksi/
https://www.slideshare.net/iamrabka/makalah-audit-terhadap-siklus-produksi-pengujian-
pengendalian