Anda di halaman 1dari 12

Pengauditan II

RMK

SAP 6

Oleh:

1. Yustina Asnad Hobrouw 1206305211


2. Muhammad Faisal 1406305144

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM REGULER
UNIVERSITAS UDAYANA
I. Aktivitas Pengendalian Atas Transaksi Pabrikasi

Komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri atas empat kategori
aktivitas :

1. Pemisahan tugas , pengendalian umum, dan pengendalian aplikasi


2. Pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat
3. Pengendalian fisik
4. Penelaah kinerja dan akuntabilitas.

Fungsi-Fungsi Dan Pengendalian Terkait

Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikasi serta pengamanan persediaan melibatkan fungsi-
fungsi pabrikasi berikut ini :

1. Memulai produksi :
Merencanakan dan mengendalikan produksi
Mengeluarkan bahan baku
2. Memindahkan barang :
Memroses barang dalam produksi
Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi
Melindungi persediaan
3. Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan :
Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi
Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan

Pengujian Substantif Atas Saldo Persediaan


Bagian ini berhubungan dengan pengujian substatntif atas presediaan barang dagang yang
dibeli dan disimpan oleh pedagang grosir serta eceran dan juga persediaan bahan baku, barang
dalam proses, serta barang jadi yang dimiliki pabrikan. Audit atas saldo persediaan memerlukan
perencanaan yang cermat dan investasi waktu, biaya , dan upaya audit yang sangat substansila.
Guna memastikan bahwa pemeriksaan ini efisien dan efektif dalam mendapatkan bukti
kompeten yang mencukupi , harus dipertimbangkan secara cermat penentuan tingkat risiko
deteksi yang dapat diterima dan perancangan pengujian substantif yang sesuai untuk asersi-
asersi persediaan.

Menentukan Risiko Deteksi Untuk Pengujian Rincian


Sesuai dengan model audit yang telah diuraikan dan diterapkan, spesifikasi auditor
mengenai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk pengujian rincian atas asersi-asersi
persediaan akan mencerminkan suatu hubungan terbalik dengan penilaian risiko inheren, risiko
pengendalian, dan risiko prosedur analitis yang relevan yang berkaitan dengan asersi-asersi.
Karena gabungan antara penilaian risiko inheren dan pengendalian seringkali paling tinggi
untuk asersi keberadaan atau keterjadian dan penilaian atau alokasi atas saldo persediaan, maka
tingkat risiko deteksi keseluruhannya yang dapat diterima mungkin harus diperkecil untuk
asersi-asersi ini dibandingkan untu yang lainnya.

Jasa-Jasa Bernilai Tambah Dalam Siklus Produksi


Manajemen persediaan merupakan proses inti yang harus dikelola dengan baik oleh
setiap perusahaan pabrikasi, pedagang grosir, serta pengecer agar dapat mencapai tujuan
profitabilitas dan arus kas.
Lebih jauh lagi , prosedur analitis yang ditempuh auditor akan membahas efektivitas
proses manajemen persediaan. Biasanya auditor akan mengevaluasi perputaran persediaan suatu
usaha entitas. Jika peringkat klien mendekati tingkat paling bawah dalam industrinya, maka
akuntan publik biasanya akan coba membahas masalah bagaiman klien dapat memperbaiki
proses manajemen persediaannya.

II. Merencanakan Audit Atas Siklus Produksi

Siklus produksi berhubungan dengan konversi bahan baku menjadi bahan jadi. Siklus ini
meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari jenis-jenis dan kuantitas barang yang
akan diproduksi, tingkat persediaan yang akan dipertahankan , serta transaksi dan peristiwa yang
berkaitan dengan proses pabrikasi. Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain yaitu :

1. Siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran berbagai biaya
overhead
2. Siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik
3. Siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi

Menggunakan Pemahaman Tentang Bisnis Dan Industri Untuk Mengembangkan Strategi


Audit

Pemahaman tentang bisnis dan 3ndustry klien akan membantu auditor dalam merancang
program audit yang efektif dan efisien. Bagi banyak perusahaan persediaan pabrikasi merupakan
proses inti, dan kemampuan entitas itu untuk menghasilkan laba serta arus kas akan tergantung
pada seberapa baik proses pabrikasi ini dikelola. Bagi banya perusahaan distribusi dan eceran ,
manajemen persediaan merupakan hal yang penting untuk mencapai keberhasilan.
Pada saat mengaudit sebuah perusahaan pabrikasi , auditor biasanya ingin memahami
intensivitas modal dari proses pabrikasi, di samping bauran bahan baku dan tenaga kerja yang
diperlukan dalam proses pabrikasi itu.Pemahaman ini merupakan hal yang penting dalam
mengevaluasi kelayakan hasil-hasil keuangan yang dilaporkan , terutama pada saat mengevaluasi
tujuan audit seperti keberadaan persediaan, penilaian persediaan baik pada biaya historis maupun
nilai realisasi bersih, apakah klien memegang hak kepemilikan atas persediaan, serta masalah
penyajian dan pengungkapan.

Materialitas, Risiko Inheren, Dan Prosedur Analitis

A. Materialitas

Alokasi materialitas ke akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini akan
bervariasi menurut pertimbangan. Petimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas
adalah penentuan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan
keuangan yang berakal sehat. Pertimbangan sekunder adalah hubungannya dengan biaya untuk
mendeteksi kesalahan.

B. Risiko Inheren

Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh
transaksi persediaan pada jaringan hotel atau distrik sekolah relatif rendah , karena persediaan
bukan merupakan bagian yang material dari proses inti entitas itu.

C. Prosedur Analitis

Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor
waspada terhadap potensi terjadinya salah saji. Seperti disebutkan, jika laporan keuangan yang
disajikan untuk audit memperlihatkan kecenderungan naiknya marjin laba yang disertai dengan
naiknya jumlah hari perputaran persediaan, maka persediaan mungkin telah ditetapkan terlalu
tinggi.

Pertimbangan Komponen Pengendalian Internal


Seperti dalam kasus siklus pendapatan dan pengeluaran, aspek-aspek dari kelima
komponen sistem pengendalian internal suatu entitas dapat diterapkan pada transaksi pabrikasi
dalam siklus produksi. Sebagai bagian dari penilaian risiko, manajemen harus memperhatikan
risiko yang dibahas dalam bagian terdahulu mengenai risiko inheren dan merancang
pengendalian yang sesuai. Sistem akuntansi untuk persediaan mencakup penggunaan akun
pengendali dan catatan seperti file produk atau file induk.

III. Merencanakan Audit Atas Siklus Jasa Personalia

Merencanakan Audit Atas Siklus Jasa Personalia


Siklus personalia suatu perusahaan meliputi kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan
yang bersangkutan dengan pemberian kompensasi kepada pimpinan dan pegawai
perusahaan.Jenis-jenis kompensasi ini meliputi gaji, upah per jam, dan insetif, komisi, bonus,
opsi saham, dan tunjangan karyawan. Siklus personalia berkaitan dengan dua siklus lain.
Pembayaran kompensasi kepada karyawan dan pembayaran pajak penghasilan karyawan yang
dipotong perusahaan dari penghasilan karyawan berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas
dalam siklus pengeluaran. Kemudian, pendistribusian biaya tenaga kerja pabrik ke barang dalam
proses berkaitan dengan siklus produksi. Menggunakan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri
untuk Mengembangkan Strategi Audit. Sebelum melanjutkan audit atas jasa personalia, adalah
penting bagi auditor untuk memahami:
a. Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas.
b. Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan sistem pengendalian yang
berbeda dengan kompensasi gaji.
c. Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak apresiasi
saham, serta penggajian pensiun.

Tujuan Audit
Tujuan khusus audit untuk siklus personalia adalah sebagai berikut :

Asersi Tujuan Audit Kelompok Tujuan Audit Saldo


Transaksi Rekening
Keberadaan Biaya gaji dan upah serta biayaSaldo utang gaji dan upah
atau keterjadian PPh karyawan dalamserta utang PPh karyawan
pembukuan berkaitan denganmencerminkan jumlah yang
kompensasi atas jasa yangterutang per tanggal neraca
diberikan selama periode yang
diaudit
Kelengkapan Biaya gaji dan upah serta biayaUtang gaji dan upah serta
PPh karyawan mencakuputang PPh karyawan
semua biaya yang terjadi untukmencakup semua utang
jasa personalia selama periodekepada karyawan dan utang
yang diaudit kepada Negara per tanggal
neraca
Hak dan Utang gaji dan upah serta
Kewajiban utang PPh karyawan adalah
kewajiban perusahaan klien
Penilaian atau Biaya gaji dan upah serta biayaUtang gaji dan upah serta
Pengalokasian PPh karyawa telah dihitungutang PPh karyawan telah
dengan teliti dan telah dicatat dihitung dengan teliti dan telah
dicatat.Distribusi biaya tenaga
kerja pabrik telah dihitung dan
dicatat dengan benar
Penyajian dan Biaya gaji dan upah serta biayaUtang gaji dan upah serta
Pengungkapan PPh karyawan telahutang PPh karyawan telah
diidentifikasi dandiidentifikasi dengan benar
dikelompokkan dengan benardalam neraca.Laporan
dalam laporan rugi-laba keuangan telah memuat
pengungkapan yang tepat
tentang program pension dan
program benefit lainnya

Menggunakan Mengembangkan Strategi Audit Pemahaman tentang Bisnis dan Industri


untuk Mengembangkan Strategi Audit
Hal-hal yang penting untuk dipahami auditor sebelum mengaudit siklus jasa
pesrsonalia :
a. Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas
b. Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan sistem pengendalian yang
berbeda dengan kompensasi gaji.
c. Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak apresiasi
saham serta perjanjian pensiun.

Jika kompensasi suatu entitas terutama didasarkan atas gaji dan menunjukkan hubungan
yang dapat diprediksi dengan pemberian jasa, maka auditor dapat menekankan pada prosedur
analitis dalam pengembangan strategi audit. Jika beban kompensasi didasarkan atas upah per jam
dan menunjukkan tingkat variabilitas yang tinggi sepanjang periode berjalan, maka auditor dapat
menekankan pendekatan penilaian tingkat risiko pengendalian yang lebih rendah.

Materialitas, Risko Bawaan, dan Prosedur Analitis


A. Materialitas
Untuk perusahaan-perusahaan jasa dan perusahaan professional, jasa personalia biasanya
merupakan salah satu pos biaya yang besar. Pada lembaga-lembaga pendidikan, jasa personalia
pada umumnya merupakan pengeluaran yang utama. Perkembangan yang pesat pada
perusahaan-perusahaan jasa menyebabkan semakin pentingnya peranan tenaga kerja, sehingga
siklus jasa personalia pada banyak perusahaan merupakan bidang audit yang material. Di lain
pihak, saldo rupiah utang gaji dan upah pada umumnya tidak begitu signifikan, namun
pengungkapan yang berkaitan dengan opsi saham dan program pensiun biasanya merupakan
pengungkapan yang material.

B. Risiko Bawaan
Auditor umunya tidak begitu khawatir dengan asersi kelengkapan pada siklus personalia,
karena kebanyakan pegawai akan segera beraksi untuk menagih kepada majikannya jika mereka
tidak dibayar tepat pada waktunya. Namun kecurangan (asersi keberadaan atau keterjadian)
merupakan masalah besar bagi auditor. Volume transaksi pembayaran tenaga kerja bisa cukup
tinggi. Pada perusahaan manufaktur, dasar perhitungan upah kotor bisa berupa waktu dan atau
jumlah hasil kerja. Oleh karena itu, perhitungan bisa menjadi masalah yang kompleks dan risiko
bawaan untuk asersi penilaian dan pengalokasian bisa menjadi tinggi. Sebagai kesimpulan dapat
dikatakan bahawa risiko bawaan cukup tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian, penilaian
atau pengalokasian,serta penyajian dan pengungkapan.

C. Prosedur Analitis
Prosedur analitis sangat bermanfaat dalam mengidentifikasi kecurangan potensial seperti
misalnya apabila gaji atau upah kotor pegawai lebih tinggi dari jumlah yang diperkirakan auditor.
Prosedur ini akan sangat efektif apabila auditor bisa menggunakan pernagkat lunak audit
digeneralisasi, mengelompokkan pegawa berdasar kategori pegawai, dan kemudian menganalisis
gaji atau upah rata-rata per kategori pegawai.

Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal


Seperti untuk kelompok transaksi utama lainnya, kelima komponen pengendalian internal
dianggap relevan dengan siklus jasa personalia. Beberapa faktor lingkungan pengendalian
mempunyai relevansi yang bersifat langsung. Keseluruhan tanggung jawab atas masalah
personalia seringkali diserahkan kepada wakil direktur hubungan industrial atau tenaga kerja,
atau kepada manajer SDM atau personalia. Departemen SDM biasanya bertanggung jawab atas
otorisasi pengangkatan personel dan mengotorisasi pembayaran gaji, upah, serta tunjangan.
Dewan direktur biasanya menetapkan gaji pejabat dan bentuk-bentuk kompensasi pejabat
lainnya. Departemen yang mungkin secara signifikan terlibat dalam pemrosesan transaksi gaji
dan upah meliputi pencatatan waktu, penggajian, serta kantor bendahara. Aktivitas pemantauan
yang dapat diterapkan atas penggajian mencakup umpan balik dari karyawan mengenai masalah
pembayaran, umpan balik dari badan pemerintah mengenai masalah pelaporan serta pembayaran
pajak gaji dan upah, penilaian efektivitas pengendalian gaji dan upah oleh auditor internal,dan
pengawasan kompensasi eksekutif oleh komite audit.

IV. Aktivitas Pengendalian Transaksi Penggajian

1. Dokumen dan Catatan yang Lazim


Dokumen dan catatan berikut ini penting dalam melaksanakan serta mencatat
mencatat transaksi penggajian :
1. Otorisasi personalia
2. Kartu absen/clock card
3. Tiket waktu/time ticket
4. Register penggajian
5. Rekening bank untuk penggajian imprest
6. Cek gaji
7. Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja
8. SPT pajak gaji dan upah
9. File personalia karyawan
10. File induk data personalia
11. File induk penghasilan karyawan

2. Fungsi-fungsi dan Pengendalian yang Terkait


Pemrosesan transaksi penggajian melibatkan fungsi-fungsi penggajian berikut ini :
1. Memulai transaksi penggajian yang mencakup :
Mengangkat karyawan
Mengotorisasi perubahan gaji dan upah
2. Penerimaan jasa, mencakup menyiapkan data kehadiran dan pencatatan waktu
3. Pencatatan transaksi penggajian, mencakup Menyiapkan daftar serta mencatat gaji
dan upah
4. Pembayaran gaji dan upah, mencakup :
Membayar gaji dan upah serta menjaga upah yang belum diambil
Menyerahkan SPT pajak gaji dan upah

3. Memperoleh Pemahaman Dan Menilai Risiko Pengendalian


Proses penilaian risiko pengendalian untuk transaksi penggajian dimulai dengan
mengidentifikasi potensi salah saji serta pengendalian yang diperlukan. Pengujian atas
pengendalian yang terprogram untuk mendukung penilaian risiko pengendalian yang rendah
biasanya akan mencakup suatu pengujian langsung atas program tersebut, pengujian atas
pengendalian umum untuk memastikan bahwa program itu tidak dapat diubah tanpa otorisasi dan
pengujian atas prosedur yang menindaklanjuti penyimpangan / pengecualian. Auditor biasanya
akan menguji pengendalian ini dengan mengajukan pertanyaan kepada sejumlah individu yang
terlibat dalam menjalankan sistem tersebut, memeriksa dokumen dan laporan serta melakukan
kembali pengendalian atas beberapa transaksi untuk memastikan bahwa pengendalian telah
dijalankan secara efektif.

Pengujian Substantif Atas Saldo Penggajian


Pengujian substantif saldo-saldo penggajian/ pengupahan biasanya dilakukan pada tanggal
neraca atau mendekati tanggal neraca.
1. Penentuan Risiko Detektif
Pengujian pengendalian atas efektivitas pengendalian untuk risiko ini memungkinkan
auditor untuk menetapkan tingkat risiko deteksi pada tingkat rendah, sehingga tingkat risiko
deteksi bisa diterima untuk kebanyakan asersi penggajian/ pengupahan adalah moderat atau
tinggi. Akibatnya, pengujian tersebut seringkali dibatasi hanya dengan menerapkan prosedur
analitis atas rekening-rekening biaya dan utang biaya yang bersangkutan,serta pengjuian detil
terbatas. Apabila prosedur analitis menunjukkan adanya fluktuasi yang tidak wajar, mak
diperlukan pengujian detil lebih banyak.

2. Perancangan Pengujian Substantif


Program audit yang bisa dipertimbangkan untuk mengaudit saldo rekening utang gaji/
upah sama dengan apa yang telah diidentifikasi. Namun dalam hal ini auditor tidak perlu
mengkonfirmasi utang gaji/ upah. Uraian tentang pengujian substantif khusus untuk saldo-saldo
penggajian/ pengupahan yang akan dijelaskan di bawah ini dibatasi hanya prosedur-prosedur
berikut :
Menghitung ulang utang-utang yang berkaitan dengan penggajian/ pengupahan
Mengaudit program kesejahteraan karyawan dan program pension
Mengaudit opsi saham
Melakukan verifikasi atas kompensasi kepada para pejabat perusahaan

3. Menentukan Risiko Deteksi


Pengujian substantif atas saldo-saldo gaji dan upah seringkali dibatasi pada penerapan
prosedur analitis atas akun-akun beban dan pos-pos akrual yang terkait, serta pengujian rincian
yang terbatas. Jika prosedur analitis trsebut mengungkapkan fluktusi yang tidak diduga, maka
akan diperlukan pengujian rincian yang lebih ekstensif.

4. Merancang Pengujian Substantif


Apabila tidak terungkap fluktuasi yang tidak diduga leh prosedur ini, auditor sudah
memperoleh bukti yang mendukung tujuan audit yang berkaitan dengan asersi
ekstensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, serta penilaian atau alokasi. Yaitu :
a. Menghitung kembali jumlah-jumlah akrual
b. Mengaudit tunjangan karyawan dan program pension
c. Mengaudit opsi saham dan hak apresiasi saham
d. Memverivikasi kompensasi pejabat

Jasa Bernilai Tambah dalam Jasa Personalia


Pada saat mengaudit beban dan profitabilitas seorang akuntan public akan sering
mengevaluasi statistic produktivitas karyawan. Apabila karyawan bisa lebih produktif maka
perusahaan akan dapat mencapai profitabilitas yang lebih baik dalam industri. Para akuntan
publik biasanya memiliki keterampilan dalam mengembangkan cara agar pusat-pusat
pertanggungjawaban bertanggung jawab atas penggunaan sumber daya mereka dalam hal ini
sumber daya gaji dan upah. Akuntan publik dapat membantu klien dengan menyarankan ukuran
produktivitas karyawan yang tepat atau dengan mengidentifikasikan langkah-langkah yang dapat
diambil klien untuk meningkatkan produktivitas karyawan.
Daftar Pustaka
https://mengenalekonomi.blogspot.co.id/2014/07/pengauditan-siklus-produksi-persediaan.html

https://fitrirahmayanti99.wordpress.com/2013/07/31/audit-siklus-produksi/

https://www.slideshare.net/iamrabka/makalah-audit-terhadap-siklus-produksi-pengujian-
pengendalian

Anda mungkin juga menyukai