PENUTUP
KESIMPULAN
yang tersedia. Studi yang lebih baru menunjukkan kejadian yang jauh lebih tinggi
daripada yang dilaporkan sebelumnya dan mendekati 30-40% dari semua kasus
sinusitis maksilaris kronis. Penyebab paling umum adalah iatrogenia dan periodontitis
marjinal / apikal. Gejala dan hasil pemeriksaan pada sinusitis odontogenik dan
nonodontogenik serupa, hanya dengan sebagian kecil pasien dengan temuan gigi
positif.
Pada semua kasus sinusitis, penyebab odontogenik harus dicari, secara klinis
mendeteksi patologi gigi dini secara klinis dan radilogisnya, lebih baik mendapatkan
pendapat ahli yang terkait. Pada pasien dengan status immunocompromised, pendapat
dan pengobatan sebagai saran Dokter harus dianjurkan. Pengobatan harus mencakup
organisme Gram positif dan sinusitis kronis harus mencakup organisme campuran.
Selain itu, evaluasi gigi dengan hanya radiografi panoramik atau dental sering
gagal untuk mendiagnosis penyakit gigi pada pasien dengan Odontogenic maxillary
Sinusitis (OMS), oleh karena itu, evaluasi pasien dengan Chronic Rhinosinusitis (CRS)
yang bandel, terutama jika unilateral atau terkait dengan rasa atau bau busuk, bisa
51
menjadi pertimbangan yang kuat untuk dilakukan CT Scan sinus atau Cone-beam
periapikal.
(OMS). Karena pendekatan yang kurang traumatis, tingkat komplikasi yang lebih
rendah dan pemeliharaan lapisan antral yang lebih baik. Functional Endoscopic Sinus
Surgery (FEES) telah mendapatkan popularitas selama beberapa dekade terakhir dari
pada prosedur Caldwell Luc dalam perawatan Chronic Maxillary Sinusitis of Dental
ini.
52