Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Layanan bimbingan dan konseling merupakan layanan yang diperuntukkan untuk semua
individu (baik yang mempunyai masalah maupun tidak) yang sedang berkembang. Pada
dasarnya layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengenal, memahami dirinya dan
mengembangkan potensi yang ada dan pada akhirnya dapat mengaktualisasikan dirinya secara
utuh.

Selama ini masih berkembang bahwa layanan bimbingan dan konseling hanya
diperuntukkan pada individu yang sedang mempunyai masalah, sehingga citra (image)
seorang konselor adalah tempat mengadunya individu yang bermasalah saja. Dan, jika
konselor di sekolah sebutannya adalah polisi sekolah, padahal tugas dan wewenang
konselor di sekolah bukan hanya mengurusi secara administrasi saja melainkan segala aspek
dan seharusnya konselor dapat menangani. Pertanyaan berikut, jika konselor di sekolah hanya
diperuntukkan untuk individu bermasalah, bagaimana individu yang sedang berkembang,
apakah tidak membutuhkan bantuan atau bimbingan dari seorang konselor?

Untuk menjawab tantangan tersebut, maka para ahli dalam bidang bimbingan dan
konseling telah mengusahakan agar tugas dan wewenang konselor dapat dirasakan dan
dinikmati oleh banyak orang bukan hanya orang yang membutuhkan saja. Organisasi
bimbingan dan konseling di Indonesia yaitu ABKIN telah mencoba untuk menjawab hal
tersebut. Sehingga eksistensi seorang konselor dapat dilihat dan disejajarkan dengan profesi-
profesi pada bidang yang lain.

Pada masa sekarang bidang bimbingan dan konseling sudah mulai berkembang baik
dari mulai memahami konsep bimbingan dan konseling, materi layanan yang akan diberikan,
subyek layanan yang masih menjadi wewenang seorang konselor, strategi bimbingan dan
konseling, kompetensi seorang konselor berdasarkan pada Standar Kompetensi Konselor
Indonesia (SKKI) yang dibuat oleh ABKIN, dan evaluasi dari program bimbingan dan
konseling maupun evaluasi untuk seorang konselor.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah jenis layanan bimbingan kelompok ?
2. Bagaimanakah jenis layanan konseling kelompok ?
3. Bagaimanakah jenis layanan konsultasi ?
4. Bagaimanakah jenis layanan mediasi ?
5. Bagaimanakah jenis layanan advokasi ?

C. Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka didapat tujuan
penulisan sebagai berikut:
1. Mengetahui jenis layanan bimbingan kelompok
2. Mengetahui jenis layanan konseling kelompok
3. Mengetahui jenis layanan konsultasi
4. Mengetahui jenis layanan mediasi
5. Mengetahui jenis layanan advokasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Layanan Bimbingan Kelompok


1. Definisi Bimbingan Kelompok
Prayitno (1995: 178) mengemukakan bahwa Bimbingan kelompok adalah Suatu
kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan
pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu
semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.

Romlah (2001: 3) mendefinisikan bahwa bimbingan kelompok merupakan salah satu


teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya
secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan
dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencagah
timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa.

menurut (Sukardi, 2003: 48) Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk


memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber
(terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai
individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.

Wibowo (2005: 17) menyatakan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan
kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan
diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota
kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.

Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok
orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling
mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana
pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat
membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.

3
2. Tujuan Bimbingan Kelompok
Ada beberapa tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh beberapa ahli,
adalah
a. Menurut amti (1992: 108) Tujuan bimbingan kelompok terdiri dari tujuan umum dan
tujuan khusus.
Secara umum bimbingan kelompok betujuan untuk membantu para siswa yang
mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Selain itu juga menembangkan
pribadi masing-masing anggota kelompok melalui berbagai suasana yang
muncul dalam kegiatan itu, baik suasana yang menyenangkan maupun yang
menyedihkan.
Secara khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk:
i. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-
temannya.
ii. Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok
iii. Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama temanteman
dalam kelompok khususnya dan teman di luar kelompok pada umumnya.
iv. Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok.
v. Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan oran lain.
vi. Melatih siswa memperoleh keterampilan social
vii. Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungannya
dengan orang lain.
b. Menurut Prayitno (1995: 178) Tujuan bimbingan kelompok adalah:
Mampu berbicara di depan orang banyak.
Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan lain
sebagainya kepada orang banyak.
Belajar menghargai pendapat orang lain.
Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya.
Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan yang
bersifat negatif).
Dapat bertenggang rasa.
Menjadi akrab satu sama lainnya,.
Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi
kepentingan bersama.

4
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara
bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber (terutama guru
pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu
maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.

c. Menurut Sukardi (2003:48). Tujuan Layanan bimbingan kelompok adalah media


pengembangan diri untuk dapat berlatih berbicara, menanggapi, memberi menerima
pendapat orang lain, membina sikap dan perilaku yang normatif serta aspek-aspek
positif lainnya yang pada gilirannya individu dapat mengembangkan potensi diri
serta dapat meningkatkan perilaku komunikasi antarpribadi yang dimiliki.
3. Fungsi Bimbingan Kelompok
Fungsi dari layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Memberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan memberikan tanggapan
tentang berbagai hal yang terjadi di lingkungan sekitar.
b) Mempunyai pemahaman yang efektif, objektif, tepat, dan cukup luas tentang
berbagai hal tentang apa yang mereka bicarakan.
c) Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan sendiri dan lingkungan
mereka yang berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam
kelompok.
d) Menyusun progran-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap
sesuatu hal yang buruk dan memberikan dukungan terhadap sesuatu hal yang
baik.
e) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nyata dan langsung untuk membuahkan
hasil sebagaimana apa yang mereka programkan semula.
4. Komponen-Komponen Bimbingan Kelompok
Komponen-komponen yang ada dalam layanan bimbingan kelompok diantaranya :
a. Pemimpin kelompok
Pemimpin kelompok memiliki peran penting dalam rangka membawa para
anggotanya menuju suasana yang mendukung tercapainya tujuan bimbingan
kelompok. Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno (1995: 35-36) bahwa
peranan pemimpin kelompok ialah:
Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan ataupun
campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok. Campur tangan ini

5
meliputi,hal-hal yang bersifat isi dari yang dibicarakan maupun yang
mengenai proses kegiatan itu sendiri
Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana yang
berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota tertentu
maupun keseluruhan kelompok. Pemimpin kelompok dapat menanyakan
suasanan perasaan yang dialami itu.
Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah yang dimaksudkan
maka pemimpin kelompok perlu memberikan penguatan terhadap
pendapat yang disampaikan anggota kelompok.
Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan balik)
tentang berbagai hal yang terjadidalam kelompok, baik yang bersifat isi
maupun proses kegiatan kelompok.
Pemimpin kelompok juga diharapkan mampu mengatur lalu lintas
kegiatan kelompok, pemegang aturan permainan (menjadi wasit),
pendamai dan pendorong kerja sama serta suasana kebersamaan.
Pemimpin kelompok diharapkan dapat bertindak sebagai penjaga agar
apapun yang terjadi di dalam kelompok itu tidak merusak ataupun
menyakiti satu seorang atau lebih dai anggota lainnya.

b. Anggota kelompok
Peranan kelompok tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif para
anggota kelompok tersebut. Karena dapat dikatakan bahwa anggota kelompok
merupakan badan dan jiwa kelompok tersebut. Agar dinamika kelompok selalu
berkembang, maka peranan yang dimainkan para anggota kelompok adalah:
Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antaranggota
kelompok.
Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan
bimbingan kelompok.
Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan
bersama dari bimbingan kelompok.
Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya
dengan baik.
Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh
kegiatan kelompok.
6
Mampu berkomunikasi secara terbuka.
Berusaha membantu anggota lain.
Memberi kesempatan anggota lain untuk juga menjalankan peranannya.
Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.

B. Layanan Konseling Kelompok


1. Definisi Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan siswa memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok ialah
suasana yang hidup, yang berdenyut, yang bergerak, yang ditandai dengan adanya interaksi
antar sesama anggota kelompok (Prayitno dalam Vitalis, 2008:63).

Layanan konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, terpusat
pada pikiran dan perilaku yang disadari, dibina, dalam suatu kelompok kecil mengungkapkan
diri kepada sesama anggota dan konselor, dimana komunikasi antar pribadi tersebut dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan diri terhadap nilai-nilai
kehidupan dan segala tujuan hidup serta untuk belajar perilaku tertentu ke arah yang lebih
baik (Winkel dan Hastuti, 2004:198).

2. Tujuan Konseling Kelompok


a. Tujuan konseling kelompok menurut Prayitno dalam Vitalis (2008:63):
Melatih siswa agar berani bicara dihadapan orang banyak
Melatih siswa dapat bertoleransi dengan temannya
Mengembangkan bakat dan minat masing-masing
Mengentaskan permasalahan-permasalahan yang dihadapi kelompok
Melatih siswa untuk berani melakukan sharing dalam kelompok
b. Tujuan Konseling Kelompok menurut Tohirin (2007:181).

Tujuan konseling kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa,


khususnya kemampuan berkomunikasinya. Melalui konseling kelompok hal-hal yang
dapat menghambat atau mengganggu sosialisasi dan komunikasi siswa diungkap dan
didinamikakan melalui berbagai teknik, sehingga kemampuan sosialisasi dan
berkomunikasi siswa berkembang secara optimal

7
3. Materi Layanan Konseling Kelompok
Materi layanan konseling kelompok dapat mencakup hal-hal sebagai berikut (Prayitno
dalam Vitalis, 2008:64):
a. Pemahaman dan pengembangan sikap, kebiasaan, bakat, minat, dan penyalurannya
b. Pemahaman kelemahan diri dan penanggulangannya, pengenalan kekuatan diri dan
perkembangannya
c. Perencanaan dan aktualisasi diri
d. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima atau menyampaikan
gagasan, ide, opini, perilaku, dan hubungan social
e. Mengembangkan hubungan dengan peer group, baik di sekolah maupun di luar
sekolah
f. Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar, disiplin belajar, dan berlatih, serta
melatih teknik-teknik penguasaan materi pelajaran
g. Pemahaman kondisi fisik, sosial, dan budaya dalam kaitannya dengan orientasi
belajar di Perguruan Tinggi
h. Mengembangkan kecenderungan karier yang menjadi pilihannya
i. Orientasi dan informasi karier, dunia kerja, dan prospek masa depan
j. Pemantapan dalam mengambil keputusan dalam rangka perwujudan diri.
4. Teknik Layanan Konseling Kelompok
Terdapat dua teknik layanan konseling kelompok antara lain (Tohirin, 2007:182):
a. Teknik Umum (pengembangan dinamika kelompok)
Secara umum, teknik-teknik yang digunakan dalam penyelenggaraan layanan
konseling kelompok mengacu kepada berkembangnya dinamika kelompok yang
diikuti oleh seluruh anggota kelompok untuk mencapai tujuan layanan. Adapun
teknik-teknik tersebut secara garis besar meliputi antara lain :
Komunikasi multi arah secara efektif dinamis dan terbuka
Pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan,
diskusi, analisis, dan pengembangan argumentasi
Dorongan minimal untuk memantapkan respon aktivitas anggota kelompok
Memberikan penjelasan, pendalaman, dan pemberian contoh untuk lebih
memantapkan analisis, argumentasi, dan pembahasan
Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku baru yang dikehendaki

8
b. Teknik Permainan Kelompok
Dalam layanan konseling kelompok dapat diterapkan teknik permainan baik sebagai
selingan maupun sebagai wahana (media) yang memuat materi pembinaan tertentu.
Permainan kelompok yang efektif harus memenuhi cirri-ciri sebagai berikut :
Sederhana
Menggembirakan
Menimbulkan suasana rileks dan tidak melelahkan
Meningkatkan keakraban
Diikuti oleh semua anggota kelompok
5. Fase-fase Proses Konseling Kelompok
Terdapat lima fase proses konseling kelompok (Winkel dan Hastuti dalam Vitalis,
2008:66):
a. Pembukaan
Diletakkan dasar bagi pengembangan hubungan antar pribadi (working
relationship) yang baik, yang memungkinkan pembicaraan terbuka dan terarah
dalam wawancara konseling. Jika konselor dan konseli bertemu untuk pertama kali,
waktunya akan lebih lama dan isinya akan berbeda dibandingkan dengan
pembukaan saat konseli dan konselor bertemu kembali untuk melanjutkan
wawancara yang telah berlangsung sebelumnya.
b. Penjelasan masalah
Konselor mempersilahkan atau mengundang konseli untuk mengungkapkan
alam perasaan, alam pikiran kepada konselor secara bebas. Konselor segera
merespon pernyataan perasaan atau pikiran konseli dengan teknik yang sesuai,
memiliki derajat emosional yang tinggi, semakin membuka dirinya.
c. Penggalian latar belakang masalah
Pada fase penggalian latar belakang masalah ini inisiatif ada pihak konselor
untuk memperoleh gambarn yang jelas, lengkap dan mendalam tentang masalah
konseli. Fase ini disebut dengan analisis kasus, yang dilakukan menurut sistematika
tertentu sesuai dengan pendekatan konseling yang diambil. Konselor disini
mengambil sikapekletik, karena sistematika analisis disesuaikan dengan jenis
masalah, taraf perkembangan konseli, dan pengalaman konselor dalam menetapkan
konseling tertentu.

9
d. Penyelesaian masalah
Berdasarkan data setelah diadakan analisis kasus, konselor dan konseli
membahas bagaimana persoalan dapat diatasi. Meskipun konseli selama fase ini
harus ikut berfikir, memandang dan mempertimbangkan, peran konselor di institusi
pendidikan dalam mencari penyelesaian permasalahan pada umumnya lebih besar.
e. Penutup
Mengakhiri proses konseling dapat mengambil bentuk yang agak formal
sehingga konselor dan konseli menyadari bahwa hubungan antar pribadi telah usai.
Oleh karena itu biasanya konselor mengambil inisiatif dalam memulai fase penutup
ini.

C. Layanan Konsultasi
1. Definisi Layanan Konsultasi
Menurut Prayitno (2004: 1), layanan konsultasi adalah layanan konseling oleh konselor
terhadap klien (konsulti) yang memungkinkan konseli memperoleh wawasan, pemahaman
dan cara yang perlu dilaksanakan untuk menangani masalah pihak ketiga. Konsultasi pada
dasarnya dilaksanakan secara perorangan dalam format tatap muka antara konselor dengan
konsulti. Konsultasi dapat juga dilakukan terhadap dua orang konsulti atau lebih kalau
konsulti- konsulti itu menghendakinya.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 6) dijelaskan bahwa layanan
konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh
wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan
atau masalah peserta didik.
Dalam program bimbingan di sekolah, Brow dkk (dalam Marsudi, 2003: 124)
menegaskan bahwa konsultasi itu bukan konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak
merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada siswa (klien), tetapi secara tidak
langsung melayani siswa melalui bantuan yang diberikan oleh orang lain.
Layanan konsultasi juga didefinisikan bantuan dari konselor ke klien dimana konselor
sebagai konsultan dan klien sebagai konsulti, membahas tentang masalah pihak ketiga. Pihak
ketiga yang dibicarakan adalah orang yang merasa dipertanggungjawabkan konsulti, misalnya
anak, murid atau orangtuanya. Bantuan yang diberikan untuk memandirikan konsulti sehingga
ia mampu menghadapi pihak ketiga yang dipermasalahkannya.

10
Menurut Ifdil (2010) Layanan konsultasi adalah bantuan dari konselor ke klien dimana
klien sebagai konsultan dan klien sebagai konsulti, membahas tentang masalah pihak ketiga.
Pihak ketiga yang dibicarakan adalah orang yang merasa dipertanggungjawabkan konsulti,
misalnya anak, murid atau orangtuanya. Bantuan yang diberikan untuk memandirikan
konsulti sehingga ia mampu mengahdapi pihak ketiga yang dipermasalahkannya. Jika
konselor tidak mampu mengatasi masalah yang dihadapi oleh konsulti maka direferalkan
kepada pihak lain yang lebih pakar. Layanan konsultasi bisa berubah menjadi konseling
perorangan jika permasalahan ternyata disebabkan oleh konsulti. Konseling keluarga karena
berkaitan dengan pihak keluarga.
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses penyediaan
bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam
mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta didik atau
sekolah. konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung
ditujukan kepada klien, tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang
diberikan orang lain (Prayitno dalam Ifdil, 2010:1).
Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor
terhadap klien, sehingga klien memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu
dilaksanakannya dalam menangani kondisi dan /atau permasalahan pihak ketiga. Konsultasi
pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan dalam format tatap muka antara konselor
dengan klien. Konsultasi dapat dilakukan terhadap dua orang klien atau lebih kalau mereka
menghendaki (Dewa Ketut Sukardi, 2000:39).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Layanan
konsultasi adalah merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor
terhadap klien, sehingga klien memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang
perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi dan /atau permasalahan pihak ketiga,
misalnya anak.

2. Tujuan Layanan Konsultasi


a. Tujuan umum layanan konsultasi yaitu memandirikan konsulti untuk menghadapi
permasalahan pihak ketiga.
b. Tujuan khusus: konsulti memiliki wawasan dan cara bertindak terhadap
permasalahan pihak ketiga (Ifdil, 2010).

11
Sesuai dengan maksudnya, layanan konsultasi bertujuan untuk membantu
siswa dalam menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap, tangguh, mandiri, serta sehat jasmani
(Aminuddin Najib, 2007:8).

c. Menurut Prayitno (2007:65) tujuan umum layanan konsultasi agar klien dengan
kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi dan/ atau permasalahan yang
dialami pihak ketiga. Adapun tujuan khusus Layanan konsultasi adalah agar klien
dapat memiliki kemampuan sendiri untuk melakukan sesuatu terhadap pihak ketiga
dan mengentaskan maslaha yang dialami pihak ketiga (fungsi pemahaman).
d. Menurut Winkel (2005:32) Tujuan diberikannya bantuan yaitu supaya orang-
perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi semua
tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas. Layanan konsultasi
merupakan bagian dari layanan Bimbingan dan Konseling, maka tujuan dari layanan
ini sepenuhnya akan mendukung dari tercapainya tujuan BK.
e. Menurut Fullmer dan Bernard (dalam Marsudi, 2003: 124-125) merumuskan tujuan
layanan konsultasi sebagai bagian tujuan bimbingan di sekolah adalah sebagai
berikut:
Mengembangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi siswa,
orang tua, dan administrator sekolah.
Menyempurnakan komunikasi dengan mengembangkan informasi di antara
orang yang penting.
Mengajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi bermacam-
macam untuk menyempurnakan lingkungan belajar.
Memperluas layanan dari para ahli.
Memperluas layanan pendidikan dari guru dan administrator.
Membantu orang lain bagaimana belajar tentang perilaku.
Menciptakan suatu lingkungan yang berisi semua componen lingkungan
belajar yang baik.
Menggerakkan organisasi yang mandiri.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan layanan konsultasi
agar klien dengan kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi dan/ atau
permasalahan yang dialami pihak ketiga.

12
D. Layanan Mediasi
Layanan Mediasi merupakan layanan yang memungkinkan pihak-pihak yang sedang
dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan menyelesaikan permasalahan dan
memperbaiki hubungan mereka.

Layanan mediasi, bertujuan agar tercapai kondisi hubungan positif dan kondusif
diantara klien atau pihak-pihak yang bertikai atau bermusuhan. Masalah yang dibahas dalam
layanan ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan hubungan antar individu atau kelompok
yang bertikai. Masalah yang dimaksud bukanlah maslah kriminal, maksudnya tidakterlibat
dalamkasuscriminalyangmenjadi urusan polisi.

Teknik yang dilakukan dalam layanan ini adalah mendorong semua peserta untuk aktif
berpartisipasi dalam proseslayanan ini. Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-
layanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan
pendukung, mencakup :
a. Aplikasi Instrumentasi Data
Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta
didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes,
dengan tujuan untuk memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya
dan memahami karakteristik lingkungan.
b. Himpunan Data
Merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang
relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data
diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan
sifatnya tertutup.
c. Konferensi Kasus
Merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan
konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun
komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien
dalam rangka pengentasan permasalahan klien.

13
d. Kunjungan Rumah
Merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan
rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan
untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang
tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien.
e. Alih Tangan Kasus
Merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan
tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan
kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran
atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat
memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang
dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten.
E. Layanan Advokasi
1. Definisi Layanan Advokasi
Advokasi adalah usaha sistimatis secara bertahap (inkremental) dan terorganisir yang
dilakukan oleh kelompok atau organisasi profesi untuk menyuarakan aspirasi anggota, serta
usaha mempengaruhi pembuat kebijakan publik untuk membuat kebijakan yang berpihak
kepada kelompok tersebut, sekaligus mengawal penerapan kebijakan agar berjalan efektif.
Menurut Kaminski dan Walmsley, advokasi adalah suatu aktivitas yang
menunjukkan keunggulan pekerjaan social berbanding profesi lain.
Selain itu, banyak defenisi yang diberikan mengenai advokasi. Beberapa di antaranya
mendefinisikan advokasi adalah adalah suatu tindakan yang ditujukan untuk mengubah
kebijakan, kedudukan atas program dari suatu institusi.
Menurut Mansour Faqih, advokasi adalah media atau cara yang digunakan dalam
rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Advokasi lebih merupakan suatu usaha sistematis dan
terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan dalam kebijakan
publik secara bertahap maju.
Sedangkan menurut Zastrow, advokasi sebagai aktivitas menolong klien untuk
mencapai layanan ketika mereka ditolak suatu lembaga atau suatu system layanan, dan
mebantu dan memperluas pelayanan agar mencakup lebih banyak orang yang mebutuhkan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Layanan Advokasi adalah suatu layanan yang
membela hak seseorang yang tercederai dimana usaha yang dilaksanakan sistimatis

14
secara bertahap (inkremental) dan terorganisir yang dilakukan oleh kelompok atau
organisasi profesi untuk menyuarakan aspirasi anggota, serta usaha mempengaruhi
pembuat kebijakan publik untuk membuat kebijakan yang berpihak kepada kelompok
tersebut, sekaligus mengawal penerapan kebijakan agar berjalan efektif atau layanan
bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik untuk memperoleh kembali
hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan/atau mendapat perlakuan yang salah
sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.

2. Tujuan Layanan Advokasi


a. Tujuan Umum
Layanan advokasi dalam konseling bermaksud mengentaskan klien dari
suasana yang menghimpit dirinya karena hak hak yang hendak di laksanakan
terhambat dan terkekang sehingga keberadaan, kehidupan dan perkembangannya,
khususnya dalam bidang pendidikan menjadi tidak lancar, terganggu, atau bahkan
terhenti atau terputus
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus layanan advokasi adalah membebaskan klien dari cengkraman
pihak tertentu yang membatasi atau bahkan menghapus hak klien dan masalah klien
teratasi. Karena konseling adalah profesi dalam bidang pendidikan, maka layanan
advokasi dalam konseling di lakukan berkenaan dengan hak hak klien dalam bidang
pendidikan.

15
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Konseling merupakan adaptasi dari aliran psikologi yang memfokuskan perhatiannya
pada tingkah laku yang tampak. Pada hakikatnya konseling merupakan sebuah upaya
pemberian bantuan dari seorang konselor kepada klien, bantuan di sini dalam pengertian
sebagai upaya membantu orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya
sendiri. Dalam pandangan kaum behaviorist (termasuk konselor behavioral) manusia
dianggap sebagai sesuatu yang dapat dirubah dan dibentuk, manusia bersifat mekanistik
dan fasif. Banyak pendekatan dalam konseling behavioral, dari keseluruhan pendekatan
yang ada semua menjurus pada pendekatan direktif dimana konselor lebih berperan aktif
dalam penangan masalahnya.

B. Saran
Dari makalah yang telah dibuat, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang
membangun dari pembaca sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari.

16
DAFTAR PUSTAKA

Mappiare, Andi. 1993. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Surabaya: Usaha
Nasional

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.

Winkel dan Sri Hastuti, 2008. Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta : Rineka Cipta

17

Anda mungkin juga menyukai