A. Definisi
Standar pelayanan berguna dalam penerapan norma tingkat kinerja yang diperlukan
untuk mencapai hasil yang diinginkan melindungi masyarakat sebagai pelaksanaan,
pemeliharaan, dan penelitian kualitas pelayanan,untuk menentukan kompetisi yang
diperlukan bidan dalam menjalankan praktek sehari-hari.
Sebagai dasar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana pelatihan dan
pengembangan pendidikan (Depkes RI, 2001:2) format Standar Pelayanan Kebidanan.
Dalam membahas tiap standar pelayanan kebidanan digunakan format bahasan sebagai
berikut:
2. Standar Outcome
Out come adalah hasil akhir kegiatan dokter dan tenaga profesi lainnya terhadap pasien.
Petunjuk untuk mengukur mutu asuhan kesehatan. Indikator-indikator mutu yang mengacu
pada aspek pelayanan medis yang meliputi :
3. Kepuasan Pelanggan
Ada beberapa model yang dipakai untuk menganalisa jasa yang terkait dengan
kepuasan pelanggan, tergantung dari tujuan analisisnya, jenis lembaga yang menyediakan
jasa dan situasi pasar.
b. Empati (sikap peduli) yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan. Faktor ini akan
berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien (complience).
c. Biaya (cost). Tingginya biaya pelayanan dapat dianggap sebagai sumber moral
hazzard bagi pasien dan keluarganya. Sikap kurang peduli (ignorance) pasien dan
keluarganya yang penting sembuh menyebabkan mereka menerima saja jenis
perawatan dan teknologi kedokteran yang ditawarkan oleh petugas kesehatan.
f. Ketetapan jadwal pemeriksaan dan kunjungan dokter juga termasuk pada faktor ini.
Tujuan utama melakukan analisa kepuasan pasien selaku pengguna jasa pelayanan
kesehatan atau sebagai pelanggan rumah sakit/ puskesmas adalah untuk mengetahui sejauh
mana tingkat kepuasan mereka dan menghitung indeks kepuasan pelanggan yang nantinya
digunakan pihak manajemen rumah sakit untuk :
4. Alat untuk mencapai misi yang telah ditetapkan oleh rumah sakit/ puskesmas yaitu
memperoleh kepercayaan masyarakat melalui kepuasan pasien dan keluarganya.
Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasan pasien dapat diukur dengan :
a. Jumlah keluhan dari pasien/ keluarganya
c. Surat kaleng
4. Ketetapan
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek
profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu
dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Tenaga kesehatan
adalah orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan
atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Salah satu jenis tenaga
kesehatan adalah tenaga keperawatan yang meliputi perawat dan bidan.
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang
telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.572 tahun 1996 tentang Registrasi dan praktek
Bidan yang kemudian diganti dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.900/Menkes/SK/VII/2002
3) Pelayanan KB
4) Pelayanan imunisasi
7) Pelayanan gizi
Efektifitas adalah Pelayanan yang diberikan dengan cara yang benar berdasarkan ilmu
pengetahuan dapat mencapai hasil yang diinginkan. Pelayanan kesehatan itu harus efektif,
artinya harus mampu mengobati atau mengurangi keluhan yang ada, mencegah terjadinya
penyakit serta berkembangnya dan atau meluasnya penyakit yang ada.
d. BOR : 70-85%
e. BTO (Bed Turn Over) : 5-45 hari atau 40-50 kali per satu tempat tidur/ tahun
f. TOI (Turn Over Interval) : 1-3 hari Tempat Tidur yang kosong
g. Pemakaian obat
a. Memahami tujuan yang ingin dicapai, yaitu memahami tujuan dari kegiatan yang
akan dilakukan, uraikan tujuan tersebut sehingga jelas tolok ukurnya.
b. Memahami kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan dimaksud disini adalah dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, uraikan kegiatan tersebut sehingga
jelas kegiatan pokok (Mollar activities) dan kegiatan bukan pokok (Molululair
activities) mengelompokkan kegiatan yang akan dilakukan. Pengelompokan ini perlu
dilakukan, karena kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam rencana kerja sering tidak
jelas kaitannya satu dengan yang lain.
Tujuannya untuk memperjelas tugas setiap kelompok dengan menyusun berbagai tugas
tersebut menurut kelompok dan urutannya
4. Bertujuan mengkaji ulang setiap tugas yang telah diperinci tersebut apakah
ada yang berlebihan dan ataupun yang masih kurang. Lakukan
penyempurnaan seperlunya, apabila tugas-tugas tersebut telah jelas, ubahlah
ke dalam bentuk jabatan.
Jabatan yang dihasilkan darii pekerjaan klasifikasi dapat terlalu berlebih dan beraneka
ragam. Untuk itu sebagai langkah berikutnya dilakukan pengelompokan jabatan
(position grouping)
2. Atas dasar kesamaan proses atau cara kerja dan jabatan, misalnya pembentukan
satuan organisasi berdasarkan kesamaan proses atau cara kerja ialah bagian
pencegahan penyakit, perawatan penderita, rehabilitasi dan sebagainya yang
seperti ini.
3. Atas dasar kesamaan hasil(produksi) dari jabatan. Satuan organisasi dapat pula
dibentuk berdasarkan kesamaan hasil. Misalnya bagian produksi obat, bagian
bahan makanan, bagian produksi bahan publikasi dan sebagainya yang seperti ini.
5. Atas kesamaan lokasi jabatan. Satuan organisasi dapat pula dibentuk atas dasar
kesamaan lokasi dimana kegiatan tersebut dilakukan. Misalnya kelompok bagian
pelayanan di dalam gedung, diluar gedung, di desa di kota dan sebagainya yang
seperti ini.
Penilaian secara berkala untuk penyempurnaan ini harus dilakukan oleh masyarakat
sendiri. Peranan penilaian berkal amat penting, karena memang salah satu ciri dari
pengorganisasian harus dapat mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi. Tidak hanya
yang berlangsung dilingkungan tetapi dalam organisasi sendiri.
1. Perluasan jangkauan
2. Peningkatan pelayanan
3. Peningkatan rujukan
1. Pada saat ini pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan
jabatan fungsional bagi bidan, serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara
formal maupun non formal
2. Fungsi bidan nantinya dapat sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti, bidan
koordinator, dan bidan penyelia.
Sedangkan karir bidan dalam jabatan struktur tergantunng di mana bidan bertugas,
apakah di rumah sakit, puskesmas, bidan di desa/ di swasta (sofyan, mustika 2004)
Secara singkat indikator dapat juga di artikan sebagai variabel yang dapat mengukur
perubahan. Agar tujuan indikator itu dapat di capai maka yang menjadi parameter pemilihan
suatu indikator ialah : waktu, biaya, dan kinerja
Syarat-syarat indikator :
Absah masudnya indokator hanya akan mengukur yang seharusnya akan di ukur
Hasil pengukuran indikator harus selalu sama, jika diukuroleh siapapun, kapan
saja dan dalamlingkungan yang berbeda sekalipun
c. Relevan
e. Realistis
Indikator harus dapat digunakan dengan mudah dan praktis. Pengumpulan data
dapat dilakukan dengan cara sederhana mungkin dan cocok dengan pengumpulan
data rutin yang telah ada, tidak memerlukan banyak waktu, tenagag dan biaya.
Informasi yang diperlukan dapat menjangkau data yang tersedia. Sumbernya yang
diperlukan untuk pengumpulan data harus mamapu disediakan oleh organisasi
pelayanan kesehatan.
Hasil indikator harus dapat dilihat dan diketahui atau dinyatakan dengan bilangan.
Indikator dapat dinyatakan dalam bentuk : bilangan atau frekuensi, rata-rata
hitung atau prosentase kejadian
Indikator harus diketahui dan disetujui oleh semua petugas kesehatan yang
kinerjana akan diukur
h. Jelas
Artina indikator harus jelas dan mempunyai sasaran waktu yang yang ditentukan
j. Mudah digunakan
Indikator harus efektif dan dengan mudah dapat digunakan dalam mengukur baik
keberhasilan, kegagalan, kekuatan ataupun melemahkan.
a. Tahap 1
b. Tahap 2
Pelaksanaan uji coba indikator, untuk melihat tentang : ketersediaan kerja dan
keakuratan kerja.
c. Tahap 3
Uji coba indikator dalam skala yang lebih besar dan pada tahap ini diharapkan
nereka yang terkait dalam ujicoba memberi laporan pengelaman ujicoba dan
laporan ini harus dipelajari dengan seksama oleh kelompok kerja.
d. Tahap 4
Tahap indikataor ini benar-benar telah siap untuk digunakan dan perintah menganai
penerapan indikator ini akan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
Jenis-jenis indikator :
Indikator dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara dan disini akan dibahas 2 macam
indikator yaitu indikator yang berhubunan dengan pemantauan jaminan mutu pelayanan
kesehatan dan indikator yang berhubungan dengan pemantaun penatalaksanakan pasien atau
pengukuran luaran atau outcome pelayanan kesehatan.
1. Indikator struktur
2. Indikator proses
1. Indikator ketersediaan
2. Indikator akses
3. Indikator pemanfaatan