1. LATAR BELAKANG
Sebagai salah satu anggota mata rantai pelayanan kesehatan nasional, tenaga
Persatuan Ahli Farmasi Indonesia menyesun standar profesi dan kode etik profesi
tingkat Asean tahun 2008 / AFTA dan perdangangan bebas tingkat duia tahun
Asisten Apoteker, menjadi tuntutan yang tidak dapat ditawar lagi sehingga
penyusunan standar profesi dan etika profesi Asisten Apoteker menjadi sebuah
Asisten apoteker yang ada di Indonesia saat ini berlatar belakang lulusan
Standar profesi Asisten Apoteker ini disusun oleh TIM Penyusun yang ditetapkan
oleh Persatuan Ahli Farmasi Indonesia. Dalam proses penyusunan standar profesi
ini, tim penyusun menerima masukkan dari berbagai kalangan terutama profesi
kompetensi masing-masing.
Dengan tersusunnya standar profesi dan kode etik Asisten Apoteker, diharapkan
menjadi bagian dari program pembangunan kesehatan nasional. Oleh karena itu
Indonesia.
B. PENGERTIAN
A. Definisi
Standar Profesi Asisten Apoteker adalah standar minimal bagi Asisten Apoteker di
kefarmasian.
Asisten Apoteker adalah tenaga kesehatan yang berijazah Sekolah Asisten Apotker /
Makanan, Akademi Analisa Farmasi dan Makanan yang telah melakukan sumpah
sebagai Asisten Apoteker dan mendapat surat ijin sebagai tenga kesehata / legslasi
adalah seorang yang telah mengikuti dan meneylesaikan proses pendidikan pada
Asisten Apoteker lulusan DIII-Farmasi adalah seorang yang telah mengikuti dan
Asisten Apoteker lulusan DIII-Analisa Farmasi dan Makanan adalah seorang yang
telah mengikuti dan menyelesaikan proses pendidikan pada Akademi Analisa Farmasi
Standar Kompetensi adalah bagian standar Profesi Asisten Apoteker berdasarkan unit
ruang lingkup tanggung jawab dan hak sebagai Asisten Apoteker di Indonesia sesuai
pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional.
1. Hak untuk mendapatkan posisi kemitraan dengan profesi tenaga kesehatan lain.
3. Hak untuk mendapatkan jasa profesi sesuai dengan kewajiban jasa profesiona
kesehatan.
kesehatan lainnya.
C. STANDAR KOMPETENSI
Standar kompetensi Asisten Apoteker disusun mengacu pada naskah Standar Kompetensi
Nasional Bidang Farmasi yang melalui forum consensus disetujui dan di sahkan oleh para
profesional baik dari organisasi profesi, pengguna jasa (apotik. Rumah sakit. Industri &
GP Farmasi) maupun dari pendidikan dalam Workshop Nasional di Wisma Makara UI-
Standar kompetensi yang ditulis dalam standar profesi ini meliputi unit dan elemen
kopetensi Asisten Apoteker dalam bidang Farmasi Komunitas, Farmasi Rumah Sakit,
Puskesmas, Pedagang Besar Farmasi, serta Instalasi Farmasi Dinas Propinsi / Kabupaten
/ Kota. Bidang Farmasi Rumah Sakit meliputi pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.
Bidang Farmasi Industri meliputi teknik kefarmasian yang direapkan anatar lain dalam
industri yaitu di unit produksi, unit pengawasan / penjamin mutu serta unit penelitian dan
dilakukan di instansi-instansi yang berwenang antara lain Pusat Pengujian Obat &
Makanan Nasional, Balai Besar Pengawas Obat dan Makan, Laboratorium Kesehatan
Daerah, Lembaga Sertifikasi Halal Depag, Sucofindo dan instansi lainnya. Bidang
Unit serta elemen kompetensi Asisten Apoteker yang diuraikan di bawah ini, dibatasi
oleh peraturan yang berlaku bahwa Asisten Apoteker mempunyai kewenangan penuh
pada pengelolaan obat bebas serta obat bebas terbatas sedangkan untuk pengelolaan obat
keras, psikotropika dan narkotika harus di bawah supervise / pengawasan Apoteker atau
Berikut adalah pemetaan unit dan elemen kompetensi Asisten Apoteker (AA) sesuai
jenjang pendidikan.
D. KODE ETIK
Asisten Apoteker yang melaksanakan profesi kefarmasian mengabdikan diri dalam upaya
teknologi Farmasi, serta ilmu-ilmu terkait. Asisten Apoteker dan menjalankan profesinya
harus senantiasa bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menunjukan sikap dan
perbuatan terpuji yang dilandasi oleh falsafah-falsafah dan nilai-nilai pancasila, Undang-
Undang Dasar 1945 serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Persatuan Ahli
Kode etik PAFI ini sebaga landasan moral profesi yang harus diamalkan dan
sesuai dengan standar operasional prosedur, standar profesi yang berlaku dan
memberikan penghargaan.
menunaikan tugas.
atau teman sejawat profesi lain untuk mendapatkan hasil yang akurat atau baik.
masyarakat.
a. Seorang Asisten Apoteker senantiasa harus menjalin kerjasama yang baik, saling
BAB I
KETENTUAN UMUM
BAB II
PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KEFARMASIAN
a. Apotek
b. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
c. Puskesmas
d. Klinik
e. Toko Obat, atau
f. Praktek Bersama. (Pasal 19)
BAB III
TENAGA KEFARMASIAN
(1) Tenaga Kefarmasian terdiri atas:
a. Apoteker, dan
b. Tenaga Teknis Kefarmasian
(2) Tenaga Teknis Kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari
Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten Apoteker. (Pasal 33)