Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

ANALISA

Dari pengukuran yang telah dilakukan pada daerah kampus 1 Unisba pada
hari kamis 26 november 2015 dimulai dari survey tiap patok yang akan diukur,
yaitu dengan 10 titik patok. Daerah pengukuran yaitu daerah sekitar koperasi
mahasiswa. Kemudian dilakukan persiapan alat mulai dari statif, theodolite,
rambu ukur, senter, payung, benang kasur, dan unting-unting.
Pada titik pertama yaitu berada pada jalan menuju arah kopma, dengan
nama P1. Pada titik pertama ini dilakukan pengukuran ke arah foresight dan ke
arah backside, kemudian setiap titik diambil detail yang berfungsi untuk lebih
menggambarkan daerah sekitar pengukuran, berikut selanjutnya pada setiap
titik. Setiap pengukuran dibuat sketsa awal yang berguna untuk menggambarkan
daerah sekitar pengukuran, dan mempermudah saat pembuatan peta.
Pengukuran dengan metode poligon tertutup yang dilakukan berfungsi
untuk menggambarkan peta situasi juga peta topografi. Pada peta situasi
menggambarkan situasi daerah sekitar pengukuran dan menggambarkan
bangunan-bangunan yang ada didaerah sekitar. Sedangkan peta topografi
menggambarkan morfologi daerah pengukuran dan daerah sekitarnya.
Data yang didapat pada pengukuran situasi dan detail topografi yang
didapat adalah benang atas, benang bawah, benang tengah, azimuth, dan
zenith. Pada pengukuran yang dilakukan terjadi kesalah-kesalahan yang terjadi.
Adapun kesalahan yang terjadi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah saat pendirian alat, peletakan rambu ukur, pembacaan rambu
ukur, dan faktor lainnya.
Setelah melakukan pengukuran, langkah selanjutnya adalah pengolahan
data. Data yang pertama kali diolah adalah data sudut dalam, yang didapat dari
selisih Azimuth backsight dan azimuth foresight. Jika data yang didapat negatif,
maka data yang didapat dijumlahkan dengan 360. Langkah selanjutnya adalah
melakukan koreksi pada sudut dalam, dengan menjumlahkan jumlah titik patok
dan 2, kemudian dikali dengan 180, kemudian di kurangi dengan jumlah sudut
dalam. Jika hasil yang didapat kecil, maka nilai koreksi yang didapat semakin
bagus. Toleransi yang berikan oleh instruktur Laboratorium Ekplorasi adalah
sebesar 20 (dua derajat). Jika melebihi akan dilakukan pengukuran ulang.
Setelah melakukan pengolahan data selanjutnya dilakukan pembuatan
peta situasi dan peta topografi dengan ukuran A0. Langkah yang dilakukan
pertama kali adalah menentukan skala peta yang akan digunakan, kemudian
melakukan pemplotan sesuai koordinat yang didapat pada saat pengolahan data.
Pada peta situasi, peta menggambarkan lebih fokus dengan
menggambarkan daerah pengukuran dan daerah sekitarnya. Sedangkan peta
topografi lebih menggambarkan morfologi sekitar daerah pengukuran.
Berdasarkan peta situasi daerah Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan
Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat yang telah digambar, Poligon yang
terbentuk tidak berupa poligon tertutup, kesalahan yang terjadi yaitu berupa
peletakan rambu ukur yang tidak tepat dan tidak menggunakan nivo di patoknya
dan kurangnya ketelitian saat pembacaan meliputi pembacaan benang atas,
azimuth, dan zenith. Sehingga koreksi sudut dalam sebesar 4933.
Pengambilan detail pada pembuatan peta situasi berfungsi untuk
mengetahui keadaan daerah sekitar daerah pengukuran, detail yang didapat
pada peta situasi menggambarkan daerah sekitar gedung student center.
Pengambilan detail di ambil dari titik backside menuju titik frontside.
Peta topografi yang telah digambar dari hasil pengolahan data
pengukuran, dapat diketahui dengan memperhatikan titik ketinggian. Dari peta
topografi ini dapat diketahui bahwa morfologi daerah kampus unisba tamansari,
Kecamatan bandung wetan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat berupa
dataran. Hal ini dapat dillihat dari beda tinggi antara dua tempat dengan persen
lereng kurang dari 16%.
BAB V
KESIMPULAN

1. Pada pengukuran langkah yang pertama dilakukan adalah melakukan


survey, membuat sketsa kasar, mempersiapkan alat dan perlengkapan,
kemudian dilakukan pengukuran pada setiap patok. Sehingga didapat
data benang atas, benang bawah, benang tengah, azimuth dan zenith.
2. Metode pengukurn yang dipakai pada pengukuran ini adalah metode
poligon tertutup.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa penggambaran peta situasi dan
peta topografi UNISBA dilakukan dengan pengukuran disetiap titik koordinat
terlebih dahulu, dan disetiap titik koordinat dilakukan juga pengukuran detail yang
berfungsi untuk mempermudah kita dalam membuat peta situasi sehingga sudut
sudut dari setiap bangunan akan lebih terlihat jelas.
Peta topografi digunakan untuk mengetahui bentuk permukaan bumi yang
meliputi bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi yaitu dapat ditunjukan
dengan titik-titik ketinggian berdasarkan garis bentuk atau garis kontur.
Penggunaan theodolit berfungsi untuk mendapatkan azimut, zenith,
benang atas, benang bawah, dan benang tengah. Cara pembacaan azimuth
berbeda dengan pembacaan zenith. Pembacaan azimuth dengan cara kiri bawah
ke kanan atas, dengan garis yang sejajar berselisih 1800, dan setiap garis
memiliki nilai 10 kemudian menit dan detik dapat dilihat disamping alat.
Sedangkan pembacaan Zenith dari kiri atas ke kanan bawah, dengan 1 garisnya
bernilai 100. Peletakkan alat sebelum pengukuran harus tepat pada titik yang
telah ditentukan, menggunakan unting-unting.
Keadaan peta situasi dari daerah Kampus Unisba, Taman Sari,
Kecamatan Bandung Wetan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Peta
topografi Kampus Unisba, Taman Sari, Kecamatan Bandung Wetan, Kabupaten
Bandung, Provinsi Jawa Barat dapat diketahui bahwa daerah ini termasuk
dataran karena memilik persen lereng kurang dari 16%.

Anda mungkin juga menyukai