Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menjadi guru bukanlah suatu hal yang mudah seperti yang kita
bayangkan, tetapi menjadi guru adalah suatu hal yang sulit. Menjadi guru
berarti mempunyai amanah yang sangat besar yang harus dipertanggung
jawabkan di hadapan Allah SWT. Guru pasti menghadapi anak didik yang
mempunyai sifat psikif yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain, baik
dalam hal pemikiran, kemauan, perasaan, latar belakang keluarga maupun
jasmaninya. Seorang guru harus dapat memahami perbedaan-perbedaan itu
dan harus mengenal karakteristik peserta ddidik.
Siswa di setiap sekolah terdiri dari bebagai latar belakang. Siswa dalam
satu kelas biasanya memiliki umur yang tidak jauh berbeda , namun mereka
memiliki latar belakang yang berbeda. Ada yang berasal dari keluarga
berada , ada pula yang berasal dari keluarga kurang mampu, seterusnya pasti
setiap siswa memiliki perbedaan yang harus dipahami setiap guru, sehingga
kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa karakteristik perkembangan anak usia menengah SMP dan SMA?
2. Bagaimana gambaran aspek-aspek pekembangan anak usia menengah?
3. Bagaimana faktor yang memengaruhi anak usia SMP dan SMA?
4. Apa karakteristik hubungan remaja dengan teman sebayanya?

1.3 TUJUAN
1. Untuk menjelaskan Karakteristik peekrmbangan anak usia menengah SMP
dan SMA.
2. Untuk menjelaskan gambaran aspek-aspek perkembangan anak usia
menengah.
3. Untuk menjelaskan faktor yang memengaruhi perkembangan anak SMP
&SMA.
4. Untuk menjelaskan Karakteristik hubungan remaja dengan teman
sebayanya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolahmenegah Pertama (SMP)


1. Perkembangan Dalam Sikap Kognitif
Untuk membahas perkembangan kognitif (berpikir) pada anak saat
berada di sekolah menengah pertama (SMP), dikemukakan pandangan dari
Piaget, Vigotksy, dan para ahli psikologi pemrosesan informasi
(information-processing theory).
Arajoo T.V (1986) menyatakan bahwa aspek kognitif meliputi fungsi
intelektual seperti pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan berpikir.
Untuk siswa SMP, perkembangan kognitif utama yang dialami adalah
formal operasional, yang mampu berpikir abstrak dengan menggunakan
simbol-simbol tertentu atau mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal
yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit, seperti
peningkatan kemampuan analisis, kemampuan mengembangkan suatu
kemungkinan berdasarkan dua atau lebih kemungkinan yang ada,
kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi dari berbagai kategori
objek yang beragam. Selain itu, ada peningkatan fungsi intelektual,
kapabilitas memori dalam bahasa dan perkembangan konseptual. Dengan
kata lain, bahasa merupakan salah satu alat vital untuk kegiatan kognitif.

2. Perkembangan Dalam Sikap Emosional


Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan
emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik, terutama ogran seksual
mempengaruhi perkembangan emosi dan dorongan baru yang dialami
sebelumnya seperti perasaan cinta. Pada usia remaja awal, perkembanga
emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat
terhadap berbagai peristiwa, emosinya bersifat negatif dan tempramental.
Sedangkan remaja akhir sudah mampu mengendalikan emosinya.
Mencapai kematang emosional merupakan tugas perkembangan yang
sangat sulit bagi remaja. Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh
kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan
kelompok teman sebaya

B. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolahmenegah Atas (SMA)


Psikolog memandang anak usia SMA sebagai individu yang berada pada
tahap yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan individu.
Ketidakjelasan ini karena mereka berada pada periode transisi, yaitu dari
periode kanak-kanak menuju periode orang dewasa. Pada masa tersebut
mereka melalui masa yang disebut masa remaja atau pubertas.
Umumnya mereka tidak mau dikatakan sebagai anak-anak tapi jika mereka
disebut sebagai orang dewasa, mereka secara rill belum siap menyandang
predikat sebagai orang dewasa. Perubahan-perubahan tersebut akhirnya
berdampak pada perkembangan fisik, kognitif, afektif, dan juga psikomotorik
mereka.
1. Perkembangan Dalam Sikap Kognitif
Kemampuan kognitif terus berkembang selama masa SMA. Akan
tetapi, bagaimanapun tidak semua perubahan kognitif pada
masa SMAtersebut mengarah pada peningkatan potensi. Kadang-kadang
beberapa kemampuan kognitif mengalami kemerosotan seiring dengan
pertambahan usia. Meskipun demikian sejumlah ahli percaya bahwa
kemunduran keterampilan kognitif yang terjadi terutama pada
masa SMA akhir dapat ditingkatkan kembali melalui serangkaian
pelatihan.
Perkembangan kognitif pada fase usia dewasa awal, dikemukakan oleh
Schaie (1997) bahwa tahap-tahap kognitif Piaget menggambarkan
peningkatan efisiensi dalam perolehan informasi yang baru. Sebagai
contoh, pada masa dewasa awal terdapat perubahan dari mencari
pengetahuan menuju menerapkan pengetahuan, menerapkan apa yang
sudah diketahui, khususnya dalam hal penentuan karier dan
mempersiapkan diri untuk menghadapi pernikahan dan hidup berkeluarga.

2. Perkembangan dalam Sikap Emosional


Pada masa ini, tingkat karateristik emosional akan menjadi drastis
tingkat kecepatannya. Gejala-gejala emosional para remaja seperti
perasaan sayang, marah, takut, bangga dan rasa malu, cinta dan benci,
harapan-harapan dan putus asa, perlu dicermati dan dipahami dengan baik.
Sebagai calon pendidik dan pendidik kita harus mengetahui setiap aspek
yang berhubungan dengan perubahan pola tingkah laku dalam
perkembangan remaja, serta memahami aspek atau gejala tersebut
sehingga kita bisa melakukan komunikasi yang baik dengan remaja.
Perkembangan pada masa SMA (remaja) merupakan suatu titik yang
mengarah pada proses dalam mencapai kedewasaan. Meskipun sifat
kanak-kanak akan sulit dilepaskan pada diri remaja karena pengaruh
didikan orang tua.
Perkembangan Peserta Didik Periode Sekolah Menengah Atas (SMA)
Psikolog memandang anak usia SMA sebagai individu yang berada pada
tahap yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan individu.
Ketidakjelasan ini karena mereka berada pada periode transisi, yaitu dari
periode kanak-kanak menuju periode orang dewasa. Pada masa tersebut
mereka melalui masa yang disebut masa remaja.

3. Gambaran umum tentang aspek aspek perkembangan usia sekolah


menengah antara lain:
a. Perkembangan aspek fisik
Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis
meliputi perubahan perubahan dalam tubuh dan perubahan
perubahan dalam cara cara individu dalam menggunakan tubuhnya
serta perubahan dalam kemapuan fisik.
b. Perkembangan aspek kongnitif
Perkembangan kongnitif adalah salah satu aspek perkembangan
peserta didik yang berkaitan dengan pengertian, yaitu semua proses
psikologi yang berkaitan dengan bagaimna individu mempelajari dan
memikirkan lingkungannya. Perkembangan kongnitif ini meliputi
perubahan pada aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pemikiran, ingatan, keterampilan berbahasa, dan pengolahan
informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan,
memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua
proses psikologi yang berkaitan dengan bagaimana individu
mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan,
memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.
c. Perkembangan aspek psikososial
Perkembangan psikososial adalah proses perubahan kemampuan
peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang
lebih luas. Dalam proses perkembangan ini peserta didik diharapkan
mengerti orang lain, yang berarti mampu menggambarkan ciri
cirinya, mengenali apa yang dipikirkan, dirasakan dan diinginkan serta
dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain, tanpa
kehilangan dirinya sendiri, meliputi perubahan pada relasi individu
dengan orang lain, perubahan pada emosi dan perubahan kepribadian.

C. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia SMP dan SMA


1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh
terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan
sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan
lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang
bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh
keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak
ditentukan oleh keluarga.
2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik
dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi
dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan
emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat
menentukan.
3. Status Sosial Ekonoi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi
keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan
kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat
pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak
memberikan warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan
kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
5. Kapasitas Mental Emosidan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti
kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan
emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang
berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik.
Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat
menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.

D. Factor Lain Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia SMP dan


SMA yang ada di lingkungan sekitar:
1. Faktor Teman Sebaya
Makin bertambah umur, si anak makin memperoleh kesempatan lebih
luas untuk mengadakan hubungan-hubungan dengan teman-teman
sebayanya, sekalipun dalam kenyataannya perbedaan-perbedaan umur
yang relatif besar tidak menjadi sebab tidak adanya kemungkinan
melakukan hubungan-hubungan dalam suasana bermain.
Anak yang bertindak langsung atau tidak langsung sebagai pemimpin,
atau yang menunjukkan ciri-ciri kepemimpinan dengan sikap-sikap
menguasai anak-anak lain, akan besar pengaruhnya terhadap pola-pola
sikap atau pola-pola kepribadian. Konflik-konflik terjadi pada anak
bilamana norma-norma pribadi sangat berlainan dengan norma-norma
yang ada di lingkungan teman-teman. Di satu pihak ia ingin
mempertahankan pola-pola tingkah laku yang diperoleh di rumah,
sedangkan di pihak lain lingkungan menuntutsi anak untuk
memperlihatkan pola yang lain, yang bertentangan dengan pola yang
sudah ada, atau sebaliknya.
2. Keragaman Budaya
Bagi perkembangan anak didik keragaman budaya sangat besar
pengaruhnya bagi mental dan moral mereka. Ini terbukti dengan sikap dan
prilaku anak didik selalu dipengaruhi oleh budaya-budaya yang ada di
lingkungan tempat tinggal mereka. Pada masa-masa perkembangan,
seorang anak didik sangat mudah dipengaruhi oleh budaya-budaya yang
berkembanga di masyarakat, baik budaya yang membawa ke arah prilaku
yang positif maupun budaya yang akan membawa ke arah prilaku yang
negatif.
3. Media Massa
Media massa adalah faktor lingkungan yang dapat merubah atau
mempengaruhi prilaku masyarakat melalui proses-proses. Media massa
juga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seseorang, dengan
adanya media massa, seorang anak dapat mengalami masa pertumbuhan
dan perkembangan dengan pesat. Media massa dapat merubah prilaku
seseorang ke arah positif dan negatif. Contoh media massa yang sangat
berpengaruh adalah media massa saat ini berkembang semakin canggih.
Semakin canggih suatu media massa maka akan semakin terasa
dampaknya bagi kehidupan kita.

E. Karakteristik hubungan remaja dengan teman sebaya


Perkembangan kehidupan sosial remaja juga ditandai dengan gejala
meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Sebagian
besar waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul dengan teman
teman sebaya mereka. Studi studi kontemporer tentang remaja, juga
menunjukkan bahwa hubungan yang positif dengan teman sebaya diasosiasikan
dengan penyesuaian sosial yang positif (santrock, 1998 ). Hartup (1982)
misalnay mencatat bahwa pengaruh teman sebaya yang harmonis selama masa
remaja, dihubungkan dengan kesehatan mental yang positif pada usia setengah
baya (Hightower; 1990). Secara lebih rinci, kelly dan hasnen (1987)
menyebutkan 6 fungsi positif dari teman sebaya, yaitu :
1. Mengontrol impuls impuls agresif. Melalui interaksi dengan teman
sebaya, remaja belajar bagaimana memecahkan pertengahan pertengahan
dengan cara cara yang lain selain dengan tindakan agresi langsung.
2. Memperoleh dorongan emosional dan sosial serta menjadi lebih
independen. Teman teman dan kelompok teman sebaya memeberikan
dorongan bagi remaja untuk mengambil peran dan tenggung jawab baru
mereka. Dorongan yang diperoleh remaja dari teman teman sebaya
mereka ini akan menyebabkan berkurangnya ketergantungan remaja pada
dorongan keluarga mereka.
3. Meningkatkan keterampilan keterampilan sosial, mengembangkan
kemampuan penalaran, dan belajar untuk mengekspresikan perasaan
perasaan dengan cara cara yang lebih matang. Melalui percakapan dan
perdebatan dengan teman sebaya, remaja belajar mengekspresikan ide
ide dan perasaan perasaan serta mengembangkan kemampuan mereka
memecahkan masalah.
4. Mengembangkan sikap sikap seksual dan tingkah laku peran jenis
kelamin terutama dibentuk melalui interaksi dengan teman sebaya. Remeja
belajar mengenai tingkah laku dan sikap sikap yang mereka asosiasikam
dengan menjadi laki laki dan perempuan muda
5. Memperkuat penyesuaian moral dan nilai nilai. Umunya orang dewasa
menhajarkan kepada anak anak mereka tentang apa yang benar dan apa
yangb salah. Dalam kelompok teman sebaya, remaja mencoba mengambil
keputusan atas diri mereka sendiri. Remaja mencoba mengambil
keputusan atas diri mereka sendiri dalam penalaran moral.
6. Meningkatkan harga diri. Menjadi orang yang disukai oleh sejumlah besar
teman teman sebayanya membuat remaja merasa enak atau senang
tentang dirinya.

Anda mungkin juga menyukai