Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM VI

BUNGA

Oleh:
Kelompok 3
1. Ayu lestari (1532220119)
2. Fifi (1532220121)
3. Hartanti Yunita (1532220123)
4. Putri Novia Sari (1532220128)
5. Yeni Yusnia (1532220116)

Dosen Pembimbing:
Ike Apriani, M.Si

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2016
LAPORAN PRAKTIKUM IV
BATANG

Oleh:
Kelompok 3
6. Ayu lestari (1532220119)
7. Fifi (1532220121)
8. Hartanti Yunita (1532220123)
9. Putri Novia Sari (1532220128)
10. Yeni Yusnia (1532220116)

Dosen Pembimbing:
Ike Apriani, M.Si

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat pentimg dan
mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan batang dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang
mempunyai sifat-sifat yaitu berbentuk panjang bulat seperti silinder atau
dapat pula mempunyai bentuk lain. Akan tetapi selalu bersifat aktinomorf,
artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang
setungkup. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-
buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun. Tumbuhnya biasa ke atas,
menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop). Selalu
bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan bahwa
batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas. Mengadakan
percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali
kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil. Pada umumnya tidak
berwarna hijau kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput
dan waktu batang masih muda (Tjitrosoepomo, 2009).
Batang merupakan organ tumbuhan yang tak kalah penting dengan akar
dan daun. Kedudukan batang bagi tumbuhan dapat disamakan dengan rangka
pada manusia dan hewan. Dengan kata lain, batang merupakan sumbu tubuh
tumbuhan. Batang mempunyai fungsi utama sebagai jalur transportasi air dan
zat-zat hara dari akar ke daun dan sebaliknya. Selain itu, batang mendukung
bagian-bagian tumbuhan yang ada diatas tanah, yaitu daun, bunga dan buah.
Melalui percabangannya, batang dapat memperluas bidang asimilasi. Pada
beberapa tumbuhan, batang berfungsi sebagai tempat penimbunan zat-zat
cadangan makanan. Umumnya batang mempunyai sifat antara lain berbentuk
panjang, bulat seperti silinder. Pada batang terdapat buku-buku (nodus),
tempat duduknya daun. Jarak antara buku disebut ruas (internodus). Batang
biasanya tumbuh ke atas, menuju cahaya (fototrofi positif) atau matahari
(heliotrofi positif) (Rosanti, 2013).
B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan demi terwujudnya tujuan berikut ini:
1. Untuk melihat meristem apeks pucuk penampang membujur pada
batang Iler (Coleus benth).
2. Untuk melihat dan mempelajari susunan anatomi batang dikotil
penampang melintang pada batang Pletekan (Ruellia tuberosa L)
3. Untuk melihat dan mempelajari susunan anatomi batang monokotil
penampang melintang rumput Teki (Cyperus rotundus L).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Batang
Menurut Nugroho (2006), bagian dari aksis tumbuhan yang menopang
daun dan organ reproduktif, dan biasanya terletak di atas permukaan tanah
dan berdiri tegak disebut batang. Secara umum batang dan akar mempunyai
struktur yang relatif sama, keduanya memiliki stele dan xylem dan floem,
perisikel, endodermis, korteks dan epidermis. Perbedaanya adalah dalam hal
struktur berkas pengangkutnya. Pada akar, berkas xylem dan floem primer
terletak dalam radius yang berbeda dan terpisah satu dengan yang lainnya,
sedang pada batang berkas xylem dan floem terletak bersebelahan dan dalam
radius yang sama. Dalam perkembangan sekundernya, batang dan akar
mampunyai struktur yang relatif sama.
Menurut Tjitrosoepomo (2012), batang merupakan bagian tubuh
tumbuhan yang amat penting dan mengingat tempat serta kedudukan batang
bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh
tumbuhan.

B. Perkembangan Ontogeni Batang


Menurut Mulyani (2006), pucuk batang biasanya terdiri atas aksis, yaitu
epikotil yang berisi beberapa buku yang belum memanjang dan beberapa
primordial daun. Pada perkecambahan biji, embrio membesar dan mulai
tumbuh, meristem pucuk batang muda menambah primordial daun dan buku.
Panjang buku beragam pada spesies yang berbeda. Pada tumbuhan yang
daunnya tersusun pada roset basal, bukunya sangat pendek. Namun, sebagian
besar Spermatophyta bukunya memanjang. Setiap ruas terdapat satu atau
lebih daun. Susunan daun pada batang disebut filotaksis.
Posisi primordial pada ujung batang dipengaruhi oleh factor dalam, yaitu
faktor yang mengendalikan penebaran potensi pertumbuhandalam meristerm
pucuk. Susunan daun disebabkan oleh adanya interaksi dalam pucuk atau
pengaruh jaringan dewasa di bawah pucuk melalui perikambium. Ada tiga
teori utama yang mendasari penelitian mengenai interaksi local dalam pucuk.
1. Teori ruang pertama yang tesedia (first available space theory)
menurut teori ini, primordial daun meningkat dalam ruang pertama
yang mencapai lebar minimum dan jarak minimum dibawah pucuk
batang .
2. Teori lahan atau lahan primordial (leaf fields atau primordial fields
theory). Menurut teori ini, primordial bersama dengan bagian meristem
pucuk membentuk unit fisiologi. Primordial dibentuk pada tempat
yang khas.
3. Teori pilih ganda daun (multiple foliar helices theory)
Menurut teori ini, sifat mitosis khusus dipindahkan secara akropetal
yang berujung pada pusat pembentukan daun.

C. Batang Primer
Menurut Mulyani (2006), batang primer berkembang dari protoderm,
prokambium dan meristem dasar. Susunan dan struktur jaringan primer
batang adalah sebagai berikut.
Batang dikelilingi epidermis. Di antara sel epidermis ada yang berubah
menjadi sel penutup, idioblas dan berbagai tipe trikoma. Di sebelah dalam
epidermis terdapat korteks yang terdiri atas berbagai tipe sel. Korteks yang
paling sederhana seluruhya terdiri atas sel parenkim berdinding tipis. Pada
pelargonium, retama dan salicornia, parenkim berfungsi untuk fotosintesis
dan sebagai penyimpanan tepung dan metabolit lain. Daerah di luar korteks
yang berbatasan dengan epidermis terdiri atas kolenkim atau serabut. Korteks
batang ini dapat juga berisi sklereida, sel sekretori dan latisifer.
Batang antara korteks dan stele adalah endodermis. Endodermis batang
berbeda dengan endodermis akar. Sel endodermis terdiri atas sel hidup yang
berbentuk silinder kosong. Dinding endodermis mempunyai struktur yang
khas dan khusus. Pada dinding menjari dan melintang terdapat penebalan
lignin (zat kayu) dan suberin (zat gabus), yang disebut pita caspary. Dalam
perkembangannya, sel endodermis mengalami perubahan , yaitu penambahan
lapisan gabus di seluruh permukaan dalam dinding sel. Selanjutnya diikuti
dengan penambahan lapisan sekunder dari selulosa, yang sering kali berisi zat
kayu pada sisi dalam lapisan gabus. Lapisan endodermis batang
Dicotyledonae sering kali berisi butir tepung sehingga lapisan ini disebut
sarung tepung. Pada daerah batang yang tua tidak terdapat sarung tepung. Di
sebelah dalam lapisan dermis terdapat perisiklus yang merupakan satu lapisan
sel di luar floem.
Di sebelah dalam endodermis adalah stele yang berisi sistem pembuluh.
Pada Gymnospermae dan sebagian besar Dicotyledonae. Sistem pembuluh
terdiri atas silinder bercelah dan bagian tengahnya disebut empulur. Terdapat
dua tipe jaringan pembuluh, yaitu floem yang biasanya terletak di bagian
dalam. Xylem dan floem membentuk berkas pengangkut. Ada berbagai tipe
berkas pengangkut, yaitu sebagai berikut
1. Kolateral
Tipe kolateral dibedakan menjadi kolateral tertutup dan terbuka.
Disebut kolateral tertutup apabila di antara xylem dan floem tidak
terdapat kambium, tetapi terdapat parenkim penghubung. Tipe ini
biasa terdapat dalam batang Monocotyledonae. Pada kolateral
terbuka, di antara xylem dan floem terdapat kambium yang bersifat
dipleuris. Tipe ini biasanya terdapat pada batang Dicotyledonae.
2. Bikolateral
Berkas pengangkut tipe bikolateral terdiri atas satu bagian xylem di
tengah serta satu bagian floem di sebelah luar dan satu bagian di
sebelah dalam. Antara xylem dan floem luar terdapat kambium, dan
antara xylem dan floem dalam terdapat parenkim penghubung.
3. Konsentris (terpusat)
Berkas pengangkut tipe konsentris terdiri atas xylem yang dikelilingi
oleh floem atau sebaliknya. Apabila xylem dikelilingi oleh floem
disebut konsentris amfikribral, yang biasa terdapat pada Pteridophyta.
Apabila floem dikelilingi oleh xylem disebut konsentris amfivasal,
yang biasa terdapat pada Monocotyledonae.
4. Radial (menjari)
Berkas pengangkut tipe menjari terdiri atas xylem dan floem yang
tersusun berselang-seling menurut arah jari-jari. Susunan seperti ini
terdapat pada akar sewaktu xylem dan floem dalam keadaan primer.
Pada sebagian besar Monocotyledonae dan sedikit Dicotyledonae, sistem
pembuluh primer terdiri atas sejumlah besar berkas pengangkut yang terbesar
tidak beraturan sehingga tidak dapat dibedakan secara tegas batas antara
korteks, silinder pembuluh dan empulur.
Sistem pembuluh yang dibicarakan di atas adalah jaringan primer yang
terdiri atas protoxilem dan metaxilem serta protofloem dan metafloem.
Apabila protoxilem terdapat di bagian dalam dari metaxilen dan diferensiasi
metaxilem ke arah perifer seperti pada batang Angiospermae, disebut endark.
Apabila protoxilem terdapat di bagian luar dari metaxilem dan metaxilem
berdiferensiasi secara sentripental seperti pada akar Angiospermae, disebut
eksark. Sering kali terjadi mesark, apabila diferensiasi metaxilem kearah
sentripental dan sentrifugal dari protoxilem. Tipe mesark dan eksark xylem
primer tampaknya lebih primitif.
Pada Angiospermae, khususnya Dicotyledonae, silinder pembuluh primer
terputus-putus pada tiap ruas karena keluarnya satu atau lebih berkas
pengangkut yang masuk ke dalam daun. Bagian ini disebut jejak daun (leaf
trace). Menurut jumlah jejak daun pada tiap ruas, ada yang disebut unilakuna,
trilakuna, dan multilakuna.
Ujung pucuk berkembang menjadi cabang dan mempunyai hubungan
pembuluh dengan sumbu utama. Hubungan pembuluh ini disebut jejak
cabang (branch traces). Pada ruas, jejak cabang dekat sekali dengan jejak
daun.
Batang berbagai Dicotyledonae berbeda satu sama lain dalam hal pola
pembentukan jaringan pembuluh primer. Perbedaan ini ada hubungannya
dengan perkembangan evolusi. Diasumsikan bahwa selam terjadi evolusi,
silinder pembuluh primer menjadi lebih tipis dan terjadi pengurangan kea rah
menjari. Karena ada celah daun, celah batang, dan perforasi, pengurangan
jaringan pembuluh selanjutnya terjadi kea rah membujur. Silinder menjadi
terbelah menjadi untaian memanjang dan ini terdapat pada sebagian besar
Dicotyledonae.
Sistem pembuluh pada Monocotyledonae biasanya terdiri atas berkas
yang tersebar di seluruh jaringan dasar pada batang. Empulur merupakan
tubuh silindris dan jaringan di bagian tengah batang yang dikelilingi oleh
jaringan pembuluh. Empulur terdiri atas jaringan yang agak seragam,
terutama parenkim dengan susunan longgar, sering kali terdapat sel parenkim
yang berdinding tebal dengan penebalan lignin. Selain itu juga terdapat
sklereida. Pada beberapa spesies, terdapat struktur sekretori dalam empulur.
Pada batang beberapa tumbuhan.

D. Tipe Stele
Pola susunan jaringan pembuluh primer berbeda pada berbagai kelompok
tumbuhan, bahkan dalam spesies yang sama. Pola yang berbeda
menggambarkan berbagai tahap dalam evolusi sistem pembuluh primer. Para
ahli menggolongkan stele menjadi beberapa tipe, yaitu sebagai berikut
1. Protostele
Protostele merupakan tipe yang paling primitif. Jaringan pembuluh di
bagian tengahnya terdiri atas xylem yang dikelilingi oleh floem.
2. Sifomostele
Sifonostele merupakan modifikasi dari protostele.
3. Solenostele
Solenostele merupakan modifikasi dari sifonostele dengan adanya
jendela daun, yaitu bagian parenkimatis yang terdapat langsung di
atas pembelokan berkas pengangkut yang menuju ke daun. Pada
solenostele, jendela daun pendek yang tidak ada tumpang tindih
antara jendela daun yang satu dengan yang lainnya.
4. Eustele
Eustele pembuluh dari tumbuhan eustele terdiri atas berkas
pengangkut kolateral atau bikolateral.
5. Stele Polisiklus
Tipe stele ini merupakan tipe yang paling rumit di antara tumbuhan
paku. Strukturnya adalah sifonostele. Stele terdiri atas dua atau lebih
silinder terpusat dari jaringan pembuluh.
6. Ataktostele
Ataktostele adalah tipe stele yang berkas pengangkutnya tersebar
seperti yang terdapat pada Monocotyledonae.
7. Polistele
Pada sebagian besar tumbuhan hanya terdapat satu lingkaran
endodermis yang membatasi stele dengan korteks. Pada kasus yang
jarang terjadi, batang atau akar mempunyai lebih dari satu stele.
Kondisi seperti inilah yang disebut polistele.
Pada sifonostele tidak semua interupsi dalam jaringan pembuluh
adalah jendela daun seperti yang dijelaskan di atas. Bebepa interupsi
merupakan hasil dari reduksi jaringan pembuluh sekunder dan
pembentukan parenkim intervasikuler. Interupsi seperti ini disebut
perforasi. Apabila perforasi terdapat dalam solenostele akan kacau
dengan diktostele. Hubungan parenkim antara empulur dengan
korteks disebut jari-jari empulur.

E. Batang Sekunder
Menurut Nugroho (2006), pertumbuhan menebal yang terjadi pada
tumbuhan disebut pertumbuhan sekunder akibat adanya penambahan jaringan
sekunder. Jaringan sekunder dihasilkan oleh meristem sekunder, yaitu
kambium vaskuler dan cambium gabus (falogen).
Pada tumbuhan Dicotyledonae yang berkayu dan Gymnospermae,
jaringan berkas pengangkut primer yang berasal dari sel-sel prokambium
hanya berfungsi pada saat tumbuhan dalam fase perkembangan kemudian
fungsi pengangkutan digantikan oleh jaringan berkas pengankut sekunder
yang dihasilkan oleh kambium vaskuler. Akibat adanya pertumbuhan
menebal sekunder ini fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung digantikan
oleh jaringan gabus yang dihasilkan oleh kambium gabus.
Pada tumbuhan Monocotyledonae dan beberapa jenis lainnya, semua sel
penyusun prokambium berdiferensiasi menjadi jaringan berkas pengangkut
primer. Pada tumbuhan Dicotyledonae dan Gymnospermae selain
berdiferensiasi menjadi jaringan berkas pengangkut primer, sebagian dari
prokambium itu tetap bersifat meristematik dan berkembang menjadi
kambium. Kambium kearah dalam menghasilkan xylem sekunder dan ke arah
luar menghasilkan floem sekunder.
Setelah kambium mengadakan pertumbuhan sekunder, terbentuklah
kambium gabus. Kambium gabus dapat terbentuk dari berbagai jaringan
hidup, misalnya epidermis, parenkim korteks yang sel-selnya dapat berubah
menjadi meristematik. Kambium gabus (felogen) kearah luar membentuk
gabus (felem) dan kearah dalam membentuk parenkim (feloderm). Felogen,
felem, dan feloderm membentuk jaringan gabus sekunder (periderm). Dengan
adanya jaringan gabus maka bagian dalam tumbuhan hidup terpisah dari
udara luar sehingga diperlukan adanya hubungan antara bagian dalam
tumbuhan dengan udara luar untuk menunjang berbagai macam proses
kehidupan. Untuk dijumpai adanya lentisel pada jaringan gabus batang.
Jaringan gabus menggantikan epidermis sebagai jaringan pelindung.
Sebagai akibat adanya pertumbuhan menebal sekunder maka diameter
batang akan bertambah. Sel-sel floem primer akan terdesak kea rah luar oleh
sel-sel floem sekunder hasil pembelahan kambium. Untuk mengimbangi
pertumbuhan menebal sekunder sebagai aktivitas meristem kambium, sel-sel
parenkim penyusun jari-jari empulur mengadakan dilatasi, yaitu
pembentangan dan pembelahan sel kea rah tangensial atau periklinal untuk
mengimbangi adanya pertumbuhan menebal sekunder.
Menurut Mulyani (2006), pertumbuhan sekunder batang merupakan hasil
dari keaktifan cambium pembuluh yang membelah secara terus-menerus
sehingga jumlahnya meningkat. Pertumbuhan sekunder ini khas pada
tumbuhan Dikotil dan Gymnospermae. Beberapa dikotil menerna
(herbaceous) dan kebanyakan Monokotil tidak menebal sekunder. Pada
pertumbuhan sekunder terjadi pembentukan perisderm dari felogen.
Kambium yang terdapat di antara xylem dan floem disebut kambium
pembuluh, sementara kambium yang terdapat di antara berkas pengangkut
disebut kambium antar pembuluh (kambium intravaskuler).
Kambium mengadakan dilatasi, yaitu pembelahan dengan cepat kearah
membujur dan menjari sehingga diameter batang menjadi lebih tebal. Ke arah
dalam kambium membentuk xlem sekunder, sedangkan kea rah luar
membentuk floem sekunder. Jaringan yang dibentuk pada pertumbuhan
sekunder disebut jaringan yang dibentuk pada pertumbuhan sekunder disebut
jaringan sekunder.
Pada Gymnospermae, bagian kayu maupun kulit kayu mempunyai
banyak pembuluh resin, kecuali pada Gnetaceae. Pada Dicotyledonae tidak
terdapat pembuluh resin. Pada Monocotyledonae tidak terdapat pertumbuhan
sekunder. Antara xylem dan floem terdapat parenkim penghubung. Pada
tumbuhan yang masih muda, titik tumbuh kecil, tetapi semakin lama semakin
meluas sehingga batang Monocotyledonae juga dapat membesar. Jadi,
pembesaran batang tidak disebabkan oleh pertumbuhan sekundr, tetapi oleh
melebarnya titik tumbuh.

F. Tipe Batang
Menurut Rosanti (2013), batang tumbuhan dapat dibedakan menjadi
batang basah, batang berkayu, batang rumput, dan batang mending. Bila
dilihat dari bentuk penampang melintangnya, bentuk batang dibedakan
menjadi bulat (teres), bersegi (angularis), dan pipih. Permukaan batang dapat
berstruktur licin (laevis), berusuk (costatus), beralur (sulcatus), bersayap
(alatus), berambut (pilosus), berduri (spinosus), memperlihatkan bekas-bekas
daun, memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, memperlihatkan lentisel
dan lepasnya kerak.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum, tentang batang dilaksanakan pada hari Selasa,
tanggal 29 November 2016, pukul 11.00 13.00 WIB. Bertempat
dilaboratorium Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum, yaitu
a. Mikroskop
b. Objek glass
c. Pipet tetes
d. Silet/cutter
2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum, yaitu
a. Air (H2O)
b. Tanaman Iler (Coleus benth)
c. Tanaman Pletekan (Ruellia tuberosa L)
d. Rumput Teki (Cyperus rotundus)

C. Cara Kerja
1. Pengamatan Meristem Apeks Pucuk Batang Iler (Coleus benth).
a. Amati, gambar dan tulis keterangan gambar.
2. Pengamatan Batang Dikotil Pada Batang Pletekan (Ruellia tuberosa L).
a. Amati di bawah mikroskop preparat yang disediakan.
b. Gambar satu sektor dan perhatikan perbedaan bentuk tiap sel, tiap
jaringan dan beri keterangan.
3. Pengamatan Sistem Batang Monokotil Pada Rumput Teki (Cyperus
rotundus L).
a. Gambar bagan batang dengan detaik satu sector dan beri keterangan
bagian-bagiannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel 1. Pengamatan Tanaman Iler (Coleus sp)
Gambar Pengamatan

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
Perbesaran Perbesaran
4x10 10x10
(Sumber: Pribadi, 2016) (Sumber: Pribadi, 2016)

Keterangan Klasifikasi

Perbesaran 4x10 Regnum : Plantae


1. Epidermis
2. Palisade Devisi : Spermatophyta
3. Korteks Kelas : Dicotyledonae
4. Jaringan pembuluh
5. Meristem primer Ordo : Lamiales
Perbesaran 10x10
Famili : Lamiaceae
1. Epidermis
2. Palisade Genus : Coleus
3. Korteks
4. Jaringan pembuluh Spesies : Coleus sp
5. Meristem primer
Nama Daerah : Iler

(Nugroho, 2006)
Tabel 2. Pengamatan Tanaman Pletekan (Ruellia tuberosa L)
Gambar Pengamatan

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

Perbesaran Perbesaran
4x10 10x10
(Sumber: Pribadi, 2016) (Sumber: Pribadi, 2016)

Keterangan Klasifikasi

Perbesaran 4x10 Regnum : Plantae


1. Epidermis
2. Korteks Devisi : Spermatophyta
3. Empulur Kelas : Dicotyledonae
4. Floem
5. Kambium Ordo : Solanales
6. Xylem
Famili : Acanthaceae
Perbesaran 10x10
1. Epidermis Genus : Ruellia
2. Korteks
3. Empulur Spesies : Ruellia tuberose L
4. Floem
Nama Daerah : Pletekan
5. Kambium
6. Xylem (Nugroho, 2006)
Tabel 3. Pengamatan Rumput Teki (Cyperus rotundus L)
Gambar Pengamatan

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

Perbesaran Perbesaran
4x10 10x10
(Sumber: Pribadi, 2016)
(Sumber: Pribadi, 2016)

Keterangan Klasifikasi

Perbesaran 4x10 Regnum : Plantae


1. Epidermis
2. Korteks Devisi : Spermatophyta
3. Empulur Kelas : Monotyledonae
4. Floem
5. Kambium Ordo : Cyperales
6. Xylem
Famili : Cyperaceae
Perbesaran 10x10
1. Epidermis Genus : Cyperus
2. Korteks
3. Empulur Spesies : Cyperus Rotundus L
4. Floem
Nama Daerah : Rumput Teki
5. Kambium
6. Xylem (Nugroho, 2006)
A. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada penampang membujur pucuk pada
batang iler (Coleus benth) terdapat bagian-bagian epidermis, palisade,
korteks, jaringan pembuluh dan meristem apeks pada batang. Menurut
Tjitrosoepomo (2012), pada tumbuhan biji tungkai rangkap dua
(dicotyledonae) pada umumnya mempunyai batang yang dibagian bawahnya
lebih besar dan ke ujung semakin mengecil, jadi beberapa batangnya dapat
dipandang sebagai kerucut atau limas yang amat melintangnya dapat
mempunyai percabangan atau tidak. Pada bentuk batang penampang
melintangnya dapat berbentuk segi empat (quadrangularis) dan berusuk
(costatus) jika pada permukaannya terdapat rigi-rigi yang membujur,
misalnya pada iler (Coleus benth).
Menurut Hidayat (1995), di ujung sumbu titik tumbuhnya, batang
dikelilingi daun muda dan menjadi tunas terminal. Dibagian batang yang
lebih tua, yang daunnya saling berjauhan, buku (nodus) tempat daun melekat
pada batang dapat dibedakan dari ruas. Sistem jaringan pembuluh pada
batang primer berupa sejumlah berkas yang jelas terpisah satu dari yang lain
dan dinamakan ikatan pembuluh. Ikatan pembuluh juga dinamakan fesikel
dan terletak dalam lingkaran. Parenkim diantara dua ikatan pembuluh yang
berdampingan disebut parenkim interfesikel atau jari-jari empulur.
Menurut Heddy (1987), meristem batang berkembang selama
diferensiasi. Embrio cabang atau batang lateral muncul akibat perkembangan
meristem ujung batang induknya. Tunas-tunas cabang batang tumbuh pada
batang sebagai akibat dari pembentukan jaringan serupa meristem sekunder
pada pericycle, floem, bahkan cambium. Jaringan pembuluh primer juga
bersambungan tetapi tidak secara langsung, karena tipe-tipe ikatan pembuluh
dan susunannya sangat berbeda, dimana pada akar ke batang dari akar xylem
dan floem tersusun radial sedangkan pada batang secara kolateral. Fungsi
epidermis, korteks dan jaringan pembuluh yaitu epidermis, berbagai lapisan
penutup yang melindungi tubuh terhadap kerusakan. Jaringan pembuluh
digunakan untuk menemukan bagian dari sistem pembuluh tanaman yang
menyerupai suatu benang.
Berdasarkan hasil pengamatan pada penampang melintang batang dikotil
pada tanaman Pletekan (Ruellia tuberose L) terdapat bagian-bagian
epidermis, korteks, empulur, floem, cambium dan xylem. Menurut
Tjitrosoepomo (2012), batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat
penting dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan.
Tumbuhan biji belah (dicotyledonae) pada umumnya mempunyai batang
yang dibagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil, jadi
batangnya dapat dipandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat
memanjang, yang dapat mempunyai percabangan atau tidak.
Menurut Hidayat (1995), epidermis biasanya terdiri dari suatu lapisan sel
yang memiliki mulut daun (stomata) dan rambut (trikoma). Sel epidermis
adalah sel hidup dan mampu bermitosis. Hal itu penting dalam upaya
memperluas permukaan apabila terjadi tekanan dari dalam akibat
pertumbuhan sekunder. Respons sel epidermis terhadap tekanan itu adalah
dengan melebar tangensial dan membelah antiklinal. Sistem jaringan
pembuluh primer (sitem jaringan pembuluh yang terdapat dalam tumbuhan
yang belum menghasilkan cambium pembuluh jadi keadaan primer) terdiri
dari sejumlah berkas pembuluh yang berbeda-beda ukurannya.
Menurut Heddy (1987), empulur berada dalam hampir semua tanaman
hingga waktu yang tidak pasti. Dalam batang berkayu, perubahan yang terjadi
selama pembentukan galih pada lingkaran tahun pertama juga mempengaruhi
empulur. Cambium membentuk xylem (ke dalam) dan floem (ke luar).
Pembelahan bergenslai sel-sel cambium membentuk dua sel yang identik.
Pembelahan serupa berlangsung terus pada sel kambiu. Secara umum dapat
dikatakan bahwa pada tanaman yang mengalami pertumbuhan sekunder.
Proses pemanjangan pada batang segera diikuti perkembangan cambium.
Pada lapisan jaringanpembuluh sekunder memebentuk semacam silinder
menyelubungi xylem primer. Variasi struktur dijumpai pada leaf gap dan
branch gap, disini iaktan pembuluh mengalami pemutaran. Pada bagian
dalam yang berdasarkan perbatasan dengan empulur dijumpai permukaan
yang baralur.
Berdasarkan hasil pengamatan pada penampang melintang batang rumput
teki (Cyperus rotundus) terdapat bagian-bagian, yaitu epidermis, korteks dan
berkas pembuluh. Menurut Hidayat (1995), kedudukan daun pada batang atau
filotaksi menunjukkan beberapa pengamanan. Sistem jaringan pembuuluh
primer (meristem jaringan pembuluh yang terdapat dalam tumbuhan yang
belum menghasilkan kambium pembuluh jadi keadaannya primer) terdiri dari
sejumlah berkas pembuluh yang berbeda-beda ukurannya. Posisi xylem dan
floem dalam berkas atau disebut ikatan pembuluh beragam. Namu, beberapa
dikotil membentuk pita caspary pada sel lapisan korteks paling dalam dan
beberapa tumbuhan paku menunjukkan endodermis yang jelas. Jadi, ada batas
fisiologis antara korteks dan daerah silinder jaringan pembuluh.
Menurut Tjitrosoepomo (2012), tumbuhan yang jelas berbatang termasuk
batang mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-
ruas yang lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis globulosa),
wlingi (Scirpus grassus), dan tumbuhan sebangsa teki (Cyperaceae). Pada
tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) sebaliknya mempunyai batang
yang dari pangkal sampai ke ujung boleh dikatakan tidak ada perbedaan
besarnya. Hanya pada beberapa golongan saja yang pangkalnya tampak
membesar, tetapi selanjutnya ke atas tetap sama, seperti terlihat pada
bermacam-macam palma (Palmae). Bentuk batangnya pada rumput teki
bersegi (Angularis) berbentuk bangun segitiga (Triangularis), misalnya
batang teki (Cyperus rotundus). Pada batang suatu tumbuhan ada yang
bercabang ada yang tidak. Cabang-cabang kecil panjang yang tumbuh
merayap di atas tanah, misalnya pada daun kaki kuda dan merayap di dalam
tanah, misalnya teki (Cyperus rotuntus) dan kentang (Solanum tuberosum).
Menurut Heddy (1987), epidermis menyusun lapisan di seluruh tubuh
permukaan tumbuhan dan berkesinambungan kecuali pada stomata dan inti
sel. Fungsi utama ialah sebagai lapisan penutup yang melindungi terhadap
kerusakan mekanik dan kehilangan air yang berlebihan. Sedangkan epidermis
biasanya terdiri dari satu lapisan sel yang memiliki mulut daun (stomata) dan
rambut (trikoma). Pada pertumbuhan sekunder biasanya tidak begitu tampak
pada batang monokotil. Pada umumnya ikatan pembuluh tersebar di seluruh
stele.endodermis kurang, batas anatara korteks, pericycle, dan empulur tidak
jelas.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada penampang membujur pucuk pada
batang iler (Coleus benth) terdapat bagian-bagian epidermis, palisade,
korteks, jaringan pembuluh dan meristem apeks pada batang. Berdasarkan
hasil pengamatan pada penampang melintang batang dikotil pada tanaman
Pletekan (Ruellia tuberose L) terdapat bagian-bagian epidermis, korteks,
empulur, floem, cambium dan xylem. Berdasarkan hasil pengamatan pada
penampang melintang batang rumput teki (Cyperus rotundus) terdapat
bagian-bagian, yaitu epidermis, korteks dan berkas pembuluh.

B. Saran
Saat melakukan praktikum, sebaiknya semua praktikan lebih aktif dan
teliti dalam melakukan pengamatan agar dapat mengerti apa yang sedang di
praktikum kan.
DAFTAR PUSTAKA

Heddy, S. 1987. Biologi Pertanian. Jakarta: Rajawali Press.

Hidayat, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisus.

Nugroho, L. Hartanto. 2006. Struktur & Perkembangan Tumbuhan. Jakarta:


Penebar Swadaya.

Rosanti, D. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.

Tjitrosoepomo, G. 2012. Morfologi Tumbuhan. Jakartan: Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.
A. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada bunga sepatu (Hibiscus rosa
sinensis). Bunga sepatu termasuk kedalam golongan bunga tunggal. Bunga
tunggal memiliki bagian morfologi yang berbeda dengan bunga majemuk.
Bunga tunggal terdiri atas bagian-bagian seperti kepala sari, tangkai putik,
tangkai sari, mahkota bunga, putik, kelopak bunga, dasar bunga, bakal buah,
bakal biji dan tangkai bunga.
Menurut Tjitrosoepomo (2012), tunas yang mengalami perubahan bentuk
menjadi bunga, yaitu tangkai daun dan dasar bunga, sedangkan daun-daunnya
tetap bersifat seperti daun, hingga bentuk dan warnanya berubah dan sebagian
lagi mengalami metamorfosis. Bunga sepatu temasuk bunga di ketiak daun
dan termasuk jumlah bunganya terbesar serta dapat terpencar atau terpisah-
pisah.
Menurut Hidayat (1995), bunga memiliki struktur bunga, bagian bunga.
Bunga terdiri dari sejumlah bagian steril dan bagian reproduksi yang melekat
pada sumbu, yakni dasar bunga atau reseptakulum. Bagian sumbu yang
merupakan ruas batang yakni tangkai bunga, helai daun kelopak (sepal) dan
helai daun mahkota (petal), tangkai dan kepala putik. Tangkai putik
merupakan bagian karpel yang memanjang ke atas, kearah distal.
Menurut Suwasono (1987), tangkai putik merupakan bagian karpel yang
memanjang ke atas kearah distal ujung distal tangkai putik termodifikasi
sehingga menghasilkan lingkungan yang baik bagi perkecambahan butir sari.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan pada pengamatan
bunga tasbih (Canna indica), bunga tasbih termasuk dalam bunga majemuk
dalam kerangka bunga berbentuk tandan bunga muncul pada ujung batang.
Bagian-bagian pada bunga pada bagian morfologinya terdapat indung telur,
kelopak bunga, serbuk sari, kepala putik, mahkota bunga, leher putik, bakal
biji dan tangkai benang sari. Bunga ini memiliki lima buah benang sari,
bentuknya seperti lembaran mahkota yang memiliki bercak-bercak serta tiga
buah putik yang menyatu.
Menurut Tjitrosoepomo (2012), dasar bunga adalah bagian ujung bunga
dalam melekat dan berkumpulnya mahkota bunga, fungsi dari dasar bunga
adalah sebagai tempat berkumpulnya atau letak mahkota bunga.
Menurut Hidayat (1995), tangkai putik merupakan bagian karpel yang
memanjang kearah distal, pada gimnesium sinkarp, tangkai putik berasal dari
semua karpel yang dapat bersatu atau tetap terpisah. Stilus dapat berongga
atau padat, setiap bakal biji atau ovulum melekat pada dinding ovarium
dengan adanya tangkai bakal biji atau rumikulus yang mengandung satu
berkas pembuluh.
Menurut Nugroho (2006), dengan rumus bunga K3, 3, A5, 6(3) didapat
keterangan bahwa bunga tasbih (Canna indica) adalah bunga banci atau
dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan dan betina yang tidak
mempunyai simetri. Bakal buah bunga ini berada dibawah dasar mahkota
bunga sehingga dikatakan tenggelam.
Berdasarkan hasil praktikum pada pengamatan morfologi dari bunga
mangga (Mangifera indica), bunga mangga termasuk kedalam golongan
pembungaan majemuk yang tak terbatas, bunga lengkap, mempunyai kelamin
ganda dan termasuk bunga berkarang dalam malai (panincula). Bunga
mangga berwarna kuning kehijauan yang berbentuk piramid. Pada bagian
morfologi bunga mangga terdapat bagian-bagian seperti tangkai bunga,
tangkai daun, cabang bunga, satu bunga, daun bunga dan tangkai satu bunga.
Menurut Hidayat (1995), tangkai bunga merupakan bagian bunga yang
tepat berada dibawah bunga yang merupakan pendukung terakhir dari cabang
bunga, fungsi dari tangkai bunga adalah sebagai penghubung antara bunga
dan ranting.
Menurut Nugroho (2006), bakal buah pada bunga dibedakan atas dinding
bakal buah dan ruang bakal buah. Pada bakal buah beruang banyak terdapat
sekat pemisah, bakal biji (ovulum) terdapat pada daerah dinding bakal buah
dalam (adaksial) yang disebut plasenta.
Menurut Suwasono (1987), tangkai pada bunga mangga berbentuk bulat,
pendek, duduk pada cabang-cabang malai, mempunyai kelopak yang lonjong,
kepala sari berbentuk ginjal, dengan putik yang berbentuk segitiga dan
tersusun teratur pada zona khatulistiwa.
Berdasarkan hasil pengamatan pada bunga kenanga (Canargium
odorata). Pada bagian morfologinya, bunga ini termasuk kedalam
perkembangan majemuk, berbentuk bintang, pendek dan tumbuh
menggantung yang berwarna hijau kekuningan. Pada kenanga terdapat
bagian-bagian seperti daun mahkota, kelopak, tangkai bunga dan benang sari.
Menurut Heddy (1987), kelopak bunga tersusun atas daun kelopak
(sepala). Pada bunga daun kelopak mempunyai sifat khas yang berbeda-beda.
Benang sari ini merupakan alat kelamin jantan pada tumbuhan guna untuk
membuahi tumbuhan betina. Benang sari ini meliputi tangkai sari, kepala sari
dan penghubung ruang sari.
Menurut Hidayat (1995), mahkota bunga umumnya yang berjumlah
enam, namun terkadang berjumlah 8 atau 9, berdaging yang terlepas satu
sama lain, dan tersusun dalam dua lingkaran yang masing-masing biasanya
berjumlah tiga. Benang sarinya banyak dan ruang tempat sari berbentuk
memanjang dan tertutup.
Menurut Nugroho (2006), kepala sari atau anther adalah bagian benang
sari yang terdapat pada ujung tangkai sari. Tangkai sari ialah tempat
melekatnya benang sari. Pada tumbuhan ini juga mengalami pembuahan yang
disebut bakal buah. Bakal buah adalah bagian putik yang membesar terdapat
di biji atau bakal biji. Jika dalam bakal buah terdapat lebih dari satu ruang,
maka bakal buah itu akan mempunyai sekat atau dinding pemisah.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada pengamatan
bunga anggrek (Dendribium anosman L), pada bagian morfologinya terdapat
bagian-bagian seperti dasar bunga, benang sari, putik, tangkai sari, kelopak
dan mahkota bunga. Bunga anggrek sendiri merupakan tanaman hias yang
mempunyai struktur yang sama.
Menurut Tjitrosoepomo (2012), pada bunga yang tergolong bisexualis,
kelamin bunga terdiri dari benang sari empat sterilfoestil, berbentuk lembaran
mahkota bunga yang disebut stamedium. Putik berbentuk pipih, buah berupa
buah kotak berbentuk bulat telur dan pada bagian luar terdapat duri-duri
lunak.
Menurut Hidayat (1995), pada bunga bisa ditemukan satu helai karpel
atau lebih, jika terdapat dua karpel atau lebih, maka karpel dapat lepas satu
dari yang lain. Dalam pembentukannya menjadi ginesium, karperl dianggap
melipat sepanjang tepinya sedemikian rupa sehingga sisi adaksial berada di
dalam ruang tertutup dan tepinya saling melekat. Kebanyakan angiospermae
memiliki kepala sari yang tetra sporongiat dengan dua ruang sari dalam setiap
cupung kepala sari sehingga jumlah keseluruhannya empat.
Menurut Mulyani (2006), pistil (putik) adalah bagian alat
perkembangbiakan bunga atau fertilisasi yaitu alat kelamin betina terdapat
bakal bunga sedangkan bakal biji pada putik. Putik terdapat ditengah-tengah
bagian bunga yang dikelilingi oleh benang sari, putik terdiri atas dua bagian
kepala putik dan tangkai putik.
LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR PERKEMBANGAN
TUMBUHAN I

NAMA : Fifi
NIM : 1532220121
DOSEN PEMBIMBING : Ike Apriani, M.Si

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2016
LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR PERKEMBANGAN
TUMBUHAN I

NAMA : Tia Meilia Harum Sari


NIM : 1532220107
DOSEN PEMBIMBING : Ike Apriani, M.Si

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2016
LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR PERKEMBANGAN
TUMBUHAN I

NAMA : Rini Amanda Ibtihal Alhaqqo


NIM : 1532220097
DOSEN PEMBIMBING : Ike Apriani, M.Si

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2016
LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR PERKEMBANGAN
TUMBUHAN I

NAMA : Sonaria
NIM : 1532220105
DOSEN PEMBIMBING : Ike Apriani, M.Si

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2016
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat, rahmat, serta karunia-NYA, sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan Laporan Struktur Perkembangan Tumbuhan I.
Ungkapan terima kasih juga saya sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan penulisan laporan ini, dan juga saya
ucapkan terima kasih kepada ibu Ike Apriani, M.Si selaku dosen pembimbing.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan laporan saya ini
sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran serta
masukkan yang sangat membangun saya harapkan demi kesempurnaan laporan
ini. Apabila ada kata-kata yang salah mohon maaf kepada Allah saya mohon
ampun.

Palembang, 20 Desember 2016

Penulis

Fifi

Anda mungkin juga menyukai