BUNGA
Oleh:
Kelompok 3
1. Ayu lestari (1532220119)
2. Fifi (1532220121)
3. Hartanti Yunita (1532220123)
4. Putri Novia Sari (1532220128)
5. Yeni Yusnia (1532220116)
Dosen Pembimbing:
Ike Apriani, M.Si
Oleh:
Kelompok 3
6. Ayu lestari (1532220119)
7. Fifi (1532220121)
8. Hartanti Yunita (1532220123)
9. Putri Novia Sari (1532220128)
10. Yeni Yusnia (1532220116)
Dosen Pembimbing:
Ike Apriani, M.Si
A. Pengertian Batang
Menurut Nugroho (2006), bagian dari aksis tumbuhan yang menopang
daun dan organ reproduktif, dan biasanya terletak di atas permukaan tanah
dan berdiri tegak disebut batang. Secara umum batang dan akar mempunyai
struktur yang relatif sama, keduanya memiliki stele dan xylem dan floem,
perisikel, endodermis, korteks dan epidermis. Perbedaanya adalah dalam hal
struktur berkas pengangkutnya. Pada akar, berkas xylem dan floem primer
terletak dalam radius yang berbeda dan terpisah satu dengan yang lainnya,
sedang pada batang berkas xylem dan floem terletak bersebelahan dan dalam
radius yang sama. Dalam perkembangan sekundernya, batang dan akar
mampunyai struktur yang relatif sama.
Menurut Tjitrosoepomo (2012), batang merupakan bagian tubuh
tumbuhan yang amat penting dan mengingat tempat serta kedudukan batang
bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh
tumbuhan.
C. Batang Primer
Menurut Mulyani (2006), batang primer berkembang dari protoderm,
prokambium dan meristem dasar. Susunan dan struktur jaringan primer
batang adalah sebagai berikut.
Batang dikelilingi epidermis. Di antara sel epidermis ada yang berubah
menjadi sel penutup, idioblas dan berbagai tipe trikoma. Di sebelah dalam
epidermis terdapat korteks yang terdiri atas berbagai tipe sel. Korteks yang
paling sederhana seluruhya terdiri atas sel parenkim berdinding tipis. Pada
pelargonium, retama dan salicornia, parenkim berfungsi untuk fotosintesis
dan sebagai penyimpanan tepung dan metabolit lain. Daerah di luar korteks
yang berbatasan dengan epidermis terdiri atas kolenkim atau serabut. Korteks
batang ini dapat juga berisi sklereida, sel sekretori dan latisifer.
Batang antara korteks dan stele adalah endodermis. Endodermis batang
berbeda dengan endodermis akar. Sel endodermis terdiri atas sel hidup yang
berbentuk silinder kosong. Dinding endodermis mempunyai struktur yang
khas dan khusus. Pada dinding menjari dan melintang terdapat penebalan
lignin (zat kayu) dan suberin (zat gabus), yang disebut pita caspary. Dalam
perkembangannya, sel endodermis mengalami perubahan , yaitu penambahan
lapisan gabus di seluruh permukaan dalam dinding sel. Selanjutnya diikuti
dengan penambahan lapisan sekunder dari selulosa, yang sering kali berisi zat
kayu pada sisi dalam lapisan gabus. Lapisan endodermis batang
Dicotyledonae sering kali berisi butir tepung sehingga lapisan ini disebut
sarung tepung. Pada daerah batang yang tua tidak terdapat sarung tepung. Di
sebelah dalam lapisan dermis terdapat perisiklus yang merupakan satu lapisan
sel di luar floem.
Di sebelah dalam endodermis adalah stele yang berisi sistem pembuluh.
Pada Gymnospermae dan sebagian besar Dicotyledonae. Sistem pembuluh
terdiri atas silinder bercelah dan bagian tengahnya disebut empulur. Terdapat
dua tipe jaringan pembuluh, yaitu floem yang biasanya terletak di bagian
dalam. Xylem dan floem membentuk berkas pengangkut. Ada berbagai tipe
berkas pengangkut, yaitu sebagai berikut
1. Kolateral
Tipe kolateral dibedakan menjadi kolateral tertutup dan terbuka.
Disebut kolateral tertutup apabila di antara xylem dan floem tidak
terdapat kambium, tetapi terdapat parenkim penghubung. Tipe ini
biasa terdapat dalam batang Monocotyledonae. Pada kolateral
terbuka, di antara xylem dan floem terdapat kambium yang bersifat
dipleuris. Tipe ini biasanya terdapat pada batang Dicotyledonae.
2. Bikolateral
Berkas pengangkut tipe bikolateral terdiri atas satu bagian xylem di
tengah serta satu bagian floem di sebelah luar dan satu bagian di
sebelah dalam. Antara xylem dan floem luar terdapat kambium, dan
antara xylem dan floem dalam terdapat parenkim penghubung.
3. Konsentris (terpusat)
Berkas pengangkut tipe konsentris terdiri atas xylem yang dikelilingi
oleh floem atau sebaliknya. Apabila xylem dikelilingi oleh floem
disebut konsentris amfikribral, yang biasa terdapat pada Pteridophyta.
Apabila floem dikelilingi oleh xylem disebut konsentris amfivasal,
yang biasa terdapat pada Monocotyledonae.
4. Radial (menjari)
Berkas pengangkut tipe menjari terdiri atas xylem dan floem yang
tersusun berselang-seling menurut arah jari-jari. Susunan seperti ini
terdapat pada akar sewaktu xylem dan floem dalam keadaan primer.
Pada sebagian besar Monocotyledonae dan sedikit Dicotyledonae, sistem
pembuluh primer terdiri atas sejumlah besar berkas pengangkut yang terbesar
tidak beraturan sehingga tidak dapat dibedakan secara tegas batas antara
korteks, silinder pembuluh dan empulur.
Sistem pembuluh yang dibicarakan di atas adalah jaringan primer yang
terdiri atas protoxilem dan metaxilem serta protofloem dan metafloem.
Apabila protoxilem terdapat di bagian dalam dari metaxilen dan diferensiasi
metaxilem ke arah perifer seperti pada batang Angiospermae, disebut endark.
Apabila protoxilem terdapat di bagian luar dari metaxilem dan metaxilem
berdiferensiasi secara sentripental seperti pada akar Angiospermae, disebut
eksark. Sering kali terjadi mesark, apabila diferensiasi metaxilem kearah
sentripental dan sentrifugal dari protoxilem. Tipe mesark dan eksark xylem
primer tampaknya lebih primitif.
Pada Angiospermae, khususnya Dicotyledonae, silinder pembuluh primer
terputus-putus pada tiap ruas karena keluarnya satu atau lebih berkas
pengangkut yang masuk ke dalam daun. Bagian ini disebut jejak daun (leaf
trace). Menurut jumlah jejak daun pada tiap ruas, ada yang disebut unilakuna,
trilakuna, dan multilakuna.
Ujung pucuk berkembang menjadi cabang dan mempunyai hubungan
pembuluh dengan sumbu utama. Hubungan pembuluh ini disebut jejak
cabang (branch traces). Pada ruas, jejak cabang dekat sekali dengan jejak
daun.
Batang berbagai Dicotyledonae berbeda satu sama lain dalam hal pola
pembentukan jaringan pembuluh primer. Perbedaan ini ada hubungannya
dengan perkembangan evolusi. Diasumsikan bahwa selam terjadi evolusi,
silinder pembuluh primer menjadi lebih tipis dan terjadi pengurangan kea rah
menjari. Karena ada celah daun, celah batang, dan perforasi, pengurangan
jaringan pembuluh selanjutnya terjadi kea rah membujur. Silinder menjadi
terbelah menjadi untaian memanjang dan ini terdapat pada sebagian besar
Dicotyledonae.
Sistem pembuluh pada Monocotyledonae biasanya terdiri atas berkas
yang tersebar di seluruh jaringan dasar pada batang. Empulur merupakan
tubuh silindris dan jaringan di bagian tengah batang yang dikelilingi oleh
jaringan pembuluh. Empulur terdiri atas jaringan yang agak seragam,
terutama parenkim dengan susunan longgar, sering kali terdapat sel parenkim
yang berdinding tebal dengan penebalan lignin. Selain itu juga terdapat
sklereida. Pada beberapa spesies, terdapat struktur sekretori dalam empulur.
Pada batang beberapa tumbuhan.
D. Tipe Stele
Pola susunan jaringan pembuluh primer berbeda pada berbagai kelompok
tumbuhan, bahkan dalam spesies yang sama. Pola yang berbeda
menggambarkan berbagai tahap dalam evolusi sistem pembuluh primer. Para
ahli menggolongkan stele menjadi beberapa tipe, yaitu sebagai berikut
1. Protostele
Protostele merupakan tipe yang paling primitif. Jaringan pembuluh di
bagian tengahnya terdiri atas xylem yang dikelilingi oleh floem.
2. Sifomostele
Sifonostele merupakan modifikasi dari protostele.
3. Solenostele
Solenostele merupakan modifikasi dari sifonostele dengan adanya
jendela daun, yaitu bagian parenkimatis yang terdapat langsung di
atas pembelokan berkas pengangkut yang menuju ke daun. Pada
solenostele, jendela daun pendek yang tidak ada tumpang tindih
antara jendela daun yang satu dengan yang lainnya.
4. Eustele
Eustele pembuluh dari tumbuhan eustele terdiri atas berkas
pengangkut kolateral atau bikolateral.
5. Stele Polisiklus
Tipe stele ini merupakan tipe yang paling rumit di antara tumbuhan
paku. Strukturnya adalah sifonostele. Stele terdiri atas dua atau lebih
silinder terpusat dari jaringan pembuluh.
6. Ataktostele
Ataktostele adalah tipe stele yang berkas pengangkutnya tersebar
seperti yang terdapat pada Monocotyledonae.
7. Polistele
Pada sebagian besar tumbuhan hanya terdapat satu lingkaran
endodermis yang membatasi stele dengan korteks. Pada kasus yang
jarang terjadi, batang atau akar mempunyai lebih dari satu stele.
Kondisi seperti inilah yang disebut polistele.
Pada sifonostele tidak semua interupsi dalam jaringan pembuluh
adalah jendela daun seperti yang dijelaskan di atas. Bebepa interupsi
merupakan hasil dari reduksi jaringan pembuluh sekunder dan
pembentukan parenkim intervasikuler. Interupsi seperti ini disebut
perforasi. Apabila perforasi terdapat dalam solenostele akan kacau
dengan diktostele. Hubungan parenkim antara empulur dengan
korteks disebut jari-jari empulur.
E. Batang Sekunder
Menurut Nugroho (2006), pertumbuhan menebal yang terjadi pada
tumbuhan disebut pertumbuhan sekunder akibat adanya penambahan jaringan
sekunder. Jaringan sekunder dihasilkan oleh meristem sekunder, yaitu
kambium vaskuler dan cambium gabus (falogen).
Pada tumbuhan Dicotyledonae yang berkayu dan Gymnospermae,
jaringan berkas pengangkut primer yang berasal dari sel-sel prokambium
hanya berfungsi pada saat tumbuhan dalam fase perkembangan kemudian
fungsi pengangkutan digantikan oleh jaringan berkas pengankut sekunder
yang dihasilkan oleh kambium vaskuler. Akibat adanya pertumbuhan
menebal sekunder ini fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung digantikan
oleh jaringan gabus yang dihasilkan oleh kambium gabus.
Pada tumbuhan Monocotyledonae dan beberapa jenis lainnya, semua sel
penyusun prokambium berdiferensiasi menjadi jaringan berkas pengangkut
primer. Pada tumbuhan Dicotyledonae dan Gymnospermae selain
berdiferensiasi menjadi jaringan berkas pengangkut primer, sebagian dari
prokambium itu tetap bersifat meristematik dan berkembang menjadi
kambium. Kambium kearah dalam menghasilkan xylem sekunder dan ke arah
luar menghasilkan floem sekunder.
Setelah kambium mengadakan pertumbuhan sekunder, terbentuklah
kambium gabus. Kambium gabus dapat terbentuk dari berbagai jaringan
hidup, misalnya epidermis, parenkim korteks yang sel-selnya dapat berubah
menjadi meristematik. Kambium gabus (felogen) kearah luar membentuk
gabus (felem) dan kearah dalam membentuk parenkim (feloderm). Felogen,
felem, dan feloderm membentuk jaringan gabus sekunder (periderm). Dengan
adanya jaringan gabus maka bagian dalam tumbuhan hidup terpisah dari
udara luar sehingga diperlukan adanya hubungan antara bagian dalam
tumbuhan dengan udara luar untuk menunjang berbagai macam proses
kehidupan. Untuk dijumpai adanya lentisel pada jaringan gabus batang.
Jaringan gabus menggantikan epidermis sebagai jaringan pelindung.
Sebagai akibat adanya pertumbuhan menebal sekunder maka diameter
batang akan bertambah. Sel-sel floem primer akan terdesak kea rah luar oleh
sel-sel floem sekunder hasil pembelahan kambium. Untuk mengimbangi
pertumbuhan menebal sekunder sebagai aktivitas meristem kambium, sel-sel
parenkim penyusun jari-jari empulur mengadakan dilatasi, yaitu
pembentangan dan pembelahan sel kea rah tangensial atau periklinal untuk
mengimbangi adanya pertumbuhan menebal sekunder.
Menurut Mulyani (2006), pertumbuhan sekunder batang merupakan hasil
dari keaktifan cambium pembuluh yang membelah secara terus-menerus
sehingga jumlahnya meningkat. Pertumbuhan sekunder ini khas pada
tumbuhan Dikotil dan Gymnospermae. Beberapa dikotil menerna
(herbaceous) dan kebanyakan Monokotil tidak menebal sekunder. Pada
pertumbuhan sekunder terjadi pembentukan perisderm dari felogen.
Kambium yang terdapat di antara xylem dan floem disebut kambium
pembuluh, sementara kambium yang terdapat di antara berkas pengangkut
disebut kambium antar pembuluh (kambium intravaskuler).
Kambium mengadakan dilatasi, yaitu pembelahan dengan cepat kearah
membujur dan menjari sehingga diameter batang menjadi lebih tebal. Ke arah
dalam kambium membentuk xlem sekunder, sedangkan kea rah luar
membentuk floem sekunder. Jaringan yang dibentuk pada pertumbuhan
sekunder disebut jaringan yang dibentuk pada pertumbuhan sekunder disebut
jaringan sekunder.
Pada Gymnospermae, bagian kayu maupun kulit kayu mempunyai
banyak pembuluh resin, kecuali pada Gnetaceae. Pada Dicotyledonae tidak
terdapat pembuluh resin. Pada Monocotyledonae tidak terdapat pertumbuhan
sekunder. Antara xylem dan floem terdapat parenkim penghubung. Pada
tumbuhan yang masih muda, titik tumbuh kecil, tetapi semakin lama semakin
meluas sehingga batang Monocotyledonae juga dapat membesar. Jadi,
pembesaran batang tidak disebabkan oleh pertumbuhan sekundr, tetapi oleh
melebarnya titik tumbuh.
F. Tipe Batang
Menurut Rosanti (2013), batang tumbuhan dapat dibedakan menjadi
batang basah, batang berkayu, batang rumput, dan batang mending. Bila
dilihat dari bentuk penampang melintangnya, bentuk batang dibedakan
menjadi bulat (teres), bersegi (angularis), dan pipih. Permukaan batang dapat
berstruktur licin (laevis), berusuk (costatus), beralur (sulcatus), bersayap
(alatus), berambut (pilosus), berduri (spinosus), memperlihatkan bekas-bekas
daun, memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, memperlihatkan lentisel
dan lepasnya kerak.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
C. Cara Kerja
1. Pengamatan Meristem Apeks Pucuk Batang Iler (Coleus benth).
a. Amati, gambar dan tulis keterangan gambar.
2. Pengamatan Batang Dikotil Pada Batang Pletekan (Ruellia tuberosa L).
a. Amati di bawah mikroskop preparat yang disediakan.
b. Gambar satu sektor dan perhatikan perbedaan bentuk tiap sel, tiap
jaringan dan beri keterangan.
3. Pengamatan Sistem Batang Monokotil Pada Rumput Teki (Cyperus
rotundus L).
a. Gambar bagan batang dengan detaik satu sector dan beri keterangan
bagian-bagiannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Pengamatan Tanaman Iler (Coleus sp)
Gambar Pengamatan
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
Perbesaran Perbesaran
4x10 10x10
(Sumber: Pribadi, 2016) (Sumber: Pribadi, 2016)
Keterangan Klasifikasi
(Nugroho, 2006)
Tabel 2. Pengamatan Tanaman Pletekan (Ruellia tuberosa L)
Gambar Pengamatan
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
Perbesaran Perbesaran
4x10 10x10
(Sumber: Pribadi, 2016) (Sumber: Pribadi, 2016)
Keterangan Klasifikasi
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
Perbesaran Perbesaran
4x10 10x10
(Sumber: Pribadi, 2016)
(Sumber: Pribadi, 2016)
Keterangan Klasifikasi
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada penampang membujur pucuk pada
batang iler (Coleus benth) terdapat bagian-bagian epidermis, palisade,
korteks, jaringan pembuluh dan meristem apeks pada batang. Berdasarkan
hasil pengamatan pada penampang melintang batang dikotil pada tanaman
Pletekan (Ruellia tuberose L) terdapat bagian-bagian epidermis, korteks,
empulur, floem, cambium dan xylem. Berdasarkan hasil pengamatan pada
penampang melintang batang rumput teki (Cyperus rotundus) terdapat
bagian-bagian, yaitu epidermis, korteks dan berkas pembuluh.
B. Saran
Saat melakukan praktikum, sebaiknya semua praktikan lebih aktif dan
teliti dalam melakukan pengamatan agar dapat mengerti apa yang sedang di
praktikum kan.
DAFTAR PUSTAKA
NAMA : Fifi
NIM : 1532220121
DOSEN PEMBIMBING : Ike Apriani, M.Si
NAMA : Sonaria
NIM : 1532220105
DOSEN PEMBIMBING : Ike Apriani, M.Si
Segala puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat, rahmat, serta karunia-NYA, sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan Laporan Struktur Perkembangan Tumbuhan I.
Ungkapan terima kasih juga saya sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan penulisan laporan ini, dan juga saya
ucapkan terima kasih kepada ibu Ike Apriani, M.Si selaku dosen pembimbing.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan laporan saya ini
sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran serta
masukkan yang sangat membangun saya harapkan demi kesempurnaan laporan
ini. Apabila ada kata-kata yang salah mohon maaf kepada Allah saya mohon
ampun.
Penulis
Fifi