( HOT )
JUDUL : KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
KELOMPOK III:
Kelas : 3B
Dosen Pengampu :
Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd
DAFTAR PUSTAKA
1. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Kata pemecahan berarti proses, cara, perbuatan memecah atau
memecahkan/menyelesaikan. Masalah berarti Sesuatu yang harus diselesaikan
(dipecahkan), soal, persoalan. Sebagian besar ahli Pendidikan Matematika
menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau
direspon. Namun mereka menyatakan juga bahwa tidak semua pertanyaan
otomatis akan menjadi masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika
pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak
dapat dipecahkan oleh prosedur rutin (routine procedure) yang sudah diketahui
peserta didik. Jadi, kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan peserta
didik untuk menyelesaikan pertanyaan yang menantang yang tidak dapat dipecahkan
oleh prosedur rutin yang sudah diketahui peserta didik.
Polya (dalam Upu, 2003: 31) mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu
usaha mencari jalan keluar dari suatu tujuan yang tidak begitu mudah segera dapat
dicapai. Sedangkan Siswono (2008:35), menjelaskan bahwa pemecahan masalah
adalah suatu proses atau upaya individu untuk merespons atau mengatasi halangan
atau kendala ketika suatu jawaban atau metode jawaban belum tampak jelas. Dari
pengertian pemecahan masalah yang dikemukakan di atas mengindikasikan bahwa
diperolehnya solusi suatu masalah menjadi syarat bagi proses pemecahan masalah
dikatakan berhasil.
Pada tahun 1983, Mayer mendefinisikan pemecahan masalah sebagai suatu
proses banyak langkah dengan si pemecah masalah harus menemukan hubungan
antara pengalaman (skema) masa lalunya dengan masalah yang sekarang dihadapinya
dan kemudian bertindak untuk menyelesaikannya (Kirkley, 2003).
Menurut Robert L. Solso (Ratnasari, 2014), pemecahan masalah adalah suatu
pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan solusi atau jalan keluar
untuk suatu masalah yang spesifik. Sedangkan Siwono (2008) berpendapat bahwa
pemecahan masalah adalah suatu proses atau upaya individu untuk merespon atau
mengatasi halangan atau kendala ketika suatu jawaban atau metode jawaban belum
tampak jelas. Dengan demikian pemecahan masalah adalah proses berpikir individu
secara terarah untuk menentukan apa yang harus dilakukan dalam mengatasi suatu
masalah.
Menurut Dahar (1989: 138), pemecahan masalah merupakan suatu kegiatan
manusia yang menggabungkan konsep-konsep dan aturan-aturan yang telah diperoleh
sebelumnya, dan tidak sebagai suatu keterampilan generik. Pengertian ini
mengandung makna bahwa ketika seseorang telah mampu menyelesaikan suatu
masalah, maka seseorang itu telah memiliki suatu kemampuan baru. Kemampuan ini
dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang relevan. Semakin
banyak masalah yang dapat diselesaikan oleh seseorang, maka ia akan semakin
banyak memiliki kemampuan yang dapat membantunya untuk mengarungi hidupnya
sehari-hari.
Sumarmo (2000: 8) berpendapat bahwa pemecahan masalah adalah suatu
proses untuk mengatasi kesulitan yang ditemui untuk mencapai suatu tujuan yang
diinginkan. Sementara itu Montague (2007) mengatakan bahwa pemecahan masalah
matematis adalah suatu aktivitas kognitif yang kompleks yang disertai sejumlah
proses dan strategi.
Dari beberapa pendapat tersebut, pemecahan masalah matematis merupakan
suatu aktivitas kognitif yang kompleks, sebagai proses untuk mengatasi suatu
masalah yang ditemui dan untuk menyelesaikannya diperlukan sejumlah strategi.
Melatih siswa dengan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika bukan
hanya sekedar mengharapkan siswa dapat menyelesaikan soal atau masalah yang
diberikan, namun diharapkan kebiasaaan dalam melakukan proses pemecahan
masalah membuatnya mampu menjalani hidup yang penuh kompleksitas
permasalahan.
NCTM menetapkan pemecahan masalah sebagai suatu tujuan dan
pendekatan. Memecahkan masalah bermakna menjawab suatu pertanyaan dimana
metode untuk mencari solusi dari pertanyaan tersebut tidak dikenal terlebih dahulu.
Untuk menemukan suatu solusi, siswa harus menggunakan hal-hal yang telah
dipelajari sebelumnya dan melalui proses dimana mereka akan mengembangkan
pemahaman - pemahaman matematika baru. Memecahkan masalah bukanlah hanya
suatu tujuan dari belajar matematika tetapi sekaligus merupakan alat utama untuk
melakukan proses belajar itu (NCTM, 2000: 52).
Kesumawati (Chotimah, 2014) menyatakan kemampuan pemecahan masalah
matematis adalah kemampuan megidentifikasi unsur-unsur yang diketahui,
ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan, mampu membuat atau menyusun
model matematika, dapat memilih dan mengembangkan strategi pemecahan, mampu
menjelaskan dan memeriksa kebenaran jawaban yang diperoleh.
Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah suatu keterampilan pada
diri peserta didik agar mampu menggunakan kegiatan matematik untuk memecahkan
masalah dalammatematika, masalah dalam ilmu lain dan masalah dalam kehidupan
sehari-hari (Soedjadi, 1994:36).
Menurut Polya, ada empat langkah yang digunakan sebagai strategi untuk
memecahkan masalah, yaitu: memahami masalah, merencanakan pemecahan,
memecahkan masalah sesuai rencana, dan melakukan pengecekan kembali terhadap
semua hasil yang telah diperoleh. Dalam pemecahan masalah peserta didik mampu
memahami masalah, memilih strategi penyelesaian, dan memecahkan masalah.
Dari beberapa strategi pemecahan masalah yang disampaikan oleh para ahli
dapat disimpulkan bahwa untuk memecahkan masalah, peserta didik harus memiliki
kemampuan memahami konsep-konsep yang ada dalam matematika terlebih
dahulu dan kemampuan bernalar peserta didik yang baik akan membantu peserta
didik dalam memecahkan masalah.
1. Masalah terkait dengan menemukan sesuatu yang teoritas atau praktis, abstrak
atau kongrit
2. Masalah terkait dengan membuktikan atau menunjukan suatu pernyataan itu
benar atau salah atau tidak keduanya.
Trautman (1982) menyatakan bahwa ada dua jenis pemecahan masalah
matematika. Jenis pertama adalah pemecahan masalah yang merupkan masalah rutin .
Jenis kedua adalah masalah yang diberikan merupakan situasi masalah yang tidak
biasa dan tidak ada standar yang pasti untuk menyelesaikannya. Masalah matematika
yang merupakan masalah rutin adalah masalah yang disusun berkaitan secara
langsung dengan konsep-konsep yang diberikan pada suatu topik. Sedangkan masalah
tidak rutin adalah masalah yang disusun dengan maksud untuk memperluas wawasan
sebagai aplikasi suatu konsep dalam memecahkan masalah nyata yang dihadapi, baik
masalah yang berhubungan secara langsung dengan konsep tertentu maupun dengan
disiplin ilmu yang lain.
Kirkley, Jamie. (2003). Principles for Teaching Problem Solving. Plato Learning, Inc.
Montague, M. (2007). Math Problem Solving for Middle School Students with
Disabilities. [on-line]. Avaliable: http://www.k8accesscenter.org/training_
resources/MathProblemSolving.asp. [26 Mei 2008].
Polya, G. (1985). How to Solve It. A New Aspect of Mathematical Method. Second
Edition. New Jersey: Princeton University Press.
Ratnasari, Desi. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa. Skripsi Sarjana. UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta.Tidak dipublikasikan.
Upu, Hamzah. 2003. Problem Posing dan Problem Solving Dalam Pembelajaran
Matematika. Bandung: Pustaka Ramadhan.