Anda di halaman 1dari 13

Operasi Matrik (Penjumlahan, Pengurangan,

Perkalian dan Transpose Matrik)


hari almakky Tuesday, January 13, 2015 Aljabar Linear
A. Penjumlahan dan Pengurangan Matriks

Dua buah matriks dapat dikurangkan atau dijumlahkan dengan syarat kedua matriks tersebut
harus berorde sama. Jika kedua matriks ordenya tidak sama maka mustahil keduanya dapat
dijumlahkan. Cara penjumlahannya adalah dengan menjumlahkan entri entri / elemen elemen
kedua matriks yang bersesuaian.

Contoh :
A = [1 2 3 ; 4 5 6 ; 7 8 9 ] 3 X 3
B = [ 5 2 -3 ; 6 5 6 ; 7 -1 3 ] 3 X 3
Carilah :
A+B
AB
Jawab :
A + B = [ 1+5 2+2 3+(-3) ; 4+6 5+5 6+6 ; 7+7 8+(-1) 9+3 ]
A + B = [ 6 4 0 ; 10 10 12 ; 14 7 12 ]
A - B = [ 1-5 2-2 3-(-3) ; 4-6 5-5 6-6 ; 7-7 8-(-1) 9-3 ]
A - B = [ -4 0 6 ; -2 0 0 ; 0 9 6 ]
Penjumlahan matrik menggunakan matlab
>> A = [1 2 3;4 5 6;7 8 9]
A=
1 2 3
4 5 6
7 8 9
>> B =[5 2 -3;6 5 6;7 -1 3]
B=
5 2 -3
6 5 6
7 -1 3
>>C =[1 -2 3;7 5 9]
C=
1 -2 3
7 5 9
>> A+B
Ans =
6 4 0
10 10 12
14 7 12
>> A + C
??? Error using == > +
Matrix dimensions must agree
Ini artinya dimensi atau ukuran dari kedua matrik yang ingin dijumlahkan tidak sama
(pesan kesalahan dari matlab)
Dengan cara yang sama kita juga dapat lakukan untuk mencari hasil pengurangan dari
matrik.
B. perkalian matrik
Ada dua macam perkalian matrik, yaitu :
1. Perkalian skalar
2. Perkalian matrik dengan matrik
Perkalian skalar : adalah perkalian matrik dengan bilangan skalar. Caranya dengan
mengalikan semua elemen matriks dengan bilangan skalar tersebut.
Contoh :
A = [ -4 0 6 ; -2 0 0 ; 0 9 6 ]
Maka 5 A adalah :
A = [ -20 0 30 ; -10 0 0 ; 0 45 30 ]
Perkalian matriks dengan matriks.
Dua buah matrik dapat diperkalikan satu sama lain dengan syarat jumlah kolom pada
matrik pertama sama dengan jumlah baris pada matriks kedua. Jika syarat ini tidak
terpenuhi maka perkalian matriks dengan matrik tidak dapat dilaksanakan.
Dalam perkalian matrik dengan matrik berlaku rumus:
(m x n ) ( n x p ) = (m x p)
Jadi kalau ada matriks ( 2 x 3 ) dikalikan dengan matriks (3 x 2 ) , maka akan dihasilkan
sebuah matriks baru dengan orde (2 x 2)
Contoh :
A= [ 1 -2 3 ; 7 5 9 ]2x3
B= [ 5 2 ; 6 5 ; 7 -1 ]3x2
Hitunglah :
A.B
B.A
Jawab :
A.B
A= [ 1 -2 3 ; 7 5 9 ]2x3 X B= [ 5 2 ; 6 5 ; 7 -1 ]3x2
A.B = [ (1x5) + (-2)6 + (3x7) (1x2)+ (-2)5+(3x1) ; (7x5)+ (5x6)+ (9x7)
(7x2)+(5x5)+ (9 x (-1) ]2x2
A.B = [ (5)+(-12)+(21) (2)+ (-10)+(-3) ; (35)+ (30)+ (63) (14)+(25)+ (-9 ) ]
2x2
A.B = [ 14 -11 ; 128 30 ]2x2
B.A = (3 X 2) (2 X 3) = (3 X 3) Cobalah buktikan sendiri
Perkalian matrik menggunakan matlab
>>C =[1 -2 3;7 5 9]
C=
1 -2 3
7 5 9
>> D =[5 2;6 5;7 -1]
D=
5 2
6 5
7 -1
>> C * D
Ans =
14 -11
128 30
Jika kedua matrik tidak memenuhi syarat untuk dikalikan maka matlab juga akan
memberikan pesan kesalahan sebagai berikut:
??? Error using == > *
Inner matrix dimensions must agree
Untuk perkalian skalar kita juga dapat lakukan sebagai berikut
>> K = 5
K=
5
>> Q = [-4 0 6;-2 0 0;0 9 6]
Q=
-4 0 6
-2 0 0
0 9 6
>> K * Q
Ans =
-20 0 30
-10 0 0
0 45 30
C. TRANSPOSE MATRIKS
Jika baris dan kolom dari suatu matriks dipertukarkan, maksudnya :
Baris pertama menjadi kolom pertama
Baris kedua menjadi kolom kedua
Baris ketiga menjadi kolom ketiga
Dan seterusnya
Maka kita akan mendapatkan sebuah matriks baru yang dinamakan matrik transpose.
Matriks transpose sering diberi symbol AT , BT atau .
Contoh :
A= [ 1 -2 3 ; 7 5 9 ]2x3
B= [ 5 2 ; 6 5 ; 7 -1 ]3x2
Carilah matriks transpose dari:
1. A Transpose
2. B Transpose
3. (A . B) Transpose
Tranpose matrik dengan matlab
Pertama kita buat sebuah matrik A sebagai berikut:
>>A=[2 6 4;5 1 9;5 2 9]
A=
2 6 4
5 1 9
5 2 9
Cari transpose matrik A dengan perintah berikut:
>> A
Ans =
255
612
499
Jika transpose matrik A kita transpose kembali akan menghasilkan matrik A
>> A
Ans =
2 6 4
5 1 9
5 2 9
Jadi A = A
0
inShare

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

Transpose Matriks dan Determinan Matriks Setelah kita mempelajari


tentang operasi matrik maka sekarang kita akan membahas tentang bagaimana caranya
mencari nilai dari transpose ma Read More...

Operasi Matrik (Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian dan Transpose Matrik)


A. Penjumlahan dan Pengurangan Matriks Dua buah matriks dapat dikurangkan atau
dijumlahkan dengan syarat kedua matriks tersebut har Read More...

Pengenalan Matrik Matriks adalah sekumpulan bilangan riil atau elemen atau
kompleks yang disusun menurut baris dan kolom sehingga membentuk jajaran (array)
Read More...
Sistem Persamaan Linear (SPL) Persamaan linear sering dipakai dalam proses
analisis, desain dan sintesis dari sistem perekayasaan. Bentuk yang paling sederhana
dari Read More...

Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dengan Metode Cramer Setelah kita


memahami cara penulisan sistem persamaan linear dengan matriks, kita dapat
menyelesaikan persamaan linear tersebut dengan men Read More...

0 Response to "Operasi Matrik (Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian dan


Transpose Matrik)"

Newer Post Older Post Home


Populer
Kategori Posting

Arsip Pos

Soal Soal Latihan Tentang Rangkaian Hambatan Listrik


Minor, Kofaktor, Matrik Kofaktor dan Adjoin Matrik
Soal-Soal latihan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Soal Soal Latihan Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dengan Metode Cramer
Soal - Soal Latihan Tentang Cermin Cekung
Transpose Matriks dan Determinan Matriks
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Biner
Gerak Benda Jatuh Bebas dan Soal Latihan
Mengenal Beberapa Sistem Operasi Komputer

About Me
hari almakky
View my complete profile

Harianja Almakky

Home Teknik Digital Teknik Pengkodean Data atau Coding

Teknik Pengkodean Data atau Coding


hari almakky Saturday, May 23, 2015 Teknik Digital

Mungkin anda akan berpikir bagaimana mungkin sebuah


kalkulator yang jika ditekan tombol angka 6 kemudian dia menampilkan angka 6 tersebut pada
bagian display. Apakah angka 6 tersebut masuk ke dalam kalkulator kemudian berjalan sampai
ke display? Atau pernahkan kita berfikir ketika kita asik mengetik dengan laptop, smartphone
bahwa tombol-tombol yang kita tekan tersebut masuk ke dalam komputer kita kemudian
ditampilkan di layar? Jawabannya tentu tidak. Kenapa? Karena Kalkulator, Komputer dan
sejenisnya tidak mengenal dengan angka-angka, huruf-huruf dan berbagai macam karakter yang
ada di peralatan kita tersebut.
Peralatan digital yang kita pakai sehari-hari, hanya bekerja berdasarkan prinsip bilangan biner
yang angkanya hanya terdiri dari 0 dan 1. Tapi bukan berarti komputer kita juga mengenal angka
0 dan 1. Komputer, kalkulator hanya kenal dengan ada pulsa listrik (1) atau tak ada pulsa listrik
(0). Karena peralatan digital hanya kenal dengan pulsa listrik yang perhitungannya diwakilkan
dengan angka 0 dan 1, maka setiap angka, huruf dan karakter khusus tersebut harus bisa diubah
dulu ke dalam bentuk biner agar bisa diproses dalam setiap peralatan digital. Proses pengkodean
angka-angka, huruf-huruf dan karakter khusus tersebut ke dalam bentuk biner dinamakan dengan
istilah coding atau pengkodean.
Dalam teknik digital telah dikenal banyak cara pengkodean. Pengkodean ini tentunya semakin
berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi digital. Sampai saat ini sudah dikenal istilah
unicode yaitu suatu pengkodean yang sudah bisa mewakili puluhan ribu karakter yang ada di
dunia ini. Untuk mengenal teknik-teknik pengkodean yang ada bisa dibaca penjelasan berikut.

BCD (Binary Code Decimal)


merupakan teknik pengkodean bilangan biner untuk bilangan desimal (0 sampai 9). Pada sistem
ini setiap empat bit bilangan biner digunakan untuk mengkodekan satu bilangan desimal
(tetrade). Berikut ini adalah contoh penulisan bilangan desimal dengan bilangan biner pada kode
BCD.

Kode BCD ini memiliki lima jenis. Dari kelima jenis ini dapat lagi kita bedakan menjadi dua
golongan. Pertama adalah BCD yang menggunakan faktor pembobot, Kedua adalah BCD yang
tidak menggunakan faktor pembobot.

Untuk kode pembobot dapat dipresentasikan pada gambar di bawah ini.

Berikut ini adalah contoh penggunaan kode BCD denga faktor pembobot.

Dari ketiga jenis kode BCD yang menggunakan kode pembobot yang paling banyak digunakan
adalah kode BCD 8421.
Untuk kode Excess 3 pengkodean dilakukan dengan menambahkan bilangan digit asal dengan
digit tiga.

Sedangkan pada kode 2 of 5 memiliki dua nilai bit 1 dari 5 bit yang tersedia. Penempata bit 1 nya
dimulai dari MSB (most segnificant bit) sedangkan bit 1 untuk digit berikutnya mengikuti posisi
di sebelahnya.
Berikut ini adalah tabel ringkasan dari kelima kode BCD yang sudah dijelaskan di atas.

GRAY CODE
Kode ini digunakan untuk mengkodekan posisi sudut dari peralatan yang bergerak secara
berputar seperti mesin bubut otomatis, gerinda dan motor stepper. Kode ini terdiri dari 4 bit biner
dengan 16 kombinasi (di dapat dari 2^4) untuk mewakili total putaran 360 derajat. Masing-
masing kode digunakan untuk mewakili sudut 22,5 derajat yang didapat dari hasil pembagian
360 derajat dibagi 16 kombinasi. Berikut ini adalah contoh pembagian kode Gray Code.

Sedangkan dalam bentuk tabel kode gray code dapat dilihat pada tabel berikut ini.
HAMMING CODE
Kode ini diperkenalkan pada tahun 1950 oleh Richard Hamming sebagai kode tunggal
pengoreksi kesalahan (single error corecting code). Pada kode ini bit pengecek kesalahan
ditambahkan ke dalam bit-bit informasi yang akan ditransimisikan. Jika suatu saat terjadi
perubahan data yang ditransmisikan, maka bit-bit informasi asli masih bisa diselamatkan. Kode
ini dikenal pula dengan istilah parity code.
Prinsipnya adalah bit informasi yang akan dikirimkan harus ditambahkan dulu dengang bit
pengecek, setelah ditambahkan baru dikirimkan. Kemudian di sisi penerima harus ada
(dilakukan) pengecekan informasi dengan algoritma yang sama dengan pembangkitan bit
pengecekan tambahan. Berikut ini adalah cara penambahan bit tambahan pada bit informasi.

Untuk bit data 4 bit, bit-bit data atau informasi terletak pada posisi 3,5,6 dan 7. Sedangkan bit
pengisi terletak pada posis 1, 2 dan 4.
Untuk menghitung jumlah bit pengecek bit informasi digunakan aturan rumus : (2^n) - n - 1
dimana n adalah jumlah bit cek yang digunakan. Berdasarkan rumus tadi kita dapat menentukan
berapa jumlah bit informasi yang digunakan untuk setiap jumlah bit pengecek yang dipakai.
Jika bit pengecek = 2 berarti bit informasi = 1
Jika bit pengecek = 3 berarti bit informasi = 4
Jika bit pengecek = 4 berarti bit informasi = 11
JIka bit pengecek = 5 berarti bit informasi = 26, dst

Nilai bit cek (pengisi) dari data informasi 4 bit dapat ditentukan sebagai berikut:

Untuk informasi n bit, nilai bit pengisi atau cek adalah..

Dengan catatatan bahwa bit-bit masing-masing posisi yang disertakan di Ex-Or kan. Berikut ini
adalah tabel Hamming Code untuk informasi 4 bit.

Untuk memudahkan pemahaman, dapat dilihat contoh berikut: Kita ingin mengirimkan data 4 bit
dengan nilai 1010. Bagaimanakah bentuk data yang harus kita kirimkan jika kita ingin
menggunakan kode Hamming? Jawabannya adalah..

Dari perhitungan di atas kita dapatkan bahwa bit pengisi (cec) a1, a2 dan a4 adalah 101. Jadi data
yang harus kita transmisikan untuk mengirim data 1010 adalah 1011010. Data yang dimerahkan
adalah bit pengisi (cek) yang di dapat dari hasil perhitungan di atas.
Untuk mencek kebenaran data tersebut (yang sudah ditransmisikan) di sisi penerima (setelah
diterima) dilakukan dengan rumus sebagai berikut (untuk data 4 bit).
Jika nilai masing-masing e = 0 maka seluruh data yang diterima adalah benar. Tapi jika tidak
berarti ada kesalahan pada data yang diterima.

ASCII
Merupakan salah satu teknik dalam menkodekan sebuah data. Teknik pengkodean ini sangat
banyak digunakan dalam proses pengkodean karakter dalam komunikasi data. Kode ASCII ada
yang 7 bit dan ada juga yang 8 bit. Jika menggunakan kode ASCII 7 bit berarti karakter yang
sudah bisa diwakili adalah 2^7 = 128 karakter. Artinya dengan ASCII 7 bit kita bisa membuat
kombinasi angka biner sebanyak 128 kombinasi. Masing-masing kombinasi bisa digunakan
untuk mewakili karakter tertentu yang diinginkan seperti huruf, angka, dan karakter khusus.
Berarti kombinasi biner yang kita dapatkan adalah mulai dari 0000000 (dalam hexa 00) sampai
1111111 (dalam hexa berarti 7F). Untuk mewakili karakter tertentu dari kombinasi biner yang
ada, haruslah menyesuaikan dengan ketentuan standart internasional seperti:
1. IEEE
2. ANSI-X3.4
3. ISO 646
4. CCITT Alphabet #5
5. IEC
6. EIA
7. TIA

Berikut ini adalah tabel kode ASCII 7 bit yang digunakan untuk mewakili berbagai karakter
dalam komunikasi data digital.
Berikut ini adalah contoh kode karakter dengan bilangan hexa dan biner yang ada pada tabel
ASCII 7 bit di atas.

Dengan melihat tabel ASCII di atas cobalah dibuat kode dari kata "Kamu Pintar Komputer".
Ingat spasi juga ada kode karakternya

Anda mungkin juga menyukai