Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG

Trauma medulla spinalis adalah masalah kesehatan mayor , dan trauma medulla spinalis lebih
dominant pada pria usia muda sekitar lebih dari 75% dari seluruh cedera. Setengah dari kasus
ini adalah kecelakaan kendaraan bermotor; selain itu banyak akibat jatuh, olahraga,kejadian
industri dan luka tembak. Dua pertiga kejadian adalah usia30 tahun atau lebih mudah

Vertebra yang paling sering mengalami cedera adalah medulla spinalis pada daera servikal
(leher) ke 5,6 dan 7, Torakal ke-12 dan lumbal pertama. Vertebra ini paling rentang karena
ada rentang mobilitas yang lebih besar dalam kolumna vertebral dalam area ini.

Cedara kolumna vertebralis, dengan atau tanpa defisit neurologis, harus selalu dicari dan
disingkirkan pada penderita dengan cedera multiple. Setiap cedera diatas klavikula harus
dicuruigai adanya cedera tulang leher (c-spine). Sekitar 15% penderita yang mengalami akan
mengalami cedera pada spine sekitar 55% cedera tulang belakang terjadi pada daera servikal.
15% pada daera torakal, 15% pada torakolumbar, serta 15 % pada daera lumbo sacral, sekitar
5% dari penderita yang mengalami cedera kepala juga menderita cedera tulang belakang.
Dimana 25% cedera tulang belakang menderita sedikitnya cedera kepala ringan.

Dokter dan tim medis yang menolong penderita cedera tulang belakang harus selalu berhati
hati bahwa manipulasi yang berlebihan serta immobilisasi yang tidak adekuat akan
menambah kerusakan neurologik dan memperburuk prognosis penderita. Kurang lebih 5%
akan timbul gejala neurologist atau memburuknya keadaan setalah penderita mencapai UGD.
Hal ini disebabkan karena iskemia atau udema progresip pada sumsun tulang belakang.hal ini
juga disebabkan oleh kegagalan mempertahankan immobilisasi yang adekuat. Selama tulang
belakang penderita dilindungi, evaluasi tulang belakang dapat ditunda dengan aman, terutama
bila ditemukan instabilitas sistemik, seperti hipotensi dan pernapasan yang adekuat.
Pergerakan penderita dengan kolumna pertebralis yang tidak stabil akan memberikan resiko
kerusakan lebh lanjut sumsun tulang belakang.

Menyingkirkan kemungkinan adanya cedera tulang belakang lebih mudah pada penderita
sadar dibandingkan dalam keadaan koma atau penurunan tingkat kesadaran, proses tidak
sederhana dan dokter yang menangani berkewajiban memperoleh foto rongsen yang tepat
untuk menyingkirkan adanya cedera tulang belakang, dan bila tidak berhasil maka
immobilisasi pasien harus diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai