Anda di halaman 1dari 8

Biteknologi Pangan

A. Bioteknologi
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup ( Bakteri,
Fungi, Virus, dan lain-lain ) maupun produk dari makhluk hidup ( Enzim dan Alkohol ) dalam
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi juga bermanfaat menghasilkan produk yang bermanfaat bagi kehidupan atau
kepentingan makhluk hidup. Bioteknologi merupakan gabungan dari beberapa ilmu.
Diantaranya : Biokimia, Mikrobiologi, Fisiologi, Aisiologi, Genetika, Biologi Molekuler, dan Kimia.

B. Pengelolaan Lahan Pertanian


Pengelolaan Lahan Pertanian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu ekstensifikasi yang
merupakan usaha memperluas lahan pertanian dan intensifikasi yang merupakan usaha
meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian pada lahan terbatas.
C. Cara Membuat Pengelolaan Lahan Pertanian
Pada umumnya pengolahan tanah terdiri atas tiga tahap, tahapan tersebut terdiri atas
land clearing (membersihkan areal), pembajakan dan penggaruan. Klarifikasi mengenai tahapan
pengolahan tanah akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Land Clearing (Membersihkan Areal)
Pembersihan areal ialah pembersihan galengan sawah dari semua hal yang mengganggu.
Pembersihan dilakukan terhadap pepohoyang, semak-semak, alang-alang atau tumbuhan lainnya
yang berpotensi menganggu tumbuhnya tanaman yang akan dibudidayakan. Agar lebih
bermanfaat rerumputan yang sudah dibersihkan tadi bisa dimanfaatkan lebih lanjut. Rerumputan
dan residu jerami bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak , kompos, atau bahan bakar. Galengan
sawah pada tanah pertanian memiliki fungsi yang penting. Galengan sawah berfungsi buat
menahan air selama mengolah tanah agar tak mengalir keluar petakan. Fungsi lainnya
berhubungan dengan pengaturan kebutuhan air selama ada tanaman padi.
Setelah dibersihkan dari rerumputan dan tanaman, tanah diperbaiki dan dibuat lebih tinggi.
Selain memperbaiki tanah, pembersihan juga bertujuan memperlancar arus air dan menekan
jumlah biji gulma yang terbawa masuk ke petak sawah. Pembersihan tanah pertanian bisa
dilakukan dengan tangan , cangkul, atau linggis.
2. Pembajakan
Pembajakan merupakan proses pengolahan tanah pada masa tanam. Pembajakan tanah
berfungsi mengembalikan kesuburan tanah setelah masa panen. Membajak dilakukan dengan
memecah lapisan tanah menjadi bongkahan-bongkahan sehingga tanah bisa digemburkan.
Membajak juga melakukan pembalikan tanah dengan cangkul, garu, waluku, atau traktor.
Pembalikan dilakukan dengan kedalaman 30-50 cm bergantung dari jenis tanah. Setelah dibalik
tanah diratakan sampai halus agar bisa ditanami dengan baik. Dari proses ini diharapkan terjadi
proses mineralisasi bahan-bahan organik sehingga tanah menjadi gembur kembali. Membajak
tanah pertanian sebenarnya memiliki arti krusial bagi petani. Membajak membuat petani
mengerti bagaimana menghasilkan produksi yang baik. Hasil produksi yang baik seharusnya
didapatkan oleh petani setelah proses pembajakan. Pembajakan tanah ialah fase yang paling
menghabiskan tenaga petani. Hampir empat puluh persen biaya produksi terserap pada fase ini.
Kondisi tanah pertanian Indonesia dengan tiga kali panen tiap tahunnya membuat tanah
pertanian kehilangan unsur-unsur organiknya. Akhirnya tanah menjadi tandus dan bisa
memengaruhi hasil produksi pertanian. Maka sebenarnya tanah sebagai media tanam harus
disiapkan dengan baik, dari sinilah sebenarnya peran kita sangat dibutuhkan untuk terus
meningkatkan produksi petani dengan berbagai ilmu yang telah didapat dalam belajar.
3. Penggaruan
Penggaruan dan pembajakan tanah sebenarnya dua kegiatan yang memiliki kaitan erat.
Penggaruan atau penggemburan dilakukan dua tahap. Termin pertama dengan cara
menghancurkan gumpalan tanah menjadi struktur remah. Dari bentuk remah struktur tanah akan
menjadi halus dan merata. Jarak antara pembajakan dan penggaruan termin 1 berkisar 1 atau 2
minggu . Penggaruan termin dua bertujuan buat melumatkan tanah, sehingga semua tanah
melumpur dan tanah menjadi halus. Tanah bisa dikatakan halus ketika menginjakkan kaki ke
dalam lumpur terdapat kubangan bekas kaki dan lumpur akan saling mengisi.
Tips krusial dalam penggaruan sebaiknya dilakukan pemupukan terlebih dahulu sebelum
proses ini dilakukan. Pemberian pupuk organik atau anorganik saat penggemburan membuat
pupuk teraduk secara rata pada lapisan olah. Pemupukan yang diberikan lebih awal bisa
merangsang perkembangan akar lebih dalam. Semua tahapan pengolahan buat tanah pertanian
ini, mulai dari pembersihan lahan, pembajakan, dan penggaruan biasanya membutuhkan waktu
16-18 hari tergantung pada lahan yang akan dikelola.
Semakin berkembangnya teknologi , pengolahan tanah pertanian pun bisa dilakukan
secara mekanis. Penggunaan hewan ternak berkurang dan mesin pertanian menjadi wahana baru
bagi petani. Pengolahan tanah secara mekanis semakin dilirik sebab memiliki beberapa
keuntungan. Keuntungan tersebut di antaranya :
1. Laba Teknis
Peralatan mekanis yang digunakan buat mengolah tanah bisa mempermudah pekerjaan yang
berat. Selain itu hasil yang diperoleh dengan tenaga kerja yang minim bisa lebih dalam sebab
sudah dibantu dengan peralatan mekanis.

2. Laba Ekonomis
Biaya yang dikorbankan lebih rendah sehingga bisa meningkatkan laba petani. Penelitian di
Pulau Jawa menyebutkan bahwa biaya pengolahan per hektar dengan traktor lebih murah
dibanding menggunakan tenaga manusia dan hewan.
3. Laba Waktu
Dengan donasi mesin tentunya pengolahan tanah akan lebih cepat. Dari sini proses budidaya
tanaman tentu akan lebih cepat . Untuk tanaman yang berumur pendek, residu waktu bisa
digunakan buat melakukan budidaya lagi.
Pengolahan tanah pertanian harus dilakukan dengan seksama, agar hasil pertanian pun
maksimal.
D. Contoh Tanaman hasil Pengelolaan Lahan Pertanian
1. Cabai Merah

2. Serealia

3. Umbi-umbian
4. Kentang

5. Kacang - Kacangan

E. Dampak Pengolahan Lahan


Dampak Positif pengolahan lahan :
Meregangkan tanah sehingga tercipta ruang dan pori-pori yang memungkinkan tanah
mendapatkan aerasi udara
Membantu mencapuradukkan residu tanaman, materi organik tanah, dan nutrisi menjadi
lebih merata
Membunuh gulma secara mekanis
Mengeringkan tanah sebelum peyangaman benih. Hal ini merupakan dampak yang positif
pada wilayah beriklim basah.
Ketika dilakukan di musim gugur, pengolahan tanah membantu meremahkan tanah
sepanjang musim dingin melalui mekanisme pembekuan dan pelelehan yang dapat terjadi
berkali-kali sepanjang musim dingin. Hal ini membantu persiapan peyangaman untuk musim
semi.
Dampak Negatif pengolahan lahan
Mengeringkan tanah sebelum peyangaman benih. Hal ini merupakan dampak yang negatif
pada wilayah beriklim kering.
Tanah akan kehilangan banyak nutrisi seperti nitrogen dan kemampuannya dalam
menyimpan air.
Mengurangi laju penyerapan air sehingga meningkatkan erosi tanah.
Pembajakan mengurangi tingkat kohesi antar partikel tanah sehingga mempercepat erosi.
Dengan laju penyerapan air berkurang, maka ada risiko terjadi aliran air permukaan yang
membawa residu pupuk dan pestisida yang digunakan pada periode peyangaman
sebelumnya.
Mengurangi kadar organik tanah.
Mengurangi jumlah organisme tanah bermanfaat seperti mikroba, cacing tanah, semut, dan
sebagainya.
Menghancurkan agregat tanah.
Risiko terjadi pemadatan tanah pada bagian yang tidak terbajak.
Residu tanaman yang hancur dan tersisa di tanah dapat mengundang organisme dan
serangga yang tidak diinginkan dan berpotensi mengganggu produksi, juga mengundang
penyakit.
Semua dampak positif dan negatif yang tersebut di atas dapat terjadi maupun tidak karena
bergantung pada banyak faktor, diantaranya:
Jenis implemen yang digunakan
Pembajakan tanah di malam hari dapat mengurangi jumlah gulma yang tumbuh karena
benih gulma yang masih terdormansi dapat tumbuh ketika terpapar cahaya matahari.
Penggunaan implemen tertentu, terutama yang tidak mencapai tanah dalam, (misal bajak
piring) tidak membutuhkan traksi yang tinggi sehingga dapat mempercepat pekerjaan
pengolahan tanah sehingga pengolahan tanah intensif dapat dilakukan dengan jumlah jam
kerja yang lebih sedikit. Penggunaan implemen jamak (misal traktor menarik bajak dan garu
sekaligus) juga mengurangi jam kerja traktor, namun risiko pemadatan tanah lebih besar.
Sudut mata bajak juga berpengaruh dalam memperlakukan residu tanaman. Jumlah residu
tanaman yang tertinggal mempengaruhi laju erosi tanah; semakin banyak residu tanaman,
pergerakan air lebih terhambat sehingga erosi berkurang.

PENUTUP

1.Kesimpulan
Mengolah tanah adalah membalik dan menggemburkan struktur tanah agar menjadi
gembur, sehingga memudahkan perakaran untuk masuk ke dalam tanah dan memudahkan akar
tanaman menyerap unsur hara. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan kondisi fisik, khemis
dan biologis tanah menjadi lebih baik, menyiapkan tempat pertumbuhan benih yang serasi,
menghindarkan persaingan terhadap tumbuhan pengganggu, memperbaiki sifat-sifat fisis dan
kimia serta biologis tanah, membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan, menempatkan
sisa-sisa tanaman (seresah) pada tempat yang sesuai agar dekomposisi berjalan dengan baik,
menurunkan laju erosi, meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan, mencampur
dan meratakan pupuk dengan tanah, dan mempersiapkan pengaturan irigasi dan drainase.
Pada umumnya petani melakukan pengolahan tanah dengan langkah-langkah yaitu Land
Clearing (Membersihkan Areal), pembajakan, penggaruan.
Dalam pengolahan tanah terdapat dampak positif dan negatifnya. Dampak positifnya yaitu
meregangkan tanah sehingga tercipta ruang dan pori-pori yang memungkinkan tanah
mendapatkan aerasi udara, membantu mencapuradukkan residu tanaman, materi organik tanah,
dan nutrisi menjadi lebih merata, membunuh gulma secara mekanis, mengeringkan tanah
sebelum peyangaman benih. Sedangkan dampak negatif dari pengolahan tanah yaitu
mengeringkan tanah sebelum peyangaman benih. Hal ini merupakan dampak yang negatif pada
wilayah beriklim kering. Tanah akan kehilangan banyak nutrisi seperti nitrogen dan
kemampuannya dalam menyimpan air, mengurangi laju penyerapan air sehingga meningkatkan
erosi tanah, pembajakan mengurangi tingkat kohesi antar partikel tanah sehingga mempercepat
erosi. Dengan laju penyerapan air berkurang, maka ada risiko terjadi aliran air permukaan yang
membawa residu pupuk dan pestisida yang digunakan pada periode peyangaman sebelumnya,
mengurangi kadar organik tanah, mengurangi jumlah organisme tanah bermanfaat seperti
mikroba, cacing tanah, semut, dan sebagainya, menghancurkan agregat tanah, risiko terjadi
pemadatan tanah pada bagian yang tidak terbajak serta residu tanaman yang hancur dan tersisa
di tanah dapat mengundang organisme dan serangga yang tidak diinginkan dan berpotensi
mengganggu produksi, juga mengundang penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Ipa Terpadu Kelas IX , Penerbit Erlangga


http://www.binasyifa.com.
https://mgmpagrominapacitan.wordpress.com
http://mellanykazuki.blogspot.com/2015/11/makalah-pengolahan-lahan.html

Anda mungkin juga menyukai