Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Hepatitis

Hepatitis secara umum adalah penyakit peradangan yang terjadi pada


jaringan sel hati. Hepatitis berasal dari kata Yunani hepat (dari asal katanya hepar)
yang berarti hati dan akhiran itis yang bermakna radang atau peradangan
(pembengkakakan dan kerusakan sel). Tetapi, tentu saja ini dalam arti
sesungguhnya, bukan arti kiasan seperti syair lagu yang melukiskan meradang
pada hati orang yang patah hati.(Leaf Productions, 2009)

Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Penyebab


tersebut adalah beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan
peradangan serta merusak sel-sel organ hati. Hepatitis yang berlangsung lebih
dari 6 bulan disebut hepatitis kronis. (Septi Shinta Sunaryati, 2014)

Hepatitis disebabkan oleh sejenis virus yang menyerang sel-sel hati,


sehingga mengurangi dan mengganggu fungsi hati. Akibatnya, salah satu fungsi
hati, yaitu menyaring zat raun menjadi tidak efektif. Dengan kata lain, penderita
Hepatitis menghadapi risiko keracunan.(Leaf Productions, 2009)

1. Hepatitis A
Hepatitis A adalah penyakit infeksi atau peradangan akut yang menyerang
hati dan disebabkan oleh berjangkitnya virus Hepatitis A. Virus ini masuk ke
dalam tubuh melalui jala oral (mulut) karena seseorang mengkonsumsi
makanan atau minuman yang sudah tercemar.
Masa inkubasi (periode antara virus masuk ke dalam tubuh sampai
timbulnya gejala-gejala pertama) virus Hepatitis A terjadi antara 2 sampai 6
mimggu, atau rata-rata28 hari. Vaksinasi Hepatitis A telah diakui mujarab
guna mencegah menyebarnya penyakit ini.
Hepatitis A dapat pul;a dihindari, sebab sudah ditemukan vaksin yang dapat
mencegah tubuh diserang virus VIRUS Hepatitis A (HAV= Hepatitis Virus)
bernama Picornavirus. Virus ini terdiri atas satu jenis. Virus ini terbungkus
protein. Setelah masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan, virus
ini akan bereadar mengikuti aliran darah menuju kepada sasarannya hati. Di
dalam hati virus Hepatitis A selanjutnya akan berkembang biak.
Virus HAV dapat dideteksi paa kotoran orang yang telah terinfeksi. Melalui
kotoran inilah virus Hepatitis A menyebar ke lingkungan yang tidak
terpelihara kebersihannya. Lalu terbang masuk ke dalam makanan dan
minuman yang tidak tertutup. Jika makanan dan minuman ini dikonsumsi
seseorang, ia akan terjangkit Hepatitis A. (Leaf Productions,2009)
2. Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabakan oleh virus hepatitis
B (VHB), suatu anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan
peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat
berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Mula-mula dikenal sebagai
serum hepatitis dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika.
Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.
3. Hepatiti C
Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis C. Infeksi
virus ini dapat menyebabkan peradangan hati (hepatitis) yang biasanya
asimtomatik. Virus ini menyebat melalui permukaan darah.
4. Hepatitis D
Virus Hepatitis D atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap
dan untuk replikasi memerlukan keberadan virus hepatitis B. Penularannya
melalui hubungan seksual, jarum suktik, dan transfusi darah.
5. Hepatitis E
Penyebab Hepatitis E adalah virus hepatitis E. Penyebarannya melalui
makan dan minuman yang terkontaminasi oleh virus.( Septi Shinta
Sunaryati, 2014)
6. Hepatitis F
Hepatitis F adalah merupakan sebuah hipotesis, artinya dugaan yang belum
dapat dibuktikan dengan gamblang. Maka semua jenis virus Hepatitis yang
belum teridentifikasi secara jelas, untuk sementara, digolongkan sebagai
virus Hepatitis F. (Leaf Productions, 2009)

7. Hepatitis G
Hepatitis G adalah penyakit inflamasi hati yang bari ditemukan.
Penyebabnya adalah virus hepatitis G yang mirip dengan virus hepatitis C.
Penularannya melalui kontak darah dengan pasien. Gejalanya juga diderita
oleh penderita hepatitis C. (Septi Shinta Sunaryati, 2014)

2.2 Gejala Hepatitis

Gejala Hepatitis A

Gejala Hepatitis A normalnya muncul antara minggu ke-2 sampai minggu


ke-6 (selama masa inkubasi) setelah korban pertama kali terinfeksi virus.
Dalam 6 sampai 9 minggu kemudian, korban Hepatitis A akan merasakan
gejala lanjutan seperti:

letih, lesu, lemah, lelah


gatal-gatal
demam
Sakit pada bagian perut
Muntah
Diare
Kehilangan nafsu makan
Nyeri pada bagian kanan atas perut
Depresi
Kehilangan berat badan
Mata dan kulit menguning (Leaf Productions, 2009)

Gejala Hepatitis B

Kadang-kadang terlihat hepatitis dengan ikterus seperti hepatitis A, tetapi


pada stadium prodromal sering ditemukan kemerahan kulit dan nyeri sendi.
Kebanyakan penderita hepatitis B yang telah menjadi ikterik sembuh dalam
2 minggu. Dari penelitian ternyata bahwa hanya sebagian saja dari orang-
orang yang terinfeksi hepatitis B menjadi ikterik. Masih jauh lebih banyak
pendrita yang mengidap penyakir jenis non-ikterik yang sangat ringan
dengan hanya gejala-gejala rasa lelah, malaise dan hilangnya nafsu makan.
Jenis anikterik seperti ini menunjukkan kecenderungan yang lebih besar
untuk menjadi kontak. (Herdin Sibuea dkk, 2005)

Gejala Hepatitis C

Hampir serupa dengan Hepatitis A dan Hepatitis B, penyakit Hepatitis C


tidak membawa gejala spesifik, melainkan gejala samar-samar layaknya
gejala influenza, seperti:

Menurunnya nafsu makan


Letih lesu lelah
Gatal-gatal
Otot nyeri
Sakit pada bagian perut
Muntah-muntah
Demam
Berat badan menurun
Kulit menguning (Leaf Productions, 2009)

Gejala Hepatitis D

Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang


ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.(Septi Shinta Sunaryati, 2014)

Gejala Hepatitis E

Gejala-gejalanya adalah demam, rasa letih, hilang nafsu makan, rasa mual,
sakit perut, air seni berwarna tua, serta warna kekuningan pada mata dan
kulit. Penyakit ini akan menjadi parah pada waita hamil, terutama pada 3
bulan terakhir. Maa inkubasi virus adalah 40 hari (rentang 15-60 hari). (Septi
Shinta Sunaryati, 2014)

Gejala Hepatitis F

Gejala Hepatitis G

Gejalanya juga diderita oleh penderita Hepatitis C. (Septi Shinta Sunaryati,


2014)

2.3 Pengobatan Hepatitis

Pengobatan Hepatitis A

Selama penderita merasa sakit dapat dianjurkan istirahat baring, walaupun


sebagian dokter berpendapat bahwa istirahat baring yang ketat tidak di
perlukan. Penderita dapat terus beristirahat selama bilirubin masih pada
puncaknya umumnya 1-2 minggu. (Herdin Sibuea dkk, 2005)

Tidak ada pengobatan spesifik yang dapat diterapkan terhadap orang yang
diketahui terserang virus Hepatitis A, kecuali korban diminta:

Menjauhi makanan berminyak atau atau berlemak dan minuman


beralkohol.
Mengkonsumsi makanan san minuman bergizi tinggi serta
melakukan diet khusus dengan diawasi ahli gizi.
Cukup banyak minum air putih agar tidak mengalami dehidrasi.
Banyak beristirahat.
Teratur memeriksakan diri untuk memastikan bahwa tubuh sudah
dapat mengatasi serangan virus Hepatitis A.
Menjaga kebersihan makanan minuman yang di konsumsi dan
lingkungan.
Memperhatikan sanitasi, terjadinya peredaran udara dan air, di
sekeliling.
Buang ludah dan kotoran pada tempat yang semestinya (ke dalam
WC, lalu siram), sehingga tidak menularkan dan menyebarkan virus
penyakit ini. (Leaf Productions, 2009)

Pengobatan Hepatitis B

Hal lain yang dapat dilakukan sebagai upaya pengobatan terhadapa


Hepatitis B adalah menjalankan diet (contohnya: mengurangi makan
berlemak). Olahraga adalah pengobatan terhadap hampir segala penyakit,
termasuk Hepatitis B, tetapi hendaknya dilakukan tidak berlebihan.
Penderita Hepatitis B tidak boleh memaksakan diri bekerja atau berolahraga
terlampau keras. Mengkonsumsi multi vitamin dan makan suplemen dapat
diterima sama dengan mengobati Hepatitis B, walaupun penyakit ini pada
ksus tertentu tidak dapat disembuhkan sama sekali. Hepatitis B tidak dapat
diobati dengan antibiotik, melainkan dengan vaksin. (Leaf Productions,
2009)

Pengobatan Hepatitits C

Pemberian interferon bertujuan mengurangi gejala, mengusahakan


perbaikan parameter kimiawi, mengurangi peradangan dalam jaringan hati,
menghambat progresi hispatologi, menurunkan infektivitas, menurunkan
resiko terjadinya hepatoma, dan memperbaiki harapan hidup. (Ardian Ratu
R dan G, Made Anwar, 2013)

Pengobatan Hepatitis D

Pengobatan Hepatitis E

Pengobatan Hepatitis F

Pengobatan Hepatitis G

Tidak ada perawatan spesifik untuk penyakit hepatitis ini, penderita harus
banyak istirahat, menghindari alkohol dan makan makanan bergizi. (Septi
Shinta Sunaryati, 2014)

2.4 Pencegahan Hepatitis


Terhadap virus Hepatitis A

a. Penyebaran secara fekal oral, pencegahan masih sulit karena adanya


karier dari virus tipe A yang sulit di tetapkan.
b. Virus ini resistensi terhadap cara-cara sterilisasi biasa, termasuk
klorinasi. Sanitasi yang sempurna, kesehatan umum, dan pembuangan
tinja yang baik sangat penting. Tinja, darah, dan urin pasien harus
dianggap infeksius. Virus dikeluarkan di tinja mulai sekitar 2 minggu
sebelum ikterius. (Ardian Ratu R dan G Made Adwan, 2013)

Terhadap virus Hepatitis B

a. Dapat di tularkan melalui darah dan produk darah. Darah tidak dapat di
sterilkan dari virus hepatitis. Pasien hepatitis sebaiknya tidak menjadi
donor darah.
b. Usaha pencegahan yang paling efektif adalah imunisasi. Imunisasi
Hepatitis B dilakukan terhadap bayi-bayi setelah dilakukan penyaring
HbsAg pada ibu-ibu hamil. Namun saat ini di beberapa negara
(termasuk Indonesia dengan Program Pengembangan Imunisasinya)
bayi-bayi yang lahir diberi vaksinasi Hepatitis B tanpamelakukan
pemerisaan penyaring pada ibunya. (Ardian Ratu R dan G Made Adwan,
2013)

Terhadap Hepatitis C

a. Berhati-hati menerima donor darah.


Orang yang mengetahui dirinya berpenyakit Hepatitis C hendaknya tidak
menjadi pendonor darah. Masalahnya, kadang-kadang seorang
pengidap Hepatitis C sendiri tidak sadar bahwa dirinya sakit.
b. Jangan biarkan bagian tubuhnya yang terluka
Dalam melakukan beberapa aktivitas (berolahraga, berebut sembako,
berkelahi) atau bila mengalami kecelakaan, kadang-kadang ada bagian
tubuh kita terluka. Jika dalam keramaian dan kepanikan, mungkin bagian
tubuh-tubuh yang terluka tersebut saling bersinggungan, sehingga
memungkinkan penularan Hepatitis C dan penyakit menular lainnya.
c. Jangan berbagi jarum, pisau cukur, atau alat gunting kuku.
Hendaknya semua orang sudah tahu, berbagi jarum suntik (=syringe),
jarum akupuntur, jarum tato, atau jarum tindik (=piercing needle) sangat
berbahaya.
d. Jangan menghisap darah (orang lain)
Memang kecil kemungkinan muncul drakula pada zaman sekarang,
namunada kalanya orang suka mengisap darah dari bagian tubuh yang
luka.
e. Hindari hubungan seks yang mungkin mengakibatkan pendarahan
Ada kalanya kegiatan seks mengakibatkan lecet pada organ intim pria
dan wanita yang melakukannya, sehingga memungkinakan terjadinya
kontak darah pada organ yang terluka tersebut.
f. Sebaiknya tidak berbagai alat keperluan pribadi seperti sikat gigi dengan
orang yang tak dikenal.
Selain kurang memenuhi syarat kesehatan, berbagi sikat gigi sebetulnya
berlebihan. Pakailah sikat gigi sendiri-sendiri.
g. Tempat praktik dokter/dokter gigi, dan rumah sakit perlu memperhatikan
kesterilan alat.
Kita juga mungkin berdarah apabila disuntik dokter (pada lengan, paha,
pinggul) atau dokter gigi (pada bagian gusi, misalnya).
h. Polisi anti-huru-hara, para demonstran, petugas pemadam kebakaran,
dan petugas medis perlu waspada terhadap kontak darah dengan pihak
lain.
Dalam mengamankan demonstrasi polisi anti-huru-hara dan demonstran
mungkin terlibat bentrok,terluka, dan mengalami kontak darah saat
saling mendorong atau saling memukul.
i. Korban kecelakaan dan korban perang harus ditangani dengan baik.
Hepatitis C dan penyakit menular lain sangat sering mendapatkan
mangsa di medan perang. Dalam situasi panik dan keterbatasan alat
steril, korban dalm pertempuran terpaksa ditangani sesuai fasilitas yang
tersedia, sehingga kemungkinan terjadinya kontak darah antar-korban
amat besar. (Leaf Productions, 2009)

Terhadap Hepatitis D

Terhadap Hepatitis E

Sama dengan cara pencegahan Hepatitis jenis lain umumnya, pencegahan


Hepatitis E dapat dilakukan terutama dengan memperbaiki sanitasi
lingkungan. (Leaf Productions, 2009)

Terhadap Hepatitis F

Terhadap Hepatitis G

Pencegahannya adalah menghindari kontak dengan darah dengan


penderita. (Septi Shinta Sunaryati, 2014)

2.5 Penularan Hepatitis


Penularan Hepatitis A

Penularan Hepatitis B

Hepatitis B merupakan bentuk hepatitis yang lebih serius dibandingkan


dengan jenis hepatitis lainnya. Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang
dari semua golongan umur. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus
Hepatitis B ini menular. Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari ibu
yang mengidap hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan, yaitu pada saat persalinan
atau segera setelah persalinan. Secara horizontal, dapat terjadi akibat
penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah,
penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama, serta hubungan
seksual dengan penderita. (Septi Shinta Sunaryati, 2014)

Penularan Hepatitis C

Penularan Hepatitis D

Penularannya melalui hubungan seksual, jarum suntik, dan transfusi darah.


(Septi Shinta Sunaryati, 2014)

Penularan Hepatitis E

Penularan Hepatitis F
Penularan Hepatitis G

Penularannya melalui kontak darah dengan pasien. (Septi Shinta Sunaryati,


2014)

Anda mungkin juga menyukai