Anda di halaman 1dari 10

A.

Defenisi Keluarga
Defenisi keluarga memiliki beberapa versi menurut beberapa penulis
sebelumnya. Masing-masing penulis menuliskanya menurut cara pandanganya
terhadap keluarga tersebut dalam konteks teori. Namun ada babarapaa definisi
keluarga yang sering dijadikan rujukan dalam memudahkan kita mengerti apa
arti kelauarga, yaitu sebagai berikut. (Yohanes dion,2013:2).
1. Menurut WHO (1969)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
2. Menurut Depkes. RI. 1998
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ke tergantungan.
3. Menurut Salvision Bailon dan Aracelis Maglaya (1989)
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka
hidup bersama dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di
dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan (Harmoko ,2012 : 12).
4. Menurut Sayekti (1994)
Kelaurga adalah suatu ikatan atau persukutuan hidup atas dasar perkawinan
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang
laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa
anak, baik anaknya sendirian atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah
tangga. (Yohanes Dion ,2013 : 2).

Adapun defenisi lain yang diuraikan tentang keluarga sesuai dengan


perkembangan sosial masyarakat. Berikut ini yang dikemukakan:
1. Menurut duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum: meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, dan sosial dari anggota.
2. Menurut bargess (1969), keluarga terdiri dari sekelompok orang yang
mempunyai ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau hasil
adopsi anggota tinggal bersama dalam satu rumah, anggota berinteraksi dan
berkomunikasi dalam peran sosial, serta mempunyai kebisaan/kebudayan
yang berasal dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri.(
(harmoko,2012:11).
Dari beberapa defenisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan keluarga adalah:
a. Unit terkecil dari masyarakat.
b. Terdiri atas dua orang atau lebih.
c. Adanya ikatan perkawianan dan pertalian darah.
d. Hidup dalam satu rumah tangga.
e. Dibawah asuhan seorang kepala keluarga.
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
g. Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing.
h. Menciptakan dan mempertahankan kebudayaan

B. Ciri Dan Sifat Keluarga


1. Ciri-ciri keluarga
a. Ciri keluarga indonesia
1) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat
gotong-royong.
2) Dijiwai oleh nilai budayaan ketimuran.
3) Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan
dilakukan secara musyawarah, (Yohanes dion, 2013:5).
2. Sifat keluarga
a. Menurut robertmac lver dan charles horton
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2) Keluarga membentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibetuk atau dipelihara.
3) Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan
4) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanyaberkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai
keturunan dan membesarkan anak.
5) Keluarga merupakan tempar tinggal bersama rumah atau rumah
tangga.
b. Menurut stuart
1) Keluarga merupakan unik terkecil dari suatu sistem.
2) Keluarga mempertahankan fungsinya secara konsistem saling
melengkapi antar anggota keluarga.
3) Dalam keluarga ada komitmen saling melengkapi anatr anggota
keluarga
4) Setiap anggota keluaraga dapat atau tidak dapat saling berhubungan
dan dapat atau tidak dapat atau tidak dapat tinggal dalam satu atap.
5) Keluarga bisa memiliki atau tidak, (Yohanes dion,2013:4).

C. Tipe Keluarga
1. Tipe keluarga menurut anderson carter yaitu :
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, anak-anak.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakandan sebagainya.
c. Keluarga berantai (serial family) ialah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
d. Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinanya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
f. Keluarga kabitas (cahabitasia) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga, (Yohanes dion,2013:7).
2. Setiadi manuliskan bahwa pembagian tipe keluarga bergantung kepada
konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan. Pembagian tipe
keluarga menurut setiadi sedikit berbeda dengan yang di tulis sussman
(1974) dan maclin (1988), yakni sebagai berikut:
a. Secara tradisional
1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah,ibu dan anak yang di peroleh dari keturunanya atau adopsi atau
keduanya.
2) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masi mempunyai hubungan darah
(kakek,nenek,paman.bibi).
b. Secara modern
Dengan berkembangnya peran induvidu dan meningatkanya rasa
indualisme maka pengelompokan tipe keluarga selain diatas adalah:
1) Tradisional nuclear
Keluarga inti (ayah,ibu, anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan
sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya
dapat bekerja di luar rumah.
2) Reconstituted nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembetukan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari prkawinan yang lama maupun hasil dari
perkawinan baru, satu/ keduanya dapat bekerja di luar rumah
3) Niddle age/aging couple
Suami sebagi pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja
dirumah, anak-anak sudah meniggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/karier.
4) Dyadic nuclear
Suami istri sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya
atau salah satu bekerja di luar rumah.
5) Single parent
Satu orang tua sebagi akibat percairan atau kematian pasanganya dan
anak-anaknya dapat ditinggal di rumah atau diluar rumah.
6) Dual carrier
Suami atau istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
7) Commuter married suami atau istri atau keduanya orang karir dan
tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada
waktu tertentu.
8) Single adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk kawin.
9) Three generation Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu
rumah.
10) Institusional yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam
suatu panti.
11) Comunall Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
menogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam
penyedian fasilitas.
12) Group marriage Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan
keturunanya di dalam suatu kesatuan keluarga dan tiap individu
adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari
anak.
13) Unmarid parent and child Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan
tidak dikehendaki, anaknya diadopsi
14) Unmaried parent and child yaitu Dua orang atau satu pasangan yang
hidup bersama tanpa ikatan perkawinan.
15) Gay and lesbian family yaitu Keluarga atau pasangan yang dibentuk
oleh pasangan yang berjenis kelamin yang sama, (Yohanes
dion,2013:10).

D. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga


Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada
sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota
keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan
atau kurun waktu tertentu. Perawat perlu memahami setiap tahapan
perkembangan keluarga serta tugas tugas perkembangannya. Hal ini penting
mengingat tugas perawat dalam mendeteksi adanya masalah keperawatan yang
dilakukan terkait erat dengan sifat masalah yaitu potensial atau aktual. Tahap-
tahap perkembangan keluarga.
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (1986)
1. Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami)
dan perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah
dan meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa
berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih
tinggal dengan orang tuanya. Dua orang yang membentuk keluarga baru
membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi. Masing-masing belajar hidup
bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya,
misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya. Tugas perkembangan
adalah sebagai berikut :
a. Membina hubungan intim dan memuaskan.
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga
suami, keluarga istri dan keluarga sendiri.
2. Keluarga child bearing kelahiran anak pertama
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun. Tugas perkembangan kelurga
yang penting pada tahap ini adalah:
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman
orang tuan berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi
hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih
sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
3. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anaknya baru lahir, sementara kebutuhan anak lain
juga harus terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun
dengan masyarakat.
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan
berakhir pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga
mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas
di sekolah, masing-masing anak memiliki minat sendiri. Dmikian pula orang
tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak. Tugas perkembangan
keluarga :
a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.

Tugas perkembangan :
a. Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
6. Keluarga dengan anak dewasa
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini
tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga
dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Membantu orang tua memasuki masa tua.
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada
beberapa pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut,
perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangan :
a. Mempertahankan kesehatan.
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak.
c. Meningkatkan keakraban pasangan.
8. Keluarga usia lanjut
Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal
dan keduanya meninggal. Tugas perkembangan :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik
dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e. Melakukan life preview. (Abi Muhlisin ,2012;52)
DAFTAR PUSTAKA

Dion, Yohanes & Yasinta Betan. 2013, Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep
Dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Medika

Harmoko. 2012, Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu

Hidayat, A Aziz Alimul. 2007, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika.

Hidayat, A Aziz Alimul & Musrifatul. 2015, Kebutuhan Dasar Manusia Dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Kuschithawati, Susi, dkk. 2007, Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 23, No. 3,
September halaman 131.

Mubarak, Iqbal Wahit & Nurul Chayatin. 2007, Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia: Teori & Aplikasi Dalam Praktik.Jakarta: EGC.

Muhlisin, Abi. 2012, Keperawatan Keluarga.Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Padila. 2012, Buku Ajar: Keperawatan Keluarga.Yogyakarta: Nuha Medika

Tarwoto & Wartonah. 2010, Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Tarwoto & Wartonah.2015, Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai