Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

KOMUNIKASI DATA

NAMA : PUTRO SUCIANTO


NIM : DBC 116 047
KELAS :D
MODUL : II (Simulasi Jaringan Client-Server)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2017
BAB I
TUJUAN DAN LANDASAN TEORI

1.1 TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami jaringan Client-Server.
2. Mahasiswa dapat mengkonfigurasi Jaringan Client-Server menggunakan
cisco packet tracer.

1.2 LANDASAN TEORI


Jaringan client server didefinisikan sebagai suatu arsitektur jaringan
komputer dimana perangkat client melakukan proses meminta data, dan
server yang memiliki tugas untuk memberikan respon berupa data terhadap
request tersebut.
Perangkat client biasanya berupa perangkat komputer dengan aplikasi
software jaringan yang telah terinstal guna untuk meminta dan menerima data
melalui jaringan. Salah satu contoh aplikasi software yang paling sering
digunakan untuk meminta dan menerima data pada jaringan ialah web
browser, dimana user dapat melakukan request untuk sebuah halaman web,
melalui aplikasi web browser (persis seperti yang anda lakukan saat ini)
Perangkat lain yang dapat pula dikategorikan sebagai client ialah perangkat
mobile seperti smartphone atau tablet.

Gambar 1.1 Jaringan client-server


Server merupakan sebuah komputer yang dirancang khusus untuk
melayani client dengan memproses request yang telah diterima dari client lalu
kemudian mengirimkan kembali respon data kepada client melalui jaringan.
Server menyimpan informasi dan data yang kompleks yang mungkin
dibutuhkan client, oleh karena itu biasanya server terdiri dari komputer
dengan performa yang tinggi baik dari segi pemrosesan maupun dari segi
memori, hal tersebut agar server mampu melayani request dari banyak client
secara bersamaan.
Server juga terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tugas spesifik
yang dilakukannya contohnya mail server untuk mengirim dan menerima
pesan melalui jaringan, database server untuk menjaga dan mengatur database
dan masih banyak lagi.
Perangkat client dan server biasanya memiliki unit hardware yang
berbeda, masing-masing didesain sesuai dengan tujuannya. Contohnya pada
client sebaiknya dilengkapi dengan resolusi layar monitor yang bagus dengan
antarmuka graphical user, sedangkan pada server sama sekali tidak
membutuhkan resolusi layar yang bagus cukup dengan antarmuka command
line.

A. Kelebihan Jaringan Client Server


Terdapat kelebihan dan kekurangan pada jaringan client server.
Berikut ini adalah kelebihan yang dimiliki oleh jaringan client server :
1. Kontrol Terpusat pada Server
Tidak seperti pada jaringan peer-to-peer dimana tidak ada pusat server
yang mengatur client, pada jaringan client server terdapat sebuah
server yang bertugas untuk mengontrol akses, resource dan integritas
data sehingga program atau client yang tidak sah tidak dapat
mengganggu aktivitas didalam jaringan.

2. Backup Terpusat pada Server


Selain itu server juga dapat berperan sebagai pusat backup data pada
client, dengan mengatur sistem backup otomatis pada client. Hal
tersebut dilakukan untuk menghindari kehilangan data apabila terjadi
kesalahan pada harddisk client.

3. Skalabilitas
Dapat dengan mudah menambahkan jumlah komputer atau server
pada jaringan client server tanpa menyebabkan pengaruh besar pada
jaringan.

4. Kemudahan Perawatan
Dalam hal melakukan perawatan dapat melakukan remote akses,
sehingga untuk dapat melakukan perawatan tidak harus berada
didepan sistem.

5. Peningkatan Keamanan
Server dapat mengatur akses setiap data pada server, dan juga
mengatur hak akses dari setiap komputer. Hal ini untuk membatasi
aktivitas user sehingga hanya mampu mengakses data yang menjadi
haknya.

B. Kekurangan Jaringan Client Server


Sedangkan berikut ini adalah kekurangan yang dimiliki oleh jaringan
client server :
1. Kegagalan Pada Pusat Kontrol
Menggunakan server tunggal untuk mengatur resources pada jaringan
akan menyebabkan ancaman single point of failure (SPOF), dimana
apabila hal tersebut terjadi maka akan menyebabkan terhentinya
seluruh aktivitas pada jaringan tersebut.
Contoh misalnya ketika sebuah server tunggal menyimpan database
nama dan password user pada sebuah jaringan, lalu jaringan tersebut
mengalami kegagalan maka tidak ada user yang dapat login kedalam
jaringan hingga server kembali pulih.
2. Biaya Pengeluaran
Bila dibandingkan dengan jaringan peer-to-peer tentu biaya yang
dibutuhkan untuk jaringan client server jauh lebih mahal, sebab untuk
membuatnya anda mebutuhkan sebuah superkomputer yang berperan
sebagai server untuk mengatur jaringan tersebut. Berbeda dengan
peer-to-peer dimana tidak membutuhkan server khusus sebab masing-
masing komputer dapat berperan sebagai client maupun sebagai
server.
Disamping itu untuk menerapkan arsitektur jaringan client server
membutuhkan seorang teknisi ahli IT khusus untuk mambangun dan
menjaga server agar dapat melayani client secara terus-menerus.

3. Jaringan Melambat
Tingginya suatu lalu lintas data pada jaringan client server biasanya
akan menyebabkan kelambatan pada server untuk merespon
permintaan dari client. Hal tersebut dapat terjadi ketika banyak
komputer yang melakukan request data secara bersamaan pada sebuah
server. Hal tersebut sangat fatal sebab dapat menyebabkan server
crash dan down sehingga menyebabkan jaringan lumpuh. Oleh karena
itu pada server biasanya memberikan aturan batasan request dari suatu
client, hal ini untuk menghindari kejadian diatas atau mungkin
serangan DDOS.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Bukalah jendela program cisco packet tracer

Gambar 2.1 Tampilan awal cisco packet tracer

2. Buatlah desain jaringan client-server

Gambar 2.2 Desain jaringan client-server

Keterangan :
Pada desain jaringan client-server di atas, terdapat 4 buah PC yaitu (PC 0,
PC1, PC2, PC4) dan 1 buah Switch (Switch 2950-24 (Switch1)) dan 1 buah
Server (Server-PT (Server0)).
3. Menghubungkan 4 buah PC tadi, dengan kabel yang sesuai (Straight) pada port
Ethernet Switch1, dan juga menyambungkan Switch1 pada port Ethernet
Server0 dengan menggunakan kabel yang sesuai (Straight).

Gambar 2.3 Menghubungkan PC0 dengan kabel (straight) pada port ethernet
switch1

Langkah-langkah :
1. Klik Connections yang sudah ditandai
2. Lalu akan muncul beberapa jenis kabel, pilih kabel (straight) dengan
mengkliknya, setelah itu seret kabel (straight) ke PC0 dan klik PC0

Gambar 2.4 Menghubungkan PC0 dengan kabel (straight) pada port ethernet
switch1
3. Setelah mengklik PC0 makan akan muncul pilihan RS 232 dan
FastEthernet0, pilih FastEthernet0 dengan mengkliknya

Gambar 2.5 Menghubungkan PC0 dengan kabel (straight) pada port ethernet
switch1

4. Setelah mengklik FastEthernet0 maka otomatis akan muncul kabel


(straight), lalu seret kabel (straight) ke Switch1 dan klik Switch1, setelah
mengklik Switch1 akan muncul pilihan RS 232 dan beberapa FastEthetnet,
pilih FastEthernet0/1 dengan mengkliknya. Setelah itu maka akan tampak
seperti gambar 2.6

Gambar 2.6 Menghubungkan PC0 dengan kabel (straight) pada port ethernet
switch1
5. Selanjutnya lakukan langkah-langkah seperti di atas, pada PC-PC lainnya
dan juga pada Server0 dengan ketentuan sebagai berikut :
a. (PC1 port FastEthernet0) (Switch1 port FastEthernet0/2)
b. (PC2 port FastEthernet0) (Switch1 port FastEthernet0/3)
c. (PC3 port FastEthernet0) (Switch1 port FastEthernet0/4)
d. (Server0 port FastEthernet0) (Switch1 port FastEthernet0/5)

Setelah semua PC dan Server di sambungkan ke FastEthernet Switch1 maka


akan tampak seperti gambar 2.7

Gambar 2.7 Menghubungkan PC-PC dengan kabel (straight) pada port


ethernet switch1

Keterangan :
Pada gambar di atas terlihat titik-titik hijau, yang menandakan bahwa
PC-PC yang disambungkan ke port FastEthernet Switch1 sudah terhubung
dengan baik atau sudah berfungsi, begitu juga pada Server0 ke Switch1.
Di sini Switch1 berperan sebagai penyambung atau connector antar Client
(PC) dan Server (Server0), fungsi Switch di sini sebagai menajemen lalu
lintas dalam suatu jaringan (Client-Server), yang bertugas bagaimana
mengirimkan paket dari Client (PC) ke Server (Server0) ataupun sebaliknya,
dan juga Switch1 bertugas mencari jalur yang efisien yang paling optimal
dan memastikan pengiriman paket efisien pada tempat tujuan.

4. Memberikan IP Addres pada masing-masing PC dan Server

Gambar 2.8 Memberikan IP Address pada masing-masing PC dan Server0

Langkah-langkah :
1. Klik pada PC0

Gambar 2.9 Memberikan IP Address pada masing-masing PC dan Server0


Gambar 2.10 Memberikan IP Address pada masing-masing PC dan Server0

2. Setelah itu maka akan muncul beberapa menu pilihan yaitu Physical,
Config, Desktop dan Custom Interface. Lalu pilih menu Desktop dengan
meng-kliknya maka akan muncul lagi beberapa menu dari Desktop dan pilih
IP Configuration dengan meng-kliknya, setelah mengklik IP Configuration
maka akan tampak seperti gambar 2.10, yang merupakan IP Configuration
dari PC0.

Gambar 2.11 Memberikan IP Address pada masing-masing PC dan Server0

3. Berikan alamat IP Address (192.168.101.1) pada kolom IP Address dan klik


pada kolom Subnet Mask maka akan muncul sendiri alamatnya yaitu
(255.255.255.0), IP Addres yang diberikan merupakan IP Addres kelas C.
Di sini mengkonfigurasi alamat IP Addres dari PC0 yang menggunakan IP
Static, IP Static yang artinya di konfigurasi secara manual dan tidak akan
berubah ubah, dan juga supaya mudah dikenali dan mudah diingat, lakukan
juga pada PC1, PC2, PC3 sehingga semua mempunyai alamat IP Address
dan Subnet Mask, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. PC1 (IP Address : 192.168.1.102 Subnet Mask : 255.255.255.0)
b. PC2 (IP Address : 192.168.1.103 Subnet Mask : 255.255.255.0)
c. PC3 (IP Address : 192.168.1.104 Subnet Mask : 255.255.255.0)

Di sini alamat IP Address yang diberikan pada masing-masing PC (PC0,


PC1, PC2, PC3) merupakan IP Host sebagai alamat atau lokasi sebuah host
berada. Fungsi ini digunakan untuk mentransfer data atau sebuah file.

Gambar 2.12 Memberikan IP Address pada masing-masing PC dan Server0

4. Klik pada Server0

Gambar 2.13 Memberikan IP Address pada masing-masing PC dan Server0


Gambar 2.14 Memberikan IP Address pada masing-masing PC dan Server0

5. Setelah itu maka akan muncul beberapa menu pilihan yaitu Physical,
Config, Desktop dan Custom Interface. Lalu pilih menu Desktop dengan
meng-kliknya maka akan muncul lagi beberapa menu dari Desktop dan pilih
IP Configuration dengan meng-kliknya, setelah mengklik IP Configuration
maka akan tampak seperti gambar 2.14, yang merupakan IP Configuration
dari Server0.

Gambar 2.15 Memberikan IP Address pada masing-masing PC dan Server0

6. Berikan alamat IP Address (192.168.1.1) pada kolom IP Address dan klik


pada kolom Subnet Mask maka akan muncul sendiri alamatnya yaitu
(255.255.255.0), IP Addres yang diberikan merupakan IP Addres kelas C.
Di sini mengkonfigurasi alamat IP Addres dari Server0 yang menggunakan
IP Static, IP Static yang artinya di konfigurasi secara manual dan tidak akan
berubah ubah, dan juga supaya mudah dikenali dan mudah diingat, IP
Address Server0 192.168.1.1 merupakan IP Host yang digunakan sebagai
alamat atau identitas dari Server0.

5. Selanjutnya melakukan pengetesan dengan mengirimkan data dengan cara


PING melalui Command Prompt

Gambar 2.16 Melakukan pengetesan dengan mengirimkan data dengan cara


PING melalui command prompt

Langkah-langkah :
1. Click pada PC0

Gambar 2.17 Melakukan pengetesan dengan mengirimkan data dengan cara


PING melalui command prompt
Gambar 2.18 Melakukan pengetesan dengan mengirimkan data dengan cara
PING melalui command prompt

2. Setelah itu maka akan muncul beberapa menu pilihan yaitu Physical,
Config, Desktop dan Custom Interface. Lalu pilih menu Desktop dengan
meng-kliknya maka akan muncul lagi beberapa menu dari Desktop dan pilih
Command Prompt dengan meng-klinya, setelah meng-klik Command
Prompt maka akan terbuka jendela Command Prompt seperti pada gambar
2.18

Gambar 2.19 Melakukan PING melalui CMD dari PC0 ke PC1

Gambar 2.20 Melakukan PING melalui CMD dari PC0 ke PC2


Gambar 2.21 Melakukan PING melalui CMD dari PC0 ke PC3

Gambar 2.22 Melakukan PING melalui CMD dari PC0 ke Server0

3. Lakukan PING pada PC0 ke PC1, PC2, PC3 dan PC0 ke Server0 dengan
alamat IP Address (PC1 : 192.168.1.102) (PC2 : 192.168.1.103) (PC3 :
192.168.1.14) dan (Server0 : 192.168.1.1) seperti pada gambar di atas pada
tanda merah pertama. Setelah selesai melakukan PING pada PC-PC dan PC-
Server tekan enter, maka akan muncul seperti pada gambar di atas pada
tanda merah kedua, yang menandakan bahwa PC-PC (PC0) sudah berhasil
terhubung ke PC-PC, dan PC-Server.
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan tersebut dapat simpulkan bahwa arsitektur jaringan Client


Server merupakan model konektivitas pada jaringan yang membedakan fungsi
computer sebagai Client dan Server. Arsitektur ini menempatkan sebuah
komputer sebagai Server. Server ini yang bertugas memberikan pelayanan kepada
terminal-terminal lainnya tang terhubung dalam system jaringan atau yang di
sebut Clientnya. Server juga dapat bertugas untuk memberikan layanan berbagi
pakai berkas (file server), printer (printer server), jalur komunikasi (server
komunikasi).
Server memiliki beban berat apabila server mendapat permintaan yang
banyak atau bersamaan. Kapasitas server berpengaruh pada lama tidaknya
pemerosesan permintaan. Apabila permintaan lebih sedikit maka balasan dari
server akan cepat. Dan pada proses ini untuk jaringan luas berpengaruh pula pada
kekuatan media jaringam yang digunakan.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Admin Id.2016.Pengertian IP Address dan Fungsinya Lengkap.


https://panduankomputer-laptop.blogspot.com/2016/11/pengertian-ip-
address-fungsi-dan-kelas.html.Diakses pada tanggal 03 November 2017.

Fachreza Muslim.2015.Membangun Jaringan LAN Dengan IP Static Dengan


Cisco.
http://komunologi.blogspot.co.id/2015/10/membangun-jaringan-lan-dengan-
ip-static.html.Diakses pada tanggal 03 November 2017.

Muchlis.2016.Memahami Pengertian IP Address dan Cara Setting IP.


http://www.meretas.com/pengertian-dan-cara-setting-ip-address/.Diakses
pada tanggal 03 November 2017.

Muhammad Anugerah Basri.2015.Pengertian Jaringan Client Server Beserta


Kelebihan dan Kekurangannya.
http://www.nesabamedia.com/pengertian-jaringan-client-server/.Diakses
pada tanggal 03 November 2017.

Riyanto.2014.Penjelasan Dari Di Bawah Ini.


https://riareyanryan.wordpress.com/2014/10/22/penjelasan-dari-dibawah-
ini/.Diakses pada tanggal 03 November 2017.

Tim Dosen Komunikasi Data.2015.Modul Praktikum komunikasi Data.


BAB V
LAMPIRAN

Gambar 5.1 Jaringan client-server

Gambar 5.2 Tampilan awal cisco packet tracer

Gambar 5.3 Desain jaringan client-server


5.4 Menghubungkan PC0 dengan kabel (straight) pada port ethernet switch1

Gambar 5.5 Menghubungkan PC0 dengan kabel (straight) pada port ethernet
switch1

Gambar 5.6 Menghubungkan PC0 dengan kabel (straight) pada port ethernet
switch1
Gambar 5.7 Menghubungkan PC0 dengan kabel (straight) pada port ethernet
switch1

Gambar 5.8 Menghubungkan PC-PC dengan kabel (straight) pada port ethernet
switch1

Gambar 5.9 Memberikan IP Address pada masing-masing PC dan Server0


Gambar 5.10 Memberikan IP Address pada masing-masing PC dan Server0

Gambar 5.11 Memberikan IP Address pada masing-masing PC dan Server0

Gambar 5.12 Memberikan IP Address pada masing-masing PC dan Server0

Gambar 5.13 Memberikan IP Address pada masing-masing PC dan Server0


Gambar 5.14 Memberikan IP Address pada masing-masing PC dan Server0

Gambar 5.15 Memberikan IP Address pada masing-masing PC dan Server0

Gambar 5.16 Memberikan IP Address pada masing-masing PC dan Server0

Gambar 5.17 Melakukan pengetesan dengan mengirimkan data dengan cara PING
melalui command prompt
Gambar 5.18 Melakukan pengetesan dengan mengirimkan data dengan cara PING
melalui command prompt

Gambar 5.19 Melakukan pengetesan dengan mengirimkan data dengan cara PING
melalui command prompt

Gambar 5.20 Melakukan PING melalui CMD dari PC0 ke PC1

Gambar 5.21 Melakukan PING melalui CMD dari PC0 ke PC2


Gambar 5.22 Melakukan PING melalui CMD dari PC0 ke PC3

Gambar 5.23 Melakukan PING melalui CMD dari PC0 ke Server0

Anda mungkin juga menyukai