Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 5 No.

1 Maret 2010: 57-74

Hubungan Kumpulan Mineral Berat pada Sedimen Pantai


dan Lepas Pantai dengan Batuan Asal Darat di Perairan Teluk
Pelabuhan Ratu, Jawa Barat

D. Setiady

Puslitbang Geologi Kelautan


Jln. Dr. Junjunan 236, Bandung 40174

Sari
Berdasarkan kontur kedalaman, morfologi dasar laut di sebelah selatan daerah penelitian sangat terjal,
sedangkan di utara landai. Hal ini menunjukkan bahwa proses pengendapan sedimen adalah dari selatan
ke utara dan menerus ke arah barat. Hal ini didukung oleh pola arus di sekitar daerah penyelidikan.
Kestabilan batuan pada morfologi perbukitan di sekitar Sungai Cimandiri berhubungan dengan proses
erosi, pelapukan, dan transportasi di pantai dan lepas pantai. Keberadaan mineral di daerah penyelidikan
akibat proses tersebut, terakumulasi di sekitar muara Sungai Cimandiri, dari pantai sampai ke lepas pan-
tai. Mineral tersebut diendapkan oleh arus sejajar pantai di sekitar pantai Daerah Cibelendung sampai
Karangbeureum. Mineral magnetit dan mineral piroksen dominan sepanjang pantai lepas pantai perairan
Teluk Pelabuhan Ratu. Kehadiran mineral augit dan diopsid menunjukkan batuan asalnya adalah batuan
beku basa (basal). Berdasarkan hal tersebut kemungkinan batuan sumber mineral-mineralnya adalah
batuan beku basa (basal), sedangkan kehadiran mineral horenblenda dan biotit menunjukkan batuan
asalnya adalah batuan beku intermedier (andesit).
Kata kunci: augit, diopsid, basal, horenblenda, biotit, Pelabuhan Ratu

Abstract
Based on the depth contour, the sea bottom morphology in southern part of the researched area is
very steep, while in the northern area it is sloped slightly. It shows that sedimentation process is from
south to the north and continues to the west. It is supported by the current process in studied area. Rock
slope stability of hilly morphology in the Cimandiri River area is related to weathering, erosion, and
transportation process in coastal and nearshore areas. The presence of mineral in the studied area
caused by those processes, was accumulated in the mouth of Cimandiri River, coastal, and nearshore
areas. Those minerals were deposited in Cibelendung to Karangbeureum nearshore area by the long-
shore current. Magnetite and pyroxene minerals are dominant along the coastal and offshore areas of
Pelabuhan Ratu Bay. The presence of augite and diopside shows that the source rock is basic igneous
rocks (basalt), while the presence of hornblende and biotite minerals tend to indicate that the source
rock is intermediate igneous rocks (andesite).
Kata kunci: augite, diopside, basalt, hornblende, biotite, Pelabuhan Ratu

Pendahuluan sampai ujung selatan daerah Ciletuh. Berdasarkan


peta lokasi pengambilan percontoh, koordinat daerah
Daerah penelitian (Gambar 1) terletak di perairan penelitian terletak antara 106024 - 106036 Bujur
Kabupaten Sukabumi, kurang lebih 60 km ke arah Timur dan 6058 - 7010 Lintang Selatan.
selatan dari Kota Sukabumi. Lokasi penelian dimulai Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
dari perairan sekitar Karangbeureum sebelah barat kumpulan mineral yang terdapat di pantai dan
Naskah diterima 18 November 2008, revisi kesatu: 23 November 2008, revisi kedua: 01 Juli 2009, revisi terakhir: 18 Februari 2010

57
58 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 57-74

0 0
106 24 106 36 BT

U
Laut Jawa

a
nd
Su
lat

Pulau Jawa
Se

Qv3
Qv3
Qv3 0 Qvks
QvS Qvso
Kabupaten Sukabumi Qot Qob
Qvpy
Qvb3 Qvpo
Qyg
Qv3 Qot 0
6 58

0
7 10 LS

Lokasi Penelitian Samudra Hindia

0 0
106 24 106 36 BT

Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian.

lepas pantai perairan Teluk Pelabuhan Ratu, serta hingga barat laut - tenggara (Suparka, 1980). Akibat
hubungannya dengan batuan induk yang terdapat di proses tektonika ini Tinggian Sukabumi, Rendahan
daerah penyelidikan berdasarkan asosiasi mineral. Cibadak - Pelabuhan Ratu, Zona Cimandiri, serta
Tataan geologi daerah penelitian dapat diketahui Lajur Jampang bagian utara mengalami pelipatan
berdasarkan Peta Geologi Lembar Pelabuhan Ratu dan pensesaran longitudinal. Kegiatan tektonika
(Sukamto, 1975) dan Lembar Leuwidamar (Sujat- Plio-Plistosen mengakibatkan terjadinya pelipatan
miko dan Santosa 1992). dan pengangkatan di seluruh Jawa Barat. Pada Kala
Tektonika di Jawa Barat umumnya dipengaruhi Kuarter, kegiatan tektonika ditandai oleh gempa
oleh tektonika regional yang dicirikan oleh defor- bumi dan aktivitas gunung api Kuarter, dengan
masi batuan bancuh (perlapisan batuan serpih hitam episentrum gempa bumi berkaitan dengan sesar-
tergeruskan, bongkah batuan, zona breksi, serta sesar yang berkembang sebelumnya.
foliasi batuan sedimen). Deformasi ini terjadi pada Dari hasil penelitian Sukamto (1975) dapat
Kala Kapur Akhir hingga Paleosen Akhir-Eosen disimpulkan:
Tengah. Tektonika berikutnya terjadi pada Kala Formasi Citirem terdiri atas diabas dan basal.
Eosen - Oligosen, sehingga batuan di daerah Ciletuh Setempat-setempat dijumpai sienit, andesit,
yang berumur Eosen - Oligosen terlipat dengan arah dan spilit yang kebanyakan berupa aliran lava.
sumbu lipatan timur laut - barat daya, juga terjadi Sebagian memperlihatkan struktur bantal,
deformasi dengan arah sumbu U2800T (Suparka, amigdaloidal, dan sedikit terubah secara hidro-
1980). Pada Kala Miosen Tengah terjadi kegiatan termal. Formasi ini merupakan satuan batuan
tektonika lagi yang mengakibatkan di Jawa Barat vulkanik berumur Pratersier.
Selatan terjadi pergeseran vertikal, dan di beberapa Anggota Cikarang Formasi Jampang, diciri
tempat mengalami perlipatan kuat serta pergeseran, kan oleh litologi tuf dan tuf lapili berselingan
menghasilkan sesar-sesar bongkah dengan arah timur dengan tuf berbatuapung, batupasir berbatu-
laut - barat daya dan utara barat laut - selatan tenggara apung, tuf gampingan, batulempung tufan,
Hubungan Kumpulan Mineral Berat pada Sedimen Pantai dan Lepas Pantai dengan Batuan Asal 59
Darat di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Jawa Barat (D. Setiady)

batupasir gampingan, napal tufan, napal glo- nisikan sebagai mineral yang memiliki berat jenis
bigerina; sisipan lava, breksi yang sebagian 2,90 (Friedman dan Sanders, 1978).
bersifat konglomerat, breksi tuf, batugamping Lokasi pemercontohan sedimen, titik kedalaman,
tufan, dan batugamping terbreksikan (Sukamto, dan lokasi pemboran ditentukan dengan melihat kon-
1975). Setempat-setempat dijumpai bola tuf. disi geologi daerah penyelidikan terutama kaitannya
Batuan vulkanik yang dijumpai pada umum- dengan mineral dan batuan yang terdapat sepanjang
nya terpropilitkan. Satuan ini berumur Miosen pantai daerah penelitian. Geologi daerah tersebut
Awal, dengan tebal keseluruhan sekitar 2500 m, yang ditampilkan pada Gambar 2 adalah berdasarkan
terletak tak selaras menindih Formasi Ciletuh. Peta Geologi Lembar Pelabuhan Ratu (Sukamto,
Formasi Bentang Bagian Atas yang terdiri atas 1975), dan Lembar Leuwidamar (Sudjatmiko dan
tuf kristal, tuf abu, dan tuf litik, pada umumnya Santosa, 1992).
napalan dan berbatuapung, berselingan dengan Berkaitan dengan hal tersebut di atas, telah di-
batupasir tufan, napal tufan, dan batugam lakukan pemercontohan sedimen pantai pada dela-
ping napalan, setempat-setempat glokonitan; pan lokasi dengan menggunakan bor tangan (BTSB)
dan napal yang kaya akan Globigerina. Umur dan 31 pemercontohan sedimen dan batuan beku di
satuan ini Miosen Akhir hingga Pliosen dengan pantai (PBS), sedangkan percontoh laut sebanyak 61
ketebalan maksimum 350 m. Satuan ini terletak lokasi dengan menggunakan pemercontoh comot,
selaras menindih Formasi Cibodas. serta dua lokasi bor mesin (BH) (Gambar 3).
Analisis Batuan Dasar didasarkan pada satu Pada 37 percontoh sedimen telah dilakukan
asumsi yang menyatakan bahwa setiap tipe batuan analisis mineral berat, dan pemisahan mineral berat
(atau kelompok batuan) sumber cenderung memiliki dilakukan dengan menggunakan larutan berat Bro-
kumpulan mineral tertentu, sehingga adanya suatu moform (BJ 2,88). Jadi mineral berat yang diperoleh
kumpulan mineral dalam tubuh sedimen tertentu mempunyai berat jenis sama dan atau lebih besar
akan mengindikasikan tipe batuan sumbernya. Wa- dari 2,88. Adapun kandungan setiap mineral berat
lau demikian, perlu selalu disadari bahwa kompo- (dalam persen) tiap lokasi didapat berdasarkan hasil
sisi suatu sedimen tidak hanya dipengaruhi oleh perkalian antara perbandingan jumlah mineral yang
batuan sumber, namun juga oleh proses pelapukan, bersangkutan terhadap jumlah keseluruhan mineral
pengangkutan, diagenesis, dan daur ulang partikel berat yang ada dengan persen total mineral berat.
mineral. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis Persen total mineral berat ini diperoleh dengan
melakukan pendekatan terutama pada kumpulan membandingkan berat mineral berat dengan berat
mineral berat. asal kering dan kemudian mengalikannya dengan
perbandingan antara berat mineral 3 phi terhadap
berat mineral hasil Bromoform, tentu saja setelah
Metode Penelitian dikurangi berat mineral yang bersifat magnet (de
ngan menggunakan hand magnet). Analisis mineral
Analisis mineral berat merupakan salah satu berat dilakukan terhadap butiran dengan ukuran
metode yang sering digunakan dalam penentuan asal besar butir 3 phi, kemudian dilakukan analisis
batuan, dan penjelasan di bawah ini terutama akan mikroskopis secara langsung terhadap kandungan
ditujukan pada berbagai hal mengenai mineral berat mineral tersebut.
dan kaitannya dengan batuan sumber.
Mineral berat adalah mineral yang memiliki berat
jenis lebih besar daripada medium yang digunakan Hasil Penelitian
untuk memisahkannya dari mineral ringan. Karena
itu, sebenarnya istilah mineral berat tidak merujuk Morfologi daerah penelitian berdasarkan kemi
pada mineral dengan batasan berat jenis tertentu. ringan lereng dan litologi (Faturochman dan Setiady
Proses pemisahan mineral berat dari mineral ringan 2006), dapat dibedakan menjadi tiga macam:
biasanya dilaksanakan dengan menggunakan larutan Satuan morfologi dataran rendah yang tersusun
berat (terutama dengan Bromoform; BJ 2,85-2,89). oleh aluvium yang menempati daerah muara
Karena itu, secara operasional, mineral berat didefi- Sungai Cimandiri. Pola aliran sungai sebagian
106024 106028 106 032 106 036 BT 60

C
Cipamenang

iB
Ci Mapag

o
Tmbe Ci Haur

ng
Tmt Qa Cigenteng Cirenik
Ci Waru

ko
Ci Bodas Tmn

k
Qa
PASIRBARU Karang Hawu Cicereng Ci Baregbeg U
Cibelendung
Tmcl
Ci Astana Ci Bolang Ci Tepus
0
-6 58 Tmcl Karang Haji
DESA CITEPUS Ci Hurang 0 5 Km
Ci Karang Tmcl Kiaralawang Tmbe
Ci Karang Qa Cilesung
Ci Karangbeureum Qpv Ci Pelabuhan
Kidangkenca
Ci Parigi DESA CITAR
Tmn
Tl Karangbeureum KETERANGAN:
OC 2 KELURAHAN Qa Aluvium: Lempung, lanau kerikil dan kerakal
PELABUHAN RATU Tmn
rik Qha Aluvium dan endapan pantai
Ta Qpyt
Qpyt Ci Qpyt Qpyt Endapan undak muda
Qpyt
ndiri Qpot Endapan undak tua
Ci ma Qpyt Qpyt
Qpyt Qb Basal: basal olivin, dan andesit piroksen,
DESA CIDADAP tuf, lava kayu terkersikan dan batuan terubah
Tmc FORMASI CIMAPAG: breksi atau
Qpyt konglomerat aneka bahan
-7002 BH-1 Qpyt
Tmjc Anggota Cikarang, Fm, Jampang
Tmjv Formasi Jampang, tuf dan tuf tapili
Ci Dadap
Qpyt Tmda DASIT, Dasit, liparit

Tmja Tmja Anggota Ciseureuh


TU DESA LOJI
Tmja Tecl Formasi Ciletuh, endapan turbidit
RA
AN Tmbe FORMASI BENTANG - Batupasir tufan
Tmja Tmja Tmja
BUH Tmn FORMASI NYALINDUNG
LA
Tmcd Dasit Ciemas
PE Tmja
Tmja Tmcl Anggota batugamping FORMASI CIMAPAG:
LUK Batugamping, napal, dan batulempung
DESA KERTAJAYA
TE Tmt Anggota Tuf FORMASI Citarate: Breksi tuf
gampingan batupasir, konglomerat, batuapung,
dan tuf
Tmtl Anggota batugamping FORMASI Citarate

Tpv Breksi, breksi tuf batuapung dan batuan


-7006 Tmjv Tmja pasir tufan; pada umumnya perlapisannya kurang baik
DESA CIHAUR Tma Andesit: andesit, norenblenda, andesit hypersten, basal,
diabas, dan andesit terpropilitkan
Qpv Breksi Gunung api

Qpa Andesit
DESA GIRIMUKTI
Mcv Formasi Citirem

Mgg Batuan Ultrabasa Gunung Beas

Kontur kedalaman dasar l;aut


DESA CIEMAS

Pola arus
Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 57-74

Tmcd

PETA INDEKS
105 107 30
-6 30

0 ng
-7 10LS
SUKABUMI
nju KECAMATAN CIEMAS
Mari
Teluk Ciletuh Ci Tmcd
Tmcd Tmjc
SAMUDRA HINDIA
-8

Qha
LOKASI PENELITIAN
Qha Tmja
Ci Picung Tmja Tmja

Gambar 2. Peta geologi, kontur kedalaman, dan pola arus daerah perairan Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya.
106024 106028 106032 106036 BT

Ci
Cipamenang Ci Mapag

Bo
Ci Haur

n
PSB - 004 PSB - 010

gk
Ci Waru Cigenteng Cirenik 2 Ci Bodas

ok
99
OC 4 -1 OC 9 Ci Baregbeg U
PASIRBARU Karang Hawu Cicereng Cibelendung
Ci Astana
OC OC
6 8 Ci Bolang Ci Tepus
PSB - 006
-6058 PSB - 002 Karang Haji
OC 5 PSB - 011 DESA CITEPUS Ci Hurang 0 5 Km
Ci Karang OC 3 Cilesung Kiaralawang
Ci Karang SB 7 Ci Tepus Tengah
Ci Karangbeureum SB 23 Ci Pelabuhan
PSB - 015 Kidangkenca
Ci Parigi DESA CITAR
SB 23
Tl Karangbeureum
OC 2 KELURAHAN
SB 31 PELABUHAN RATU ik
r Keterangan
Ta
Ci
SB 18 ndiri
Ci ma psb-02Pengambilan sedimen pantai
SB 34 DESA CIDADAP

-7002 BH-1 Pengambilan sedimen laut


SB 36 46
Ci Dadap
Sungai
TU DESA LOJI
RA
AN
B UH Percontoh batuan di pantai
LA
PE OC 2
LUK
DESA KERTAJAYA Bor Mesin
TE
SB 42

SB 44
BH-1
0
-7 06
SB 46 DESA CIHAUR

DESA GIRIMUKTI

PETA INDEKS
DESA CIEMAS 105 0 107030
-6030

Sukabumi
Darat di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Jawa Barat (D. Setiady)

SB 51
SAMUDRA HINDIA
-80
-7010LS
ng
SB 54 rinju KECAMATAN CIEMAS
Teluk Ciletuh Ma LOKASI PENELITIAN
Ci

SB 50
Hubungan Kumpulan Mineral Berat pada Sedimen Pantai dan Lepas Pantai dengan Batuan Asal

Ci Picung
61

Gambar 3. Peta lokasi pengambilan percontoh sedimen.


62 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 57-74

besar berpola dendritik, sementara pada daerah Hasil analisis kestabilan lereng (slope stability)
dataran aluvium sungai tersebut bermeander memperlihatkan bahwa, morfologi dataran didomi-
yang mengindikasikan kedewasaan Sungai nasi oleh erosi alur, sedangkan morfologi perbukitan
Cimandiri. bergelombang didominasi oleh rayapan tanah. Se-
Satuan morfologi perbukitan bergelombang, mentara itu, morfologi perbukitan terjal didominasi
berupa perlipatan yang menempati muara Su oleh jatuhan batuan dan longsoran setempat, yang
ngai Ciletuh sampai muara Sungai Cimarin- berhubungan dengan proses pelapukan, erosi, dan
jung. Satuan ini merupakan sumbu lipatan yang transportasi.
mempunyai arah timur laut - barat daya. Berdasarkan hal tersebut, maka kumpulan
Satuan morfologi perbukitan terjal yang mem- mineral pada sedimen di pantai dan lepas pantai
punyai kemiringan lereng terjal (Gambar 4). berhubungan dengan ketiga proses di atas, yang
Pada daerah tertentu, yaitu di sekitar Karang terdapat di bagian hulu ataupun sepanjang pantai.
Hawu dan Cisaar, Desa Kertajaya dan Desa Terhadap 37 percontoh sedimen telah dilakukan
Girimukti, batuan pembentuknya didominasi analisis mineral berat yang terdiri atas lima belas
oleh batuan beku. percontoh sedimen permukaan dasar laut (SB),
dan tujuh percontoh sedimen pantai di permukaan
(PSB) (Gambar 3). Dari hasil analisis didapatkan
tiga belas mineral, yaitu: magnetit, piroksen, zirkon,
horenblenda, hematit, limonit, augit, diopsid, dolo-
Morfologi perbukitan terjal
mit, biotit, pirit, kuarsa, dan rutil. (Tabel 1, 2 dan 3).
Sementara analisis petrografis dilakukan ter-
hadap percontoh yang berasal dari enam lokasi
singkapan batuan sepanjang pantai Teluk Pelabuhan
Lembah tererosi Ratu, dan masing-masing batuan adalah: basal, an-
desit horenblenda, andesit basaltis, olivin andesit,
basal piroksen, grewake litik, dan tuf.
Kawasan perairan Teluk Pelabuhan Ratu dan
sekitarnya, Kabupaten Sukabumi mempunyai pan-
jang garis pantai lebih kurang 72 km, yang terdiri
Gambar 4. Morfologi perbukitan terjal dengan lembah yang atas muara-muara sungai besar dari ke tujuh sungai
tererosi pada bagian bawahnya. yang menempati bagian barat daya, utara, dan barat

Tabel 1. Hasil Analisis Mineral Berat di lepas Pantai Teluk Pelabuhan Ratu, di Permukaan Dasar Laut (dalam %)
No.
Percontoh SB 07 SB 16 SB 18 SB 21 SB 23 SB 25 SB 29 SB 31
Mineral (12m) (19m) (8m) (9m) (24m) (19m) (11m) (8m)

Magnetit 7,22980 3,3105 3,08610 0,84680 0,01460 0,10360 2,05210 0,26570


Hematit 0,01755 0,08391 0,00865 0,00011 0,00009 0,00108 0,00020
Limonit 0,01103 0,00426 0,00061
Augit 0,01338 0,09409 0,00679 0,00201 0,00150 0,00016
Diopsid 0,00814 0,01313 0,00306 0,00054
Horenblenda 0,00579 0,00364 0,00226 0,00035 0,00027
Biotit 0,00325 0,00219 0,00053 0,00013
Zirkon 0,00036
Dolomit 0,00253 0,00802 0,00306 0,00013 0,00067 0,00191 0,00077 0,00032
Hubungan Kumpulan Mineral Berat pada Sedimen Pantai dan Lepas Pantai dengan Batuan Asal 63
Darat di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Jawa Barat (D. Setiady)

Tabel 2. Hasil Analisis Mineral Berat di lepas Pantai Kabupaten Sukabumi, di Permukaan Dasar Laut (dalam %)
No. Per -
contoh SB 36 SB 42 SB 44 SB 46 SB 51 SB 54 SB 50 SB 34
Mineral (8m) (58m) (120m) (12m) (65m) (7m) (24m) (6m)

Magnetit 0,44640 0,15720 0,06330 0,43730 0,24820 0,08460 0,20300 0,98190


Hematit 0,00018 0,00007 0,00064 0,00013 0,00007 0,00018
Limonit 0,00004 0,00028
Augit 0,00560
Diopsit
Horenblenda 0,00091
Biotit
Zirkon
Dolomit 0,00083 0,00037 0,00171 0,00126 0,00034 0,00009 0,00017 0,00177

Tabel 3. Hasil Analisis Mineral Berat di Pantai Kabupaten Sukabumi pada Sedimen Hasil Bor Tangan

Bor BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1
Mineral (11-12m) (27-28m) (33-34m) (36-37m) (40-41m) (43-44m) (47-48m)
Magnetit 2,88100 2,18680 6,18510 4,18520 5,50510 4,54630 6,10950
Hematit 0,00103 0,00222 0,00125 0,01113 0,00397 0,00325
Limonit 0,00149 0,00046 0,00108
Augit 0,06595 0,04433 0,12667 0,20819 0,16212 0,00371 0,12392
Diopsit 0,00247 0,00397 0,00458 0,01309 0,01243 0,01264
Horenblenda 0,00144 0,00604 0,00208 0,01244 0,01889 0,00278 0,00975
Biotit 0,00111 0,00099
Zirkon 0,00123
Dolomit 0,00165 0,00254 0,01166 0,01702 0,00199 0,00232 0,00578
Pirit 0,00127 0,00291 0,00785 0,00199

lembar peta, yaitu Sungai Ciletuh, Cisaar, Cidadap, aluvium dengan ketinggian dari 0 50 m di atas
Cimandiri, Citepus, Cicareme, dan Cikarang di ka- permukaan laut. Berdasarkan peta geologi (Gambar
wasan lereng dan beberapa Daerah Aliran Sungai/ 2), anak sungai yang mengalir ke Sungai Cimandiri
DAS (Catchment area). Sungai-sungai tersebut cen- adalah Sungai Citarik dan Sungai Cidadap. Batuan
derung dominan membawa muatan mineral dalam di sekitar Sungai Cimandiri adalah andesit (Qpa),
sedimen (Gambar 3). endapan undak muda (Qpyt), dan Formasi Jampang
Pola aliran sungai daerah penelitian umumnya (Tmjp). Sementara batuan di sekitar Sungai Citarik
subparalel dan subdendritik dengan arah aliran adalah Formasi Bentang (Tmbe), dan Formasi Ny-
menuju ke arah muara Sungai Cimandiri, melewati alindung (Tmn). Batuan di sekitar Sungai Cidadap
lembah-lembah lereng perbukitan bergelombang adalah Formasi Jampang (Tmjv) dan anggota
terjal dengan kemiringan lereng daerah perbukitan Ciseureuh (Tmja). Batuan yang menempati satuan
berkisar antara 2 % hingga 10 %. Sungai Cimandiri morfologi lembah Sungai Cimandiri ini umumnya
itu sendiri termasuk dalam morfologi dataran rendah adalah aluvium hasil erosi batuan dasar batupasir,
64 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 57-74

breksi, andesit, dan lava basal. Hasil erosi dan pantai seperti Anggota Ciseureuh yang terdapat di
pelapukan formasi tersebut di atas diangkut melalui sekitar pantai Desa Kertajaya dan terlampar pada
sungai-sungai tersebut. bentukan pantai berupa teluk. Makin ke arah utara
Daerah penelitian merupakan daerah tektonika atau mendekati muara, ukuran bongkah makin besar
yang kuat, sehingga batuan mudah sekali terdefor- dengan dataran pasir makin sempit. Material lain
masi, tererosi, dan tertransportasi. Longsoran yang yang menyusun pantai tipe ini adalah hasil rombakan
banyak dijumpai di daerah sekitar aliran Sungai satuan breksi gunung api yang dijumpai di sekitar
Cimandiri dan sekitarnya, pada umumnya mem- muara Sungai Cibodas, Desa Cibelendung serta di
punyai tipe longsoran jatuhan batuan (rockfall) selatan daerah penelitian, di sebelah barat muara
dan nendatan (slumping). Hal ini dapat dijumpai di Sungai Ciletuh. Di utara, pantai tipe ini dijumpai
daerah penelitian, termasuk di kawasan Desa Loji. pada bentukan pantai berupa teluk di sisi barat dan
Pantai merupakan suatu lingkungan yang kom- timur Tanjung Karanghaji (PSB 004) yang berada
pleks dan masih dipengaruhi oleh proses marin dan di sekitar muara Sungai Cibongkok dan Sungai
proses asal darat, sehingga kumpulan mineral yang Ciastana.
terdapat pada sedimen tersebut adalah pencerminan Pantai berbatuan dasar dicirikan oleh penam-
mekanisme proses erosi dan pelapukan batuan asal pakan relief atau kemiringan paras pantai yang
darat, serta transportasi/sedimentasi yang bervariasi, tinggi (di atas 12) bahkan di beberapa lokasi
mulai dari arus traksi, saltasi, dan suspensi, serta kemiringan paras pantai hingga mencapai 60.
pencucian oleh gelombang dan arus laut. Dalam Tebing pantainya sekaligus sebagai singkapan
hal ini pendekatan yang dilakukan hanya terhadap batuan formasi. Penyusun paras pantai merupakan
kumpulan mineral yang terdapat pada sedimen satuan batuan yang menempati beberapa tempat di
pantai dan lepas pantai dengan batuan yang tedapat bagian tenggara daerah penelitian; umumnya terdiri
sepanjang pantai. atas singkapan-singkapan batuan dasar Formasi
Pantai di daerah penelitian terdiri atas pantai Jampang yang berupa batuan lava andesit dengan
berpasir, pantai berkerikil dan berbongkah, serta banyak rekahan diisi oleh kalsit, basal, breksi, dan
pantai berbatuan dasar (batuan beku). batupasir. Di beberapa tempat, terutama di bagian
Pantai berpasir dicirikan dengan relief pantai selatan daerah penelitian, dijumpai pasir berukuran
yang rendah (datar), kemiringan tidak lebih dari halus sampai kasar, sedangkan di pantai Tanjung
8. Tubuh pantai disusun oleh batuan lunak yang Cisanguh Tanjung Pamipiran dijumpai fragmen
umumnya berupa endapan aluvium, dengan material batuan beku berkomposisi andesit sampai basal dan
penyusun berupa endapan pasir homogen dijumpai pasir berukuran halus sampai kasar. Tipe ini diciri-
di sekitar muara Sungai Cimandiri. Pasir pantainya kan oleh relief tinggi dan bertebing dengan keting-
berkembang membentuk suatu delta sepanjang gian mencapai lebih dan 20 m dari permukaan laut.
lebih kurang 1,5 km. Secara setempat dan dengan Di beberapa tempat dijumpai pula kantongkantong
dimensi yang tidak begitu luas pada beberapa tem- pasir dan fragmen batuan seperti yang dijumpai di
pat karena proses erosi dan transportasi, dijumpai sekitar pantai Cibutun - Balekambang.
batuan keras bersifat lepas dengan ukuran kerikil Sementara itu sedimen di permukaan dasar laut
hingga kerakal, seperti di Karanghawu, sekitar aliran daerah penelitian terdiri atas: pasir, pasir lanauan,
Sungai Citepus. Pelamparan satuan (tipe) pantai ini lanau, lanau pasiran, dan lempung pasiran, warna
terletak di sekitar muaramuara sungai besar, yaitu abu-abu kehijauan sampai abu-abu kehitaman, besar
Sungai Cimandiri dan Sungai Ciletuh, dengan lebar butir pasir halus, bentuk butir, menyudut tanggung
dataran pantai 500 m sampai 1 km dari garis pantai sampai membundar tanggung.
ke arah daratan. Hasil analisis menunjukkan bahwa mineral
Pantai berkerikil dan berbongkah secara umum berat di lepas pantai (SB) terdiri atas magnetit
dicirikan oleh kemiringan paras pantai yang relatif (0,06330 7,22980), hematit (0,00007 - 0,08391
rendah hingga sedang (tidak lebih dari 12) dengan %), limonit (0,00004 % - 0,01103 %), augit (0,00560
pelamparan batuan lepas berukuran kerikil hingga - 0,09409 %), diopsid (0,00054 - 0,01313), horen-
bongkah. Bentuk butir relatif membundar dan bersi- blenda (0,00091 - 0,00579), dan dolomit (0,00009
fat lepas hasil rombakan formasi penyusun tubuh - 0,00802) (Tabel 1; Gambar 5, 6, dan 7).
Hubungan Kumpulan Mineral Berat pada Sedimen Pantai dan Lepas Pantai dengan Batuan Asal 65
Darat di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Jawa Barat (D. Setiady)
0,02000
0,01800
0,01600
Pers entas e (%)

0,01400
0,01200
0,01000
0,00800
0,00600
0,00400
0,00200
0,00000
SB 07 SB 18 SB 21 SB 23 SB 25 SB 29 SB 31 SB 34 SB 36 SB 42 SB 44 SB 46 SB 51 SB 54 SB 50
(12m) (8m) (9m) (24m) (19m) (11m) (8m) (6m) (8m) (58m) (120m) (12m) (65m) (7m) (24m)
Nomor percontoh dan kedalaman dasar laut

Hematit Limonit Augit Diopsid Hornblende Biotit

Gambar 5. Kandungan mineral berat di lepas pantai (SB).

8,00000
7,00000
6,00000
Pers entas e (%)

5,00000
4,00000
3,00000
2,00000
1,00000
0,00000
)

)
)
)

)
)

)
8m

m
m

m
2m

9m

4m

9m

1m

2m

5m

4m
m

(6

(8

20
(8

(9

(8

(7
(5
(1

(1

(2

(1

(1

(1

(6

(2
(1
18

21

31

34

36

54
07

16

23

25

29

42

46

51

50
44
SB

SB

SB

SB

SB
SB
SB

SB

SB

SB

SB

SB

SB
SB

SB

SB

Nomor percontoh dan kedalaman dasar laut

Magnetit Piroksen

Gambar 6. Kandungan mineral magnetit dan piroksen di lepas pantai.

0,40000
0,35000
0,30000
Pers entas e (%)

0,25000
0,20000
0,15000
0,10000
0,05000
0,00000
PSB 02 PSB 04 PSB 06 PSB 08 PSB 10 PSB 11 PSB 15
Nomor percontoh
Hematit Limonit Augit Diopsid Horenblenda Zirkon Rutil

Gambar 7. Kandungan mineral berat di permukaan pantai.


66 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 57-74

Analisis mineral berat terhadap percontoh bor Andesit Basatis, Lokasi Desa Loji
tangan (BTSB) di pantai menunjukan kandungan Sayatan berwarna terang - abu-abu kecoklatan,
magnetit 2,29200 - 13,68490 %), hematit (0,00727 - hipokristalin, porfiritik, intergranular, subhedral -
0,01032 %), limonit (0,00169 % - 0,03367 %), augit anhedral; fenokris terdiri atas plagioklas, dan mineral
(0,05256 - 0,69665 %), diopsid (0,00277 - 0,13242 bijih, sedangkan mineral ubahan adalah karbonat
%), horenblenda (0,00077 - 0,05682), zirkon (0,00573 yang tertanam dalam massa dasar mikro kristalin dan
- 0,01052 %), dan dolomit (0,00646 - 0,06735 %) gelas. Batuan ini termasuk ke dalam batuan vulkanik
(Tabel 2). ekstrusif, persilicic rocks (kandungan silika SiO2 >
Sementara itu, kandungan mineral berat di pantai 65 %); terbentuk pada kondisi tekanan rendah dan
dari hasil analisis percontoh bor mesin (BH-1) terdiri mempunyai suhu yang tinggi; biasanya berbentuk
atas magnetit (2,18680 - 6,10950 %), hematit 0,00103 aliran lava atau kubah apabila terjadi di daerah yang
- 0,01113 %), limonit (0,00046 % - 0,00149 %), augit di duga ada aktivitas tektonika, umumnya berasosiasi
(0,00371 - 0,20819 %), diopsid (0,00247 - 0,01243 dengan batuan basal. Batuan ini telah mengalami
%), horenblenda (0,00144 - 0,01889), zirkon (0,00123 sedikit ubahan, terlihat dari pengamatan mikroskopis
%), dolomit (0,00199 - 0,01702 %), pirit (0,00199 - sebagian fenokris telah mengalami ubahan menjadi
0,00785), dan kuarsa (0,00054 - 0,01702 %) (Tabel mineral lempung.
3). Analisis petrografi batuan sepanjang pantai Teluk
Pelabuhan Ratu menunjukan karakteristik sebagai Basal, Lokasi Desa Kertajaya
berikut: Sayatan berwarna terang - abu-abu terang,
hipokristalin, porfiritik, masa dasar afanitik, inter-
Basal, Lokasi Cibelendung granular, subhedral-anhedral; fenokris terdiri atas
Sayatan tidak berwarna - kecoklatan, hipokrista- plagioklas, piroksen, mineral bijih, serta mineral
lin, porfiritik, intersertal. Fenokris terdiri atas plagio- ubahan karbonat yang tertanam dalam massa dasar
klas, piroksen, zeolit, serisit, dan mineral bijih yang mikro kristalin dan gelas. Batuan ini termasuk ke
tertanam dalam massa dasar mikrolit plagioklas, dalam batuan tipe batuan vukanik ekstrusif, jenis
piroksen, dan gelas vulkanik. Batuan ini termasuk mesosilicic rocks (kandungan silika SiO2 52 - 65
ke dalam batuan vukanik ekstrusif (extrusive igneous %); terjadi pada kondisi yang mirip dengan andesit,
rocks), tipe mesosilicic rocks (kandungan silika SiO2 yaitu bertekanan rendah dan mepunyai suhu tinggi.
52 65 %), terbentuk pada kondisi mirip dengan Umumnya berasosiasi dengan batuan andesit, banyak
andesit, yaitu bertekanan rendah dan mempunyai mengandung olivin, piroksin, dan plagioklas, dan
suhu tinggi. Basal ini biasa berasosiasi dengan batuan terbentuk pada lapisan atas dari dasar laut (biasanya
andesit, banyak mengandung olivin, piroksen, dan berbentuk lava bantal). Batuan ini banyak mengan
plagioklas; terbentuk pada lapisan atas dasar laut dung piroksen sehingga dinamakan piroksen basal.
(biasanya berbentuk lava bantal). Kemungkinan basal
ini dari Formasi Citirem. Grewake Litik, Lokasi Desa Kertajaya
Sayatan tidak berwarna sampai abu-abu kecoklat
Andesit Horenblenda, Lokasi Cibelendung an, butiran membundar tanggung sampai menyudut
Sayatan tidak berwarna, hipokristalin, porfiritik, tanggung, berukuran halus sampai sedang, kemas
intergranular, intersertal, subhedral - anhedral, terbuka, pemilahan baik, butiran terdiri atas felspar,
struktur aliran (trachytic). Komposisi mineral terdiri kuarsa, piroksen, fragmen batuan, dan mineral bijih;
atas plagioklas, mineral bijih, biotit, horenblenda, matriks tersusun oleh gelas, karbonat, dan mineral
dan mineral lempung (serisit) yang tertanam dalam lempung. Batuan ini termasuk ke dalam batuan sedi-
massa dasar mikrolit dan gelas. Batuan ini termasuk men klastika, dihasilkan oleh arus bawah laut yang
jenis batuan vulkanik ekstrutif tipe persilicic rocks bergerak ke daerah tepi lereng benua yang kemudian
(kandungan silika SiO2 > 65 %), terbentuk pada terendapkan secara bertahap, biasanya tahap awal
kondisi tekanan rendah dan mempunyai suhu yang yang khas dari proses pergerakan tektonika. Banyak
tinggi. Biasanya berbentuk aliran lava atau kubah mengandung material yang tidak stabil, kaya akan
apabila terjadi di daerah yang diduga ada aktivifitas kuarsa dan chert 75 %, serta mengandung fragmen
tektonika, umumnya berasosiasi dengan batuan basal. batuan.
Hubungan Kumpulan Mineral Berat pada Sedimen Pantai dan Lepas Pantai dengan Batuan Asal 67
Darat di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Jawa Barat (D. Setiady)

Tuf, Giri Mukti Gambar 2) diasumsikan berasal dari hulu Sungai


Analisis sayatan memperlihatkan tipe klastika, Cimandiri. Kontur kedalaman dasar laut, semakin
pemilahan buruk, bentuk butir menyudut tanggung, ke utara dan ke arah barat semakin landai, sehingga
kemas terbuka; terdiri atas kristal kuarsa, epidot, sedimen hanya diendapkan di sekitar Cibelendung
klorit, zoisit, dan mineral bijih yang tertanam dalam sampai Cikarang. Hal ini sesuai dengan penguku-
matriks mineral lempung dan gelas. Batuan ini ran arus yang dilakukan oleh Geurhaneu (Setiady
termasuk ke dalam batuan piroklastika, biasanya drr., 2005), yang menunujukan arus sejajar pantai
berukuran kasar, terdapat sisipan lava pada pola dari selatan menuju utara kemudian ke arah barat
letusan campuran antara eksplosif dan efusif, dan (Gambar 2).
secara kimiawi termasuk ke dalam felsik atau Hasil analisis mineral berat di pantai dan lepas
intermedier. pantai, memperlihatkan bahwa kandungan mineral
berat di lepas pantai Cibelendung sampai Teluk
Basal Piroksin, Lokasi: Ciletuh Ciletuh secara umum semakin mengecil ke arah
Sayatan berwarna terang - abu-abu terang, Teluk Ciletuh, kecuali augit pada percontoh SB-46
porfiritik, holokristalin, intergranular; fenokris sangat tinggi (Gambar 5). Kandungan mineral be-
terdiri atas plagioklas, piroksen, mineral bijih, dan rat, magnetit, dan piroksen di SB-07 (Cibelendung),
mineral ubahan berupa klorit, yang tertanam dalam tempat tersingkapnya batuan basal dan andesit
massa dasar mikrokristalin dan gelas. Batuan ini horenblenda, sangat tinggi. Namun ke arah Ciletuh
termasuk ke dalam batuan vulkanik ekstrusif tipe kandungan magnetit dan piroksen mengecil (Gam-
mesosilicic rocks (kandungan silika SiO2 52 65 bar 6). Hal ini menunjukkan kemungkinan bahwa
%), yang terbentuk pada kondisi tekanan rendah sumber batuan tersebut adalah andesit horenblenda
dan suhu tinggi; biasa berasosiasi dengan andesit; dan basal yang berada di sekitar Desa Cibelendung.
mengandung banyak olivin, piroksin, dan plagio- Sementara keberadaan augit yang tinggi kemungki-
klas. Batuan ini banyak mengandung piroksen, nan mengindikasikan adanya batuan basa di sekitar
sehingga dinamakan piroksen basal; terbentuk daerah tersebut (Pettijohn, 1975).
pada lapisan atas dasar laut (biasanya berbentuk Diagram kandungan mineral berat sepanjang pan-
lava bantal). tai dari Cikarang sampai Cibelendung, memperlihat-
Basal dan andesit yang terdapat di daerah pe kan bahwa secara umum kandungan mineral beratnya
nyelidikan berasal dari Formasi Andesit Tua, gre- membesar ke arah Teluk Cibelendung (Gambar 7).
wak berasal dari Formasi Ciletuh, sedangkan tuf Demikian juga dengan kandungan magnetit dan
berasal dari Anggota Cikarang Formasi Jampang. piroksen (Gambar 8). Hal ini menunjukkan bahwa
batuan sumber kemungkinan berada di sekitar Desa
Cibelendung, yaitu andesit horenblenda dan basal;
Pembahasan sedangkan kandungan augit yang tinggi pada PSB-10
kemungkinan mengindikasikan adanya batuan basa
Dalam Gambar 2 yang menampilkan peta di sekitar daerah tersebut (Pettijohn, 1975).
geologi dan kontur kedalaman dasar laut, terlihat Berdasarkan diagram kandungan mineral berat
bahwa sebelah selatan daerah penyelidikan sekitar dari data bor BH-1 di Desa Loji (Gambar 9) terli-
Cisaar, morfologinya sangat terjal. Hal ini menun- hat bahwa secara umum kandungan mineral augit
jukkan bahwa pada daerah ini proses erosi sangat relatif semakin membesar ke bawah. Kandungan
tinggi. Semakin ke utara, morfologi dasar laut se- mineral magnetit juga semakin tinggi ke arah
makin landai sehingga memungkinkan terjadinya bawah (Tabel 3; Gambar 10). Hal ini menunjukkan
pengendapan sedimen. Sungai yang terbesar di bahwa batuan sumber di Desa Loji ini berasal dari
daerah penyelidikan adalah Sungai Cimandiri batuan andesit atau basal, yang banyak mengand-
yang merupakan daerah sesar yang kuat; batuan ung mineral magnetit dan augit (Pettijohn,1975).
di sini mengalami pensesaran, pelapukan, trans- Mineral magnetit dan augit mempunyai berat jenis
portasi, dan akhirnya terjadi sedimentasi di sekitar yang sangat tinggi, sehingga semakin ke dalam
muara Sungai Cimandiri. Berdasarkan hal tersebut semakin besar. Lokasi bor BH-1 terletak di seki-
maka batuan induknya yang berupa andesit (Qpa; tar muara Sungai Cimandiri, sehingga kandungan
68 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 57-74

18,00000
16,00000

14,00000
Persentase (%)

12,00000

10,00000

8,00000

6,00000
4,00000

2,00000

0,00000
PSB 02 PSB 04 PSB 06 PSB 08 PSB 10 PSB 11 PSB 15
Nomer percontoh
Magnetit Piroksen

Gambar 8. Kandungan magnetit sepanjang pantai perairan Kabupaten Sukabumi.

0,07000

0,06000

0,05000
Persentase (%)

0,04000
0,03000

0,02000

0,01000

0,00000
BH 2 (05-06m) BH 2 (7-8m) BH 2 (14-15m) BH 2 (21-22m) BH 2 (24-25m) BH 2 (28-29m) BH 2 (35-36m)
Nomor percontoh dan kedalaman bor

Hematit Limonit Augit Diopsid Horenblenda Zirkon

Gambar 9. Kandungan mineral berat dari BH-1.

mineral yang terdapat di lubang bor BH-1 diduga Kehadiran beberapa kumpulan mineral berat
sumbernya berasal dari Sungai Cimandiri. Hal ini dalam suatu sedimen kemungkinan besar mengin-
ditunjukan oleh garis kontur kandungan mineral dikasikan bahwa sedimen tersebut berasal dari
magnetit, piroksen, dan hematit seperti tersaji pada beberapa tipe batuan sumber (Tabel 4).
Gambar 11, 12, dan 13. Mineral-mineral yang ter- Sepanjang pantai Pelabuhan Ratu kumpulan
kumpul di sekitar muara Sungai Cimandiri terbawa mineral berat dari arah barat (PSB-01) ke arah timur
oleh arus sejajar pantai, kemudian terendapkan di (Cibelendung PSB-15) semakin tinggi kandungan-
sekitar Cibelendung sampai Ciastana. nya, sedangkan magnetit dan piroksen kandungan-
Tabel 3. Hasil Analisis Mineral Berat di Pantai dengan Bor Mesin (BH) (Perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Jawa Barat)

Bor
BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1
(11-12m) (27-28m) (33-34m) (36-37m) (40-41m) (43-44m) (47-48m) (11-12m) (27-28m) (33-34m) (36-37m) (40-41m) (43-44m) (47-48m)
Mineral

Magnetit 2,88100 2,18680 6,18510 4,18520 5,50510 4,54630 6,10950 Horenblenda 0,00144 0,00604 0,00208 0,01244 0,01889 0,00278 0,00975

Hematit 0,00103 0,00222 0,00125 0,01113 0,00397 0,00325 Zirkon 0,00123

Limonit 0,00149 0,00046 0,00108 Biotit 0,00111 0,00099

Augit 0,06595 0,04433 0,12667 0,20819 0,16212 0,00371 0,12392 Pirit 0,00127 0,00291 0,00785 0,00199

Diopsid 0,00247 0,00397 0,00458 0,01309 0,01243 0,01264

7,00000
6,00000
5,00000
4,00000
3,00000
2,00000

Persentase (%)
1,00000
0,00000
Darat di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Jawa Barat (D. Setiady)

BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1
(11- (27- (33- (36- (40- (43- (47-
12m) 28m) 34m) 37m) 41m) 44m) 48m)
Nomor percontoh dan kedalaman
Hubungan Kumpulan Mineral Berat pada Sedimen Pantai dan Lepas Pantai dengan Batuan Asal

Gambar 10. Kandungan magnetit hasil bor mesin di Desa Loji.


69
106 024 106 028 106032 106036 BT 70

C
Cipamenang

iB
Ci Mapag

o
15,9587 Ci Haur

ng
2,38910 Ci Waru Cigenteng Cirenik

ko
Ci Bodas

k
OC 4 -1 0,5660 Ci Baregbeg U
PASIRBARU OC 8Karang Hawu Cicereng Cibelendung
Ci Astana
OC 6 0,1035 Ci Bolang Ci Tepus
3,5227
0 Karang Haji
-6 58 Ci Hurang
3,62010 0 DESA CITEPUS 0 5 Km
Ci Karang OC 3 Cilesung Kiaralawang
Ci Karang Ci Tepus Tengah
Ci Karangbeureum 2,0521 9,64930 Ci Pelabuhan

0,8468 Kidangkenca
Ci Parigi DESA CITAR
SB 23
Tl Karangbeureum 0,2657
KELURAHAN
OC 2 PELABUHAN RATU
rik Keterangan
Ta
3,0861 iri Ci
Ci mand
0
3.62010
DESA CIDADAP Kandungan magnetit di pantai

BH-1 Kandungan magnetit di laut


-7002
0,4462 (0,1095)
Ci Dadap 3,0861
Sungai
TU DESA LOJI
RA Percontoh batuan di pantai
N
HA
BU oc2
LA
PE 0,1572
L UK Bor Mesin
DESA KERTAJAYA
TE 0.0633 (Kandungan terbesar 6,1095)
BH-1
Garis kontut kandungan
0,4373 mineral magnetit
-7006
DESA CIHAUR

DESA GIRIMUKTI

PETA INDEKS
0,2482 DESA CIEMAS 105 0 107030
-6030
Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 57-74

Sukabumi

SAMUDRA HINDIA
-7010LS
54 ng -80

rinju KECAMATAN CIEMAS


Teluk Ciletuh Ma LOKASI PENELITIAN
Ci

0,203
Ci Picung

Gambar 11. Peta kontur mineral magnetit dan lokasi kandungan mineral magnetit.
1060 24 106028 106 032 106036 BT

C
Cipamenang

iB
Ci Mapag

o
OC 7 Ci Haur

ng
OC 61,54261
Ci Waru
PSB - 006 1,6758 2

ko
Ci Bodas

k
-1 Ci Baregbeg U
P OC 4 OC 8
Ci Astana
4,98070 Ci Tepus
0
-6 58 0,01084 0,011755 Ci Hurang 0 5 Km
Ci Karang OC 3
Ci Karangbeureum
0,009 0,00108 Ci Pelabuhan
Kidangkenca
0,00011 Ci Parigi
Tl Karangbeureum PSB - 015
OC 2
1,4879 rik Keterangan
0, Ta
0, 00 i Ci
0,00865 00 andir
75 25 Ci m 0,01084
0
Kandungan magnetit di pantai
0
0,01113 BH-1
-7002 19 Kandungan magnetit di laut
0,00018
Ci Dadap Sungai

TU DESA LOJI
RA Percontoh batuan di pantai
HAN
BU OC 2
LA
PE
K 0,00007
LU Bor Mesin
TE
(Kandungan terbesar)
BH-1
0,000064 Garis kontut kandungan
mineral magnetit
-7006

Ci
0 99

Sa
ar
PETA INDEKS
105 0 107030
-6030
Darat di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Jawa Barat (D. Setiady)

0,00013
Sukabumi

0,00007 g SAMUDRA HINDIA


-7010LS jun -80
arin
Teluk Ciletuh CiM LOKASI PENELITIAN
Hubungan Kumpulan Mineral Berat pada Sedimen Pantai dan Lepas Pantai dengan Batuan Asal

0
Ci Picung
71

Gambar 12. Peta kontur mineral dan nilai kandungan mineral hematit.
1060 24 106028 106032 106036 BT
72

Ci
Cipamenang Ci Mapag

Bo
Ci Haur

n
OC 6 OC 7

gk
1,54261 Ci WaruPSB - 006 1,6758 2 Ci Bodas

ok
-1 6 Ci Baregbeg U
P OC 4 1,8 2, 3,4 4,0
OC 8 4 ,8 4,98070
Ci Tepus
0
Ci Astana
-6 58 0,01084 2,89060
OC 3 Ci Hurang 0 5 Km
Ci Karang 0,995

0,2
3,0
Ci Karangbeureum 1,6 Ci Pelabuhan

0,4
0,14980

0,6
1,8
Kidangkenca

1,2

1,0
0 Ci Parigi
Tl Karangbeureum PSB - 015
OC 2
1,4879 rik Keterangan
Ta
0 i Ci
ndir
Ci ma 0,01084
0
Kandungan magnetit di pantai
0
-7002 0 Kandungan magnetit di laut
BH-1
Ci Dadap Sungai

TU DESA LOJI
RA Percontoh batuan di pantai
N
HA
BU OC 2
LA
PE 0,05876
LUK
TE Bor Mesin
(Kandungan terbesar)
BH-1
0 Garis kontut kandungan
mineral magnetit
-7006

Ci
0 99

Sa
ar
99 PETA INDEKS
105 0 107030
-6030
Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 57-74

0 Sukabumi

SAMUDRA HINDIA
0 -80
-7010LS
ng
rinju
Teluk Ciletuh Ma LOKASI PENELITIAN
Ci

0
Ci Picung

Gambar 13. Peta kontur mineral dan nilai kandungan mineral piroksen.
Hubungan Kumpulan Mineral Berat pada Sedimen Pantai dan Lepas Pantai dengan Batuan Asal 73
Darat di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Jawa Barat (D. Setiady)

Tabel 4. Beberapa Jenis Mineral Berat dan Batuan Sumbernya (Pettijohn, 1975)

Jenis BATUAN SUMBER


Mineral Batuan beku Batuan Metamorf
Berat Basa Asam Hidrothermal Tkt Tinggi
Augit x
Hipersten x
Ilmenit x x
Leukosen x x
Magnetit x x x
Olivin x
Rutil x
Biotit x x x
Hornblenda x x x
Zirkon x

nya sangat tinggi dan dominan sepanjang pantai dan Kesimpulan


lepas pantai Teluk Pelabuhan Ratu. Berdasarkan
hal tersebut, maka kemungkinan batuan sumber Berdasarkan kontur kedalaman dasar laut dan
mineral-mineral tersebut adalah batuan beku basa arus sejajar pantai terlihat bahwa di sebelah selatan
(basal) dan batuan beku intermedier (andesit). daerah penyelidikan sekitar Cisaar, morfologinya
Di lepas pantai, kumpulan mineral berat sangat sangat terjal. Semakin ke utara morfologi dasar laut
tinggi di SB-07 (sekitar Cibelendung), dan semakin semakin landai. Hal ini yang menunjukkan bahwa
berkurang ke arah timur SB-18 dan SB-21 serta ke proses pengendapan sedimen dari selatan ke utara
arah barat (Ciletuh). Berarti kemungkinan batuan menerus ke arah barat, didukung oleh pola arus di
sumber kumpulan mineral tersebut adalah batuan sekitar daerah penyelidikan.
basal dan andesit. Sungai yang terbesar di daerah penyelidikan
Kehadiran mineral tersebut di atas yang dikom- adalah Sungai Cimandiri yang merupakan daerah
binasikan dalam peta kontur terlihat pada Gambar sesar yang kuat, sehingga batuan tersebut men-
11, 12, dan 13. Pada peta kontur tersebut, terlihat galami pensesaran, pelapukan, transportasi, dan
bahwa mineral magnetit, piroksen, dan hematit di sedimentasi di sekitar muara Sungai Cimandiri.
lepas pantai yang mempunyai kandungan besar Di lepas pantai, kumpulan mineral berat sangat
terletak antara Cibelendungan dan Karangbeu- tinggi di SB-07 (sekitar Cibelendung), dan semakin
reum. Dari percontoh pantai, kandungan mineral berkurang ke arah timur, SB-18 dan SB-21, serta
tertinggi terdapat di Ciastana. Berdasarkan peta ke arah selatan (Ciletuh). Berdasarkan kandungan
geologi, batuan di Ciastana adalah basal dan an- mineral magnetit, piroksen, dan hematit, lokasi
desit piroksen (Qb). Sementara kandungan mineral terbesar di laut terdapat di antara Cibelendung dan
magnetit, piroksen, dan hematit di lepas pantai dekat Karangbeureum. Sementara dari percontoh
sebelah barat sangat kecil. Hal ini berarti batuan pantai, kandungan yang tinggi juga terdapat di
induk mineral tersebut adalah andesit yang berasal sekitar daerah tersebut. Berdasarkan peta geologi
dari sekitar hulu Sungai Cimandiri. Kemudian batuan induknya adalah batuan basal dan andesit.
oleh arus sejajar pantai dari selatan menuju utara, Batuan sumber kumpulan mineral tersebut
mineral tersebut diendapkan di sekitar Cibelendung adalah basal dan andesit horenblenda Cibelendung
dan Karangbeureum. yang termasuk ke dalam Formasi Citirem; dan yang
74 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 57-74

paling besar adalah andesit (Qpa) yang berasal dari Faturochman, A. dan Setiady D, 2006. Dampak Stabilitas
sekitar Sungai Comandiri. lereng terhadap pencemaran di Perairan Pelabuhan Ratu,
Sukabumi. Jurnal Geologi Kelautan, 4(2), h.35 - 41.
Ucapan Terima Kasih---Penulis mengucapkan banyak Hartono, D. dan Aryanto, N. C. 1996. Buku Panduan Analisis
terima kasih kepada K. Budiono, L. Sarmili, H.C. Widi, Mineral Berat dan Analisis Mineral Oles (Laporan Intern
N.C. Aryanto, dan rekan-rekan satu tim lainnya di PPPGL), h.3 17
lapangan, atas kerja sama selama di lapangan sampai Setiady, D., Aryanto, N.C., Geurhaneu, N., Sarmili, L.,
selesainya tulisan ini. Budiono, K., Catur Widi, dan Setya Budhy, 2005. Potensi
Mineral Lepas Pantai, Perairan Kabupaten Sukabumi,
Jawa Barat. Laporan intern PPPGL tidak di publikasikan.
Acuan Sukamto, R., 1975. Peta Geologi Lembar Pelabuhan Ratu,
skala 1:100.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Betekhtin, A.,1956. A Course of Mineralogy. Peace Publisher, Geologi, Bandung.
Moscow, 642 h. Sudjatmiko dan Santoso, S., 1992. Peta Geologi Lembar
Folk, R.L., 1980. Petrology of Sedimentary Rocks. Hamphill Leuwidamar, skala 1:100.000. Pusat Penelitian dan
Publishing Company Austin, Texas, h.170 - 174. Pengembangan Geologi, Bandung.
Friedman, G.M. dan Sanders, J.E., 1978. Principles of Pettijohn, F.J., 1975. Sedimentary Rocks, 3 rd ed. XII, New
sedimentology, XIII, New York, John Willey & Son, York, Harper & Row Publisher, 628 h.
792 h.

Anda mungkin juga menyukai