D. Setiady
Sari
Berdasarkan kontur kedalaman, morfologi dasar laut di sebelah selatan daerah penelitian sangat terjal,
sedangkan di utara landai. Hal ini menunjukkan bahwa proses pengendapan sedimen adalah dari selatan
ke utara dan menerus ke arah barat. Hal ini didukung oleh pola arus di sekitar daerah penyelidikan.
Kestabilan batuan pada morfologi perbukitan di sekitar Sungai Cimandiri berhubungan dengan proses
erosi, pelapukan, dan transportasi di pantai dan lepas pantai. Keberadaan mineral di daerah penyelidikan
akibat proses tersebut, terakumulasi di sekitar muara Sungai Cimandiri, dari pantai sampai ke lepas pan-
tai. Mineral tersebut diendapkan oleh arus sejajar pantai di sekitar pantai Daerah Cibelendung sampai
Karangbeureum. Mineral magnetit dan mineral piroksen dominan sepanjang pantai lepas pantai perairan
Teluk Pelabuhan Ratu. Kehadiran mineral augit dan diopsid menunjukkan batuan asalnya adalah batuan
beku basa (basal). Berdasarkan hal tersebut kemungkinan batuan sumber mineral-mineralnya adalah
batuan beku basa (basal), sedangkan kehadiran mineral horenblenda dan biotit menunjukkan batuan
asalnya adalah batuan beku intermedier (andesit).
Kata kunci: augit, diopsid, basal, horenblenda, biotit, Pelabuhan Ratu
Abstract
Based on the depth contour, the sea bottom morphology in southern part of the researched area is
very steep, while in the northern area it is sloped slightly. It shows that sedimentation process is from
south to the north and continues to the west. It is supported by the current process in studied area. Rock
slope stability of hilly morphology in the Cimandiri River area is related to weathering, erosion, and
transportation process in coastal and nearshore areas. The presence of mineral in the studied area
caused by those processes, was accumulated in the mouth of Cimandiri River, coastal, and nearshore
areas. Those minerals were deposited in Cibelendung to Karangbeureum nearshore area by the long-
shore current. Magnetite and pyroxene minerals are dominant along the coastal and offshore areas of
Pelabuhan Ratu Bay. The presence of augite and diopside shows that the source rock is basic igneous
rocks (basalt), while the presence of hornblende and biotite minerals tend to indicate that the source
rock is intermediate igneous rocks (andesite).
Kata kunci: augite, diopside, basalt, hornblende, biotite, Pelabuhan Ratu
57
58 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 57-74
0 0
106 24 106 36 BT
U
Laut Jawa
a
nd
Su
lat
Pulau Jawa
Se
Qv3
Qv3
Qv3 0 Qvks
QvS Qvso
Kabupaten Sukabumi Qot Qob
Qvpy
Qvb3 Qvpo
Qyg
Qv3 Qot 0
6 58
0
7 10 LS
0 0
106 24 106 36 BT
lepas pantai perairan Teluk Pelabuhan Ratu, serta hingga barat laut - tenggara (Suparka, 1980). Akibat
hubungannya dengan batuan induk yang terdapat di proses tektonika ini Tinggian Sukabumi, Rendahan
daerah penyelidikan berdasarkan asosiasi mineral. Cibadak - Pelabuhan Ratu, Zona Cimandiri, serta
Tataan geologi daerah penelitian dapat diketahui Lajur Jampang bagian utara mengalami pelipatan
berdasarkan Peta Geologi Lembar Pelabuhan Ratu dan pensesaran longitudinal. Kegiatan tektonika
(Sukamto, 1975) dan Lembar Leuwidamar (Sujat- Plio-Plistosen mengakibatkan terjadinya pelipatan
miko dan Santosa 1992). dan pengangkatan di seluruh Jawa Barat. Pada Kala
Tektonika di Jawa Barat umumnya dipengaruhi Kuarter, kegiatan tektonika ditandai oleh gempa
oleh tektonika regional yang dicirikan oleh defor- bumi dan aktivitas gunung api Kuarter, dengan
masi batuan bancuh (perlapisan batuan serpih hitam episentrum gempa bumi berkaitan dengan sesar-
tergeruskan, bongkah batuan, zona breksi, serta sesar yang berkembang sebelumnya.
foliasi batuan sedimen). Deformasi ini terjadi pada Dari hasil penelitian Sukamto (1975) dapat
Kala Kapur Akhir hingga Paleosen Akhir-Eosen disimpulkan:
Tengah. Tektonika berikutnya terjadi pada Kala Formasi Citirem terdiri atas diabas dan basal.
Eosen - Oligosen, sehingga batuan di daerah Ciletuh Setempat-setempat dijumpai sienit, andesit,
yang berumur Eosen - Oligosen terlipat dengan arah dan spilit yang kebanyakan berupa aliran lava.
sumbu lipatan timur laut - barat daya, juga terjadi Sebagian memperlihatkan struktur bantal,
deformasi dengan arah sumbu U2800T (Suparka, amigdaloidal, dan sedikit terubah secara hidro-
1980). Pada Kala Miosen Tengah terjadi kegiatan termal. Formasi ini merupakan satuan batuan
tektonika lagi yang mengakibatkan di Jawa Barat vulkanik berumur Pratersier.
Selatan terjadi pergeseran vertikal, dan di beberapa Anggota Cikarang Formasi Jampang, diciri
tempat mengalami perlipatan kuat serta pergeseran, kan oleh litologi tuf dan tuf lapili berselingan
menghasilkan sesar-sesar bongkah dengan arah timur dengan tuf berbatuapung, batupasir berbatu-
laut - barat daya dan utara barat laut - selatan tenggara apung, tuf gampingan, batulempung tufan,
Hubungan Kumpulan Mineral Berat pada Sedimen Pantai dan Lepas Pantai dengan Batuan Asal 59
Darat di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Jawa Barat (D. Setiady)
batupasir gampingan, napal tufan, napal glo- nisikan sebagai mineral yang memiliki berat jenis
bigerina; sisipan lava, breksi yang sebagian 2,90 (Friedman dan Sanders, 1978).
bersifat konglomerat, breksi tuf, batugamping Lokasi pemercontohan sedimen, titik kedalaman,
tufan, dan batugamping terbreksikan (Sukamto, dan lokasi pemboran ditentukan dengan melihat kon-
1975). Setempat-setempat dijumpai bola tuf. disi geologi daerah penyelidikan terutama kaitannya
Batuan vulkanik yang dijumpai pada umum- dengan mineral dan batuan yang terdapat sepanjang
nya terpropilitkan. Satuan ini berumur Miosen pantai daerah penelitian. Geologi daerah tersebut
Awal, dengan tebal keseluruhan sekitar 2500 m, yang ditampilkan pada Gambar 2 adalah berdasarkan
terletak tak selaras menindih Formasi Ciletuh. Peta Geologi Lembar Pelabuhan Ratu (Sukamto,
Formasi Bentang Bagian Atas yang terdiri atas 1975), dan Lembar Leuwidamar (Sudjatmiko dan
tuf kristal, tuf abu, dan tuf litik, pada umumnya Santosa, 1992).
napalan dan berbatuapung, berselingan dengan Berkaitan dengan hal tersebut di atas, telah di-
batupasir tufan, napal tufan, dan batugam lakukan pemercontohan sedimen pantai pada dela-
ping napalan, setempat-setempat glokonitan; pan lokasi dengan menggunakan bor tangan (BTSB)
dan napal yang kaya akan Globigerina. Umur dan 31 pemercontohan sedimen dan batuan beku di
satuan ini Miosen Akhir hingga Pliosen dengan pantai (PBS), sedangkan percontoh laut sebanyak 61
ketebalan maksimum 350 m. Satuan ini terletak lokasi dengan menggunakan pemercontoh comot,
selaras menindih Formasi Cibodas. serta dua lokasi bor mesin (BH) (Gambar 3).
Analisis Batuan Dasar didasarkan pada satu Pada 37 percontoh sedimen telah dilakukan
asumsi yang menyatakan bahwa setiap tipe batuan analisis mineral berat, dan pemisahan mineral berat
(atau kelompok batuan) sumber cenderung memiliki dilakukan dengan menggunakan larutan berat Bro-
kumpulan mineral tertentu, sehingga adanya suatu moform (BJ 2,88). Jadi mineral berat yang diperoleh
kumpulan mineral dalam tubuh sedimen tertentu mempunyai berat jenis sama dan atau lebih besar
akan mengindikasikan tipe batuan sumbernya. Wa- dari 2,88. Adapun kandungan setiap mineral berat
lau demikian, perlu selalu disadari bahwa kompo- (dalam persen) tiap lokasi didapat berdasarkan hasil
sisi suatu sedimen tidak hanya dipengaruhi oleh perkalian antara perbandingan jumlah mineral yang
batuan sumber, namun juga oleh proses pelapukan, bersangkutan terhadap jumlah keseluruhan mineral
pengangkutan, diagenesis, dan daur ulang partikel berat yang ada dengan persen total mineral berat.
mineral. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis Persen total mineral berat ini diperoleh dengan
melakukan pendekatan terutama pada kumpulan membandingkan berat mineral berat dengan berat
mineral berat. asal kering dan kemudian mengalikannya dengan
perbandingan antara berat mineral 3 phi terhadap
berat mineral hasil Bromoform, tentu saja setelah
Metode Penelitian dikurangi berat mineral yang bersifat magnet (de
ngan menggunakan hand magnet). Analisis mineral
Analisis mineral berat merupakan salah satu berat dilakukan terhadap butiran dengan ukuran
metode yang sering digunakan dalam penentuan asal besar butir 3 phi, kemudian dilakukan analisis
batuan, dan penjelasan di bawah ini terutama akan mikroskopis secara langsung terhadap kandungan
ditujukan pada berbagai hal mengenai mineral berat mineral tersebut.
dan kaitannya dengan batuan sumber.
Mineral berat adalah mineral yang memiliki berat
jenis lebih besar daripada medium yang digunakan Hasil Penelitian
untuk memisahkannya dari mineral ringan. Karena
itu, sebenarnya istilah mineral berat tidak merujuk Morfologi daerah penelitian berdasarkan kemi
pada mineral dengan batasan berat jenis tertentu. ringan lereng dan litologi (Faturochman dan Setiady
Proses pemisahan mineral berat dari mineral ringan 2006), dapat dibedakan menjadi tiga macam:
biasanya dilaksanakan dengan menggunakan larutan Satuan morfologi dataran rendah yang tersusun
berat (terutama dengan Bromoform; BJ 2,85-2,89). oleh aluvium yang menempati daerah muara
Karena itu, secara operasional, mineral berat didefi- Sungai Cimandiri. Pola aliran sungai sebagian
106024 106028 106 032 106 036 BT 60
C
Cipamenang
iB
Ci Mapag
o
Tmbe Ci Haur
ng
Tmt Qa Cigenteng Cirenik
Ci Waru
ko
Ci Bodas Tmn
k
Qa
PASIRBARU Karang Hawu Cicereng Ci Baregbeg U
Cibelendung
Tmcl
Ci Astana Ci Bolang Ci Tepus
0
-6 58 Tmcl Karang Haji
DESA CITEPUS Ci Hurang 0 5 Km
Ci Karang Tmcl Kiaralawang Tmbe
Ci Karang Qa Cilesung
Ci Karangbeureum Qpv Ci Pelabuhan
Kidangkenca
Ci Parigi DESA CITAR
Tmn
Tl Karangbeureum KETERANGAN:
OC 2 KELURAHAN Qa Aluvium: Lempung, lanau kerikil dan kerakal
PELABUHAN RATU Tmn
rik Qha Aluvium dan endapan pantai
Ta Qpyt
Qpyt Ci Qpyt Qpyt Endapan undak muda
Qpyt
ndiri Qpot Endapan undak tua
Ci ma Qpyt Qpyt
Qpyt Qb Basal: basal olivin, dan andesit piroksen,
DESA CIDADAP tuf, lava kayu terkersikan dan batuan terubah
Tmc FORMASI CIMAPAG: breksi atau
Qpyt konglomerat aneka bahan
-7002 BH-1 Qpyt
Tmjc Anggota Cikarang, Fm, Jampang
Tmjv Formasi Jampang, tuf dan tuf tapili
Ci Dadap
Qpyt Tmda DASIT, Dasit, liparit
Qpa Andesit
DESA GIRIMUKTI
Mcv Formasi Citirem
Pola arus
Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 57-74
Tmcd
PETA INDEKS
105 107 30
-6 30
0 ng
-7 10LS
SUKABUMI
nju KECAMATAN CIEMAS
Mari
Teluk Ciletuh Ci Tmcd
Tmcd Tmjc
SAMUDRA HINDIA
-8
Qha
LOKASI PENELITIAN
Qha Tmja
Ci Picung Tmja Tmja
Gambar 2. Peta geologi, kontur kedalaman, dan pola arus daerah perairan Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya.
106024 106028 106032 106036 BT
Ci
Cipamenang Ci Mapag
Bo
Ci Haur
n
PSB - 004 PSB - 010
gk
Ci Waru Cigenteng Cirenik 2 Ci Bodas
ok
99
OC 4 -1 OC 9 Ci Baregbeg U
PASIRBARU Karang Hawu Cicereng Cibelendung
Ci Astana
OC OC
6 8 Ci Bolang Ci Tepus
PSB - 006
-6058 PSB - 002 Karang Haji
OC 5 PSB - 011 DESA CITEPUS Ci Hurang 0 5 Km
Ci Karang OC 3 Cilesung Kiaralawang
Ci Karang SB 7 Ci Tepus Tengah
Ci Karangbeureum SB 23 Ci Pelabuhan
PSB - 015 Kidangkenca
Ci Parigi DESA CITAR
SB 23
Tl Karangbeureum
OC 2 KELURAHAN
SB 31 PELABUHAN RATU ik
r Keterangan
Ta
Ci
SB 18 ndiri
Ci ma psb-02Pengambilan sedimen pantai
SB 34 DESA CIDADAP
SB 44
BH-1
0
-7 06
SB 46 DESA CIHAUR
DESA GIRIMUKTI
PETA INDEKS
DESA CIEMAS 105 0 107030
-6030
Sukabumi
Darat di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Jawa Barat (D. Setiady)
SB 51
SAMUDRA HINDIA
-80
-7010LS
ng
SB 54 rinju KECAMATAN CIEMAS
Teluk Ciletuh Ma LOKASI PENELITIAN
Ci
SB 50
Hubungan Kumpulan Mineral Berat pada Sedimen Pantai dan Lepas Pantai dengan Batuan Asal
Ci Picung
61
besar berpola dendritik, sementara pada daerah Hasil analisis kestabilan lereng (slope stability)
dataran aluvium sungai tersebut bermeander memperlihatkan bahwa, morfologi dataran didomi-
yang mengindikasikan kedewasaan Sungai nasi oleh erosi alur, sedangkan morfologi perbukitan
Cimandiri. bergelombang didominasi oleh rayapan tanah. Se-
Satuan morfologi perbukitan bergelombang, mentara itu, morfologi perbukitan terjal didominasi
berupa perlipatan yang menempati muara Su oleh jatuhan batuan dan longsoran setempat, yang
ngai Ciletuh sampai muara Sungai Cimarin- berhubungan dengan proses pelapukan, erosi, dan
jung. Satuan ini merupakan sumbu lipatan yang transportasi.
mempunyai arah timur laut - barat daya. Berdasarkan hal tersebut, maka kumpulan
Satuan morfologi perbukitan terjal yang mem- mineral pada sedimen di pantai dan lepas pantai
punyai kemiringan lereng terjal (Gambar 4). berhubungan dengan ketiga proses di atas, yang
Pada daerah tertentu, yaitu di sekitar Karang terdapat di bagian hulu ataupun sepanjang pantai.
Hawu dan Cisaar, Desa Kertajaya dan Desa Terhadap 37 percontoh sedimen telah dilakukan
Girimukti, batuan pembentuknya didominasi analisis mineral berat yang terdiri atas lima belas
oleh batuan beku. percontoh sedimen permukaan dasar laut (SB),
dan tujuh percontoh sedimen pantai di permukaan
(PSB) (Gambar 3). Dari hasil analisis didapatkan
tiga belas mineral, yaitu: magnetit, piroksen, zirkon,
horenblenda, hematit, limonit, augit, diopsid, dolo-
Morfologi perbukitan terjal
mit, biotit, pirit, kuarsa, dan rutil. (Tabel 1, 2 dan 3).
Sementara analisis petrografis dilakukan ter-
hadap percontoh yang berasal dari enam lokasi
singkapan batuan sepanjang pantai Teluk Pelabuhan
Lembah tererosi Ratu, dan masing-masing batuan adalah: basal, an-
desit horenblenda, andesit basaltis, olivin andesit,
basal piroksen, grewake litik, dan tuf.
Kawasan perairan Teluk Pelabuhan Ratu dan
sekitarnya, Kabupaten Sukabumi mempunyai pan-
jang garis pantai lebih kurang 72 km, yang terdiri
Gambar 4. Morfologi perbukitan terjal dengan lembah yang atas muara-muara sungai besar dari ke tujuh sungai
tererosi pada bagian bawahnya. yang menempati bagian barat daya, utara, dan barat
Tabel 1. Hasil Analisis Mineral Berat di lepas Pantai Teluk Pelabuhan Ratu, di Permukaan Dasar Laut (dalam %)
No.
Percontoh SB 07 SB 16 SB 18 SB 21 SB 23 SB 25 SB 29 SB 31
Mineral (12m) (19m) (8m) (9m) (24m) (19m) (11m) (8m)
Tabel 2. Hasil Analisis Mineral Berat di lepas Pantai Kabupaten Sukabumi, di Permukaan Dasar Laut (dalam %)
No. Per -
contoh SB 36 SB 42 SB 44 SB 46 SB 51 SB 54 SB 50 SB 34
Mineral (8m) (58m) (120m) (12m) (65m) (7m) (24m) (6m)
Tabel 3. Hasil Analisis Mineral Berat di Pantai Kabupaten Sukabumi pada Sedimen Hasil Bor Tangan
Bor BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1
Mineral (11-12m) (27-28m) (33-34m) (36-37m) (40-41m) (43-44m) (47-48m)
Magnetit 2,88100 2,18680 6,18510 4,18520 5,50510 4,54630 6,10950
Hematit 0,00103 0,00222 0,00125 0,01113 0,00397 0,00325
Limonit 0,00149 0,00046 0,00108
Augit 0,06595 0,04433 0,12667 0,20819 0,16212 0,00371 0,12392
Diopsit 0,00247 0,00397 0,00458 0,01309 0,01243 0,01264
Horenblenda 0,00144 0,00604 0,00208 0,01244 0,01889 0,00278 0,00975
Biotit 0,00111 0,00099
Zirkon 0,00123
Dolomit 0,00165 0,00254 0,01166 0,01702 0,00199 0,00232 0,00578
Pirit 0,00127 0,00291 0,00785 0,00199
lembar peta, yaitu Sungai Ciletuh, Cisaar, Cidadap, aluvium dengan ketinggian dari 0 50 m di atas
Cimandiri, Citepus, Cicareme, dan Cikarang di ka- permukaan laut. Berdasarkan peta geologi (Gambar
wasan lereng dan beberapa Daerah Aliran Sungai/ 2), anak sungai yang mengalir ke Sungai Cimandiri
DAS (Catchment area). Sungai-sungai tersebut cen- adalah Sungai Citarik dan Sungai Cidadap. Batuan
derung dominan membawa muatan mineral dalam di sekitar Sungai Cimandiri adalah andesit (Qpa),
sedimen (Gambar 3). endapan undak muda (Qpyt), dan Formasi Jampang
Pola aliran sungai daerah penelitian umumnya (Tmjp). Sementara batuan di sekitar Sungai Citarik
subparalel dan subdendritik dengan arah aliran adalah Formasi Bentang (Tmbe), dan Formasi Ny-
menuju ke arah muara Sungai Cimandiri, melewati alindung (Tmn). Batuan di sekitar Sungai Cidadap
lembah-lembah lereng perbukitan bergelombang adalah Formasi Jampang (Tmjv) dan anggota
terjal dengan kemiringan lereng daerah perbukitan Ciseureuh (Tmja). Batuan yang menempati satuan
berkisar antara 2 % hingga 10 %. Sungai Cimandiri morfologi lembah Sungai Cimandiri ini umumnya
itu sendiri termasuk dalam morfologi dataran rendah adalah aluvium hasil erosi batuan dasar batupasir,
64 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 57-74
breksi, andesit, dan lava basal. Hasil erosi dan pantai seperti Anggota Ciseureuh yang terdapat di
pelapukan formasi tersebut di atas diangkut melalui sekitar pantai Desa Kertajaya dan terlampar pada
sungai-sungai tersebut. bentukan pantai berupa teluk. Makin ke arah utara
Daerah penelitian merupakan daerah tektonika atau mendekati muara, ukuran bongkah makin besar
yang kuat, sehingga batuan mudah sekali terdefor- dengan dataran pasir makin sempit. Material lain
masi, tererosi, dan tertransportasi. Longsoran yang yang menyusun pantai tipe ini adalah hasil rombakan
banyak dijumpai di daerah sekitar aliran Sungai satuan breksi gunung api yang dijumpai di sekitar
Cimandiri dan sekitarnya, pada umumnya mem- muara Sungai Cibodas, Desa Cibelendung serta di
punyai tipe longsoran jatuhan batuan (rockfall) selatan daerah penelitian, di sebelah barat muara
dan nendatan (slumping). Hal ini dapat dijumpai di Sungai Ciletuh. Di utara, pantai tipe ini dijumpai
daerah penelitian, termasuk di kawasan Desa Loji. pada bentukan pantai berupa teluk di sisi barat dan
Pantai merupakan suatu lingkungan yang kom- timur Tanjung Karanghaji (PSB 004) yang berada
pleks dan masih dipengaruhi oleh proses marin dan di sekitar muara Sungai Cibongkok dan Sungai
proses asal darat, sehingga kumpulan mineral yang Ciastana.
terdapat pada sedimen tersebut adalah pencerminan Pantai berbatuan dasar dicirikan oleh penam-
mekanisme proses erosi dan pelapukan batuan asal pakan relief atau kemiringan paras pantai yang
darat, serta transportasi/sedimentasi yang bervariasi, tinggi (di atas 12) bahkan di beberapa lokasi
mulai dari arus traksi, saltasi, dan suspensi, serta kemiringan paras pantai hingga mencapai 60.
pencucian oleh gelombang dan arus laut. Dalam Tebing pantainya sekaligus sebagai singkapan
hal ini pendekatan yang dilakukan hanya terhadap batuan formasi. Penyusun paras pantai merupakan
kumpulan mineral yang terdapat pada sedimen satuan batuan yang menempati beberapa tempat di
pantai dan lepas pantai dengan batuan yang tedapat bagian tenggara daerah penelitian; umumnya terdiri
sepanjang pantai. atas singkapan-singkapan batuan dasar Formasi
Pantai di daerah penelitian terdiri atas pantai Jampang yang berupa batuan lava andesit dengan
berpasir, pantai berkerikil dan berbongkah, serta banyak rekahan diisi oleh kalsit, basal, breksi, dan
pantai berbatuan dasar (batuan beku). batupasir. Di beberapa tempat, terutama di bagian
Pantai berpasir dicirikan dengan relief pantai selatan daerah penelitian, dijumpai pasir berukuran
yang rendah (datar), kemiringan tidak lebih dari halus sampai kasar, sedangkan di pantai Tanjung
8. Tubuh pantai disusun oleh batuan lunak yang Cisanguh Tanjung Pamipiran dijumpai fragmen
umumnya berupa endapan aluvium, dengan material batuan beku berkomposisi andesit sampai basal dan
penyusun berupa endapan pasir homogen dijumpai pasir berukuran halus sampai kasar. Tipe ini diciri-
di sekitar muara Sungai Cimandiri. Pasir pantainya kan oleh relief tinggi dan bertebing dengan keting-
berkembang membentuk suatu delta sepanjang gian mencapai lebih dan 20 m dari permukaan laut.
lebih kurang 1,5 km. Secara setempat dan dengan Di beberapa tempat dijumpai pula kantongkantong
dimensi yang tidak begitu luas pada beberapa tem- pasir dan fragmen batuan seperti yang dijumpai di
pat karena proses erosi dan transportasi, dijumpai sekitar pantai Cibutun - Balekambang.
batuan keras bersifat lepas dengan ukuran kerikil Sementara itu sedimen di permukaan dasar laut
hingga kerakal, seperti di Karanghawu, sekitar aliran daerah penelitian terdiri atas: pasir, pasir lanauan,
Sungai Citepus. Pelamparan satuan (tipe) pantai ini lanau, lanau pasiran, dan lempung pasiran, warna
terletak di sekitar muaramuara sungai besar, yaitu abu-abu kehijauan sampai abu-abu kehitaman, besar
Sungai Cimandiri dan Sungai Ciletuh, dengan lebar butir pasir halus, bentuk butir, menyudut tanggung
dataran pantai 500 m sampai 1 km dari garis pantai sampai membundar tanggung.
ke arah daratan. Hasil analisis menunjukkan bahwa mineral
Pantai berkerikil dan berbongkah secara umum berat di lepas pantai (SB) terdiri atas magnetit
dicirikan oleh kemiringan paras pantai yang relatif (0,06330 7,22980), hematit (0,00007 - 0,08391
rendah hingga sedang (tidak lebih dari 12) dengan %), limonit (0,00004 % - 0,01103 %), augit (0,00560
pelamparan batuan lepas berukuran kerikil hingga - 0,09409 %), diopsid (0,00054 - 0,01313), horen-
bongkah. Bentuk butir relatif membundar dan bersi- blenda (0,00091 - 0,00579), dan dolomit (0,00009
fat lepas hasil rombakan formasi penyusun tubuh - 0,00802) (Tabel 1; Gambar 5, 6, dan 7).
Hubungan Kumpulan Mineral Berat pada Sedimen Pantai dan Lepas Pantai dengan Batuan Asal 65
Darat di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Jawa Barat (D. Setiady)
0,02000
0,01800
0,01600
Pers entas e (%)
0,01400
0,01200
0,01000
0,00800
0,00600
0,00400
0,00200
0,00000
SB 07 SB 18 SB 21 SB 23 SB 25 SB 29 SB 31 SB 34 SB 36 SB 42 SB 44 SB 46 SB 51 SB 54 SB 50
(12m) (8m) (9m) (24m) (19m) (11m) (8m) (6m) (8m) (58m) (120m) (12m) (65m) (7m) (24m)
Nomor percontoh dan kedalaman dasar laut
8,00000
7,00000
6,00000
Pers entas e (%)
5,00000
4,00000
3,00000
2,00000
1,00000
0,00000
)
)
)
)
)
)
)
8m
m
m
m
2m
9m
4m
9m
1m
2m
5m
4m
m
(6
(8
20
(8
(9
(8
(7
(5
(1
(1
(2
(1
(1
(1
(6
(2
(1
18
21
31
34
36
54
07
16
23
25
29
42
46
51
50
44
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
Magnetit Piroksen
0,40000
0,35000
0,30000
Pers entas e (%)
0,25000
0,20000
0,15000
0,10000
0,05000
0,00000
PSB 02 PSB 04 PSB 06 PSB 08 PSB 10 PSB 11 PSB 15
Nomor percontoh
Hematit Limonit Augit Diopsid Horenblenda Zirkon Rutil
Analisis mineral berat terhadap percontoh bor Andesit Basatis, Lokasi Desa Loji
tangan (BTSB) di pantai menunjukan kandungan Sayatan berwarna terang - abu-abu kecoklatan,
magnetit 2,29200 - 13,68490 %), hematit (0,00727 - hipokristalin, porfiritik, intergranular, subhedral -
0,01032 %), limonit (0,00169 % - 0,03367 %), augit anhedral; fenokris terdiri atas plagioklas, dan mineral
(0,05256 - 0,69665 %), diopsid (0,00277 - 0,13242 bijih, sedangkan mineral ubahan adalah karbonat
%), horenblenda (0,00077 - 0,05682), zirkon (0,00573 yang tertanam dalam massa dasar mikro kristalin dan
- 0,01052 %), dan dolomit (0,00646 - 0,06735 %) gelas. Batuan ini termasuk ke dalam batuan vulkanik
(Tabel 2). ekstrusif, persilicic rocks (kandungan silika SiO2 >
Sementara itu, kandungan mineral berat di pantai 65 %); terbentuk pada kondisi tekanan rendah dan
dari hasil analisis percontoh bor mesin (BH-1) terdiri mempunyai suhu yang tinggi; biasanya berbentuk
atas magnetit (2,18680 - 6,10950 %), hematit 0,00103 aliran lava atau kubah apabila terjadi di daerah yang
- 0,01113 %), limonit (0,00046 % - 0,00149 %), augit di duga ada aktivitas tektonika, umumnya berasosiasi
(0,00371 - 0,20819 %), diopsid (0,00247 - 0,01243 dengan batuan basal. Batuan ini telah mengalami
%), horenblenda (0,00144 - 0,01889), zirkon (0,00123 sedikit ubahan, terlihat dari pengamatan mikroskopis
%), dolomit (0,00199 - 0,01702 %), pirit (0,00199 - sebagian fenokris telah mengalami ubahan menjadi
0,00785), dan kuarsa (0,00054 - 0,01702 %) (Tabel mineral lempung.
3). Analisis petrografi batuan sepanjang pantai Teluk
Pelabuhan Ratu menunjukan karakteristik sebagai Basal, Lokasi Desa Kertajaya
berikut: Sayatan berwarna terang - abu-abu terang,
hipokristalin, porfiritik, masa dasar afanitik, inter-
Basal, Lokasi Cibelendung granular, subhedral-anhedral; fenokris terdiri atas
Sayatan tidak berwarna - kecoklatan, hipokrista- plagioklas, piroksen, mineral bijih, serta mineral
lin, porfiritik, intersertal. Fenokris terdiri atas plagio- ubahan karbonat yang tertanam dalam massa dasar
klas, piroksen, zeolit, serisit, dan mineral bijih yang mikro kristalin dan gelas. Batuan ini termasuk ke
tertanam dalam massa dasar mikrolit plagioklas, dalam batuan tipe batuan vukanik ekstrusif, jenis
piroksen, dan gelas vulkanik. Batuan ini termasuk mesosilicic rocks (kandungan silika SiO2 52 - 65
ke dalam batuan vukanik ekstrusif (extrusive igneous %); terjadi pada kondisi yang mirip dengan andesit,
rocks), tipe mesosilicic rocks (kandungan silika SiO2 yaitu bertekanan rendah dan mepunyai suhu tinggi.
52 65 %), terbentuk pada kondisi mirip dengan Umumnya berasosiasi dengan batuan andesit, banyak
andesit, yaitu bertekanan rendah dan mempunyai mengandung olivin, piroksin, dan plagioklas, dan
suhu tinggi. Basal ini biasa berasosiasi dengan batuan terbentuk pada lapisan atas dari dasar laut (biasanya
andesit, banyak mengandung olivin, piroksen, dan berbentuk lava bantal). Batuan ini banyak mengan
plagioklas; terbentuk pada lapisan atas dasar laut dung piroksen sehingga dinamakan piroksen basal.
(biasanya berbentuk lava bantal). Kemungkinan basal
ini dari Formasi Citirem. Grewake Litik, Lokasi Desa Kertajaya
Sayatan tidak berwarna sampai abu-abu kecoklat
Andesit Horenblenda, Lokasi Cibelendung an, butiran membundar tanggung sampai menyudut
Sayatan tidak berwarna, hipokristalin, porfiritik, tanggung, berukuran halus sampai sedang, kemas
intergranular, intersertal, subhedral - anhedral, terbuka, pemilahan baik, butiran terdiri atas felspar,
struktur aliran (trachytic). Komposisi mineral terdiri kuarsa, piroksen, fragmen batuan, dan mineral bijih;
atas plagioklas, mineral bijih, biotit, horenblenda, matriks tersusun oleh gelas, karbonat, dan mineral
dan mineral lempung (serisit) yang tertanam dalam lempung. Batuan ini termasuk ke dalam batuan sedi-
massa dasar mikrolit dan gelas. Batuan ini termasuk men klastika, dihasilkan oleh arus bawah laut yang
jenis batuan vulkanik ekstrutif tipe persilicic rocks bergerak ke daerah tepi lereng benua yang kemudian
(kandungan silika SiO2 > 65 %), terbentuk pada terendapkan secara bertahap, biasanya tahap awal
kondisi tekanan rendah dan mempunyai suhu yang yang khas dari proses pergerakan tektonika. Banyak
tinggi. Biasanya berbentuk aliran lava atau kubah mengandung material yang tidak stabil, kaya akan
apabila terjadi di daerah yang diduga ada aktivifitas kuarsa dan chert 75 %, serta mengandung fragmen
tektonika, umumnya berasosiasi dengan batuan basal. batuan.
Hubungan Kumpulan Mineral Berat pada Sedimen Pantai dan Lepas Pantai dengan Batuan Asal 67
Darat di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Jawa Barat (D. Setiady)
18,00000
16,00000
14,00000
Persentase (%)
12,00000
10,00000
8,00000
6,00000
4,00000
2,00000
0,00000
PSB 02 PSB 04 PSB 06 PSB 08 PSB 10 PSB 11 PSB 15
Nomer percontoh
Magnetit Piroksen
0,07000
0,06000
0,05000
Persentase (%)
0,04000
0,03000
0,02000
0,01000
0,00000
BH 2 (05-06m) BH 2 (7-8m) BH 2 (14-15m) BH 2 (21-22m) BH 2 (24-25m) BH 2 (28-29m) BH 2 (35-36m)
Nomor percontoh dan kedalaman bor
mineral yang terdapat di lubang bor BH-1 diduga Kehadiran beberapa kumpulan mineral berat
sumbernya berasal dari Sungai Cimandiri. Hal ini dalam suatu sedimen kemungkinan besar mengin-
ditunjukan oleh garis kontur kandungan mineral dikasikan bahwa sedimen tersebut berasal dari
magnetit, piroksen, dan hematit seperti tersaji pada beberapa tipe batuan sumber (Tabel 4).
Gambar 11, 12, dan 13. Mineral-mineral yang ter- Sepanjang pantai Pelabuhan Ratu kumpulan
kumpul di sekitar muara Sungai Cimandiri terbawa mineral berat dari arah barat (PSB-01) ke arah timur
oleh arus sejajar pantai, kemudian terendapkan di (Cibelendung PSB-15) semakin tinggi kandungan-
sekitar Cibelendung sampai Ciastana. nya, sedangkan magnetit dan piroksen kandungan-
Tabel 3. Hasil Analisis Mineral Berat di Pantai dengan Bor Mesin (BH) (Perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Jawa Barat)
Bor
BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1
(11-12m) (27-28m) (33-34m) (36-37m) (40-41m) (43-44m) (47-48m) (11-12m) (27-28m) (33-34m) (36-37m) (40-41m) (43-44m) (47-48m)
Mineral
Magnetit 2,88100 2,18680 6,18510 4,18520 5,50510 4,54630 6,10950 Horenblenda 0,00144 0,00604 0,00208 0,01244 0,01889 0,00278 0,00975
Augit 0,06595 0,04433 0,12667 0,20819 0,16212 0,00371 0,12392 Pirit 0,00127 0,00291 0,00785 0,00199
7,00000
6,00000
5,00000
4,00000
3,00000
2,00000
Persentase (%)
1,00000
0,00000
Darat di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Jawa Barat (D. Setiady)
BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1 BH 1
(11- (27- (33- (36- (40- (43- (47-
12m) 28m) 34m) 37m) 41m) 44m) 48m)
Nomor percontoh dan kedalaman
Hubungan Kumpulan Mineral Berat pada Sedimen Pantai dan Lepas Pantai dengan Batuan Asal
C
Cipamenang
iB
Ci Mapag
o
15,9587 Ci Haur
ng
2,38910 Ci Waru Cigenteng Cirenik
ko
Ci Bodas
k
OC 4 -1 0,5660 Ci Baregbeg U
PASIRBARU OC 8Karang Hawu Cicereng Cibelendung
Ci Astana
OC 6 0,1035 Ci Bolang Ci Tepus
3,5227
0 Karang Haji
-6 58 Ci Hurang
3,62010 0 DESA CITEPUS 0 5 Km
Ci Karang OC 3 Cilesung Kiaralawang
Ci Karang Ci Tepus Tengah
Ci Karangbeureum 2,0521 9,64930 Ci Pelabuhan
0,8468 Kidangkenca
Ci Parigi DESA CITAR
SB 23
Tl Karangbeureum 0,2657
KELURAHAN
OC 2 PELABUHAN RATU
rik Keterangan
Ta
3,0861 iri Ci
Ci mand
0
3.62010
DESA CIDADAP Kandungan magnetit di pantai
DESA GIRIMUKTI
PETA INDEKS
0,2482 DESA CIEMAS 105 0 107030
-6030
Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 57-74
Sukabumi
SAMUDRA HINDIA
-7010LS
54 ng -80
0,203
Ci Picung
Gambar 11. Peta kontur mineral magnetit dan lokasi kandungan mineral magnetit.
1060 24 106028 106 032 106036 BT
C
Cipamenang
iB
Ci Mapag
o
OC 7 Ci Haur
ng
OC 61,54261
Ci Waru
PSB - 006 1,6758 2
ko
Ci Bodas
k
-1 Ci Baregbeg U
P OC 4 OC 8
Ci Astana
4,98070 Ci Tepus
0
-6 58 0,01084 0,011755 Ci Hurang 0 5 Km
Ci Karang OC 3
Ci Karangbeureum
0,009 0,00108 Ci Pelabuhan
Kidangkenca
0,00011 Ci Parigi
Tl Karangbeureum PSB - 015
OC 2
1,4879 rik Keterangan
0, Ta
0, 00 i Ci
0,00865 00 andir
75 25 Ci m 0,01084
0
Kandungan magnetit di pantai
0
0,01113 BH-1
-7002 19 Kandungan magnetit di laut
0,00018
Ci Dadap Sungai
TU DESA LOJI
RA Percontoh batuan di pantai
HAN
BU OC 2
LA
PE
K 0,00007
LU Bor Mesin
TE
(Kandungan terbesar)
BH-1
0,000064 Garis kontut kandungan
mineral magnetit
-7006
Ci
0 99
Sa
ar
PETA INDEKS
105 0 107030
-6030
Darat di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Jawa Barat (D. Setiady)
0,00013
Sukabumi
0
Ci Picung
71
Gambar 12. Peta kontur mineral dan nilai kandungan mineral hematit.
1060 24 106028 106032 106036 BT
72
Ci
Cipamenang Ci Mapag
Bo
Ci Haur
n
OC 6 OC 7
gk
1,54261 Ci WaruPSB - 006 1,6758 2 Ci Bodas
ok
-1 6 Ci Baregbeg U
P OC 4 1,8 2, 3,4 4,0
OC 8 4 ,8 4,98070
Ci Tepus
0
Ci Astana
-6 58 0,01084 2,89060
OC 3 Ci Hurang 0 5 Km
Ci Karang 0,995
0,2
3,0
Ci Karangbeureum 1,6 Ci Pelabuhan
0,4
0,14980
0,6
1,8
Kidangkenca
1,2
1,0
0 Ci Parigi
Tl Karangbeureum PSB - 015
OC 2
1,4879 rik Keterangan
Ta
0 i Ci
ndir
Ci ma 0,01084
0
Kandungan magnetit di pantai
0
-7002 0 Kandungan magnetit di laut
BH-1
Ci Dadap Sungai
TU DESA LOJI
RA Percontoh batuan di pantai
N
HA
BU OC 2
LA
PE 0,05876
LUK
TE Bor Mesin
(Kandungan terbesar)
BH-1
0 Garis kontut kandungan
mineral magnetit
-7006
Ci
0 99
Sa
ar
99 PETA INDEKS
105 0 107030
-6030
Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 5 No. 1 Maret 2010: 57-74
0 Sukabumi
SAMUDRA HINDIA
0 -80
-7010LS
ng
rinju
Teluk Ciletuh Ma LOKASI PENELITIAN
Ci
0
Ci Picung
Gambar 13. Peta kontur mineral dan nilai kandungan mineral piroksen.
Hubungan Kumpulan Mineral Berat pada Sedimen Pantai dan Lepas Pantai dengan Batuan Asal 73
Darat di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Jawa Barat (D. Setiady)
Tabel 4. Beberapa Jenis Mineral Berat dan Batuan Sumbernya (Pettijohn, 1975)
paling besar adalah andesit (Qpa) yang berasal dari Faturochman, A. dan Setiady D, 2006. Dampak Stabilitas
sekitar Sungai Comandiri. lereng terhadap pencemaran di Perairan Pelabuhan Ratu,
Sukabumi. Jurnal Geologi Kelautan, 4(2), h.35 - 41.
Ucapan Terima Kasih---Penulis mengucapkan banyak Hartono, D. dan Aryanto, N. C. 1996. Buku Panduan Analisis
terima kasih kepada K. Budiono, L. Sarmili, H.C. Widi, Mineral Berat dan Analisis Mineral Oles (Laporan Intern
N.C. Aryanto, dan rekan-rekan satu tim lainnya di PPPGL), h.3 17
lapangan, atas kerja sama selama di lapangan sampai Setiady, D., Aryanto, N.C., Geurhaneu, N., Sarmili, L.,
selesainya tulisan ini. Budiono, K., Catur Widi, dan Setya Budhy, 2005. Potensi
Mineral Lepas Pantai, Perairan Kabupaten Sukabumi,
Jawa Barat. Laporan intern PPPGL tidak di publikasikan.
Acuan Sukamto, R., 1975. Peta Geologi Lembar Pelabuhan Ratu,
skala 1:100.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Betekhtin, A.,1956. A Course of Mineralogy. Peace Publisher, Geologi, Bandung.
Moscow, 642 h. Sudjatmiko dan Santoso, S., 1992. Peta Geologi Lembar
Folk, R.L., 1980. Petrology of Sedimentary Rocks. Hamphill Leuwidamar, skala 1:100.000. Pusat Penelitian dan
Publishing Company Austin, Texas, h.170 - 174. Pengembangan Geologi, Bandung.
Friedman, G.M. dan Sanders, J.E., 1978. Principles of Pettijohn, F.J., 1975. Sedimentary Rocks, 3 rd ed. XII, New
sedimentology, XIII, New York, John Willey & Son, York, Harper & Row Publisher, 628 h.
792 h.