Kolik ginjal terjadi terjadi bila ada sumbatan di pielum ginjal sedangkan kolik ureter
terjadi bila sumbatannya ada disepanjang ureter. Rasa sakit biasnaya bersifat tajam, sakit
seperti ditususk2, rasa sakit yg sangat hebat dan sering sampai berkeringat dingin,
sangat lemah, shock dan collapse.
Rasa sakit yg hebat biasanya terjadi bila obstruksi ureter partial, sedangkan bila total
rasa sakitnya tidak begitu hebat, malahan menjurus bersifat menetap di daerah
pinggang sampai sudut kostovertebra akibat peregangan kapsul ginjal mendadak dan
tidak lagi bersifat kolik. Kolik yg berulang-ulang timbul menandakan bahwa benda
asing dalam ureter dalam keadaan bergerak. Pada penyempitan ureter oleh stenosis
atau striktur tidak memberi gejala kolik tetapi menyebabkan hidronefrose kronik
dengan rasa kemeng dipinggang dan sudut kosto vertebra.
( Sumber : Ilmu Bedah 2 seri catatan kuliah edisi 2005 ; hal 441- 442 )
o Lokasi
o Referred pain
Batu di proksimal
Kostovertebra, pinggang, epigastrium
Sepanjang ureter
Melalui saraf genitocruralis : rasa sakit sampai di testis/ovarium, uretra
Vesicosensory reflex melalui n. ilioinguinalis hiperestesi di paha
bagian medial atas
Melaui ganglion coeliacus ke T10 L1 ke medula oblongata nausea,
vomitus, diare, mules, nyeri epigastrium
dd/ gastritis
Interspinal over flow penjalaran renorenal sakit di ginjal kontra
lateral
Penjalaran ke dada, bahu, lutut
Batu di 1/3 tengah
Rasa sakit di Mc Burney (dd/ appendicitis)
Seperti diverticulitis/penyakit2 kolon ascendens, descendens dan
sigmoid
Sakit di sudut kostovertebra
Batu di 1/3 distal
Rasa sakit di inguinal & suprapubic
Gejala gejala sistitis
Sakit di skrotum
Sakit di sudut kostovertebra
2. Mengapa nyeri hilang timbul?
3. Mengapa nyeri menjalar ke depan, daerah lipat paha dan kemaluan?
4. Mengapa diberi antinyeri dan disarankan USG?
5. Apa hubungannya dulu pernah buang air kecil dan mengeluarkan benda seperti pasir
dengan penyakit yang sekarang?
Teori Proses Pembentukkan Batu Saluran Kemih
Secara teoritis batu terbentuk diseluruh saluran kemih terutama pada tempat2 yang
sering mengalami hambatan aliran urine (statis urine) yaitu pada sistem kalises ginjal
atw buli2. Adanya kelainan bawaan pd pelvikalises (stenosis uretero-pelvis),
divertikel, obstruksi infravesika kronis spt pd hiperplasia prostat benigna, striktura
dan buli2 neurogenik merupakan keadaan2 yg memudahkan terjadinya pembentukkan
batu.
Batu terdiri atas kristal2 yg tersusun oleh bahan2 organik maupun anorganik yg
terlarut di dlm urine. Kristal2 tsb tetap berada dlm keadaan metastable (tetap terlarut)
dlm urine jika tdk ada keadaan2 tertentu yg menyebabkan terjdnya presipitasi kristal.
Kristal2 yg saling mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yg
kemudian akan mengadakan agregasi, dan menarik bahan2 lain sehingga menjd kristal
yg lebih besar. Meskipun ukurannya cukup besar, agregat kristal masih rapuh dan
belum cukup mampu membantu saluran kemih. Utk itu, agregat kristal menempel pd
epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dan dr sini bahan2 lain diendapkan
pd agregat itu sehingga membnetuk batu yg cukup besar utk menyumbat saluran
kemih.
Lbh dr 80% batu saluran kemih terdiri atas batu kalsium, baik yg berikatan dgn
oksalat maupun dgn fosfat, membentuk batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat
sedangkan sisanya berasal dr batu asam urat, batu magnesium amonium fosfat (batu
infeksi), batu xanthyn, batu sistein dan batu jenis lainnya. Meskipun patogenesis
pembentukkan batu2 diatas hampir sama tetapi suasana didalam saluran kemih yang
memungkinkan terbentuknya jenis batu itu tdk sama. Dlm hal ini misalkan batu asam
urat mudah terbentuk dalam suasananya asam sedangkan batu magnesium amonium
fosfat terbentuk karena urine bersifat basa.
I. DEFINISI
Ginjal didalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti
batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan biasa menyebabkan nyeri,
pendarahan aliran kemih atau infeksi. Atau juga batu yang terletak di sepanjang
saluran kemih yaitu, ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Batu ini bisa
terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu
kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis,
nefrolitiasis
).
II.ETIOLOGI
Terbentuknya batu bisa terjadi karena air kemih jenuh dengan garam-garam
yang dapat membentuk batu atau karena air kemih kekurangan penghambat
pembentukan batu yang normal. Sekitar 80% batu terdiri dari kalsium, sisanya
mengandung berbagai bahan, termasuk asam urat, sistin dan mineral struvit.
Selain itu terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan
gangguan aliran urine, gangguan metabolic, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan
keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara
epidemiologis terdapat beberapa factor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah factor intrinstik yaitu
keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan factor ekstrinsik yaitu pengaruh
yang berasal dari lingkungan disekitarnya.
III. GEJALA
Batu, terutama yang kecil, bias tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam
kandung kemih bisa menyababkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang
menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menybabkan nyeri
punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat).
Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di
daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah
kemaluan dan paha sebelah dalam. Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut
menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita
mungkin menjadi sering berkemih terutama ketika batu melewati ureter.
Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran
kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas
penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung
lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan
penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada
akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.(3)
Ada beberapa gejala batu saluran kemih lainnya diantaranya yaitu:
- pegal-pegal/nyeri pada pinggang yang dapat menjalar keperut bagian
depan, lipat paha hingga kemaluan.
- Buang air kecil berpasir.
- Buang air kecil berdarah.
- Nyeri pada saat buang air kecil.
- Kadang-kadang disertai demam.(1)
Batu saluran kemih dapat ditangani secara minimal invasive (PNCL, URS,
lithoclast) hingga operasi terbuka atau secara non invasive (konservatif atau
ESWL)
V.DIAGNOSA
Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak
sengaja pada pemeriksaan analisa air kemih rutin (urinalisis). Batu yang
menyebabkan nyeri biasanya didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai
dengan adanya nyeri tekan di punggung dan selangkangan atau nyeri di daerah
kemaluan tanpa penyebab yang jelas.
Analisa air kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau
kristal batu yang kecil. Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan lainnya,
kecuali jika nyeri menetep lebih dari beberapa jam atau diagnisisnya belum pasti.
Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah
pengumpulan air kemih 24 jam dan pengambilan contoh darah untuk menilai
kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang bisa menyebabkan
terjadinya batu.
Rontgen perut bisa menunjukkan adanya batu kalsium dan batu struvit.
Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah urografi intravena
dan orgrafi retrograde.
VI.TERAPI
Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala, penyumbatan atau infeksi, biasanya
tidak perlu diobati. Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air
kemih dan membantu membuang beberapa batu; jika batu telah terbuang, maka
tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera. Kolik renalis bisa dikurangi denan
obat pereda nyeri golongan narkotik. Batu di dalam pelvis renalis atau bagian
ureter paling atas berukuran 1 sentimeter atau kurang seringkali bisa dipecahan
oleh gelombang ultrasonic (extracorporeal shock wave lithotripsy, EWSL).
Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih.
Kadang sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit
(percutaneous nephrolithotomy, nefrolitotomi perkutaneus), yang diikuti dengan
pengobatan ultrasonic. Batu kecil di dalam ureter baian bawah bisa diangkat
dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung
kemih. Batu asam urat kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih
yang basa (misalnya dengan memberikan kalium sitrat), tetapi batu lainnya tidak
dapat diatasi dengan cara ini. Batu asam urat yang lebih besar, yang menyebabkan
penyumbatan, perlu diangkat melalui pembedahan.
Adanya batu struvit menunjukkan terjadinya infeksi saluran kemih, karena itu
diberikan antibiotik.
Dapat diobati dengan Calcium 1+ Cordyceps dengan cara pemakaian:
- 3 x 2 -4 kapsul Cordyceps sehari (tergantung kondisi, pada beberapa kasus
diminum dalam jumlah besar hingga 20 kapsul sehari)
- 4 x sachet Calcium 1 sehari. (3)
Jika batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih hrus cepat
dibuang ada beberapa indikasi untuk melakukan terapi selain terapi diatas tetapi
terapi ini dilakukan jika batu telah menimbulkan: obstruksi, infeksi, atau harus
diambil karena sesuatu indikasi social.
Obstruksi karena batu saluran kamih yang telah menimbulkan hidroureter atau
hidronefrosis dan batu yang sudah menyebabkan infeksi saluran kemih, harus
segera dikeluarkan. Kadangkala batu saluran kemih tidak menimbulkan penyulit
seperti diatas tetapi diderita oleh seseorang yang karena pekerjaannya (misalkan
batu yang diderita oleh seorang pilot pesawat terbang) mempunyai resiko tinggi
dapat menimbulkan sumbatan saluran kemih pada saat yang bersangkutan sedang
menjalankan profesinya; dalam hal ini batu harus dikeluarkan dari sauran kemih.
Batu dapat dikeluarkan dengan cara medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL,
melalui tindakan endourologi, bedah laparoskopi, atau pembedahan terbuka.
Medikamentosa : terapi ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5
mm, karena diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan
bertujuan untuk mengurangi supaya dapat mendorong batu keluar dari saluran
kemih.(2) ESWL: prosedur memecahkan batu gunjal atau dari luar tubuh dengan
menggunakan gelombang kejut sehingga menjadi pecahan halus yang dapat
keluar bersama air seni.(4)
Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy
pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal, atau
batu buli-buli tanpa melalui tindakan invasive dan tanpa pembisuan. Batu dipecah
menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran
kemih. Tidak jarang pecahan-pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan
perasaan nyeri kolik dan menyebabkan hematuria.
Keunggulan ESWL :
- Prosedur dilakukan tanpa membuat luka sayatan.
- Bisa rawat jalan (batu kecil)
- Hanya menggunakan obat penghilang rasa nyeri yang dimasukkan lewat
dubur.(4)
Persyaratan Batu Saluran Kemih Yang Dapat Ditangani Dengan ESWL :
- Batu ginjal berukuran mulai dari 5 mm hingga 20 mm.
Batu yang berukuran lebih besar kadang memerlukan pemasangan stent
sebelum tindakan ESWL untuk memperlancar aliran air seni
- Batu ureter berukuran 5 mm hingga 10 mm.
- Fungsi ginjal masih baik,
- Tidak ada sumbatan distal dari batu.
Endourologi
Tindakan endourologi adalah tindakan invasive minimal untuk mengeluarkan
batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian
mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsumg ke
dalam saluran kemih. Alat itu dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil
pada kulit (perkutan). Proses pemecahan batu dapat dilakukan secara mekanik,
dengan memakai energi hidraulik, energi gelombang suara, atau dengan energi
laser.
VII.PENCEGAHAN
Tindakan pencegahan pembentukan batu tergantung kepada komposisi batu
yang ditemukan pada penderita. Batu tersebut dianalisa dan dilakukan pengukuran
kadar bahan yang bisa menyebabkan terjadinya batu di dalam air kemih.(3) Pada
umumnya pencegahan itu berupa :
1. Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urine
sebanyak 2-3 liter perhari
2. Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu,
3. Aktivitas harian yang cukup, dan
4. Pemberian medikamentosa.
Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah:
1. Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan
menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam,
2. Rendah oksalat,
3. Rendah garam karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri, dan
4. Rendah purin. Diet rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada pasien yang
menderita hiperkalsiuri absorbtif tipe ll. (2)
Upaya lain dalam pengobatan batu ginjal/kandung kemih umumnya dengan
pembedahan/operasi, minum obat atau pengobatan tradisional.
Pembedahan dilakukan jika ukuran batu besar dan tidak dapat dikeluarkan
bersama urine. Pembedahan dapat menghilangkan batu ginjal secara tuntas,
namun ada kemungkinan kerusakan pada jaringan. Dengan perkembangan
teknologi, dapat dilakukan pembedahan endoskopi atau penghancuran batu
dengan gelombang kejut. Timbulnya batu kembali sangat mungkin terjadi.
Upaya lain dengan minum obat yang tergantung dari jenis batu ginjal/kandung
kemih yang diderita. Contohnya Hidroklorotiazid untuk mengobati batu kalsium.
Sementara cara tradisional sebagai cara yang paling banyak ditempuh penderita.
Dari berbagai ramuan/macam-macam tanaman, yang paling banyak dan terbukti
manjur digunakan antara lain dengan minum air rebusan daun kumis kucing, daun
tempuyung dan herba meniran (seluruh bagian tanaman kecuali akar) masingmasing
kurang lebih 2 gram kering dari ketiga tanaman di atas direbus dngan dua
gelas air. Rebus selama kurang lebih 10-15 menit hingga air tersisa satu gelas.
Minum air rebusan tersebut satu gelas sehari. Banyak penelitian mengenai
masing-masing tanaman tersebut, baik uji diuretic (meningkatkan urin) maupun
anti batu ginjal/kandung kemih. Dan penelitian terbaru menyatakan, kombinasi
dari ketiga tanaman tersebut dapat mencegah dan mengobati penyakit batu
ginjal/kandung kemih. Disimpulkan pula dalam penelitan tersebut, efek mencegah
pembentukan batu ternyata lebih besar.
Pada umumnya 50% penderita batu saluran kemih tanpa pencegahan akan
kambuh dalam jangka waktu 5 tahun. Oleh karena itu diperlukan tindakan
pencegahan timbulnya kembali penyakit batu saluran kemih. Macam tindakan
pencegahan timbulnya atau kambuhnya batu di saluran kemih adalah:
1. Evaluasi metabolic (pemeriksaan laboratorium)
2. Peningkatan konsumsi cairan
3. Mengurangi konsumsi garam yang berlebihan
4. Pemberian obat-obatan oral yang dapat diberikan tergantung dari jenis
gangguan metabolic dan jenis batu, atau
5. Perubahan pola makan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mariani, R. Mencegah Batu Ginjal Dan Batu Empedu, http://www.pikiranrakyat.
com/cetak/0704/08/cakrawala/lain02.htm
2. Purnomo, Basuki B. Dasar-dasar Urologi ke-2. Malang: Sagung Seto, 2003.
3. URL:http://www.id.wikipedia.org/wiki/Batu_ginjal
4. URL:http://www.pluit-hospital.com,2006