Anda di halaman 1dari 16

Batang otak

Batang otak terletak paling kaudal dan secara filogenetik merupakan bagian otak
tertua. Secara keseluruhan, batang otak tcrbagi menjadi medula oblongata (biasanya hanya
disebut medula), pons, dan otak tengah (atau mesensefalon). Medula merupakan kelanjutan
medula spinalis ke arah rostral, sedangkan mesensefalon terletak tepal di bawah diensefalon;
pons merupakan bagian tengah batang otak. Sepuluh dari 12 pasang nervus kranialis (N III-
XII) keluar dari batang otak dan terutama berperan untuk persarafan kepala dan leher. N l
(nervus olfaktorius) merupakan segmen awal jaras olfaktorius; N II (nervus optikus), pada
kenyataannya, bukan merupakan saraf perifer, tetapi sebuah traktus susunan saraf
pusat. Batang otak mengandung banyak jaras serabut, termasuk semua jaras asendens dan
desendens yang menghubungkan otak dengan perifer. Beberapa jaras ini menyilang garis
tengah ketika melewati batang otak, dan beberapa di antaranya membentuk sinaps di sini
sebelum melanjutkan perjalanan di sepanjang jarasnya. Batang otak juga mengandung
banyak nuklei, termasuk nuklei nervus III sampai XII; nukleus ruber dan substansia nigra
mesensefalon, nuklei pontis, dan nuklei olivarius medula, yang semuanya berperan penting
pada sirkuit regulasi motorik; dan nuklei lamina quadrigemina mesensefali, yang merupakan
stasiun relay yang panting pada jaras visual dan auditorik.
Selain itu, praktis hampir seluruh batang otak diliputi oleh jaringan difus neuron yang
tersusun-padat (formasio retikularis), yang mengandung pusat regulasi otonomik yang
penting untuk berbagai fungsi tubuh vital, ternasuk aktivitas jantung, sirkulasi, dan respirasi.
Formasio retikularis juga mengirimkan impuls pengaktivasi ke korteks serebri yang
dibutuhkan untuk mempertahankan kesadaran. Jaras desendens dari formasio retikularis
memengaruhi aktivitas neuron motorik spinal.
Karena batang otak mengandung berbagai macam nuklei dan jaras saraf pada ruang
yang sangat padat, bahkan lesi yang kecil pada batang otak dapat menimbulkan berbagai tipe
defisit neurologis secara simultan (seperti pada berbagai sindroma vaskular batang-otak).
Temuan batang otak yang relatif sering ditemukan adalah yang disebut paralisis menyilang
atau hemiplegia alternans, yaitu defisit nervus kranialis ipsilateral dari lesi yang disertai oleh
paralisis setengah sisi tubuh kontralateral.
Secara umum, defisit nervus kranialis dapat diklasiflkasikan menjadi supranuklear,
misalnya yang disebabkan oleh lesi di jaras desendens dari pusat yang lebih tinggi, biasanya
di korteks serebri, yang berakhir di nukleus nervus kranialis yang sesuai di batang otak;
nuklear, jika lesi berada di nukleus nervus kranialis itu sendiri; fasikular, jika lesi mengenai
serabut radiks saraf sebelum keluar dan batang otak; atau perifer, jika lesi mengenai nervus
kranialis itu sendiri setelah keluar dari batang otak. Tipe defisit yang ditimbulkan bergantung
pada lokasi lesi.
Anatomi Permukaan Batang Otak

Tiga segmen batang otak, yaitu mesensefalon, pons, dan medula, memiliki batas pemisah
yang jelas pada permukaan ventral batang otak (Gambar 4 la).

Medula
Medula terbentang dari lokasi keluarnya radiks vertebra servikalis 1 (Cl), setinggi
foramen magnum, hingga tempat pertemuannya dengan pons 2.5-3 cm lebih ke arah rostral.
Tampak dorsal. Tuberkulum grasile terlihat pada kedua sisi garis tengah, diapit oleh
tuberkulum kuneatum (Gambar 4.1b). Penonjolan kecil ini terbentuk oleh nukleus grasilis
dan nukleus kuneatus di bawahnya pada kedua sisi. Nuklei ini mempakan nuklei relay, yaitu
tempat serabut kolumna posterior medula spinalis membentuk sinaps dengan neuron kedua
jaras aferen, yang, setelah itu, berproyeksi melalui lemniskus medialis ke talamus. Batas
rostral medula dibatasi oleh garis yang ditarik melalui bagian kaudal pedunkulus serebelaris
medius. Dasar ventrikel keempat, atau fosa romboidea, dibatasi di bagian lateral oleh
pedunkulus serebelaris inferior dan superior dan terbagi menjadi bagian rostral dan kaudal
oleh striae medulares, yang mengandung serabut-serabut yang berasal dari nuklei arkuati ke
serebelum. Bagian kaudal dasar ventrikel keempat memiliki beberapa protrusi (tuberkel)
yang terbentuk oleh nuklei nervi kranialis di bawahnya, termasuk trigonum vagale (atau
trigone; nukleus dorsalis nervus vagus), trigonum hipoglosale (nukleus nervus hipoglosus),
dan area vestibularis (nukleus vestibularis dan kokhlearis), sedangkan bagian rostral
mengandung tuberkulum fasiale, yang terbentuk oleh serabut nervus fasialis ketika berialan
mengelilingi nukleus abdusens. Atap ventrikel keempat dibentuk oleh velum medulare
superius, pedunkulus serebelaris, dan serebelum itu sendiri.
Tampak ventral dan lateral. Gambaran ventral medula (Gambar 4.13) menunjukkan
piramid, yang memberikan namanya pada traktus piramidalis, yang serabut-serabutnya
berjalan menembusnya. Dekusasio piramidum juga dapat dilihat di daerah ini. Bagian lateral
piramid pada setiap sisi adalah protrusio lain yang disebut oliva, yang mengandung nukleus
olivarius inferior.
Nervus hipoglosus (XII) muncul dari batang otak di sulkus ventrolateralis antara
piramid dan oliva. Nukleus nervus hipoglosus, seperti saraf otot-otot ekstraokular, terletak di
dekat garis tengah di batang otak, yang disebut lamina basalis. Di bagian dorsal oliva, radiks
nervus asesorius (XI), radiks nervus vagus (X), dan radiks nervus glosofaringeus (IX) muncul
dari batang otak dengan urutan yang tersusun vertikal (Gambar 4. l a clan c). Lebih kc arah
dorsal, di antara tempat keluamya saraf tersebut dan sulkus dorsolateralis, terdapat
tuberkulum sinereum, terbentuk oleh nuldeus traktus spinalis nervus trigeminus. Tempat ini
juga menjadi lokasi traktus spinoserebelaris posterior, yang berjalan naik ke serebelum
melalui pedunkel serebelar inferior (korpus restiforme).
Pons

Tampak ventral. Pons (jembatan) dinamakan demikian karena, jika dilihat dari
depan, tampak menghubungkan kedua hemisfer serebeli satu dengan lainnya dengan sebuah
pita lebar berupa serabut-serabut yang bersusun horizontal, yang terikat di
bagian kaudal oleh medula dan di bagian rostral oleh pedunkulus serebri (krura serebri)
mesensefali. Traktus kortikopontinus desendens membentuk sinaps dengan neuron keduanya
di pons sisi ipsilateral, yang membentuk serabut pontoserebelaris yang tarsusun secara
horizontal ini, yang kemudian, menyilang garis tengah dan berjalan melalui pedunkulus
serebelaris medial ke serebelum. Celah dangkal di garis tengah aspek ventral pons
mengandung arteri basilaris yang berjalan vertikal. Celah ini bukan disebabkan oleh arteri,
tetapi oleh penonjolan pada masing-masing sisi yang ditimbulkan oleh traktus piramidalis
ketika berjalan turun melalui basis pontis.
Tampak lateral. Penampang lateral (Gambar 4.lc) menunjukkan serabut-serabut
pontin yang tersusun horizontal dan bergabung membentuk pedunkulus serebelaris medial
(brakhium pontis). Nervus trigeminus (N V) keluar dari pons tepat di bagian medial dari asal
pedunkulus serebelari medius.
Tampak dorsal. Aspek dorsal pons membentuk bagian superior dasar ventrikel ke
empat. Dasar ini berbentuk segitiga yang dasamya adalah garis horizontal yang membentuk
batas antara aspek dorsal pons dan medula. Pada setiap ujung garis ini, ventikel keempat
membuka ke dalam rongga subarakhnoid melalui apertura lateralis (foramen Luschka).
Apertura medialis ventrikel keempat yang tidak berpasangan (foramen Magendie) terlihat di
ujung kaudal ventrikel (Gambar 4.10). Atap ventrikel keempat dibentuk oleli pedunkulus
serebelaris superior (brakhium konjungtivum) dan velum modulate superius.

Mesensefalon

Midbrain (atau mesensefalon) terletak di antara pons dan diensefalon


Tampak ventral. Tampak ventral menunjukkan dua berkas serabut yang menonjol
dan berkonvergensi ke arah pons. Struktur ini disebut pedenkulus serebri, atau, sering juga
disebut krura serebri (tunggal: krus sembri). Celah di antara pedunkulus, yang disebut fosa
interpedunkularis, adalah tempat keluamya dua. nervus okulomotorius (N Ill) dari batang
otak. Pedunkulus serebri menghilang ke arah kaudal ketika memasuki pons; di arah rostral,
struktur ini dikelilingi oleh traktus optikus sebelum memasuki hemisfer serebri (Gambar
4.1a).
Tampak dorsal. Aspek dorsal mesensefalon ( tektum mesensefalon atau atap")
memiliki empat tonjolan yang secara keseluruhan disebut lamina quadrigemina. Informasi
visual diproses di dua tonjolan atas (kolikul superior), sedangkan informasi auditorik diproses
di dua penonjolan bagian bawah (kolikul inkrior), yang lebih kecil. Nervus trochelaris (N IV)
keluar dari batang otak tepat di bawah kolikulus inferior masing-masing sisi dan berjalan ke
arah ventral mengelilingi pedunkulus serebri. saraf ini merupakan satu-satunya saraf kranial
yang keluar dari aspek dorsal batang otak.
Tampak lateral. Dua penonjolan kecil yang terletak dl bagian lateral lamina
quadrigemina adalah korpus genikulatum mediale (area relay auditorik) dan korpus
genikulatum laterals (area relay visual). Korpus genikulatum merupakan komponen talamus
dan dengan demikian tidak menjadi bagian batang otak, tetapi diensefalon.

Anatomi Topografis Batang Otak

Hingga bagian ini, kita telah membahas mengenai jaras asendens dan desenden medula
spinalis dan posisi nuklei saraf kranial di batang otak. Disertai oleh lokasi tempat keluar
serabut radiksnya dan hubungan sentralnya. Bagian ini membicarakan topografi jaras yang
melewati batang otak,serta lokasi dan fungsi nuklei lain yang telah dibicarakan sebelumnya.
Pengetahuan mengenai anatomi topografis batang otak penting untuk pemahaman sindrom
klinis yang tepat yang disebabkan oleh lesi yang mengenai medula oblongata, pons, dan
mesensefalon.

Struktur Internal Batang Otak

Batang otak mengandung nuklei penting, antara lain adalah formasio retikularis,
oliva, nukleus ruber, substansia nigra, dan lain-lain, yang masing-masing akan dibahas pada
subbagian yang berkaitan dengan bagian batang otak tempat nuklei tersebut berada.
Hubungan yang terbentuk antar nuklei dan dengan serebrum, serebelum, dan medula spinalis
juga akan dibahas.

Gambar 4.52 dan 4.53 memperlihatkan diagram longitudinal dan potongam melintang batang
otak, menunjukkan masing-masing nuklei, jaras asendens dan desendens, serta hubungan
spasialnya. Gambar 4.54 dan 4.55 menggambarkan hubungan spasial jaras masing-masing
serabut, tampak lateral dan dorsal batang otak.

Medula
Susunan spasial substansia alba dan subtansia grisea di medula sudah berbeda dari
susunan medula spinalis di tingkat medula terbawah, yaitu setinggi dekusasio piramidum
( Gambar 4.52) Kornu anterior masih dapat terlihat ; mereka mengandung nuklei motorik
untuk nervus servikalis I dan untuk radiks nervus asesorius. Serabut desenden traktus
kortikospinalis terletak di piramis; sebagian besar serabut ini menyilang garis tengah di
tingkat ini, kemudian berjalan turun di funikulus lateralis medula spinalis kontralateral. Di
regio kolumna posterior, ditemukan dua nukeli, yaitu nukelus kuneatus dan nukelus grasilis.
Kedua nuklei ini merupakan nukleus relay untuk serabut kolumna posterior medula
spinalis yang berjalan naik. Dengan demikian, serabut ini menghantamkan impuls melalui
lemniskus medialis ke talamus kontralateral. Kedua nuklei ini memiliki susunan somatotopik
(proyeksi titik ke titik), yaitu nukelus kuneatus mengandung serabut-serabut untuk
ekstremitas atas, sedangkan nukelus grasilis mengandung serabut-serabut untuk ekstremitas
bawah. Somatotropik ini menetap di lemniskus medialis, di talamus, naik hingga mencapai
korteks sensorik primer. Gambar 4.55c menunjukkan perjalanan lemniskus medialis yang
berkelok-kelok; serabut yang membawa impuls untuk ekstremitas bawah terletak lebih
lateral, dan yang membawa impuls untuk ekstremitas atas terletak lebih kc medial. Traktus
spinotalamikus lateralis (nyeri, suhu), traktus spinotalamikus anterior (raba, tekan). dan
traktus spinotektalis (ke regio quadrigeminalis) memiliki posisi yang pada dasarnya sama di
kaudal medula seperti pada medula spinalis servikalis.
Jaringan sel yang luas, nukleus retikularis lateralis, menerima serabut yang datang
dari formasio retikularis medula spinalis. Nukleus ini terletak di dorsal nukleus olivarius
inferior. Serabut spinoretikularis membawa impuls sensorik dari kulit dan organ internal.
Serabut-serabut ini berjalan lebih difus di medula spinalis, beberapa antaranya bersamaan
dengan traktus spinotalamikus.
Traktus spinoserebelaris posterior, yang berasal dari kolumna Clarke (nukleus
torasikus) dan berjalan naik pada sisi ipsilateral di medula spinalis, awalnya tetap berada pada
posisinya di kaudal medula, kemudian secara progresif menuju ke posisi yang lebih dorsal
dan akhirnya berjalan ersama dengan traktus olivoserebelaris melalui pedunkulus serebelaris
inferior, ke serebelum ( Ganbar 4.54b dan 4.55b). Traktus spinoserebelaris anterior yang
sebagiannya menyilang, melewati medula dan pons dan akhinya masuk ke serebelum
melalui pedunkulus serebelaris superior dan velum medulare superius (Gambar 4.54b dan
4.551).
Kompleks nuklear olivaris terletak di bagian rostral medula. Oliva inferior (Gambar
4.54 dan 4.55), yang menyerupai lapisan substansia grisea yang telah dilipat ke atas
membentuk kantong, menerima sebagian besar input aferennya dari nukleus ruber
mesensefali, melalui traktus tegmentalis sentralis. Struktur ini menerima input aferen lainnya
dari striatum, substansia grisea periakuaduktalis, formasio retikularis, dan korteks serebri,
melalui traktus kortiko-olivaris, yang berjalan bersama dengan traktus kortikospinalis.
Serabut eferen dari oliva inferior menyilang garis tengah dan membentuk traktus
olivoserebelaris, yang masuk ke serebelum melalui pedunkuius serebelaris inferior (Gambar
4.54b dan 4.551) dan menghantarkan impuls ke seluruh korteks neoserebelaris. Proyeksi
olivoserebelaris ini mempakan bagian dari sistem untuk koordinasi gerakan volunter; hal ini
akan dibahas lebih lanjut pada bab yang berkaitan dengan serebelum (Bab 5) dan ganglia
basalia (Bab 8).
Nukleus olivaris asesorius (accessory olive) secara filogenetik lebih tua dibandingkan
dengan oliva inferius. Struktur ini berhubungan dengan arkhiserebelum dan ber
peran dalam mempertahankan keseimbangan
Lesi oliva inferior atau lesi traktus tegmentalis sentralis menyebabkan kedutan ritmik
pada palatum mole, faring, dan kadang-kadang diafragma (mioritmia, mioklonus, singultus).
Iskemia merupakan penyebab yang umum. Perjalanan traktus kortikospinalis dan
kortikonuklearis tergambar pada diagram potong-lintang batang otak dan pada Gambar 4.54a
dan 4.55b. Traktus rubrospinalis juga berjalan melalui medula. Traktus ini berasal dari
nukleus ruber mesensefali dan menyilang garis tengah sedikit di bawahnya dckusasio
tegmentalis anterio (Forel). Traktus ini berjalan bersama dengan traktus kortikospinalis
lateralis ketika nerjalan turun di dalam funikulus lateralis medula spinalis (Gambar 4.55).
Traktus tektospinalis berasal dari tektum mesensefali dan segera menyilang garis
tengah : mengelilingi substansia grisea periakuaduktalis yang disebut dekusatio tegmentalis
dorsalis (Meynert). Traktus tektospinalis awalnya berjalan turun di dekat garis tengah
kemudian secara gradual menuju ke posisi yang lebih ventral dan lateral. sehingga terletak di
posisi ventrolateral medula, di dekat traktus rubrospinalis. Di sepanjang perjalanannya
menuju medula. Traktus tektospinalis memberikan cabang kolateral ke nuklei yang
mempersarafi otot-otot ekstraokular, serta ke nukleus nervus fasialis dan serebelum. Jaras ini
berakhir di medula spinalis servikalis. Fungsi Kolikulus superior menerima input visual dari
retina dan input auditorik dari kolikulus inferior. Stimulus visual dan auditorik yang intens
mencetuskan refleks menutup mata, menolehkan kepala menjauhi stimulus, dan kadang-
kadang juga menaikkan lengan (posisi bertahan); refleks ini dimediasi oleh jaras
tektonuklearis dan tektospinalis. lnteraksi fungsional lobus oksipitalis dan lamina kolikuli
superior yang telah dibicarakan pada bagian sebelumnya. Kedua struktur ini bekerja bersama
dengaa jaras tektospinalis untuk memungkinkan gerakan mengikuti otomatis mata den kepala
ketika seseorang melihat benda yang bergerak.
Pada berbagai gambaran potong lintang medula, pons, dan mesensefalon, seseorang
dapat melihat, di ruangan antara nuklei yang besar dan jaras asendens dan desenden,
sejumlah nuklei yang terdistribusi secara difus dengan berbagai ukuran yang kadang
berkelompok menjadi kelompok nuklear, dengan jejaring serabut yang luas yang
menghubungkan mereka. Kelompok neuron yang saling berhubungan ini secara bersama-
sama disebut sebagai formasio retikularis, sebuah struktur yang makna pentingnya pertama
kali ditemukan oleh Moruzzi dan Magoun (1949). Formasio retikularis terbentang dari
medula spinalis (tempatnya terletak antara funikuli lateral dan funikuli posterior) ke atas,
melalui medula dan pons, ke bagian oral mesensefalon (Gambar 4.52 dan 4.53). Kita akan
membahas fungsinya kemudian (hlm. 194)
Salah satu nuklei penting di medula adalah nukleus dorsalis nervus vagus, yang
terletak di bawah dasar ventrikel keempat (Gambar 4.1b). Nuklei ini mengandung neuron
motorik otonom (mis. parasimpatis), yang analog dengan neuron (simpatis) kornu lateralis
medula spinalis dari Tl hingga L2. Nukleus traktus solitarius yang terletak lebih ke lateral
merupakan nukleus somatosensorik dan nukleus sensorik khusus. Bagian rostralnya
menerima input gustatorik dari nervus kranialis VII, IX dan X. Bagian kaudalnya, yang
menerima serabut aferen dari visera toraks dan abdomen, saling berhubungan dengan nukleus
dorsalis nervus vagus, dengan pusat viseral di formasio retikularis, dan dengan neuron yang
berproyeksi ke nukleus otonomik di kornu lateralis medula spinalis. Seluruh nuklei ini
dengan dcmikian dapat berpartisipasi pada lengkung refleks yang mengatur dan mengontrol
fungsi kardiovaskular, respirasi, dan pencernaan, serta proses vegetatif lainnya (lihat gambar
4.56).
Nukleus nervus hipoglosus dan nukleus ambiguus telah dibahas pada bab mengenai
saraf kranialis, begitu pula dengan nuklei vestibularis dan nukleus traktus spinalis nervus
trigeminus. Fasikulus longimdinalis medialis ditemukan pada bagian dorsal dekat garis
tengah; di bagian ventralnya terletak traktus tektospinalis dan lemniskus medialis (Gambar
4.52).
Pons

Pons memiliki dua komponen : tegmentum pontis di dorsal dan pars ventralis pontis
(basis pontis) di ventral
Pars ventralis pontis. Banyak berkas serabut melewati pons dari satu sisi ke sisi lain di
pars basilaris pontis, sehingga memecah-mecah traktus kortikospinalis desenden menjadi
banyak fasikulus kecil (Gambar 4.53). Traktus yang berjalan horizontal lni menyebabkan
pmberian nama pons (jembatan), meskipun sebetulnya mereka tidak membentuk jembatan.
Mereka adalah serabut-serabut pontoserebelaris, yang muncul dari nuklei pars basilaris pontis
yang mengandung neuron kedua jaras kortikopontoserebelaris. Nuklei ini menerima input
melalui serabut kortikopontis desendens dari korteks serebri frontal, parietal, dan temporal
ipsilateral (yang ditemukan di bagian lateral pedunkulus serebri masing-masing sisi, disertai
oleh serabut kortikospinalis dan serabut kortikonuklearis). dan nuklei tersebut juga menerima
input dari serabut kolateral traktus piramidalis. Serabut pontoserebelarls berproyeksi
menyeberangi garis tengah dan kemudian masuk ke serebelum melalul pedunkulus
serebelaris medialis. Semua impuls yang berasal dari kortikal dan berkaitan dengan gerakan
volunter dihantarkan oleh nuklei pontis ke korteks serebeli, yang kemudian diproyeksikan
kembali ke korteks serebri melalui nukleus dentatus, pedunkulus serebelaris superior, dan
talamus (mekanisme umpan-balik, Gambar 5.6, hlm. 222). Sirkuit regulasi ini memungkinkan
koordinasi gerakan volunter halus dan tepat.
Struktur tegmentum pontis mirip dengan tegmentum medularis. Bagian tegmentum
yang paling ventral mengandung lemniskus medialis (Gambar 4.53b clan 4.550), suatu pita
tegak lurus yang terpuntir dengan demikian serabut yang berasal dari nukleus kuneatus kini
terletak lebih ke medial, dan serabut yang berasal dari nukleus grasilis terletak lebih lateral.
Dengan demikian, dari lateral ke medial, bagian tubuh yang direpresentasikan di lemniskus
medialis adalah ekstremitas bawah, tubuh,ekstremitas atas, dan leher. Traktus spinotalamikus
berada di sebelah lateral lemniskus medialis (Gambar 4.550) demikian pula halnya dengan
lemniskus lateralis (jaras auditorik). Lemniskus lateralis merupakan kelanjutan dari berkas
serabut yang menyilang di pons bagian kaudal yang disebut korpus trapezoideum (Gambar
4.53b dan 4.55). Korpus trapezoideum mengandung serabut yang berasal dari nuklei
kokhleares dan menghantarkan impuls auditorik ke kolikulus inferior, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kompleks nukleus vestibularis terletak di ujung lateral dasar
ventrikel keempat (Gambar 4.35b). Nukleus vestibularis lateralis menghantarkan impuls dan
traktus vestibulospinalis ke neuron medula spinalis. Nuklei vestibulares juga berhubungan,
melalui fasikulus longitudinalis medialis, ke nuklei somatomotorik dan viseromotorik batang
otak (Gambar 4.46).
Nukleus spinalis nervi trigemini berakhir di tingkat penengahan pons, di atas lokasi
nukleus prinsipalis nervi trigemini. Nukleus motorius nervus trigemini, yang mempersarafi
otot-otot pengunyah, terletak di ventrolateral nukleus prinsipalis nervi trigemini. Neuron
kedua nukleus spinalis nervi trigemini (nyeri dan suhu) serta nukleus prinsipalis nervi
trigemini (sensasi epikritik) berproyeksi ke talamus kontralateral melalui traktus
trigeminotalamikus ventralis. Nukleus prinsipalis nervi trigemini juga mengirimkan serabut
yang tidak menyilang ke talamus melalui traktus trigeminotalamikus dorsalis. Nukleus
traktus mesonsefelikus nervi trigemini berlanjut ke arah rostral menuju mesonsefalon
(Gambar 4.55b). Nukleus trigeminalis ini bcrbeda dcngan yang lainnya sepcrti yang tolah
disebutkan yaitu mengandung neuron sensorik pertama, dan dengan demikian dapat dianggap
sebagai ganglion sensorik yang, terdapat pengecualian, terletak di batang otak. Neuron
sensorik pertama lainnya pada sistem trigeminalis terletak di ganglion trigeminalis
(gasserian). Serabut aferen nukleus traktus mesensefalikus nervi trigemini menghantarkan
inpuls proprioseptif terutama yang berasal dari reseptor sensorik otot-otot pengunyah dan
sendi rahang.

Mesensefalon

Mesensefalon terletak di rostral pons. Struktur internalnya diperlihatkan pada Gambar


4.53b (nomor 8). Mesensefalon memiliki empat bagian: (l) tektum (atap), dibatasi oleh
garis horizontal imajiner melalui akueduktus, yang di dalamnya terdapat kolikulus superior
dan inferior (lamina kuadrigemina); (2) tegmentum, terletak di antara tektum dan substansia
nigra; (3) substansia nigra; dan (4) pedunkulus serebri (krura serebri).
Tektum. Lamina kuadrigemina terdiri dari kolikulus superior dan inferior. Struktur ini,
terutama kolikulus superior, merupakan organ yang sangat khusus dengan tujuh lapisan
selular dan banyak hubungan aferen dan eferen yang hanya dapat dibahas di sini secara garis
besamya saja.
Area nukleus. Kolikulus inferior menerima banyak serabut aferen jaras auditorik
(lemniskus lateralis) dan berproyeksi ke depan, melalui brakhium kolikuli inferioris, ke
korpus genikulatum mediale kedua sisi. Kemudian serabut-serabut ini berproyeksi ke korteks
auditorik primer di lobus temporalis (girus transversus Heschl).
Area nukleus. Kolikulus superior menerima serabut aferen dari jaras visual serta dari
korteks serebri (lobus oksipitalis), medula spinalis (traktus spinotektalis), dan kolikulus
inferior. Area ini mengirimkan serabut eferen ke medula spinalis (traktus tektospinalis) dan
ke nuklei saraf kranialis (traktus tektonuklearis), serta ke nukleus ruber dan formasio
retikularis.
Refleks yang dikirimkan oleh kolikulus superior dan kolikulus inferior. Serabut yang
diproyeksikan dari kolikulus inferior ke kolikulus superior membentuk bagian lengkung
refleks yang menolehkan kepala dan mata menuju sumber suara yang datang. Impuls retina
yang mencapai kolikulus superior melalui korpus genikulatum lateralis bcrpartisipasi dalam
lengkung refleks lebih lanjut yang membuat mata menutup sebagai respons terhadap stimulus
visual yang datang tiba-tiba, dan juga dapat menycbabkan gerakan kepala menjauhi stimulus.
Traktus tektonuklearis dan traktus tektospinalis membentuk lengan eferen lengkung refleks
ini.
Nuklei pretektales yang kecil ditemukan tepat di anterolateral kolikulus superiof
kedua sisi. Nuklei ini menerima serabut aferen dari retina dan memproyeksikan serabut
eferen, setelah relay sinaptik, di sekitar substansia grisea periakueduktalis ke gukiei
parasimpatis Edinger-Westphal (= (otonom) asesorii nuklei). Nuklei ini berpartisipasi pada
lengkung refleks yang mengatur ukuran pupil sebagai respon terhadap intensitas cahaya
yang masuk (Hal. 138)
Di bagian tengah tegmentum, antara substansia nigra dan substansia grisea
periakuaduktalis, ditemukan nukleus besar dan berbentuk elips yang berwarna merah pada
potongan anatomis segar, sebagian karena vaskularisasinya baik, dan sebagian karena stmktur
ini mengandung zat besi. Struktur ini disebut nukleus merah (nukleus ruber).
Nukleus ruber memiliki dua bagian, pars magnoselularis di kaudal dan pars
parvoselularis di rostral. Nukleus ini menerima input aferen dari nukleus emboliformis dan
nukleus dentatus serebeli melalui brankhia konjungtiva (pedunkulus serebelaris superior).
Serabut yang berasal dari nukleus emboliformis yang secara filogenetik lebih tua berperan
pada lengkung refleks yang mengontrol postur tubuh dan berbagai jenis gerakan. Serabut
yang berasal dari nukleus dentatus sangat banyak terutama pada manusia dan berpartisipasi
pada lengkung refleks lain. Satu sirkuit regulasi untuk pergerakan volunter yang tepat dan
halus terdiri dari hubungan-hubungan dari korteks ke serebelum dan kemudian kembali ke
korteks melalui nukleus dentatus, nukleus ruber, dan talamus (hlm. 221). Kelompok lain
serabut dentatorubralis berakhir terutama di pars parvoselularis nukleus ruber. Semua serabut
serebelorubralis menyilang garis tengah di mesensefalon, di dekusasio pedunkuli serebelares
superiores. Nukleus ruber menerima input aferen lain dari korteks serebri (traktus
kortikorubralis) dan dari tektum.

Proyeksi eferen utama nukleus ruber (traktus rubrospinalis dan traktus


rubroretikularis) memberikan pengaruh pada neuron motorik spinalis; kedua traktus ini
menyilang garis tengah, segera setelah keluar dari nukleus ruber, di dekusasio tegmentalis
anterior (Forel). Serabut eferen lain berjalan melalui traktus tegmentalis sentralis ke oliva
(serabut rubro-olivaris), tempat proyeksi rekunen kembali ke serebelum.
Nuklei tagmentales dan traktus serabut saraf lainnya. Bagian lateral tegmentum
mangandung traktus mesensefalikus nervus trigeminus, lemniskus trigeminalis, lemniskus
medialis, dan traktus spinotalamikus, semuanya berproyeksi ke talamus. Nervus troklearis
keluar dari batang otak bagian dorsal (satu-satunya saraf kranial yang keluar darisini); serabut
radiks-nya menyilang garis tengah tepat di kaudal kolikulus inferior; kemudian berjalan
mengitari pedunkulus serebri di dasar otak, dan melanjutkan, di bawah tepi tentorium, ke
sinus kavernosus. Kompleks nukelus nervus okulomotorius, serta nukleus parasimpatis
Edinger-Wastphal ( = (otonom) asesorius Widens) dan nukleus Perlia, terletak di tegmentum
mesensefalikus setinggi kolikulus superior, di anterior akueduktus dan substantia grisea
periakuaduktalis dan di medial fasikulus medialis. Beberapa serabut radiks saraf kranial
ketiga melintasi nukleus ruber sebelum keluar dari batang otak menuju fosa
interpedunkularis. lmpuls dari nuklei vestibularis dibawa ke bawah menuju medula spinalis di
dalam fasikulus longitudinalis medialis--berkas saraf yang menggabungkan berbagai sistem
serabut yang berbeda dan terdapat di sepanjang batang otak, serta medula spinalis servikalis.
Serabut-serabutnya terletak di dekat garis tengah di bawah dasar ventrikel keempat (setinggi
pons dan medula), dan di ventral akueduktus dan substansia grisea periaku duktalis (setinggi
mesensefalon); beberapa serabut berakhir di nuklei yang mempersarafi otot-otot ekstraokular
(nukleus nervus okulomotorius, nukleus nervus trokhlearis, dan nukleus nervus abdusen) dan
menghubungkan nuklei tersebut satu dengan lainnya. Serabut fasikulus longitudinalis
medialis lainnya berakhir di nukleus formasio retikularis, termasuk nukleus interstisialis
(Cajal) dan nukleus Dark-schewitsch.
Jaras simpatis sentral diduga berasal dari berbagai nuklei hipotalami dan formasio
retikularis. Serabut ini berjalan melalui mesensefalon dan pons tepat di anterior akueduktus
dan di bawah dasar ventrikel keempat. Di medula, struktur ini menempati posisi yang lebih
lateral, dari sini kemudian melewati komu lateralis substansia grisea medula spinalis.
Gangguan jaras simpatis sentral menimbulkan sindroma Horner (hlm. 139).

Substansia nigra adalah nukleus motorik yang besar dan terletak di antara tegmentum
dan krus serebri kedua sisi. Warnanya yang gelap adalah akibat pigmen melanin yang
terkandung di dalam badan sel saraf. Substantia nigra merupakan komponen penting pada
sistem motorik ekstrapiramidal dan dengan demikian memiliki hubungan fungsional yang
erat dengan ganglia basalis. Pembahasan lebih lanjut, bersama dengan ganglia basalis,
terdapat pada Bab 9.

Pedunkulus serebri (krura serebri adalah bentuk jamak; tunggal, krus serebri) adalah
berkas serabut yang besar, satu pada masing-masing sisi, terbentuk dari serabut
kortikospinalis, kortikonuklearis, dan kortikopontis (Gambar 3.7, hlm. 57, dan Gambar
4.53b). Masing-masing pedunkulus serebri dibentuk oleh serabut-serabut dan ketiga traktus
ini, yang terputar ke arah garis tengah ketika berjalan turun di kapsula interna. Serabut
kortikospinalis dan kortikonuklearis menempati bagian tengah pedunkulus serebri dan
dibatasi, baik dari arah medial maupun lateral, oleh serabut kortikopontis (Gambar 4.53b).

Formasio Retikularis

Kelompok sel dan serabut formasio retikularis yang menyerupai jaring ditemukan di
seluruh panjang batang otak, mengisi ruang antara nuklei saraf kranial, oliva, dan jaras saraf
asendens dan desendens (Gambar 4.52b, 4.53b, dan 4.563). Formasio retikularis menerima
serabut aferen dari medula spinalis, nuklei saraf kranial, serebelum, dan hemisfer serebri, dan
memproyeksikan serabut eferennya kembali ke struktur yang sama. Beberapa nuklei formasio
retikularis memiliki proyeksi desendens ke medula spinalis yang memengaruhi baik fungsi
motorik maupun otonom.
Ascending reticular activating system. Nuklei lain di formasio retikularis, terutama di
mesensefalon, berproyeksi ke pusat yang lebih tinggi, terutama melalui nuklei interlaminares
talami, dan melalui subtalamus. Nuklei-nuklei ini menerima input kolateral dari berbagai
traktus serabut asendens (di antaranya adalah traktus spinotalamikus, traktus spinalis nervus
trigeminus, traktus solitarius, dan serabut dari nukleus vestibularis dan nukleus kokhlearis;
serta dari sistem visual dan olfaktorik); serabuf ini menghantarkan impuls ke atas, melalui
jaras polisinapstik, ke area korteks serebri yang luas. Tempat serabut tersebut menimbulkan
fungal aktivasi. Stimulasi eksperimental nuklei tersebut pada hewan menimbulkan reaksi
arusal", yaitu hewan yang tidur menjadi terbangun. Penelitian perintis yang dilakukan oleh
Moruui dam Magoun (1949), dan banyak penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti
lain, telah memberikan bukti yang meyakinkan bahwa sistem ini berperan penting dalam
pengaturan tingkat kesadaran pada manusia, serta penjagaan siklus tidur-bangun. Dengan
demikian, struktur ini disebut dengan ascending reticular activating system " (ARAS, lihat
hlm. 241). Lesi yang mengenai sistem ini dapat mengganggu atau menghilangkan kesadaran.
Bahkan hingga saat ini, tidak banyak yang diketahui mengenai kelompok neuron yang
memengaruhi aktivitas ARAS; pemeliharaan keterjagaan diperkirakan bergantung, atau
setidaknya sebagian, pada neuron formasio retikularis yang dapat menyintesis
neurotransmiter monoamin seperti norepinefrin (noradrenalin), dopamin, dan serotonin.
Neuron penyintesis norepinefrin ditemukan di bagian lateral formasio retikularis, yang
meliputi lokus seruleus. Serotonin dihasilkan oleh neuron di nuclei raphes (Gambar 4.56b).

Neuron nukleus basalis (Meynert) dan neuron substansia inominata mengirimkan serabut
kolinergik ke area korteks serebri yang luas (Gambar 6.7, hlm. 244).

Peranan ARAS dan sistem kolinergik secara pasti pada kesadaran dan siklus tidur
bangun yang baru disebutkan tadi, masih belum dipahami seluruhnya untuk ditampilkan
secara terperinci di buku ini. Satu hal yang pasti adalah keadaan tidak-sadar dapat
ditimbulkan oleh lesi pada berbagai struktur otak.

Jaras retikular desendens (traktus retikulospinalis ventralis dan lateralis) berasal dari
formasio retikularis dan memberikan efek baik eksitatorik maupun inhibitorik pada neuron
motorik medula spinalis. Sel tempat asal jaras tersebut menerima input aferen dari korteks
serebri, terutama lobus frontalis, juga dari serebelum dan ganglia basalis. Impuls eksitatorik
dari batang otak (pars lateralis formasio retikularis, terutama di pons tetapi juga di
mesensefalon) dibawa oleh traktus retikulospinalis dan traktus vestibulospinalis di funikulus
anterolateralis medula spinalis, sedangkan impuls inhibitorik, yang terutama berasal dari pars
ventromedialis medula, mencapai neuron motorik spinalis setelah melewati beberapa relay
sinaptik, terutama melalui traktus retikulospinalis lateralis (di dekat traktus kortikospinalis).
Baik sistem eksitatorik maupun inhibitorik berhubungan, melalui interneuron, dengan neuron
motorik y (gamma) medula spinalis. Oleh sebab itu, dengan meregulasi fungsi lengkung
refieks spinalis, formasio retikularis berperan penting dalam mempertahankan tonus otot
yang adekuat untuk berdiri dan berjalan, serta menjaga keseimbangan.

Nuklei dan jaras otonomik. Banyak neuron di formasio retikularis memiliki fungsi
otonom. Nuklei yang mengandung sel-sel tersebut tersebar di seluruh pons dan medula dan
menerima input dari nuklei saraf kranial somatik (Gambar 4.56, hlm. 196). Nuklei otonomik
ini menerima input dari hipotalamus dan mengirimkan proyeksi ke nuklei saraf kranial dan
medula spinalis.

Regulasi Salivasi. Salivasi dikontrol oleh nukleus salivatorius superior dan inferiorr
Salivasi ini dapat dicetuskan secara refleks oleh rasa atau aroma yang membangkitkan selera.
Keadaan mental seseorang juga dapat menghambat salivasi pada beberapa keadaan, dan
menyebabkan mulut kering.

Regulasi tekanan darah. Nuklei lain mengatur tekanan darah . impuls aferen yang
muncul di sinus karotis berjalan melalui nervus glosofaringeus dan nervus vagus ke area
nukleus retikularis yang sesuai di medula ( pusat otonomik untuk regulasi tekanan darah
aktivitas jantung, dan vasokonstriksi/vasodilatasi), yang terletak di dekat nukleus nervus
kranialis [X dan X). Impuls eferen yang dimediasi oleh nervus vagus menginhibisi aktivitas
jantung, dan menyebabkan perlambatan frekuensi jantung clan penurunan tekanan darah.

Regulasi fungsi otonomik tubuh lainnya. Beberapa impuls desendens dari formasio
retikularis menghambat nuklei simpatis medula spinalis, menyebabkan vasodilatasi. Nukleus
retikularis di dorsal oliva inferior mengontrol respirasi; pusat ekspirasi dan inspirasi terpisah.
Nukleus retikularis lain mengontrol dan mengoordinasikan motilitas gastrointestinal. Refleks
menelan merupakan proses yang rumit yang melibatkan banyak otot yang berbeda, yang
harus diaktitkan dengan urutan dan intensitas yang sesuai untuk mendorong bolus makanan
secara lancar dari mulut ke dalam lambung; pengoordinasian saraf-saraf yang terlibat pada
proses ini adalah fungsi pusat menelan medular, yang terletak di dekat nukleus nervus
kranialis motorik yang diaktifkan. Di dekatnya, juga terdapat nukleus yang berperan untuk
proses tersedak (gag refieks). Area postrema mengandung area penting untuk regulasi
muntah. Ada pula area yang diduga sebagai pusat yang lebih tinggi untuk fungsi
kardiorespirasi (nukleus pneumotaktikus) di dekat lokus seruleus, serta pusat asupan
makanan yang lebih tinggi (mengunyah, menjilat, mengisap) di mesensefalon (Gambar
4.56a).
Gangguan Batang Otak

Sindroma lskemia Batang Otak

Anatomi suplai darah arterial batang otak terlihat pada Gambar 4.57, dan teritori
masing-masing arteri yang memperdarahi medula, pons, dan mesensefalon diperlihatkan pada
Gambar 4.58. Diskusi menyeluruh mengenai perdarahan arterial dan drainase vena batang
otak terdapat di Bab 11, hlm. 372. Pengetahuan mengenai pola perdarahan penting untuk
memahami Sindroma vaskular yang akan dibahas pada bagian ini.

Perfusi inadekuat untuk regio batang otak tertentu dapat terjadi secara transien
(misalnya, iskemia transien pada subclavian steal syndrome, lihat di bawah) atau permanen
(menyebabkan nekrosis jaringan, misalnya infark batang otak). lnfark biasanya akibat oklusi
arterial. Oklusi ini menimbulkan pola defrsit klinis yang berbeda, tergantung pada pembuluh
darah tertentu yang tersumbat (Sindroma vaskular). Karena nuklei dan jaras serabut batang
otak sangat banyak, tersusun rapat, dan memiliki fungsi yang sangat beragam, dapat terlihat
berbagai variasi sindroma vaskular yang sesuai. Untuk memahami masing-masing sindroma
vaskular, seseorang hams memahami anatomi topografis batang otak yang kompleks pada
regio yang dipengaruhinya terlebih dahulu. Hal ini menjelaskan kenapa sindoma vaskular
batang otak ditampilkan di bab mengenai batang otak ini, bukan di Bab ll bersama dengan
gangguan vaskular bagian otak lainnya.

Subclavian steal syndrome akan dibahas Iebih dulu, sebagai contoh Sindroma dengan iskemia
batang otak transien. Sindroma oklusi arteri utama batang otak akan dibahas kemudian.

Subclavian Steal Syndrome

Sindroma ini terjadi akibat oklusi arteria subklavia sinistra atau dekstra di bagian
proksimal tempat arteria vertebralis berasal. Meskipun terjadi oklusi, sistem kardiovaskular
menjaga perfusi adekuat untuk lengan ipsilateral dengan mengalirkan arteria vertebralis
ipsilateral secara retrograd: aliran darah naik ke arteria vertebralis kontralateral ke tempat
pertemuannya dengan arteria vertebralis ipsilateral (tempat kedua arteria bersatu membentuk
arteria basilaris), dan kemudian kembali menuruni arteri vertebralis ipsilateral menuju arteria
aksilaris dan berlanjut ke arteria brakhialis, Pada kasus yang jarang, situasi ini dapat timbul
akibat latihan/pergerakan tangan yang mengalihkan begitu banyak darah dari sistem
vertebrobasilar yang secara klinis terbukti menimbulkan iskemia batang otak. Diagnosis
Subclavian steal syndrome memerlukan baik manifestasi klinis yang khas maupun temuan
angiografi yang sesuai secara klinis berupa aliran retograd pada arteria vertebralis. Oklusi
arteria subklavia perlu diobati hanya jika menyebabkan iskemia pada lengan atau subclavian
steal syndrome yang nyata, dengan manifestasi iskemia pada teritori vertebrobasilar, seperti
penurunan kesadaran atau vertigo. Istilah tradisional insufisiensi vertebrobasilar saat ini
sudah tidak berlalu dan sebaiknya tidak digunakan lagi.

Sindroma Vaskular Batang Otak Individual

Infark pada distribusi vertebrobasilar, seperti pada distribusi karotis, biasanya terjadi
akibat embolisme (untuk diskusi, lihat hlm. 415). Emboli penyebab dapat berasal dari
jantung, dari plak ateromatosa di arteriae vertebralis, atau dari diseksi arteri dengan trombosis
sekunder. Anggapan yang menyatakan bahwa tekukan arteria vertebralis saat tidur dapat
menyebabkan iskemia tidak lagi dapat diterima.

Berbagai sindroma vaskular batang otak yang berbeda dapat diidentifikasi secara
klinis dan radiologis. Baru-baru ini, magnetic resonance imaging resolusi tinggi dengan
sekuens T2-weighted dan difusion-weighted dapat memberikan visualisasi infark batang otak
secara langsung pada fase akut. Meskipun terdapat beberapa variasi antar individu, arsitektur
vaskular batang otak cenderung seragam sehingga sindroma yang akan dibahas disini
memiliki nilai klinis yang dapat dibedakan.

Infark batang otak pada berbagai lokasi sering menimbulkan manifestasi klinis berupa
hemiplegia alternans (kelemahan menyilang), yang didefinisikan sebagai kombinasi defisit
saraf kranial pada sisi lesi dengan kelemahan setengah tubuh sisi kontralateral. Pada Gambar
4.59, diperlihatkan tiga sindroma hemiplegia alternans yang berbeda, masing-masing terjadi
akibat iskemia di regio batang otak tertentu, dengan deflsit klinis yang sesuai.

Sekarang kita akan menyebutkan sindroma-sindroma vaskular individual yang dapat


dianggap, dalam istilah yang disederhanakan sebagai variasi sindroma hemiplegia
alternans, meskipun manifestasinya sangat jauh berbeda. Agar penjelasan sejelas mungkin,
pembahasan masing-masing sindrom disertai dengan gambar struktur batang otak yang
terkena, dan dengan diagram skematik defisit klinis yang disebutkan.

Sindroma medularis dorsolateralis (sindroma Wallenberg, Gambar 4.60 dan 4.61).


Penyebab: oklusi atau embolisme di teritori arteria serebeli inferior posterior atau arteria
vertebralis. Gambaran klinis: onset mendadak disertai dengan vertigo, nistagmus (nukleus
vestibularis inferior dan pedunkulus serebeli inferior), nausea dan muntah (area postrema),
disartria dan disfonia (nukleus ambiguus), singultus (pusat respirasi formasio retikularis) .
Untuk rincian lebih lanjut, lihat Gambar 4.60.

Sindroma medularis medialis (sindroma Dejerine) (Gambar 4.62).

Penyebab: oklusi ramus paramedianus arteria vertebralis atau arteria basilaris (Gambar 4.58),
umumnya bilateral. Gambarcm klinis: kelumpuhan flasid nervus hipoglosus ipsilateral,
hemiplegia kontralateral (bukan spastik) dengan tanda Babinski, hipestesia kolumna posterior
kontralateral (yaitu, hipestesia terhadap raba dan tekan, dengan gangguan sensasi posisi),
serta nistagmus (pada kasus terkenanya fasikulus longitudinalis medialis oleh lesi tersebut).
Sindroma basis pontis kaudalis (sindroma Millard-Gubler atau sindroma Foville),
Penyebab: oklusi ramus sirkumferensialis arteria basilaris, tumor, abses, dan lain. lain.
Gambaran klinis: kelumpuhan nervus abdusen (perifer) dan nervus fasialis (nuklear)
ipsilateral; hemiplegia kontralateral; analgesia, termanestesia, dan gangguan sensasi raba,
posisi, serta getar sisi kontalateral (Gambar 4.64).

Sindroma tegmentum pontis kaudale (Gambar 4.65).

Penyebab: oklusi cabang arteri basilaris (ramus sirkumferensialis longus dan brevis).
Gambaran klinis: kelumpuhan nuklear abdusen dan fasialis ipsilateral, nistagmus (fasikulus
longitudinalis medialis), paresis tatapan ke arah sisi lesi; hemiataksia dan asinergia ipsilateral
(pedunkulus serebelaris. medialis); analgesia dan termanestesia kontralateral (traktus
spinotalamikus lateralis); hipestesia dan gangguan sensasi posisi dan getar sisi kontralateral
(lemniskus medialis); mioritmia palatum dan faring ipsilateral (traktus tegmentalis sentralis).

Sindroma tegmentum pontis orale (Gambar 4.66).

Penyebab: oklusi ramus sirkumferensialis longus arteri basilaris dan arteri serebelaris
superior. Gambaran klinis: hilangnya sensasi wajah ipsilateral (gangguan semua serabut n.
trigeminus) dan paralisis otot-otot pengunyah (nukleus motorius n. trigeminus), hemiataksia,
intention tremor, adiadokokinesia (pedunkulus serebelaris superior); gangguan semua
modalitas sensorik kontralateral.

Sindroma basis pontis bagian tengah (Gambar 4.67).

Penyebab: oklusi ramus sirkumferensialis brevis dan ramus paramedianus arteri basilaris.
Gambaran klinis: paresis flasid otot-otot pengunyah ipsilateral, serta hipestesia, analgesia,
dan termanestesia wajah; hemiataksia dan asinergia ipsilateral; hemiparesis spastik
kontralateral.

Sindroma nukleus ruber (sindromaf Benedikt). (Gambar 4.69)

Penyebab: oklusi ramus interpedunkularis arteri basilaris dan arteri serebri posterior.
Gambaran klinis: kelumpuhan nervus okulomotorius ipsilateral dengan midriasis (gangguan
serabut radiks N III); gangguan sensasi raba, posisi, dan getar kontralateral, serta diskriminasi
dua titik (keterlibatan lemniskus medialis); hiperkinesia kontralateral (tremor, korea, atetosis)
akibat keterlibatan nukleus ruber; rigiditas kontralateral (substansia nigra).
Sindroma pedunkulus serebri (sindroma Weber) (Gambar 4.70).

Penyebab Oklusi ramus interpedunkularis arteri serebri posterlior dan arteri


khoroidalis posterior, penyebab yang juga jarang adalah tumor (glioma). Gambaran klinis:
kelumpuhan nervus okulomotorius ipsilateral; hemiparesis spastik kontralateral; rigiditas
parkinsonisme kontralateral (substansia nigra); distaksia kontralateral (traktus kortikopontis);
defisit saraf kranialis kemungkinan akibat gangguan persarafan supranuklear pada N VII, IX,
X, dan XII.

Infark kecil di regio oralis pons, akibat oklusi arteri perforantes, dapat menimbulkan
berbagai defisit yang dapat dibedakan dan seringkali bersifat sementara. Arteriosklerosis
arteria basilaris dapat menyebabkan infark kecil multipel pada satu atau kedua sisi batang
otak, yang terjadi perlahan-lahan seiring perjalanan waktu dan akhirnya menimbulkan
gambaran klinis kelumpuhan pseudobulbar mikroangiopatik. Pada sindroma ini, disartria dan
disfagia terjadi akibat gangguan persarafan supranuklear nuklei motorii nervi kranialis.
Penyakit batang otak mikroangiopatik paling sering disebabkan oleh hipertensi arterial
generalisata; sehingga gejala ini biasanya disertai oleh lesi lain di atas tentorium.

Anda mungkin juga menyukai