Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN

UJI KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL FOTOVOLTAIK

(ACARA 1)

Disusun oleh :

Nama : Pratiwi W. K1C015051

Helga Dea Puspita K1C015003

Hasna Atqona A. K1C015034

Asisten : Rizkiana

Hari/Tanggal :

Pelaksanaan Praktikum : Kamis, 5 Oktober 2017

Pengumpulan Laporan : Kamis, 12 Oktober 2017

LABORATORIUM MATERIAL DAN EKSPERIMEN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2017
UJI KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL
FOTOVOLTAIK

Pratiwi W. (K1C015051), Helga Dea Puspita (K1C015003), Hasna Atqona


(K1C015034)

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas


Jendral Soedirman
e-mail: pratiwiwidyaningrum@gmail.com

ABSTRAK

Praktikum Uji Karakteristik Arus dan Tegangan Sel Fotovoltaik bertujuan untuk
mendeskripsikan bahwa karakteristik sel surya ditentukan oleh intensitas cahaya yang
jatuh pada permukaan sel, melakukan pengukuran karakteristik sel surya terhadap
variabel intensitas cahaya dan menggambarkan grafik arus keluaran (I) terhadap
tegangan (V) untuk berbagai intensitas cahaya. Pengukuran karakteristik sel surya
dalam praktikum ini menggunakan voltmeter dan amperemeter yang telah terlebih
dahulu dihubungkan dengan sel surya dan diberi tegangan yang bervariasi.

Kata kunci : sel surya, arus, tegangan, intensitas cahaya


BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kebutuhan manusia akan energi listrik tidak akan ada habisnya dan akan terus-
menerus meningkat. Hal inilah yang akhirnya membuat manusia menemukan sel surya.
Sel surya adalah suatu alat yang mampu merubah secara langsung cahaya (energi
foton) menjadi energi listrik. Saat ini, sel surya menjadi energi alternatif yang tengah
berkembang pesat. Mulai dari pedesaan maupun perkotaan, sel surya tengah
diposisikan sebagai salah satu bentuk energi ideal masa depan yang bersih dan
ketersediaannya berlangsung dalam jangka waktu yang relatif panjang.

Dengan tersedianya sinar matahari sepanjang waktu dan musim seperti di


Indonesia dan negara-negara tropis lainnya, sel surya sangatlah tepat sebagai sumber
energi listrik alternatif. Namun, hal ini tidak berlaku pada negara-negara bersuhu
dingin. Dikarenakan kinerja sel surya bergantung pada intensitas cahaya matahari,
negara-negara dingin hanya bisa menikmati sel surya saat musim panas berlangsung.
1.2Tujuan
1. Mendeskripsikan bahwa karakteristik sel surya ditentukan oleh intensitas
cahaya yang jatuh pada permukaan sel
2. Melakukan pengukuran karakteristik sel surya terhadpa variabel intensitas
cahaya
3. Menggambarkan grafik arus keluaran (I) terhadap tegangan (V) untuk
berbagai intensitas cahaya
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian Sel Surya


Sel Surya atau Solar Cell adalah suatu perangkat atau komponen yang dapat
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan
prinsip efek Photovoltaic. Yang dimaksud dengan Efek Photovoltaic adalah suatu
fenomena dimana munculnya tegangan listrik karena adanya hubungan atau kontak
dua elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat mendapatkan
energi cahaya. Oleh karena itu, Sel Surya atau Solar Cell sering disebut juga dengan
Sel Photovoltaic (PV). Efek Photovoltaic ini ditemukan oleh Henri Becquerel pada
tahun
1839.

Arus listrik timbul karena adanya energi foton cahaya matahari yang diterimanya
berhasil membebaskan elektron-elektron dalam sambungan semikonduktor tipe N dan
tipe P untuk mengalir. Sama seperti Dioda Foto (Photodiode), Sel Surya atau Solar
Cell ini juga memiliki kaki Positif dan kaki Negatif yang terhubung ke rangkaian atau
perangkat yang memerlukan sumber listrik.

Pada dasarnya, Sel Surya merupakan Dioda Foto (Photodiode) yang memiliki
permukaan yang sangat besar. Permukaan luas Sel Surya tersebut menjadikan
perangkat Sel Surya ini lebih sensitif terhadap cahaya yang masuk dan menghasilkan
Tegangan dan Arus yang lebih kuat dari Dioda Foto pada umumnya. Contohnya,
sebuah Sel Surya yang terbuat dari bahan semikonduktor silikon mampu
menghasilkan tegangan setinggi 0,5V dan Arus setinggi 0,1A saat terkena (expose)
cahaya matahari. Saat ini, telah banyak yang mengaplikasikan perangkat Sel Surya ini
ke berbagai macam penggunaan. Mulai dari sumber listrik untuk Kalkulator, Mainan,
pengisi baterai hingga ke pembangkit listrik dan bahkan sebagai sumber listrik untuk
menggerakan Satelit yang mengorbit Bumi kita.

2.2 Prinsip Kerja Sel Surya

Sinar Matahari terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut dengan Foton.
Ketika terkena sinar Matahari, Foton yang merupakan partikel sinar Matahari tersebut
meghantam atom semikonduktor silikon Sel Surya sehingga menimbulkan energi
yang cukup besar untuk memisahkan elektron dari struktur atomnya. Elektron yang
terpisah dan bermuatan Negatif (-) tersebut akan bebas bergerak pada daerah pita
konduksi dari material semikonduktor. Atom yang kehilangan Elektron tersebut akan
terjadi kekosongan pada strukturnya, kekosongan tersebut dinamakan dengan hole
dengan muatan Positif (+).

Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan bertindak
sebagai Pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan Semikonduktor
tipe N (N-type). Sedangkan daerah semikonduktor dengan Hole bersifat Positif dan
bertindak sebagai Penerima (Acceptor) elektron yang dinamakan dengan
Semikonduktor tipe P (P-type).

Di persimpangan daerah Positif dan Negatif (PN Junction), akan menimbulkan


energi yang mendorong elektron dan hole untuk bergerak ke arah yang berlawanan.
Elektron akan bergerak menjauhi daerah Negatif sedangkan Hole akan bergerak
menjauhi daerah Positif. Ketika diberikan sebuah beban berupa lampu maupun
perangkat listrik lainnya di Persimpangan Positif dan Negatif (PN Junction) ini, maka
akan menimbulkan Arus Listrik.
2.3 Karakteristik Sel Surya
Total pengeluaran listrik (wattage) dari sel surya adalah sebanding dengan
voltase/tegangan operasi dikalikan dengan arus operasi saat ini. Sel surya dapat
menghasilkan arus dari voltase yang berbeda-beda. Hal ini berbeda dengan baterai
yang menghasilkan arus dari voltase yang relatif konstan. Karakteristik output dari sel
surya dapat dilihat dari kurva performansi, disebut I-V kurva. I-V kurva menunjukkan
hubungan antara arus dan voltase.

Gambar 2.2 Kurva I-V (Satwiko, 2012)


Arus (I) dan tegangan (V) yang dihasilkan ketika sel memperoleh penyinaran
merupakan karakteristik setiap sel surya. Karakteristik ini selalu disajikan dalam
bentuk kurva hubungan I dan V. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik
sel surya dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan suhu permukaan sel.
Kerja sel surya dapat diukur dengan melihat daya keluaran yang dihasilkan
dari sel surya tersebut. Kerja sel surya dipengaruhi oleh beberapa hal seperti bahan
pembuatnya, resistansi bahan, temperatur dan tingkat radiasi matahari. Dari kurva
arus-tegangan (I-V) dapat diketahui parameter-parameter keluaran sel surya seperti
arus hubungan singkat (Isc), tegangan terbuka (Voc), arus maksimum, dan tegangan
maksimum serta daya maksimum. Untuk mendapatkan karakteristik I-V sel surya
dapat digunakan sun simulator (simulasi matahari buatan) dengan menggunakan
sumber penerangan lampu halogen (W.Bolton, 2004). Beberapa sel surya yang telah
diketahui karakteristiknya, disusun dan dihubungkan satu dengan lainnya sehingga
mendapatkan output maksimal sesuai dengan yang dibutuhkan (Setiawan, 2014).
Beberapa karakteristik penting sel surya terdiri dari tegangan open circuit
(Voc), arus hubungan singkat (Isc), efek perubahan intensitas cahaya matahari, efek
perubahan temperatur serta karakteristik tegangan arus (V I characteristic) pada
sel surya.

2.3.1. Tegangan Open Circuit (Voc)


Voc adalah tegangan yang dibaca pada saat arus tidak mengalir atau bisa
disebut juga arus sama dengan nol. Cara untuk mencapai open circuit (Voc)
yaitu dengan menghubungkan kutub positif dan kutub negatif modul surya
dengan voltmeter, sehingga akan terlihat nilai tegangan open circuit sel surya
pada voltmeter.
2.3.2 Arus Short Circuit (Isc)
Isc adalah arus maksimal yang dihasilkan oleh modul sel surya dengan cara
menge-short-kan kutub positif dengan kutub negatif pada modul surya. Dan
nilai Isc akan terbaca pada amperemeter. Arus yang dihasilkan modul surya
dapat menentukan seberapa cepat modul tersebut mengisi sebuah baterai.
Selain itu, arus dari modul surya juga menentukan daya maksimum dari alat
yang digunakan.
BAB III

METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Percobaan Uji Karakteristik Arus dan Tegangan Sel Fotovoltaik telah dilaksanakan
pada hari Kamis tanggal 5 Oktober 2017 di Laboratorium Material dan Eksperimen
dan di Lapangan Tengah Fakultas MIPA Universitas Jenderal Soedirman.

3.2 Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain :

No Alat dan bahan Jumlah

1 Sel fotovoltaik 1

2 Multimeter Digital 2

3 Rheostat (tahanan geser) 1

4 Lampu pijar 1

5 Lampu halogen 1

6 Luxmeter 1

7 Kabel penghubung secukupnya


3.3 Prosedur Percobaan

1. Alat dan bahan untuk melakukan pengukuran disiapkan


2. Lokasi untuk melakukan pengukuran ditentukan
3. Sel fotovoltaik, voltmeter, amperemeter dan hambatan dihubungkan
menggunakan kabel penghubung
4. Tahanan lampu (RL) diukur
5. Lampu hologen ditempatkan di depan sel surya dengan jarak tertentu
6. Lampu hologen dinyalakan dan diatur intensitasnya menggunakan luxmeter
7. Rs divariasikan sehingga variasi nilai tegangan dari sel surya diperoleh
8. Tegangan pada voltmeter dan arus pada amperemeter dicatat

3.4 Flowchart

mulai

1. Sel fotovoltaik
2. 2 buah MMD
3. Rheostat
4. Lampu pijar
5. Lampu halogen
6. Luxmeter
7. Kabel penghubung
1. Menghubungkan sel fotovoltaik, voltmeter,
amperemeter dan hambatan menggunakan kabel
penghubung
2. Lampu pijar ditempatkan di depan sel surya
dengan jarak tertentu
3. Mengukur intensitas lampu pijar menggunakan
luxmeter

5. Memvariasikan nilai Rs
6. Mengukur tegangan pada voltmeter

4. Mengukur arus pada amperemeter

I
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil
Berikut data dalam bentuk tabel yang dihasilkan dari percobaan yang telah
dilakukan :

A. Lampu Pijar (E = 698)

No Rx Vx (tegangan) Ix (arus)

1 12 0,24 0,02

2 21 0,21 0,01

3 65 0,65 0,01

4 66 0,66 0,01

5 65,3 1,96 0,03

6 63 1,89 0,03

7 99 2,97 0,03

8 100,67 3,02 0,03

9 124 3,72 0,03

10 119 2,38 0,02

N Rx Voc = Ess 0
B. Sinar Matahari (E = 485)

No Rx Vx (tegangan) Ix (arus)

1 11,83 2,13 0,18

2 11,6 1,74 0,15

3 31,52 5,99 0,19

4 36,71 5,14 0,14

5 47 6,58 0,14

6 52,61 6,84 0,13

7 73,84 9,6 0,13

8 73,91 8,87 0,12

9 104,9 10,49 0,1

10 98,4 8,86 0,09

N Rx Voc = Ess 0
4.2Pembahasan

I
Lampu Pijar
0.035

0.03

0.025

0.02

0.015

0.01

0.005

0
0.24 0.21 0.65 0.66 1.96 1.89 2.97 3.02 3.72 2.38 V

I Sinar Matahari
0.2
0.18
0.16
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
V
2,13 1,74 5,99 5,14 6,58 6,84 9,6 8,87 10,49 8,86
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan kurva seperti di atas.
Praktikum uji karakteristik arus dan tegangan sel fotovoltaik pada saat sel surya di
sinari lampu pijar diperoleh hasil bahwa semakin tinggi nilai hambatan maka semakin
tinggi pula nilai tegangannya dan semakin rendah nilai arusnya. Namun, arus
terhadap tegangan pada lampu pijar terlihat konstan di beberapa titik. Pada R2 sampai
R4 didapatkan nilai arus yang sama yaitu 0,01 mA. Nilai arus konstan juga terdapat
pada R5 hingga R9 yang bernilai 0,03 mA.

Sedangkan pada kurva arus terhadap tegangan di percobaan kedua yaitu


menggunakan intensitas cahaya matahari, nilai tegangan cenderung menurun, kecuali
pada satu titik yaitu R3. Hal ini disebabkan karena cuaca yang sedang tidak stabil. Di
beberapa waktu, awan menutupi matahari sehingga cahaya menjadi teduh dan
menyebabkan intensitas menurun sehingga tegangan dan arus yang dihasilkan juga
menurun. Faktor lain yang mempengaruhi hasil tegangan yang semakin menurun
adalah kelembapan udara yang cukup tinggi. Tingkat suhu juga mempengaruhi
kinerja solar panel. Idelanya, solar panel bekerja pada temperatur standar 25C.
Seiring dengan meningkatnya suhu, maka efisiensi kinerjas olar panel juga menurun.
Untuk rata-rata suhu di Indonesia sebesar 25C -35C, panel surya mengalami
degradasi efisiensi produksi hingga 10%. Untuk mengatasi hal ini cara pemasangan
panel sueya harus diperhatikan. Berikan suhu ruang yang cukup di bawaj solar panel,
sheingga aliran udara dapat menurunkan suhu solar panel pada saat suhu udara dalam
puncak tertinggi.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum Uji Karakteristik Arus
dan Tegangan Sel Fotovoltaik adalah:
1. Pada eksperimen tentang karakteristik sel surya ini dapat disimpulkan
bahwa: karakteristik sel surya dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang
jatuh pada permukaan sel,semakin banyak intensitas cahaya yang mengenai
permukaan sel surya maka arus yang dihasilkan pun akan semakin besar.
2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyerapan energi oleh sel surya
yaitu antara lain : Intensitas cahaya yang diterima, luas permukaan sel
surya yang menyerap cahaya matahari, kelembapan udara, dan besar suhu
udara
3. Grafik arus keluaran dan tegangan di dapatkan nilai yang tidak stabil dan
arus tidak mencapai nilai 0 A, karena dipengaruhi faktor suhu.

5.2 Saran

1. Menentukan jarak lampu pijar dengan sel surya sehingga intensitas cahaya
yang ditangkap oleh sel surya stabil
2. Mengambil data dengan intensitas cahaya matahari saat cuaca cerah dan
pencahayaan matahari konstan
DAFTAR PUSTAKA

https://janaloka.com/5-faktor-yang-mempengaruhi-kinerja-solar-panel/, 7 Oktober
2017, pukul 20.31 WIB.

http://teknikelektronika.com/pengertian-sel-surya-solar-cell-prinsip-kerja-sel-surya/,
7 Oktober 2017, pukul 21.11 WIB.

Setiawan, R. 2014. Pengukuran karakteristik sel surya, (1127030058), 16.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai