Definisi
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernapasan guna
mempertahankan jalan napas yang bersih.
Batasan Karakteristik
1) Subjektif
2) Dispnea
3) Objektif
4) Bunyi napas tambahan (misalnya,ronki basah halus, ronki basah kasar, dan ronki kering)
5) Perubahan pada irama dan frekuensi pernapasan
6) Batuk tidak ada atau tidak efektif
7) Sianosis
8) Kesulitan untuk bersuara
9) Penurunan bunyi napas
10) Ortopnea
11) Kegelisahan
12) Sputum
13) Mata terbelalak (melihat)
Saran penggunaan
Gunakan kunci batasan karakterristik pada tabel.1, untuk membedakan secara hati-hati diantara
label ini dengan dua diagnosis pernapasan alternatif. Jika bentuk dan refleks muntah tidak efektif
atau tidak ada akibat anastesi, gunakan risiko aspirasi bukan ketidakefektifan pembersihan jalan
napas dengan tujuan untuk berfokus pada pencegahan aspirasi bukan mengajarkan bentuk efektif.
Tabel 1
Diagnosis keperawatan Ada Tidak ada
Gangguan pertukaran gas Gas darah tidak normal Batuk tidak efektif
hipoksia batuk
Perubahan pada status mental
Ketidakefektifan pola napas penampakan pernapasan Takikardia, kegelisahan
pasien : napas cuping,hidung, Batuk tidak efektif
penggunaan otot-otot aksesoris,
pernapasan pursed lip
Gas darah tidak normal Obstruksi atau aspirasi
Ketidakefektifan pembersihan Batuk, batuk tidak efektif Gas darah tidak normal
jalan napas
Perubahan kecepatan atau
kedalaman respirasi
Penyebab yang biasanya adalah
peningkatan atau sekresi atau
obstruksi yang terus bertahan (
misalnya,aspirasi)
Tujuan/kriteria evaluasi
Contoh penggunaan bahasa NOC
Menunjukkan pembersihan jalan napas yang efektif, dan dibuktikan dengan status pernapasan :
pertukaran gas dan ventilasi tidak berbahaya, perilaku mengontrol gejala-gejala secara
konsisten ditunjukkan, dan perilaku perwatan : penyakit atau cedera yang secara konsisten
ditunjukkan.
Menunjukkan status pernapasan : pertukaran gas, ditandai dengan indikator gangguan sebagai
berikut (dengan ketentuan 1-5 : ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada tanggapan).
Mudah untuk bernapas.
Kegelisahan, sianosis, dan dispnea tidak ada.
Saturasi o2 dalam batas normal.
Temuan sinar-x dada pada rentang yang diharapkan.
Contoh lain
Pasien akan :
Mempunyai jalan napas yang paten
Mengeluarkan sekresi secara efektif
Mempunyai irama dan frekuensi pernapasan dalam rentang yang normal
Mempunyai fungsi paru dalam batas normal
Mampu mendeskripsikan rencana untuk perawatan di rumah
Aktivitas keperawatan
Pengkajian
Kaji dan dokumentasikan oksigen dan perawatan yang lain.
Keefektifan pengobatan yang diresepkan.
Kecenderungan pada gas darah arteri.
Askulasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui adanya penurunan atau tidak adanya
ventilasi dan adanya bunyi tambahan.
Pengisapan jalan napas (NIC)
Tentukan kebutuhan pengisapan oral dan/ atau trakeal;
Pantau status oksigen pasien (tingkat SaO2 dan SvO2) dan status hemodinamik (tingkat MAP
[mean areterial pressure] dan irama jantung) segera sebelum, selama dan setelah pengisapan;
Catat tipe dan jumlah sekresi yang dikumpulkan.
Aktivitas Kolaboratif
Rundingkan denan ahli terapi pernapasan, sesuai dengan kebutuhan.
Konsultasikan dengan dokter tentang kebutuhan untuk perkusi dan/ atau peralatan pendukung.
Berikan udara/oksigen yang telah dihumidifikasi sesuai dengan kebijakan institusi.
Tampilkan/ bantu dalam pemberian aerosol, nebulizer ultrasonik, dan perawatan paru lainnya
sesuai dengan kebijakan dan protokol institusi.
Beritahu dokter tentang hasil gas darah yang abnormal
Aktivitas Lain
Anjurkan aaktivitas fisik untuk meningkatkan pergerakan sekresi.
Jika pasien tidak mampu untuk melakukan ambulasi, pindahkan pasien dari satu sisi tempat tidur
ke sisi tempat tidur yang lain sekurangnya setiap dua jam sekali.
Informaiskan kepada pasien sebelum memulai prosedur, untuk menurunkan kecemasan dan
peningkatan kontrol diri.
Pengisapan nasofaring/orofaring untuk memindahkan sekresi setiap-
Lakukan pengisapan endotrakea atau nasotrakea, sesuai dengan kebutuhan ( hiporeksigenasi
dengan ambu bag sebelum dan setelah pengisapan ET atau trakeostomi)
Pertahankan keadekuatan hidrasi untuk menurunkan viskositas sekresi
Pola Napas, Ketidak Efektifan
Definisi: inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi yang adekuat.
Batasan Karakteristik
Subjektif
Dispnea
Napas pendek
Objektif
Perubahan gerakan dada
Mengambil posisi tiga titik
Penurunan tekanan inspirasi/ ekspiras
penurunan ventilasi semenit
penurunan kapasitas vital
napas dalam ( dewasa VT500 ml pada saat istirahat, bayi 6-8 ml/k)
peningkatan diameter anterior-posterior
napas cuping hidung
ortopnea
fase eskpirasi yang lama
pernapasan pursed-lip
kecepatan respirasi ( usia dewasa 14 tahun atau lebih <11-24 [kali per menit],
bayi 25-26, usia 5-14 <15-25 )
Rasio waktu
Penggunaan otot-otot bantu untuk bernapas
Saran Penggunaan
Jangan gunakan labelini jika tidak dapat diperbaiki dengan tindakan keperawatan
mandiri. Pertimbangan juga bahwa pola pernapasan, ketidakefektifan dapar merupakan suatu
gejala dari diagnosis lain yang lebih berguna seperti, ansietas; atau dapat merupakan etiologi
untuk diagnosis lain, seperti intoleransi aktivitas. Bedakan secara seksama diantara diagnosis-
diagnosis ini dan alternative diagnosis yang disarankan. Juga lihat saran pengguna untuk
pembersihan jalan napas, ketidakefektifan
Aktivitas Keperawatan
Pengkajian:
Pantauan adanya pucat dan sianosis
Pantau efek obat pada status respirasi.
Tentukan lokasi dan luasnya krepitasi ditulang dada.
Kaji kebutuhan insersi jalan napas.
Observasi dan dokumentasikan ekspansi dada bilateral pada pasien dengan ventilator.
Pemantauan pernapasan (NIC):
Pantau kecepatan, irama, keadaan dan usaha respirasi;
Perhatikan pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot-otot
bantu, serta retraksi otot supraklavikular dan interkostal;
Pantau respirasi yang berbunyi, seperti mendengur;
Pantau pola pernapasan: bradipnea; takipnea; hiperventilasi; pernapasan
kussmaul; pernapasan cheyne-stokes; dan apneastik. Biot dan pola ataksik;
Pehatikan lokasi trakea;
Auskultasi bunyi napas, perhatikan area penurunan/ tidak adanya ventilasi
dan adanya bunyi napas tambahan;
Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas, dan tersengal-sengal;
Catat perubahan pada SaO2, SvO2, CO2 akhir-tidal, dan nilai gas darah
arteri (GDA), dengan tepat.
Pendidikan Untuk Pasien/ Keluarga
Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi untuk
meningkatkan pola pernapasan. Spesifikkan teknik.
Diskusikan perencanaan untuk perawatan di rumah, meliputi pengobatan, peralatan
pendukung, tanda dan gejala komplikasi yang dapat dilaporkan, sumber-sumber
komunitas.
Ajarkan cara batuk yang efektif.
Informasikan kepada pasien/ keluarga bahwa tidak boleh merokok diruangan.
Instruksikan kepada pasien/ keluarga bahwa mereka harus memberitahu perawat pada
saat terjadi ketidakefektifan pola pernapasan.
Aktivitas Kolaboratif
Rujukan kepada ahli terapi pernapasan untuk memastikan keadekuatan fungsi
ventilator mekanis.
Laporkan perubahan sensori, bunyi napas, pola pernapasan, nilai GDA, sputum, dan
seterusnya, sesuai dengan kebutuhan atau protocol.
Berikan tindakan ( misalnya, bronkodilator ) sesuai dengan program atau protocol.
Berikan tindakan nebulizer ultrasonikdan udara pelembap atau oksigen sesuai dengan
program atau protocol institusi.
Berikan obat nyeri untuk pengoptimalan pola pernapasan. Spesifikkan jadwal.
Aktivitas lain
Hubungkan dan dokumentasikan semua data pengkajian ( misalnya, sensori, bunyi
napas, pola pernapasan, nilai GDA, sputum, dan efek obat pada pasien.
Bantu pasien untuk menggunakan spirometer insentif, sesuai dengan kebutuhan.
Yakinkan kembali pasien selama periode distress pernapasan.
Anjurkan napas dalam melalui abdomen selama periode distress pernapasan.
Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk membersihkan sekresi.
Minta pasien untuk berpindah, batuk dan napas dalam setiap-
Informasikan kepada pasien untuk sebelum memulai prosedur yang
dimaksudkan,untuk menurunkan ansietas dan meningkatkan perasaan control.
Pertahankan oksigen aliran rendah dengan kanula nasal, master, sungkup, atau tenda.
Spesifikkan kecepatan aliran.
Posisikan pasien untuk mengoptimalkan pernapasan. Spesifikkan posisi.
Sinkronisasi antara pola pernapasan klien dan kecepatan ventilasi.
Gangguan Pertukaraan Gas
Definisi :
Kelebihan dan kekurangan oksigenasi dan/ atau eliminasi karbon dioksida di membran kapilaar-
alveolar
Batasan karakteristik
1) Subjektif
Dispnea
Sakit kepala pada saat bangun
Gaangguan penglihaatan
2) Objektif
Gas darah arteri yang tidak normal
pH arteri tidak normal
ketidaknormalan frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan.
Warna kulit tidak normal (misalnya, pucat dan kehitaman)
Konfusi
Sianosis (hanya pada neonatus)
Karbon dioksida menurun
Diaforesis
Hiperkapnia
Iritabilitas
Cuping hidung mengembang
Gelisah
Somnolen
Takikardia
Saran penggunaan
gunakan diagnosis ini secara hati-hati. Menurunnya aliran gas antara aalveoli paru dan sistem
vaskular, dapat ditemukan hanya dengan alat pemeriksaan diagnostik yang dianjurkan secara medis :
analisis gas darah. Seorang pasien dapat dengan mudah memiliki batasan karakteristik tanpa secara
aktual mengalami gangguan pertukaran gas alveolar. Lebih baik menggunakan pernyataan diagnostik
yang menjelaskan masalah berhubungan dengan oksigenasi yang dapat didiagnosis dan diatasi secara
mandiri oleh perawat (misalnya, intoleransi aktivitas). Jika pasien berisiko mengalami gangguan
pertukaran gas, tulis masalah kolaborasi yang sesuai ( miasalnya, komplikasi potensial tromboflebitis:
emboli paru).
Gangguan pertukaran gas dapat dikaitkan dengan sejumlah diagnosis medis. Misalnya,
penurunan fungsi jaringan paru yang dapat terjadi setelah penyakit paru kronis, pneumonia,
torakotomi, atelektasis, ssindrom distres pernapasan, massa, dan hernia difragmatik; selain itu,
menurunnya suplai darah pulmonal dapat terjadi setelah hipertensi pulmonal, emboli paru, gagal
jantung kongestif, sindrom distres pernapasan, dan anemia.
Alternatif Diagnosis yang disarankan
Intoleransi aktivitas
Pembersihan jalan napas, ketidakefektifan
Pola napas, ketidakefektifan
Disfungsi respons penyapihan ventilator
Ventilasi spontan, gangguan
Contoh lain
Pasien akan :
Mempunyai fungsi paru dalam batas normal
Menjelaskan rencana perawatan dirumah
Tidak menggunakan pernapasan mulut
Tidak mengalami napas dangkal atau ortopnea
Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
Kaji bunyi paru; frekuensi napas, kedalaman, dan usaha; dan produksi sputum sesuai dengan
indikator dari penggunaan alat penunjang yang efektif.
Pantau saturasi O2 dengan oksimeter nadi
Pantau hasil gas darah ( misalnya, PaO2 yang rendah, PaCO2 yang meningkat, kemunduran tingkat
respirasi)
Pantau kadar elektrolit
Pantau status mental ( misalnya, tingkat kesadaran, gelisah, dan konfusi)
Peningkatan frekuensi pemantauan pada saat pasien tampak somnolen
Observasi terhadap sianosis, terutama membran mukosa mulut
Pengelolaan jalan napas (NIC)
Identifikasi kebutuhan pasien akan insersi jalan naps aktual/ potensial
Auskultasi bunyi napas, tandai area penurunan atau hilangnya ventilasi dan adanya bunyi
tambahan
Pantau status pernapasan dan oksigenasi, sesuai dengan kebutuhan