Anda di halaman 1dari 13

ISSN : 2477 0604

Vol. 2 No. 2 Oktober-Desember 2016 | 85-97

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI


KOLOSTRUM PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS RASA BOU
KECAMATAN HUU KABUPATEN DOMPU
1
Humaediah Lestari, 1IGA Julintrari, 1Sri Murniati
1
Staf Pengajar STIKES Mataram

ABSTRACT

Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari nervus ke 5-6
sampai scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis untuk menyampaikan perintah
ke otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar. Hormon oksitosin adalah hormon yang
berfungsi untuk merangsang sekresi Air Susu Ibu (ASI). Hasil wawancara dengan petugas di
Puskesmas Rasa Bou diketahui bahwa belum pernah dilakukan pemijatan oksitosin oleh perawat
atau keluarga ibu dalam meningkatkan kelancaran produksi kolostrum pada ibu sebelum
melahirkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pijat oksitosin terhadap kelancaran
produksi kolostrum pada ibu postpartum Di Puskesmas Rasa Bou Kecamatan Huu Kabupaten
Dompu.
Penelitan ini menggunakan desain quasi eksperimental dengan pendekatan control group
design. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental Sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 30 responden. Analisa Data menggunakan Uji mann withney dengan nilai alfa 0.05.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar responden pada kelompok eksperimen
yang mendapatkan pijat oksitosin lancar dalam menghasil ASI. kolostrum sebanyak 8 orang
(53,33%) dan terendah dengan kategori tidak lancar sebanyak 1 orang (6,67%). Responden
kelompok kontrol yang tidak mendapatkan pijat oksitosin lancar dalam menghasil ASI kolostrum
sebanyak 12 orang (80%).
Penelitian ini dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yaitu ada pengaruh pijat
oksitosin terhadap kelancaran produksi kolostrum pada ibu postpartum Di Puskesmas Rasa Bou
Kecamatan Huu Kabupaten Dompu. Sesuai dengan hasil penelitian diharapkan suami atau
anggota keluarga lainnya dapat memberikan pijat oksitosin pada ibu hamil sebelum melahirkan
sehingga ASI kolostrum ibu dapat keluar segera setelah ibu melahirkan sehingga dapat
memberikan ASI Ekslusif pada bayinya.

Kata Kunci : Ibu Postpartum, Kolostrum, Pijat Oksitosin

PENDAHULUAN sumber utama kehidupan, karena Air Susu


Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling
Payudara yang matang adalah salah satu
penting, terutama pada bulan-bulan pertama
tanda pertumbuhan sekunder dari seorang
kehidupan bayi (Saleha, 2009).
perempuan dan merupakan salah satu organ
Kehamilan, persalinan dan menyusui
yang indah dan menarik. Lebih dari itu,
merupakan proses fisiologi yang perlu
untuk mempertahankan kelangsungan hidup
dipersiapkan oleh wanita dari pasangan
keturunannya, maka organ ini menjadi
subur agar dapat dilalui dengan aman.
HUMAEDIAH LESTARI 86
IGA JULIANTARI
SRI MURNIATI

Selama kehamilan Ibu dan janin adalah unit akan merasa bahwa perhatian suami
fungsi yang tidak terpisahkan. Kesehatan padanya telah menipis sehingga muncul
Ibu hamil dan menyusui adalah persyaratan asumsi-asumsi negatif. Perasaan negatif ini
penting untuk fungsi optimal dan akan membuat refleks oksitosin menurun
perkembangan kedua bagian unit itu. Dalam dan produksi ASI pun terhambat. Sehingga
menanti kelahiran bayi, Ibu harus untuk meningkatkan produksi hormon
mempersiapkan terlebih dahulu keadaan oksitosin diperlukan dukungan ayah selama
psikologinya dalam menghadapi bayinya proses menyusui (Walker, 2002 dalam
nanti, terutama dalam hal menyusui bayi Roesli, 2010).
(Widia, 2007). Oksitosin dapat diperoleh dengan
Menyusui mengurangi resiko bayi berbagai cara baik melalui oral, intra-nasal,
terkena alergi, diare, infeksi saluran nafas, intra-muscular, maupun dengan pemijatan
penyakit saluran cerna, radang paru-paru, yang merangsang keluarnya hormon
infeksi telinga dan radang selaput otak, oksitosin. Sebagaimana ditulis Lun, et al
mengurangi peluang bayi terkena diabetes (2002) dalam European Journal of
dan obesitas, serta membantu meningkatkan Neuroscience (2011), bahwa perawatan
kecerdasan bayi. Selain itu menyusui bayi pemijatan berulang bisa meningkatkan
sesegera mungkin setelah bayi lahir, juga produksi hormon oksitosin. Efek dari pijat
memberikan keuntungan bagi Ibu yaitu oksitosin itu sendiri bisa dilihat reaksinya
rahim Ibu cepat mengecil sehingga setelah 6-12 jam pemijatan (Lun, et al,
perdarahan setelah melahirkan berkurang 2002). Pijat oksitosin adalah suatu tindakan
(Naya, 2007). pemijatan tulang belakang mulai dari nervus
Setelah melahirkan, ibu merasa ke 5-6 sampai scapula yang akan
cemas, tidak tenang, hilang semangat, dan mempercepat kerja saraf parasimpatis
sebagainya. Ini merupakan hal normal yang untuk menyampaikan perintah ke otak
perlu diantisipasi suami maupun pihak bagian belakang sehingga oksitosin keluar
keluarga. Namun dalam beberapa kasus, (Suherni, 2008: Suradi, 2006; Hamranani
terutama pada anak pertama, banyak ayah 2010).
yang lebih sibuk dengan bayinya daripada Di Indonesia penyebab utama Ibu tidak
memperhatikan kebutuhan sang istri. Jika mau menyusui bayi adalah Ibu Sakit 18,6%,
kondisi ini terus-menerus berlanjut maka ibu ASI tidak keluar 49,6%, Ibu bekerja 19,5%.
HUMAEDIAH LESTARI 87
IGA JULIANTARI
SRI MURNIATI

Survei Demografi Kesehatan Indonesia mengurangi masalah ketidaklancaran ASI


tahun 2005-2006 hanya ada empat persen Ibu. Selain itu, peran keluarga atau suami
bayi yang mendapat ASI dalam satu jam juga mempengaruhi kemampuan Ibu dalam
kelahirannya. Salah satu alasan tidak mengatasi masalah ASI tidak lancar.
diberikannya ASI pada bayi adalah para Ibu Berdasarkan uraian tersebut, maka
menyusui merasa bahwa ASI yang peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut
dikeluarkanya kurang untuk kebutuhan bayi. tentang Pengaruh pijat oksitosin terhadap
Hal tersebut juga diikuti dengan ibu kelancaran produksi kolostrum pada ibu
postpartum yang melakukan perawatan postpartum Di Puskesmas Rasa Bou
payudara secara khusus yang bertujuan Kecamatan Huu Kabupaten Dompu.
untuk memaksimalkan agar ASI yang keluar Tujuan Penelitian
dapat maskimal belum sepenuhnya 1. Tujuan Umum
dilakukan, sehingga kuantitas ASI yang Mengetahui pengaruh pijat oksitosin
dikeluarkanpun tidak dapat maksimal terhadap kelancaran produksi kolostrum
(Daulat, 2006). pada ibu postpartum Di Puskesmas Rasa
Berdasarkan data dari petugas posyandu Bou Kecamatan Huu Kabupaten
di Desa Rasa Bou Kecamatan Huu Dompu.
Kabupaten Dompu, jumlah Ibu K1 pada 2. Tujuan Khusus
Bulan Januari-Juni 2014 sebanyak 214 a. Mengidentifikasi kelancaran
orang dan K4 sebanyak 260 orang. produksi kolostrum pada ibu
Berdasarkan hasil wawancara dengan postpartum Di Puskesmas Rasa Bou
petugas di Puskesmas Rasa Bou diketahui Kecamatan Huu Kabupaten Dompu
bahwa belum pernah dilakukan pemijatan yang mendapat pijat oksitosin.
oksitosin oleh perawat atau keluarga ibu b. Mengidentifikasi kelancaran
dalam meningkatkan kelancaran produksi produksi kolostrum pada ibu
kolostrum pada ibu sebelum melahirkan. postpartum Di Puskesmas Rasa Bou
Penanganan yang sudah pernah Kecamatan Huu Kabupaten Dompu
diberikan petugas Puskesmas berupa yang tidak mendapatkan pijat
penyuluhan kesehatan berupa teknik oksitosin.
menyusui yang baik dan benar dan c. Menganalisa pengaruh pijat oksitosin
perawatan payudara tetapi masih belum terhadap kelancaran produksi
HUMAEDIAH LESTARI 88
IGA JULIANTARI
SRI MURNIATI

kolostrum pada ibu postpartum Di dengan keseluruhan subjek penelitian


Puskesmas Rasa Bou Kecamatan (Nursalam, 2003).
Huu Kabupaten Dompu. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian adalah accidental sampling yaitu
METODE PENELITIAN teknik penetapan sampel dengan cara
memilih siapa yang kebetulan ada/dijumpai
Populasi, Sampel dan Sampling (Sugiyono, 2009).
Populasi dan sampel penelitian Kriteria dalam pengambilan sampel meliputi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang :
terdiri atas, obyek atau subyek yang a. Kriteria inklusi
mempunyai kualitas dan karakteristik Merupakan subjek penelitian dari
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk populasi terjangkau yang akan diteliti
dipelajari dan kemudian ditarik (Nursalam, 2008)
kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Penelitian Adapun kriteria inklusi dalam penelitian
ini populasinya adalah semua Ibu hamil ini adalah:
trimester III satu minggu menjelang 1) Ibu hamil trimester ke III seminggu
persalinan di Puskesmas Rasa Bou sebanyak menjelang persalinan
30 orang Ibu. 2) Puting susu ibu menonjol
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan 3) Ibu tidak sedang dalam keadaan sakit
karakteristik yang dimiliki oleh populasi b. Kriteria ekslusi
(Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini yang Merupakan suatu cara menghilangkan
menjadi sampel adalah ibu hamil trimester atau mengeluarkan subjek penelitian
III seminggu menjelang persalinan yang yang memenuhi kriteria inklusi karena
memenuhi kriteria inklusi di Puskesmas suatu sebeb (Nursalam, 2008).
Rasa Bou. Adapun kriteria ekslusi dari penelitian
ini adalah:
Teknik Sampling 1) Ibu yang baru melahirkan yang
Teknik sampling merupakan cara-cara yang sedang sakit
ditempuh dalam pengambilan sampel, agar 2) Ibu yang baru melahirkan yang
mendapat sample yang benar-benar sesuai mengalami gangguan kejiwaan
HUMAEDIAH LESTARI 89
IGA JULIANTARI
SRI MURNIATI

3) Ibu yang baru melahirkan yang Bou Kecamatan Huu Kabupaten Dompu
menolak jadi responden. digunakan uji statistik non parametris yaitu
Rancangan Penelitian mann withney dengan tingkat kemaknaan :
Penelitian ini adalah penelitian Quasi 0.05.
eksperimen dengan pendekatan control Mann Whitney U Test adalah uji non
group design. Penelitian ini parametris yang digunakan untuk
mengungkapkan hubungan sebab akibat dari mengetahui perbedaan median 2 kelompok
perlakuan tertentu, kemudian setelah bebas apabila skala data variabel terikatnya
perlakuan dilakukan pengukuran lagi post adalah ordinal atau interval/ratio tetapi tidak
test untuk mengetahui akibat dari perlakuan berdistribusi normal.
(Nursalam, 2005). Adapun formula dari analisis paired mann
Adapun post testnya berupa pengukuran withney adalah sebagai berikut :
kelancaran produksi kolostrum ibu setelah
dilakukan pemijatan oksitosin pada ibu
sebelum melahirkan atau 1 minggu
menjelang persalinan.
Dimana:
Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
U = Nilai uji Mann-Whitney
Pengumpulan data menggunakan observasi
N1= sampel 1
keadaan pasien pada saat sebelum dan
N2= sampel 2
sesudah perlakuan.
Ri = Ranking ukuran sampel
Instrument
Instrumen yang digunakan dalam melakukan
HASIL PENELITIAN
pengumpulan data adalah lembar observasi
Distribusi Responden Berdasarkan
yang digunakan untuk melakukan penilaian
Pekerjaan
terhadap kelancaran produksi kolostrum
pada ibu yang baru melahirkan yang telah
diberikan pijat oksitosin.
Analisa Data
Untuk mengetahui Pengaruh Pijat Oksitosin
Terhadap Kelancaran Produksi Kolostrum
Pada Ibu Postpartum Di Puskesmas Rasa
HUMAEDIAH LESTARI 90
IGA JULIANTARI
SRI MURNIATI

Tabel 4.1 Distribusikan responden sebanyak 5 orang (33,33%) dan terendah


berdasarkan pekerjaan Ibu di perguruan tinggi maupun SD sebanyak
Puskesmas Rasa Bou Kecamatan masing-masing 3 orang (20%). Responden
Huu Kabupaten Dompu, 2014 kelompok kontrol terbanyak mempunyai
Jenis Eksperimen Kontrol tingkat pendidikan SD sebanyak 7 orang
No.
Pekerjaan f % f %
1. PNS 3 20 1 6,67 (46,67%) dan terendah adalah perguruan
2. Petani 8 53,33 1 6,67 tinggi dan tidak sekolah masing-masing
3. IRT 4 26,67 13 86,66
Total 15 100 15 100 sebanyak 1 orang (6,67%).
Sumber : Data Primer Ibu (diolah)
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui
Distribusi Responden Berdasarkan Umur
bahwa responden pada kelompok
Ibu
eksperimen mempunyai pekerjaan sebagai
Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan
petani sebanyak 8 orang (53,33%) dan
Umur Ibu di Puskesmas Rasa
terendah PNS sebanyak 3 orang (20%).
Bou Kecamatan Huu Kabupaten
Sebagian besar responden pada kelompok
Dompu, 2014
kontrol mempunyai pekerjaan sebagai IRT
Umur Eksperimen Kontrol
No.
sebanyak 13 orang (86,6%). (tahun) f % f %
1. <20 1 6,67 0 0
Distribusi Responden Berdasarkan 2. 20-35 12 80 12 80
3. > 35 2 13,33 3 20
Pendidikan Total 15 100 15 100
Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan Sumber : Data Primer (diolah)
Pendidikan Ibu di Puskesmas Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui
Rasa Bou Kecamatan Huu bahwa umur responden kelompok
Kabupaten Dompu, 2014 eksperimen memiliki umur terbanyak pada
Eksperimen Kontrol usia antara 20-35 tahun sebanyak 12 orang
No. Pendidikan
f % f %
1. Tidak Sekolah 0 0 1 6,67 (80%) dan terendah berada pada rentang
2. SD 0 0 7 46,66 usia < 20 tahun sebanyak 1 orang (6,67%).
3. SMP 5 33,33 4 26,67
4. SMA 4 26,67 2 13,33 Sementara responden pada kelompok
5. PT 3 20 1 6,67
Total 15 100 15 100 kontrol memiliki umur terbanyak terbanyak
Sumber : Data Primer Ibu (diolah) pada usia antara 20-35 tahun sebanyak 13
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui orang (80%).
bahwa responden kelompok eksperimen
mempunyai tingkat pendidikan SMP
HUMAEDIAH LESTARI 91
IGA JULIANTARI
SRI MURNIATI

Distribusi Responden Berdasarkan Tabel 4.5 Tabulasi Silang kelancaran


Paritas Ibu produksi kolostrum pada ibu
Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan postpartum di Puskesmas Rasa
Paritas Ibu di Puskesmas Rasa Bou Kecamatan Huu
Bou Kecamatan Huu Kabupaten Kabupaten Dompu, 2014
Dompu, 2014 Kelompok
Produksi ASI Kolostrum Eksperi
men kontrol Total
Eksperimen Kontrol
No. Paritas Ibu Count 1 3 4
f % f %
1. Primipara 9 60 8 53,33 Tidak Expected Count 2.0 2.0 4.0
2. Multipara 4 26,67 4 33,33 lancar % within ASI 25.0% 75.0% 100.0%
Grandemult % within Kelompok 6.7% 20.0% 13.3%
3. 2 13,33 3 20
ipara Count 8 12 20
Total 15 100 15 100
Expected Count 10.0 10.0 20.0
Sumber : Data Primer (diolah) Lacar
% within ASI 40.0% 60.0% 100.0%
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui % within Kelompok 53.3% 80.0% 66.7%
bahwa paritas ibu kelompok eksperimen Count 6 0 6
Sangat Expected Count 3.0 3.0 6.0
memiliki 9 orang primipra, 4 orang lancar % within ASI 100.0% .0% 100.0%
multipara dan 2 orang grandepara. % within Kelompok 40.0% .0% 20.0%
Count 15 15 30
Sementara ibu pada kelompok kontrol
Expected Count 15.0 15.0 30.0
Total
memiliki 8 orang primipara, 4 orang % within ASI 50.0% 50.0% 100.0%
multipara dan 3 orang grandemultipara. % within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
Sumber : Data Primer (diolah)
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden pada
kelompok eksperimen yang mendapatkan
pijat oksitosin lancar dalam menghasil ASI
kolostrum sebanyak 8 orang (53,33%) dan
terendah dengan kategori tidak lancar
sebanyak 1 orang (6,67%). Responden
kelompok kontrol yang tidak mendapatkan
pijat oksitosin lancar dalam menghasil ASI
kolostrum sebanyak 12 orang (80%).
HUMAEDIAH LESTARI 92
IGA JULIANTARI
SRI MURNIATI

Hasil Uji Normalitas Data Saphiro Wilk PEMBAHASAN


Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Identifikasi Kelancaran Produksi
Shapiro-Wilk Kolostrum Pada Ibu Postpartum Yang
Kelompok
Statistic df Sig.
Mendapat Pijat Oksitosin Di Puskesmas
Hasil Perlakuan .766 15 .001
Kontrol .499 15 .000 Rasa Bou Kecamatan Huu Kabupaten
Sumber : Data primer (diolah) Dompu
Berdasarkan hasil penelitian barupa
Berdasarkan tabel pada uji normalitas
pemberian pijat oksitosin oleh peneliti pada
didapatkan nilai p hitung 0,01 untuk
Ibu postpartum selama penelitian, diketahui
kelompok perlakuan dan 0,00 untuk
bahwa sebagian besar Ibu memiliki
kelompok kasus. Hal ini berarti data tidak
kelancaran ASI Kolostrum dengan kategori
berdistribusi normal karena nilai p hitung
lancar (53,3%), sangat lancar (40%) dan
lebih kecil dari nilai p yang ditetapkan yaitu
tidak lancar (6,7%).
0,05. Berdasarkan hasil uji ini maka dapat
Pijat oksitosin yang dilakukan yaitu
ditetapkan uji statistik yang digunakan
dengan melakukan pengurutan pada bagian
adalah uji non parametris mann withney.
punggung ibu menggunakan ibu jari dengan
Hasil Uji Hipotesis Mann Withney
posisi tangan terkepal. Pemijatan dilakukan
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Mann
secara perlahan agar ibu tidak merasa
Withney
kesakitan dengan gerakan memutar
Asymp. Sig. (2-tailed) .011
melingkar dari arah dalam ke luar. Pijat
Sumber : Data primer (diolah)
oksitosin dilakukan dari bagian pungung
Berdasarkan hasil uji statitistik mann
bawah sampai dengan bagian punggung atas
withney diperoleh nilai p hitung sebesar
batas atas skapula. Pemijatan oksitosin
0,011, P<0,05. Berdasarkan hasil analisa
dilakukan selama 15 menit dimana setiap
data tersebut maka Ho ditolak dan Ha
lima menit peneliti memberikan jeda selama
diterima yaitu ada pengaruh pijat oksitosin
2-3 menit baru kemudian dilanjutkan lagi
terhadap kelancaran produksi kolostrum
dengan proses pijat oksitosin. Pijat oksitosin
pada ibu postpartum Di Puskesmas Rasa
diberikan selama seminggu dan dampak dari
Bou Kecamatan Huu Kabupaten Dompu.
pijat oksitosin dapat dilihat melalui
observasi pada ibu setelah melahirkan
(Lampiran master tabel kelompok
HUMAEDIAH LESTARI 93
IGA JULIANTARI
SRI MURNIATI

eksperimen). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap


Pijat oksitosin merupakan salah satu Kelancaran Produksi Kolostrum Pada
solusi untuk mengatasi ketidaklancaran Ibu Postpartum Di Puskesmas Rasa Bou
produksi ASI. Pijat oksitosin adalah Kecamatan Huu Kabupaten Dompu
pemijatan pada sepanjang tulang belakang Berdasarkan hasil uji statitistik mann
(vertebrae) sampai tulang costae kelima- withney diperoleh nilai p hitung sebesar
keenam dan merupakan usaha untuk 0,011, P<0,05.
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin Berdasarkan hasil analisa data tersebut maka
setelah melahirkan (Biancuzzo, 2003; Ho ditolak dan Ha diterima yaitu ada
Indiyani, 2006; Yohmi & Roesli, 2009). pengaruh pijat oksitosin terhadap kelancaran
Identifikasi Kelancaran Produksi produksi kolostrum pada ibu postpartum Di
Kolostrum Pada Ibu Postpartum Yang Puskesmas Rasa Bou Kecamatan Huu
Tidak Mendapat Pijat Oksitosin Di Kabupaten Dompu. Lebih lanjut, dapat
Puskesmas Rasa Bou Kecamatan Huu dijelaskan bahwa ibu post partm yang tidak
Kabupaten Dompu mendapatkan pijat oksitosin diketahui 12
Saat dilakukan penelitian, ada beberapa orang mengeluarkan ASI Kolostrum lebih
ibu yang menolak untuk mendapatkan pijat dari 24 jam yaitu dengan rata-rata waktu
oksitosin dengan alasan tidak disetujui oleh yang dibutuhkan adalah 3 hari dan 3 orang
keluarga dan takut terjadi kesalahan yang lainnya dengan kategori tidak lancar dengan
menyebabkan ibu menjadi sakit, tetapi ibu rata-rata waktu yang dibutuhkan 5,3 hari.
tersebut bersedia untuk diobservasi sebagai Kolostrum adalah cairan yang pertama
kelompok kontrol untuk dilihat kelnacaran di sekresi oleh kelenjar payudara dari hari
produksi ASI kolostrum setelah melahirkan. pertama sampai hari ke empat. Warna
Pijat oksitosin dapat dilakukan oleh suami kuning keemasan kolostrum disebabkan oleh
atau anggota keluarga lainnya yan telah tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup
dilatih. Berdasarkan hasil penelitian (Hubertin Sri Purwati, 2004).
responden kelompok kontrol yang tidak Kolostrum adalah konsentrasi tinggi
mendapatkan pijat oksitosin lancar dalam karbohidrat, protein, dan zat kebal tubuh.
menghasil ASI kolostrum sebanyak 12 Zat kebal yang ada antara lain adalah: IgA
orang (80%). dan seld arah putih. Kolostrum amat rendah
lemak, karena bayi baru lahir memang tidak
HUMAEDIAH LESTARI 94
IGA JULIANTARI
SRI MURNIATI

mudah mencerna lemak.Satu sendok teh pada tulang belakang ibu akan merasa
kolostrum memiliki nilai gizi sesuai dengan tenang, rileks, meningkatkan ambang rasa
kurang lebih 30 cc susu formula. Usus bayi nyeri dan mencintai bayinya, sehingga
dapat menyerap 1 sendok teh kolostrum dengan begitu hormon oksitosin keluar dan
tanpa ada yang terbuang, sedangkan untuk ASI pun cepat keluar (WBW, 2007).
30 cc susu formula yang diisapnya, hanya Berdasarkan hasil penelitian dan uji
satu sendok teh sajalah yang dapat diserap statistik yang telah dilakukan oleh peneliti
ususnya (Anakuya, 2008). dapat diketahui bahwa pijat oksitosin
ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan memiliki pengaruh terhadap pengeluaran
antara hormon dan refleks. Refleks ASI kolostrum pada ibu postpartum.
Prolaktin yaitu refleks pembentukan atau Sebagaimana teori Depkes RI (2007) yang
produksi ASI. Refleks oksitosin yaitu reflek menjelaskan bahwa pijat oksitosin ini
pengaliran atau pelepasan ASI (let down dilakukan untuk merangsang refleks
reflex) setelah diproduksi oleh sumber oksitosin atau reflex let down. Selain untuk
pembuat susu, ASI akan dikeluarkan dari merangsang refleks let down manfaat pijat
sumber pembuat susu dan dialirkan ke oksitosin adalah memberikan kenyamanan
saluran susu. pada ibu, mengurangi bengkak
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk (engorgement), mengurangi sumbatan ASI,
merangsang refleks oksitosin atau reflex let merangsang pelepasan hormon oksitosin,
down. Selain untuk merangsang refleks let mempertahankan produksi ASI ketika ibu
down manfaat pijat oksitosin adalah dan bayi sakit.
memberikan kenyamanan pada ibu,
mengurangi bengkak (engorgement), KESIMPULAN
mengurangi sumbatan ASI, merangsang A. Sebagian besar ibu postpartum yang
pelepasan hormon oksitosin, mendapatkan pijat oksitosin di
mempertahankan produksi ASI ketika ibu Puskesmas Rasa Bou Kecamatan Rasa
dan bayi sakit (Depkes RI, 2007). Bou memiliki produksi ASI Kolostrum
Hormon oksitosin akan keluar melalui dengan kategori lancar dan sangat
rangsangan ke puting susu melalui isapan lancar.
mulut bayi atau melalui pijatan pada tulang B. Sebagian besar ibu postpartum yang
belakang ibu bayi, dengan dilakukan pijatan mendapatkan pijat oksitosin di
HUMAEDIAH LESTARI 95
IGA JULIANTARI
SRI MURNIATI

Puskesmas Rasa Bou Kecamatan Rasa Post Seksio Di Rumah Sakit Wilayah
Bou memiliki produksi ASI Kolostrum Jawa Tengah. Jurnal Keperawatan
dengan kategori lancar. Soedirman (The Soedirman Journal
C. Ha diterima yaitu ada ada pengaruh pijat of Nursing), Volume 6, No.1, Maret
oksitosin terhadap kelancaran produksi 2011
kolostrum pada ibu postpartum Di Laura Sherwood. 2004. Fisiologi Manusia
Puskesmas Rasa Bou Kecamatan Huu Dari Sel Ke Sistem (HVS). Jakarta :
Kabupaten Dompu. EGC
Handayani. 2007. Perawatan Ibu Hamil
DAFTAR PUSTAKA (Asuhan Ibu Hamil). Bandung:
Alligood, Martha. 2006. Nursing theorist Khazanah Intelektual
and their work: Elsevier Health Hidayat. 2008. Metodologi Penelitian
Science. Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Ambarwati dan Wulandari. 2008. Panduan International Lactation Consultant
Belajar Keperawatan Ibu Bayi Baru Association (ILCA). 2008.
Lahir. Jakarta. EGC Manajemen laktasi. Tim
Ariani. 2010. Ibu Susui Aku Bayi Sehat dan International Lactation Consultant
Cerdas dengan ASI. Bandung: Association (ILCA)
Khazanah Intelektual Juliastuty, Dyah., Setyowati., & Afiyanti,
Arikunto. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Yati. 2006. Pengambilan
Pendekatan Praktik. Jakarta : keputusan pemakaian kontrasepsi
Rienaka Cipta pada ibu grande multipara di
Biancuzzo M. (2010). Breastfeeding the Kabupaten Tangerang: Studi
Newborn. Clinical Strategies for Grounded Theory. Jurnal
Nurses. 1st ed. St Louis Missouri: Keperawatan Indonesia, 12, (2), 100-
Mosby Inc. 107.
Bobak, dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Lowdermilk, Jensen. 2006. Buku Ajar
Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC. Keperawatan Maternitas Edisi 4.
Depkes RI. 2007. Dalam Efektifitas Jakarta: EGC.
Kombinasi Teknik Marmet Dan Pijat
Oksitosin Terhadap Produksi Asi Ibu
HUMAEDIAH LESTARI 96
IGA JULIANTARI
SRI MURNIATI

Matteson, PT. 2011. Womens health during Pillitteri. 2003. Buku saku perawatan
the childbearing years; A community kesehatan ibu dan anak. Jakarta :
based approach. St. Louis. Mosby Adele Publication. EGC
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Riwidikdo, H. 2007. Statistik Kesehatan :
Penelitian Kualitatif: Bandung: Belajar Mudah Tehnik Analisis Data
Rosdakarya. Dalam Penelitian Kesehatan (Plus
Nazir, M. 2008. Metode Penelitian. Jakarta : Aplikasi Software SPSS). Yogyakarta
Ghalia Indonesia : Mitra Candika Press.
Ngalim. 2008. Rancangan Penelitian. Roesli, U. 2010. Bayi Sehat Berkat ASI
Bandung : http://rancangan Ekslusif. Jakarta : Elex Media
penelitian\observasi-sebagai-alat- Komputindo
evaluasi.html ________. 2008. Panduan praktis menyusui.
Notoatmodjo. 2008. Metode Penelitian Jakarta : puspawara
Kesehatan Edisi Revisi. Bandung : Rosita. 2008. Manfaat Langkah-langkah
Rienaka Cipta Keberhasilan Menyusui. Kuliah.
________. 2009. Metode Penelitian Mata Ajar Keperawatan Maternitas
Kesehatan Edisi Revisi. Bandung : I. Depok : FIK-UI.
Rienaka Cipta Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada
Nursalam. 2005. Konsep dan Penerapan Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Metodologi Penelitian Ilmu medika.
Keperawatan. Jakarta : Salemba Stikes Mataram. 2010. Buku Panduan
Medika Skripsi. Mataram : Tim STIKES
________. 2008. Konsep dan Penerapan MAtaram
Metodologi Penelitian Ilmu Sugiyono. 2008. Metode penelitian
Keperawatan. Jakarta : Salemba Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Medika Bandung : Alfabeta
________. 2011. Konsep dan Penerapan ________. 2008. Metode penelitian
Metodologi Penelitian Ilmu Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Keperawatan. Jakarta : Salemba Bandung : Alfabeta
Medika
HUMAEDIAH LESTARI 97
IGA JULIANTARI
SRI MURNIATI

Suherni. 2008. Perawatan Masa Nifas.


Yogyakarta : Fitramaya
Suradi, Rulina. 2006. ASI Tinjauan dari
Beberapa Aspek. Jakarta : EGC
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan
Keluarga (Aplikasi Dan Praktik).
Jakarta : EGC
Suprayitno. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Graha Ilmu
Suratiah. 2009. Panduan Belajar
Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir.
Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai