Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagian besar manusia saat ini sudah tidak peduli lagi dengan sesama
dan lingkungannya karena merasa berkelimpahan.Setelah sejarah panjang
inovasi teknologi dan eksploitasi sumberdaya alam, manusia lalu mengalami
kritis keterbatasan. Disisi lain, kekuatan yang dimiliki manusia sebenarnya justru
merusak, bahkan membunuh manusia sendiri lewat kerusakan ekologik. Pada
situasi seperti ini, manusia pada dasarnya sudah mulai kehilangan orientasi dan
harapan hidup.
Risiko berupa pudarnya orientasi dan harapan hidup yang mungkin telah
dicanangkan, dipersiapkan dan diusahakan selama proses kehidupannya melalui
penciptaan bentuk-bentuk peradaban yang digunakan untuk memanfaatkan dan
mengolah sumber daya alam guna keberlangsungan hidup spesies manusia itu
sendiri. Manusia lantas terlena dengan potensi dan kekuatannya sendiri dalam
merengkuh kenikmatan fasilitas yang diberikan alam dan melupakan satu sisi
dalam dirinya sendiri yang sesungguhnya merupakan kelemahan dan sekaligus
menjadi kekuatannya, yaitu sikap mental.
Atas dasar itu dalam pendidikan lingkungan setiap persoalan selalu
dibahas dalam kaitannya dengan pembangunan dalam meningkatkan kualitas
hidup (manusia) secara keseluruhan.Pendidikan etika lingkungan, terutama yang
menekankan pada paham ekosentrisme, sangat penting untuk dilakukan dan dan
diberikan pada generasi muda. Mengingat merekalah yang kelak akan
meneruskan mengelolah alam semesta ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari etika lingkungan?
2. Apa sajakah jenis jenis etika lingkungan hidup?
3. Apa saja teori dalam etika lingkungan ?
4. Bagaimana dasar-dasar etika untuk mewujudkan kesadaran lingkungan?
5. Bagaimana prinsip-prinsip yang relevan untuk lingkungan hidup?
6. Bagaimana penerapkan etika lingkungan/ membiasakan diri melakukan
aturan etika lingkungan?

1
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian etika lingkungan
2. Mengetahui jenis jenis etika lingkungan
3. Mengetahui teori-teori yang berkaitan dalam etika lingkungan
4. Menjelaskan dasar-dasar etika dan kesadaran lingkungan
5. Mengetahui penerapan etika lingkungan
6. Mengetahui cara-cara/ respon yang digunakan untuk mengefektifkan
penerapan etika lingkungan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Lingkungan


Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan.
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu Ethos yang berarti adat istiadat atau
kebiasaan. Ada tiga teori mengenai pengertian etika, yaitu: etika Deontologi,
etika Teologi, dan etika Keutamaan. Etika Deontologi adalah suatu tindakan di
nilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan
kewajiban.Etika Teologi adalah baik buruknya suatu tindakan berdasarkan
tujuan atau akibat suatu tindakan.Sedangkan Etika keutamaan adalah
mengutamakan pengembangan karakter moral pada diri setiap orang.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
mempengaruhi kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk
hidup lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung.Jadi, etika
lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan
lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang
menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan
lingkungan tetap terjaga.
Jadi, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam
bergaul dengan lingkungannya. Etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan
yang menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga
keseimbangan lingkungan tetap terjaga.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan
etika lingkungan sebagai berikut:
a) Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan sehngga
perlu menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya
sendiri.
b) Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk
emnjaga terhadap pelestarian , keseimbangan dan keindahan alam.
c) Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas termasuk bahan
energi.

3
d) Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk
makhluk hidup yang lain.
Di samping itu, etika Lingkungan tidak hanya berbicara mengenai
perilaku manusia terhadap alam, namun juga mengenai relasi di antara semua
kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai
dampak pada alam dan antara manusia dengan makhluk hidup lain atau dengan
alam secara keseluruhan.

B. Jenis Jenis Etika Lingkungan


Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya
dibedakan dan menjadi dua yaitu etika ekologi dalam dan etika ekologi dangkal.
Selain itu etika lingkungan juga dibedakan lagi sebagai etika pelestarian dan
etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang menekankan pada
mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia, sedangkan etika
pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan
untuk kepentingan semua makhluk.
a. Etika Ekologi Dangkal
Etika ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan yang
menekankan bahwa lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia,
yang bersifat antroposentris. Etika ekologi dangkal ini biasanya diterapkan
pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta ilmu pengetahuan mekanistik
yang kemudian diikuti dan dianut oleh banyak ahli lingkungan. Kebanyakan
para ahli lingkungan ini memiliki pandangan bahwa alam bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Secara umum, Etika ekologi dangkal ini menekankan hal-hal berikut ini :
1. Manusia terpisah dari alam.
2. Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan
tanggung jawab manusia.
3. Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
4. Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
5. Norma utama adalah untung rugi.
6. Mengutamakan rencana jangka pendek.

4
7. Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk
khususnya dinegara miskin.
8. Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.

b. Etika Ekologi Dalam


Etika ekologi dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang
melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan
yang saling menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna
yang sama. Etika Ekologi ini memiliki prinsip yaitu bahwa semua bentuk
kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk
menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk
berkembang. Premisnya adalah bahwa lingkungan moral harus melampaui
spesies manusia dengan memasukkan komunitas yang lebih luas. Komunitas
yang lebih luas disini maksudnya adalah komunitas yang menyertakan
binatang dan tumbuhan serta alam.
Secara umum etika ekologi dalam ini menekankan hal-hal berikut :
1. Manusia adalah bagian dari alam.
2. Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh
manusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang.
3. Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan
sewenang-wenang.
4. Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk.
5. Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai.
6. Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati.
7. Menghargai dan memelihara tata alam.
8. Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.
9. Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif
yaitu sistem mengambil sambil memelihara.

Demikian pembagian etika lingkungan, Keduanya memiliki beberapa


perbedaan-perbedaan seperti diatas. Tetapi bukan berarti munculnya etika
lingkungan ini memberi jawab langsung atas pertanyaan mengapa terjadi

5
kerusakan lingkungan. Namun paling tidak dengan adanya gambaran etika
lingkungan ini dapat sedikit menguraikan norma-norma mana yang dipakai
oleh manusia dalam melakukan pendekatan terhadap alam ini. Dengan
demikian etika lingkungan berusaha memberi sumbangan dengan beberapa
norma yang ditawarkan untuk mengungkap dan mencegah terjadinya
kerusakan lingkungan.

C. Teori-Teori Etika Lingkungan


Sikap dan perilaku seseorang terhadap sesuatu sangat ditentukan oleh
bagaimana pandangan seseorang terhadap sesuatu itu. Manusia memilki
pandangan tertentu terhadap alam, dimana pandangan itu telah menjadi landasan
bagi tindakan dan perilaku manusia terhadap alam.Pandangan tersebut
dibagidalam tiga teori utama, yang dikenal sebagai Shallow Environmental
Ethics, Intermediate Environmental Ethics, and Deep Environmental
Ethics.Ketigateori ini dikenal juga sebagai Antroposentrisme, Biosentrisme, dan
Ekosentrisme.
a. Antroposentrisme
Dinamakan berdasar kata antropos = manusia, adalah suatu
pandanganyang menempatkan manusia sebagai pusat dari sistem alam
semesta. Karena pusat pemikiran adalah manusia, maka kebijakan terhadap
alam harus diarahkan untuk mengabdi pada kepentingan manusia.Alam
dilihat hanya sebagai objek, alat dansarana bagi pemenuhan kebutuhan
manusia.Dengan demikian alam dilihat tidak memiliki nilai dalam dirinya
sendiri.Alam dipandang dan diperlakukan hanyasebagai alat bagi pencapaian
tujuan manusia. Namun, dalam sikapnya yang dianggap semena-mena
terhadap alam, pandangan ini juga peduli terhadap alam.Manusia
membutuhkan lingkungan hidup yang baik, maka demi kepentingan
hidupnya, manusia memiliki kewajiban memelihara dan melestarikan alam
lingkungannya. Kalaupun manusia bersifat peduli terhadap alam, hal itu
dilakukan semata-mata demi menjamin kebutuhandan kepentingan hidup
manusia, dan bukan atas pertimbangan bahwa alam mempunyi nilai pada
dirinya sendiri. Teori ini jelas bersifat egoistis, karena hanya mengutamakan

6
kepentingan manusia. Itulah sebabnya teori ini dianggap sebagai sebuah etika
lingkungan yang dangkal dan sempit (Shallow Environmental Ethics).

b. Biosentrisme
Adalah suatu pandangan yang menempatkan alam sebagai
yangmempunyai nilai dalam dirinya sendiri, lepas dari kepentingan
manusia.Dengandemikian, biosentrisme menolak teori antroposentrisme yang
menyatakan bahwahanya manusialah yang mempunyai nilai dalam dirinya
sendiri.Teori biosentrisme berpandangan bahwa makhluk hidup bukan hanya
manusia saja.Pandangam biosentrisme mendasarkan kehidupan sebagai pusat
perhatian.Maka, kehidupan setiap makhluk dibumi ini patut dihargai,
sehingga harusdilindungi dan diselamatkan.Biosentrisme melihat alam dan
seluruh isinyamemilki harkat dan nilai dalam dirinya sendiri.Alam memiliki
nilai justru karenaada kehidupan yang terkandung didalamnya.Manusia hanya
dilihat sebagai salahsatu bagian saja dari seluruh kehidupan yang ada dimuka
bumi, dan bukanlahmerupakan pusat dari seluruh alam semesta.Maka secara
biologis, manusia tidak ada bedanya dengan makhluk hidup lainnya.

c. Ekosentrisme
Pandangan ini didasarkan pada pemahaman bahwa secara ekologis,
baik makhluk hidup maupun benda-benda abiotik saling terkait satu sama
lain. Air disungai, yang termasuk abiotik, sangat menentukan bagi kehidupan
yang adadidalamnya.Udara, walaupun tidak termasuk makhluk hidup, namun
sangatmenentukan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup.Jadi,
ekosentrisme selainsejalan dengan biosentrisme (dimana kedua-duanya sama-
sama menentang teoriantroposentrisme) juga mencakup komunitas yang lebih
luas, yakni komunitasekologis seluruhnya.
Ekosentrisme disebut juga Deep Environtmental Ethics. Deep ecolog
menganut prinsip biospheric egolitarian-ism, yaitu pengakuan bahwa
seluruhorganisme dan makhluk hidup adalah anggota yang sama statusnya
dari suatukeseluruhan yang terkait. Sehingga mempunyai suatu martabat yang
sama. Inimenyangkut suatu pengakuan bahwa hak untuk hidup dan

7
berkembang untuk semua makhluk (baik hayati maupun non-hayati) adalah
sebuah hak universalyang tidak bisa diabaikan.

D. Dasar Etika Dalam Mewujudkan Kesadaran Masyarakat


Empat tingkat kesadaran lingkungan mengiodentifikasi bahwaawalnya
pemikiran etika lingkungan itu muncul karena adanya krisis lingkungan yang
sebab utamanya adalah gaya hidup manusia dan perkembangan peradabannya.
Pola hidup konsumtif, tanmpa memperhitungkan bagaimana ketersediaan/ daya
dukung lingkungan serta didukung pengangkatan-pengangkatan teknologi
membuahkan perilaku eksploitasi. Namun, sering berjalannya waktu, manusia
mulai menghadapi masalah persaingan mendapatkan sumber daya alam yang
ironisnya justru semakin berkurang dan tingkat daya dukungnya pun mulai
menurun. Masalah ini lah yang memaksa manusia untuk melihat kembali
bagaimana kedudukan, fungsi dan interaksinya dengan alam semesta yang
melahirkan gagasan kesadaran dan etika lingkunga.
Dasar-dasar pemikiran/pendekatan etika lingkungan, yaitu:
1. Dasar pendekatan ekologis, mengenalkan suatu pemahaman adanya
keterkaitan yang luas atas kehidupan yang luas atas kehidupan dimana
tindakan manusia pada masa lalu, sekarang, dan yang kan datang, akan
memberi dampak yang tak dapat di perkirakan. Kita tidak bisa melakukan
hanya satu hal atas alam, kita tidak juga bisa sepenuhnya memahami
bagaimana alam bekerja kita pun tidak akan pernah bisa mengelak bahwa
apa yang kita lakukan pasti memberi dampak pada organisme lain, sekarang
atau akan datang.
2. Dasar pendekatan humanisme, setara dengan pendekatan ekologis, dasar
pendekatan ini menekankan pada pentingnya tanggung jawab kita untuk hak
dan kesejahteraan manusia lain atas sumber daya alam.
3. Dasar pendekatan teologis, merupak dasar dari keduan pendekatan
sebelumnya, bersumber pada agama yang nilai-nilai luhur dan mulia
ajarannya menunjukkan bagaiman alam sebenarnya diciptakan dan
bagaimana kedudukan dan fungsi manusia serta interaksi yang selayaknya
terjalin antara alam dan manusia

8
4. Kesadaran-kesadaran lingkungan selayaknya ada bagi kepentingan
keberlanjutan bumi dan sumber daya alam, yaitu:
Manusia bukanlah sumber utama dari segala nilai
Keberadaan alam dan segala sumber dayanya bukanlah untuk manusia
semata, tetapi untuk seluruh spesies organisme yang ada didalamnya.
Tujuan kehidupan manusia dibumi bukan hanya memproduksidan
mengonsumsi, tetapi sekaligus mengkonservasi dan memperbarui sumber
daya alam.
Meningkatkan kualitas hidup, sebagaiman dasar ketiga diatas, harus pula
menjadi tujuan kehidupan.
Sumber daya alam itu sangat terbatas dan harus dihargai serta
diperbaharui.
Hubungan antara manusia dengan alam sebaiknya kesetaraan antara
manusia dan alam, sebuah hubungan dengan organisme hidup dalam kerja
sama ekologik.
Kita harus memelihara stabilitas ekologik dengan mempertahankan dan
meningkatkan keanekaragaman biologis dan budaya.
Fungsi utama negara adalah mencanangkan dan pengawasan
pemberdayaan sumber daya alam, melindungi individu dan kelompok
masyarakat dari eksploitasi dan perusakan lingkungan.
Manusia hendaknya saling berbagi dan mengasihi, tidak individualis dan
mendominasi.
Setiap manusia di pelanet bumi adalah unik dan memilii hak berbagai atas
sumber daya alam.
Tidak satu pun individu manusia, pihak industri atau negara berhak untuk
meningkatkan haknya atau sumber daya alam.

E. Prinsip-Prinsip yang Relevan untuk Lingkungan Hidup


Etika lingkungan hidup yang menuntut manusia untuk berinteraksidalam
alam semesta.Dengan ini bisa dikemukakan bahwa krisis lingkungan global
yang kitaalami saat ini sebenarnya bersumber pada kesalahan pemahaman atau
cara pandang manusia mengenai dirinya, alam, dan tempat manusia dalam

9
keseluruhanekosistem. Manusia keliru memandang dan keliru menempatkan diri
dalamkonteks alam semesta seluruhnya.Dan inilah awal dari semua bencana
lingkunganhidup yang kita alami sekarang. Oleh karena itu, pembenahan harus
pulamenyangkut pembenahan cara pandang dan perilaku manusia dalam
berinteraksi baik dengan alam maupun dengan manusia lain dalam keseluruhan
ekosistem.
Kesalahan cara pandang ini bersumber dari etika antroposentrisme,
yangmemandang bahwa manusia sebagai pusat alam semesta, dan hanya
manusia yangmempunya nilai, sementara alam dan segala isinya sekedar alat
bagi pemuasankebutuhan dan kepentingan hidup manusia. Manusia dianggap
berada diluar,diatas dan terpisah dari alam. Bahkan, manusia dipahami sebagai
penguasa atasalam yang boleh melakukan apa saja. Cara pandang seperti ini
melahirkan sikapdan perilaku eksploitatif tanpa kepedulian sama sekali terhadap
alam dan segalaisinya yang dianggap tidak mempunyai nilai pada diri
sendiri.Oleh karena itu, dapat disampaikan beberapa prinsip yang relevan untuk
lingkungan hidup. Prinsip-prinsip ini yang dilatar belakangi oleh krisis
ekologiyang bersumber pada cara pandang dan perilaku manusia.

1. Prinsip sikap hormat terhadap alam (Respect for Nature)


Dari ketiga teori lingkungan hidup, ketiganya sama-sama mengakui
bahwaalam perlu dihormati. Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip
dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya. Dengan
kata lain,alam mempunyai hak untuk dihormati, tidak saja karena kehidupan
manusia bergantung pada alam, tetapi terutama karena kenyataan bahwa
manusiaadalah satu kesatuan dari alam.

2. Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility for Nature)


Setiap bagian dan benda dialam semesta ini diciptakan oleh Tuhan
dengantujuannya masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk
kepentinganmanusia atau tidak.Oleh karena itu, manusia sebagai bagian dari
alam semesta bertanggung jawab pula untuk menjaganya.Prinsip ini menuntut
manusiauntuk mengambil usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara
nyata untuk menjaga alam semesta dengan segala isinya.Itu berarti kelestarian

10
dankerusakan alam semesta merupakan tanggung jawab bersama seluruh
umatmanusia. Wujud konkretnya, semua orang harus bisa bekerja sama,
bahu-membahu untuk menjaga dan melestarikan alam, dan mencegah
sertamemulihkan kerusakan alam dan segala isinya. Hal ini juga akan
terwujud dalam bentuk mengingatkan, melarang dan menghukum siapa saja
yang secarasengaja ataupun tidak sengaja merusak dan membahayakan
keberadaan alam.

3. Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)


Terkait dengan kedua prinsip tersebut yakni prinsip solidaritas. Prinsip
initerbentuk dari kenyataan bahwa manusia adalah bagian dari alam
semesta.Oleh karena itu, manusia mempunyai kedudukan yang sejajar dengan
alam,maka akan membangkitkan perasaan solider, perasaan
sepenanggungandengan alam dan dengan sesama makhluk hidup lain.
Manusia lalu bisamerasakan apa yang dirasakan oleh makhluk hidup lain.
Manusia bisamerasakan sedih dan sakit ketika berhadapan dengan kenyataan
memilukan betapa rusak dan punahnya makhluk hidup tertentu.Ia ikut merasa
apa yangterjadi dalam alam, karena ia merasa satu dengan alam.Prinsip ini
lalu mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan dansemua
kehidupan yang ada di alam semesta. Prinsip ini juga mencegahmanusia
untuk tidak merusak dan mencemari alam dan seluruh kehidupandidalamnya,
sama seperti manusia tidak akan merusak kehidupannya sertamerusak rumah
tangganya sendiri.Prinsip ini berfungsi sebagai pengendali moral, yakni untuk
mengontrol perilaku manusia dalam batas-batas keseimbangan kehidupan.
Prinsip ini jugamendorong manusia untuk mengambil kebijakan yang pro-
alam, pro-lingkungan, atau menentang setiap tindakan yang merusak
alam.Khususnya mendorong manusia untuk mengutuk dan menentak
pengrusakan alam dankehidupan didalamnya. Hal ini semata-mata karena
mereka merasa sakit sama seperti yang dialami oleh alam yang rusak.

11
4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam (Caring for Nature)
Prinsip ini juga muncul dari kenyataan bahwa sesama anggota
komunitasekologis mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak
disakiti, dandirawat.Prinsip kasih sayang dan kepedulian adalah prinsip
tanpamengharapkan balasan yang tidak didasarkan atas kepentingan pribadi
tetapi semata-mata karena kepentingan alam.Semakin mencintai dan peduli
kepadaalam, manusia semakin berkembang menjadi manusia yang matang,
sebagai pribadi yang identitasnya kuat.Manusia semakin tumbuh berkembang
bersama alam, dengan segala watak dan kepribadian yang tenang, damai,
penuh kasih sayang, luas wawasannya seluas alam.

5. Prinsip No Harm
Berdasarkan keempat prinsip moral tersebut, prinsip moral lainnya
yangrelevan adalah prinsip no harm. Artinya, karena manusia memiliki
kewajibanmoral dan tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia
tidak akan mau merugikan alam secara tidak perlu. Dengan mendasarkan diri
pada biosentrisme dan ekosentrisme, manusia berkewajiban moral untuk
melindungi kehidupan dialam semesta ini.Sebagaimana juga dikatakan oleh
Peter Singer, manusia diperkenankan untuk memanfaatkan segala isi alam
semesta, termasuk binatang dan tumbuhan, untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hal itu dilakukan dengan bijaksana untuk tetap menghargai hak
binatang dan tumbuhan untuk hidup danhanya dilakukan sejauh memenuhi
kebutuhan hidup manusia yang paling vital. Jadi, pemenuhan kebutuhan
hidup manusia yang bersifat kemewahan dan di luar batas-batas yang wajar
ditentang karena dianggap merugikan kepentingan makhluk hidup lain
(binatang dan tumbuhan). Dengan kata lain, kewajiban dan tanggung jawab
moral bisa dinyatakan dalam bentuk maksimal dengan melakukan tindakan
merawat (care),melindungi, menjaga dan melestarikan alam. Sebaliknya,
kewajiban dantanggung jawab moral yang sama bisa mengambil bentuk
minimal dengan tidak melakukan tindakan yang merugikan alam semesta dan
segala isinya :tidak menyakiti binatang, tidak meyebabkan musnahnya spesies
tertentu, tidak menyebebkan keanekaragaman hayati di hutan terbakar, tidak
membuanglimbah seenaknya, dan sebagainya.

12
6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras Dengan Alam
Yang dimaksudkan dengan prinsip moral hidup sederhana dan
selarasdengan alam adalah kualitas, cara hidup yang baik. Yang ditekankan
adalahtidak rakus dan tamak dalam mengumpulkan harta dan memiliki
sebanyak- banyaknya.Prinsip ini penting, karena krisis ekologis sejauh ini
terjadi karena pandangan antroposentrisme yang hanya melihat alam sebagai
objek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup manusia.Selain itu, pola dan
gayahidup manusia modern konsumtif, tamak dan rakus.Tentu saja tidak
berarti bahwa manusia tidak boleh memanfaatkan alam untuk
kepentingannya. Kalaumanusia memahami dirinya sebagai bagian integral
dari alam, ia harus memanfaatkan alam itu secara secukupnya. Ini berarti,
pola konsumtif dan produksi manusia modern harus dibatasi.Harus ada titik
batas yang bisaditolerir oleh alam.

D. Penerapan Etika Lingkungan Hidup


Sikap ramah terhadap lingkungan hidup harus bisa menjadi sesatu
kebiasaan yangdilakukan oleh setiap manusia dalam menjalankan kehidupan
baik dalam lingkungankeluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam membudayakan sikap tersebut
antara lain,dengan :
a. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adalah salah satu tempat yang sangat efektif
menanamkannilai-nilai etika lingkungan.
Hal itu dapat dilakukan dengan :
1) Menanam pohon dan memelihara bunga di pekarangan rumah. Setiap
orangtua memberi tanggung jawab kepada anak-anak secara rutin
untukmerawatnya dengan menyiram dan memberi pupuk.
2) Membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Secara
bergantian,setiap anggota keluarga mempunyai kebiasaan untuk menjaga
kebersihandan merasa malu jika membuang sapah sembarang tempat.
3) Memberikan tanggung jawab kepada anggota keluarga untuk
menyapurumah dan pekarangan rumah secara rutin.

13
b. Lingkungan Sekolah
Kesadaran mengenai etika lingkungan hidup dapat dilakukan di
lingkungan sekolahdengan memberikan pelajaran mengenai lingkungan
hidup dan etika lingkungan,melalui kegiatan ekstrakulikuler sebagi wujud
kegiatan yang konkret denganmengarahkan pada pembentukan sikap yang
berwawasan lingkungan seperti:
1) Pembahasan atau diskusi mengenai isu lingkungan hidup
2) Pengelolaan sampah
3) Penanaman Pohon
4) Penyuluhan kepada siswa
5) Kegiatan piket, dan jumsih (jumat bersih)

c. Lingkungan Masyarakat
Pada lingkungan masyarakat , kebiasaan yang berdasarkan pada etika
lingkungan dapat ditetapkan melalui :
1) Membuangan sampah secara berkala ke tempat pembuangan sampah
2) Kesiadaan untuk memisahkan antara sampah organic dan sampah
nonorganic
3) Melakukan kegiatan gotong royong atau kerja bakti secara berkala
dilingkungan tempat tinggal
4) Menggunakan kembali dan mendaur ulang bahan-bahan yang masih
diperbaharui.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul
dengan lingkungannya
2. Etika Lingkungan dibedakan menjadi dua yaitu etika lingkungan
dalam dan etika lingkungan dangkal.
3. Teori-teori etika Lingkunga Hidup meliputi antroposentrisme, biosentrisme,
ekosentrisme
4. Dasar etika Dalam Mewujudkan Kesadaran Masyarakat meliputi Dasar
pendekatan ekologis, dasar pendekatan humanisme, dan dasar pendekatan
teologis
5. Prinsip-prinsip yang relevan dalam lingkungan hidup yaitu Prinsip sikap
hormat terhadap alam (Respect for Nature), Prinsip Tanggung Jawab
(Moral Responsibility for Nature), Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity),
. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulain terhadap Alam (Caring for Nature),
Prinsip No Harm, dan Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras Dengan
Alam.
6. Penerapan etika lingkungan hidup bisa meliputi lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

B. SARAN

Guna menjamin kelangsungan hidup kita dan generasi mendatang diharapkan


agar tetap memiliki kehidupan dan lingkungan dalam suasana yang baik dan
menyenangkan, banyak hal yang dilakukan untuk menjaminkelangsungan hidup
alam semesta, setidaknya kita harus merubah sikap dalammemandang dan
memperlakukan alam sebagai hal bukan sebagai sumber kekayaan yang siap
dieksploitasi, kapan dan dimana saja.

15
DAFTAR PUSTAKA
Hargrove, Eugene C.1989.Etika Lingkungan Dasar.Prentice Hall:New Jersey

Herimanto, Winarto.2010.Ilmu Sosial & Budaya Dasar.Jakarta:Bumi Aksara

Ruky, Achmad S.2000.Menjadi Manajer Internasiona. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama
Soeriaatmadja, R.E.2003.Ilmu Lingkungan.Bandung: ITB

http://id.wikipedia.org/wiki/pengertian_etika_lingkungan

16

Anda mungkin juga menyukai