PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagian besar manusia saat ini sudah tidak peduli lagi dengan sesama
dan lingkungannya karena merasa berkelimpahan.Setelah sejarah panjang
inovasi teknologi dan eksploitasi sumberdaya alam, manusia lalu mengalami
kritis keterbatasan. Disisi lain, kekuatan yang dimiliki manusia sebenarnya justru
merusak, bahkan membunuh manusia sendiri lewat kerusakan ekologik. Pada
situasi seperti ini, manusia pada dasarnya sudah mulai kehilangan orientasi dan
harapan hidup.
Risiko berupa pudarnya orientasi dan harapan hidup yang mungkin telah
dicanangkan, dipersiapkan dan diusahakan selama proses kehidupannya melalui
penciptaan bentuk-bentuk peradaban yang digunakan untuk memanfaatkan dan
mengolah sumber daya alam guna keberlangsungan hidup spesies manusia itu
sendiri. Manusia lantas terlena dengan potensi dan kekuatannya sendiri dalam
merengkuh kenikmatan fasilitas yang diberikan alam dan melupakan satu sisi
dalam dirinya sendiri yang sesungguhnya merupakan kelemahan dan sekaligus
menjadi kekuatannya, yaitu sikap mental.
Atas dasar itu dalam pendidikan lingkungan setiap persoalan selalu
dibahas dalam kaitannya dengan pembangunan dalam meningkatkan kualitas
hidup (manusia) secara keseluruhan.Pendidikan etika lingkungan, terutama yang
menekankan pada paham ekosentrisme, sangat penting untuk dilakukan dan dan
diberikan pada generasi muda. Mengingat merekalah yang kelak akan
meneruskan mengelolah alam semesta ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari etika lingkungan?
2. Apa sajakah jenis jenis etika lingkungan hidup?
3. Apa saja teori dalam etika lingkungan ?
4. Bagaimana dasar-dasar etika untuk mewujudkan kesadaran lingkungan?
5. Bagaimana prinsip-prinsip yang relevan untuk lingkungan hidup?
6. Bagaimana penerapkan etika lingkungan/ membiasakan diri melakukan
aturan etika lingkungan?
1
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian etika lingkungan
2. Mengetahui jenis jenis etika lingkungan
3. Mengetahui teori-teori yang berkaitan dalam etika lingkungan
4. Menjelaskan dasar-dasar etika dan kesadaran lingkungan
5. Mengetahui penerapan etika lingkungan
6. Mengetahui cara-cara/ respon yang digunakan untuk mengefektifkan
penerapan etika lingkungan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
d) Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk
makhluk hidup yang lain.
Di samping itu, etika Lingkungan tidak hanya berbicara mengenai
perilaku manusia terhadap alam, namun juga mengenai relasi di antara semua
kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai
dampak pada alam dan antara manusia dengan makhluk hidup lain atau dengan
alam secara keseluruhan.
4
7. Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk
khususnya dinegara miskin.
8. Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.
5
kerusakan lingkungan. Namun paling tidak dengan adanya gambaran etika
lingkungan ini dapat sedikit menguraikan norma-norma mana yang dipakai
oleh manusia dalam melakukan pendekatan terhadap alam ini. Dengan
demikian etika lingkungan berusaha memberi sumbangan dengan beberapa
norma yang ditawarkan untuk mengungkap dan mencegah terjadinya
kerusakan lingkungan.
6
kepentingan manusia. Itulah sebabnya teori ini dianggap sebagai sebuah etika
lingkungan yang dangkal dan sempit (Shallow Environmental Ethics).
b. Biosentrisme
Adalah suatu pandangan yang menempatkan alam sebagai
yangmempunyai nilai dalam dirinya sendiri, lepas dari kepentingan
manusia.Dengandemikian, biosentrisme menolak teori antroposentrisme yang
menyatakan bahwahanya manusialah yang mempunyai nilai dalam dirinya
sendiri.Teori biosentrisme berpandangan bahwa makhluk hidup bukan hanya
manusia saja.Pandangam biosentrisme mendasarkan kehidupan sebagai pusat
perhatian.Maka, kehidupan setiap makhluk dibumi ini patut dihargai,
sehingga harusdilindungi dan diselamatkan.Biosentrisme melihat alam dan
seluruh isinyamemilki harkat dan nilai dalam dirinya sendiri.Alam memiliki
nilai justru karenaada kehidupan yang terkandung didalamnya.Manusia hanya
dilihat sebagai salahsatu bagian saja dari seluruh kehidupan yang ada dimuka
bumi, dan bukanlahmerupakan pusat dari seluruh alam semesta.Maka secara
biologis, manusia tidak ada bedanya dengan makhluk hidup lainnya.
c. Ekosentrisme
Pandangan ini didasarkan pada pemahaman bahwa secara ekologis,
baik makhluk hidup maupun benda-benda abiotik saling terkait satu sama
lain. Air disungai, yang termasuk abiotik, sangat menentukan bagi kehidupan
yang adadidalamnya.Udara, walaupun tidak termasuk makhluk hidup, namun
sangatmenentukan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup.Jadi,
ekosentrisme selainsejalan dengan biosentrisme (dimana kedua-duanya sama-
sama menentang teoriantroposentrisme) juga mencakup komunitas yang lebih
luas, yakni komunitasekologis seluruhnya.
Ekosentrisme disebut juga Deep Environtmental Ethics. Deep ecolog
menganut prinsip biospheric egolitarian-ism, yaitu pengakuan bahwa
seluruhorganisme dan makhluk hidup adalah anggota yang sama statusnya
dari suatukeseluruhan yang terkait. Sehingga mempunyai suatu martabat yang
sama. Inimenyangkut suatu pengakuan bahwa hak untuk hidup dan
7
berkembang untuk semua makhluk (baik hayati maupun non-hayati) adalah
sebuah hak universalyang tidak bisa diabaikan.
8
4. Kesadaran-kesadaran lingkungan selayaknya ada bagi kepentingan
keberlanjutan bumi dan sumber daya alam, yaitu:
Manusia bukanlah sumber utama dari segala nilai
Keberadaan alam dan segala sumber dayanya bukanlah untuk manusia
semata, tetapi untuk seluruh spesies organisme yang ada didalamnya.
Tujuan kehidupan manusia dibumi bukan hanya memproduksidan
mengonsumsi, tetapi sekaligus mengkonservasi dan memperbarui sumber
daya alam.
Meningkatkan kualitas hidup, sebagaiman dasar ketiga diatas, harus pula
menjadi tujuan kehidupan.
Sumber daya alam itu sangat terbatas dan harus dihargai serta
diperbaharui.
Hubungan antara manusia dengan alam sebaiknya kesetaraan antara
manusia dan alam, sebuah hubungan dengan organisme hidup dalam kerja
sama ekologik.
Kita harus memelihara stabilitas ekologik dengan mempertahankan dan
meningkatkan keanekaragaman biologis dan budaya.
Fungsi utama negara adalah mencanangkan dan pengawasan
pemberdayaan sumber daya alam, melindungi individu dan kelompok
masyarakat dari eksploitasi dan perusakan lingkungan.
Manusia hendaknya saling berbagi dan mengasihi, tidak individualis dan
mendominasi.
Setiap manusia di pelanet bumi adalah unik dan memilii hak berbagai atas
sumber daya alam.
Tidak satu pun individu manusia, pihak industri atau negara berhak untuk
meningkatkan haknya atau sumber daya alam.
9
keseluruhanekosistem. Manusia keliru memandang dan keliru menempatkan diri
dalamkonteks alam semesta seluruhnya.Dan inilah awal dari semua bencana
lingkunganhidup yang kita alami sekarang. Oleh karena itu, pembenahan harus
pulamenyangkut pembenahan cara pandang dan perilaku manusia dalam
berinteraksi baik dengan alam maupun dengan manusia lain dalam keseluruhan
ekosistem.
Kesalahan cara pandang ini bersumber dari etika antroposentrisme,
yangmemandang bahwa manusia sebagai pusat alam semesta, dan hanya
manusia yangmempunya nilai, sementara alam dan segala isinya sekedar alat
bagi pemuasankebutuhan dan kepentingan hidup manusia. Manusia dianggap
berada diluar,diatas dan terpisah dari alam. Bahkan, manusia dipahami sebagai
penguasa atasalam yang boleh melakukan apa saja. Cara pandang seperti ini
melahirkan sikapdan perilaku eksploitatif tanpa kepedulian sama sekali terhadap
alam dan segalaisinya yang dianggap tidak mempunyai nilai pada diri
sendiri.Oleh karena itu, dapat disampaikan beberapa prinsip yang relevan untuk
lingkungan hidup. Prinsip-prinsip ini yang dilatar belakangi oleh krisis
ekologiyang bersumber pada cara pandang dan perilaku manusia.
10
dankerusakan alam semesta merupakan tanggung jawab bersama seluruh
umatmanusia. Wujud konkretnya, semua orang harus bisa bekerja sama,
bahu-membahu untuk menjaga dan melestarikan alam, dan mencegah
sertamemulihkan kerusakan alam dan segala isinya. Hal ini juga akan
terwujud dalam bentuk mengingatkan, melarang dan menghukum siapa saja
yang secarasengaja ataupun tidak sengaja merusak dan membahayakan
keberadaan alam.
11
4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam (Caring for Nature)
Prinsip ini juga muncul dari kenyataan bahwa sesama anggota
komunitasekologis mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak
disakiti, dandirawat.Prinsip kasih sayang dan kepedulian adalah prinsip
tanpamengharapkan balasan yang tidak didasarkan atas kepentingan pribadi
tetapi semata-mata karena kepentingan alam.Semakin mencintai dan peduli
kepadaalam, manusia semakin berkembang menjadi manusia yang matang,
sebagai pribadi yang identitasnya kuat.Manusia semakin tumbuh berkembang
bersama alam, dengan segala watak dan kepribadian yang tenang, damai,
penuh kasih sayang, luas wawasannya seluas alam.
5. Prinsip No Harm
Berdasarkan keempat prinsip moral tersebut, prinsip moral lainnya
yangrelevan adalah prinsip no harm. Artinya, karena manusia memiliki
kewajibanmoral dan tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia
tidak akan mau merugikan alam secara tidak perlu. Dengan mendasarkan diri
pada biosentrisme dan ekosentrisme, manusia berkewajiban moral untuk
melindungi kehidupan dialam semesta ini.Sebagaimana juga dikatakan oleh
Peter Singer, manusia diperkenankan untuk memanfaatkan segala isi alam
semesta, termasuk binatang dan tumbuhan, untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hal itu dilakukan dengan bijaksana untuk tetap menghargai hak
binatang dan tumbuhan untuk hidup danhanya dilakukan sejauh memenuhi
kebutuhan hidup manusia yang paling vital. Jadi, pemenuhan kebutuhan
hidup manusia yang bersifat kemewahan dan di luar batas-batas yang wajar
ditentang karena dianggap merugikan kepentingan makhluk hidup lain
(binatang dan tumbuhan). Dengan kata lain, kewajiban dan tanggung jawab
moral bisa dinyatakan dalam bentuk maksimal dengan melakukan tindakan
merawat (care),melindungi, menjaga dan melestarikan alam. Sebaliknya,
kewajiban dantanggung jawab moral yang sama bisa mengambil bentuk
minimal dengan tidak melakukan tindakan yang merugikan alam semesta dan
segala isinya :tidak menyakiti binatang, tidak meyebabkan musnahnya spesies
tertentu, tidak menyebebkan keanekaragaman hayati di hutan terbakar, tidak
membuanglimbah seenaknya, dan sebagainya.
12
6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras Dengan Alam
Yang dimaksudkan dengan prinsip moral hidup sederhana dan
selarasdengan alam adalah kualitas, cara hidup yang baik. Yang ditekankan
adalahtidak rakus dan tamak dalam mengumpulkan harta dan memiliki
sebanyak- banyaknya.Prinsip ini penting, karena krisis ekologis sejauh ini
terjadi karena pandangan antroposentrisme yang hanya melihat alam sebagai
objek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup manusia.Selain itu, pola dan
gayahidup manusia modern konsumtif, tamak dan rakus.Tentu saja tidak
berarti bahwa manusia tidak boleh memanfaatkan alam untuk
kepentingannya. Kalaumanusia memahami dirinya sebagai bagian integral
dari alam, ia harus memanfaatkan alam itu secara secukupnya. Ini berarti,
pola konsumtif dan produksi manusia modern harus dibatasi.Harus ada titik
batas yang bisaditolerir oleh alam.
13
b. Lingkungan Sekolah
Kesadaran mengenai etika lingkungan hidup dapat dilakukan di
lingkungan sekolahdengan memberikan pelajaran mengenai lingkungan
hidup dan etika lingkungan,melalui kegiatan ekstrakulikuler sebagi wujud
kegiatan yang konkret denganmengarahkan pada pembentukan sikap yang
berwawasan lingkungan seperti:
1) Pembahasan atau diskusi mengenai isu lingkungan hidup
2) Pengelolaan sampah
3) Penanaman Pohon
4) Penyuluhan kepada siswa
5) Kegiatan piket, dan jumsih (jumat bersih)
c. Lingkungan Masyarakat
Pada lingkungan masyarakat , kebiasaan yang berdasarkan pada etika
lingkungan dapat ditetapkan melalui :
1) Membuangan sampah secara berkala ke tempat pembuangan sampah
2) Kesiadaan untuk memisahkan antara sampah organic dan sampah
nonorganic
3) Melakukan kegiatan gotong royong atau kerja bakti secara berkala
dilingkungan tempat tinggal
4) Menggunakan kembali dan mendaur ulang bahan-bahan yang masih
diperbaharui.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul
dengan lingkungannya
2. Etika Lingkungan dibedakan menjadi dua yaitu etika lingkungan
dalam dan etika lingkungan dangkal.
3. Teori-teori etika Lingkunga Hidup meliputi antroposentrisme, biosentrisme,
ekosentrisme
4. Dasar etika Dalam Mewujudkan Kesadaran Masyarakat meliputi Dasar
pendekatan ekologis, dasar pendekatan humanisme, dan dasar pendekatan
teologis
5. Prinsip-prinsip yang relevan dalam lingkungan hidup yaitu Prinsip sikap
hormat terhadap alam (Respect for Nature), Prinsip Tanggung Jawab
(Moral Responsibility for Nature), Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity),
. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulain terhadap Alam (Caring for Nature),
Prinsip No Harm, dan Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras Dengan
Alam.
6. Penerapan etika lingkungan hidup bisa meliputi lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
B. SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Hargrove, Eugene C.1989.Etika Lingkungan Dasar.Prentice Hall:New Jersey
http://id.wikipedia.org/wiki/pengertian_etika_lingkungan
16