Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

KEGIATAN PRAKTIK KEBIDANAN KESEHATAN KOMUNITAS


DI WILAYAH UPT PUSKESMAS BATANG BATANG
KABUPATEN SUMENEP

Disusun oleh :
USWATUN HASANAH B
NPM.712.6.1.0487

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP
2013
LAPORAN
KEGIATAN PRAKTIK KEBIDANAN KESEHATAN KOMUNITAS
DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAPURA
DESA GERSIK PUTIH KECAMATAN GAPURA KABUPATEN
SUMENEP

Padatanggal JULI2013

Mengesahkan

Pembimbing I Pembimbing II

Sri Yunita S.S, S.ST Dr.AMAR MARUF


Nip.

Kepala Desa K.a Prodi D-III Kebidanan


Gersik Putih Kecamatan Gapura Universitas Wiraraja Sumenep

Muhab Endang susilowati S.ST MM

PRAKTIKKEBIDANAN KESEHATAN KOMUNITAS


DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAPURA
DESA GERSIK PUTIH KECAMATAN GAPURA KABUPATEN
SUMENEP
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Pujisyukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT ataslimpahanrahmat, taufik,
hidayahsertainayah-Nya yang diberikankepada kami sehingga kami
dapatmenyelesaikanLaporanPraktek Komunitas di DesaGersik Putih
KecamatanGapuraKabupatenSumenep, sejak 10juli 2013sampai26juli
2013olehmahasiswa Prodi DIII Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas
Wiraraja Sumenep.
Kami menyadarisepenuhnyabahwalaporan yang kami
buatinimasihjauhdarikesempurnaandanjugamasihbanyakkekurangannya.Untukitu
kami mengharapkanbantuanpikiran, saran, kritik yang
bersifatmembangundariparapembaca agar nantinya kami jadikanpengalaman.
Ucapanterimakasih kami sampaikankepadasegenappihakyang
secaralangsungmaupuntidaklangsung yang telahmembantu kami
dalammenyelesaikanLaporanPraktekKerjaLapangan.
1. Bapak dr. Susianto, Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Wiraraja Sumenep.
2. Ibu Endang Susilowati S.ST M.M selaku ketua prodi Poltekes Majapahit
Sumenep.
3. Bapak , selaku Camat Bluto.
4. Bapak , selaku Kepala UPT Puskesmas Gapura.
5. Ibu, Amd. Keb, selaku Bidan Kordinator UPT Puskesmas Gapura.
6. Ibu , Amd. Keb, selaku pembimbing PKL yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan selama kegiatan PKL.
7. Bapak Muhab selaku Kepala Desa Gersik putih.
8. SemuawargaDesaGersik PutihKecamatanGapuraKabupatenSumenep.
9. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu terselesainya laporan
PKL.
Akhir kata semoga laporan kami ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Sumenep, 26 juli 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hakekat pembagunan kesehatan di dalam sistem kesehatan Nasional
(SKN) adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum dari tujuan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan partisipasi
aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Ini sesuai
dengan telah diberlakunya UU No. 23 thun 1992, yaitu pasal 5 yang menyatakan
bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.
Berkembangnya paradigma sehat saat ini, dimana terjadi pergeseran
upaya-upaya dalam hidup kesehatan antara lain : berubahnya upaya pengobatan
kepada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan, dari segi kegiatan yang
bersifat pasif menunggu klien berobat di unit-unit pelayanan bergeser kepada
penemuan kasus secara aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan yang seluas-
luasnya kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan dan
pencegahan penyakit. Untuk itu peran serta masyarakat perlu terus dikembangkan
agar tercapai pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang optimal secara
mandiri.
Komunitas sebagai penerima pelayanan kesehatan dan aktif dalam seluruh
proses perubahan, sejak pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan
masalah dimana hal ini melibatkan individu, keluarga dan masyarakat sebagai
target pelayanan kebidanan komunitas dengan fokus masyarakat, peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit.
Untuk mengaplikasikan teori ilmu kebidanan komunitas, dalam upaya
menyiapkan tenaga kebidanan yang profesional dan potensi kebidanan secara
mandiri, maka mahasiswa program studi DIII kebidanan fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Wiraraja sumenep melaksanakan praktik kebidanan komunitas di
wilayah kerja UPT Puskesmas Gapura yang disebar di 6 Desa (Desa Baban,
Karang budi, Batu dinding, Gersik putih, Andulang dan Paloloan) kecamatan
Gapura. Pada kegiatan praktik kebidanan komunitas dilakukan melalui
pendekatan kepada masyarakat.
Pendekatan kepada masyarakat dilakukan dengan cara membentuk
Kelompok Kerja Kesehatan (Pokjakes) yang merupakan bentuk nyata dari peran
serta masyarakat yang ada di wilayah Desa Baban, Karang budi, Batu dinding,
Gersik putih, Andulang dan Paloloan kecamatan Gapura. Dengan pembentukan
pokjakes ini di harapkan dapat mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada
individu, keluarga dan masyarakat dan mampu meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal secara mandiri.
Dalam melaksanakan praktik asuhan kebidanan komunitas menggunakan
pendekatan proses komunitas yang diawali dari pengkajian dengan cara
pengumpulan data, analis data, mengidentifikasi penyebab masalah kemudian
menyusun rencana sesuai dengan permasalahan yang ditemukan sampai
pelaksanaan dan terakhir evaluasi. Bentuk kegiatan yang telah diakukan
mahasiswa antara lain : penyuluhan yang bertujuan memberikan bekal kepada
masyarakat untuk mengenal dan menangani masalah kesehatan, penyegaran kader
kesehatan, kerja bakti dan dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengenali dan mengamati keadaan kesehatan
masyarakat serta mampu menanggulangi masalah kesehatan tersebut
bersama masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang
terdapat di masyarakat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik kebianan komunitas, mahasiswa mampu :
1) Berkomunikasi secara efektif dengan tokoh masyarakat dan semua
lapisan masyarakat.
2) Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data kesehatan
masyarakat.
3) Memotivasi masyarakat dalam upaya mengenali dan mengatasi
masalah kesehatan.
4) Bersama masyarakat menyusun perencanaan kegiatan dalam
menanggulangi masalah kesehatan yang terdapat di masyarakat.
5) Mengenali dan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat
guna mengatasi masalah kesehatan yang di hadapi.
6) Melaksanakan kegiatan bersama masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi.
7) Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan tindak lanjut dari tiap
masalah kebidanan yang telah ditemukan.

1.3 Kegunaan
1.3.1 Untuk mahasiswa
1) Dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat dibangku perkuliahan
kepada masyarakat tentang kesehatan.
2) Untuk menimba pengalaman belajar mengenali masalah kesehatan dan
menentukan langkah penyelesaian.
1.3.2 Untuk masyarakat
1) Masyarakat mengerti dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada
dan mau menyelesaikan permasalahan tersebut.
2) Masyarakat memahami gambaran status kesehatannya.
1.3.3 Untuk pendidikan
Merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pendidikan Program Studi
DIII Kebidanan fakultas ilmu kesehatan universitas Wiraraja Sumenep
khususnya di bidang kebidanan komunitas.

1.4 Metode
Metode penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1) BAB I diuraikan tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,
tujuan umum dan tujuan khusus, kegunaan dan sistematika.
2) BAB II berisi tinjauan teoritis dari Asuhan Kebidanan Komunitas.
3) BAB III berisi apliksi Asuhan Kebidanan Komunitas yang terdiri dari
pengkajian yang meliputi pengantar, profil wilayah diagram beserta
nalisisnya, analisa ata, prioritas masalah identifiksi penyebab masalah,
perencanaa yang terdiri dari diagnosa kebidanan komunitas,tujuan,
rencana indakan kebidanan (planning of action), pelaksanaan dan
evaluasi di Desa Desa Baban, Karang budi, Batu dinding, Gersik putih,
Andulang dan Paloloankecamatan Gapura.
4) BAB IV berisi kesimpulan dan saran.

BAB 2
TINJAUAN PUSTKA
Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Dengan demikian pembangunan dibidang kesehatan mempunyai
arti penting dalam kehidupan nasional khususnya dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu modal
dasar pembangunan nasional.

2.1 Konsep Kebidanan Komunitas


Kebidanan komunitas perlu dikembagkan ditatanan pelayanan kesehatan
dasar yang melibatkan komunitas secara atif, sesuai keyakinan kebidanan
komunitas. Sedangkan asumsi dasar kebidanan komunitas didasarkan pada :
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen
sistem pelayanan kesehatan.
3. Kebidanan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktik.
4. Fokus utama adalah kebidanan primer sehingga kebidanan komunitas perlu
dikembangkan ditatanan kesehatan utama.
Keyakinan kebidanan komunitas yang mendasari praktik kebidanan
komunitas adalah :
1) Pelayanan kesehatan sebiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat
diterima semua orang.
2) Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam
hal ini komunitas.
3) Bidan sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan
perlu terjalin kerja sama yang baik.
4) Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukung maupun menghambat.
5) Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.
6) Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut,
maka dapat dikembangkan falsafah kebidanan komunitas, sebagai landasan
praktik kebidanan komunitas. Dalam falsafah kebidanan komunitas, kebidanan
komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh
lingkungan (bio, psiko, sosial, kultural dan spiritual) terhadap kesehatan
komunitas. Dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi kebidanan komunitas mengacu
kepada paradigma kebidanan yang terdiri dari 4 poin penting yaitu : manusia,
kesehatan, lingkungan dan kebidanan.
Dalam praktik kebidanan komunitas, ada tiga model pengorganisasian
masyarakat yang dapat digunakan yaitu : localiyi development, social planning
dan social action. Locality development menekankan pada peran serta masyarakat
dimana masyarakat terliat secara langsung dalam pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Sehingga hal ini dapat menumbuhkan kondisi kemajuan
sosial ekonomi masyarakat dngan partisipasi akitf dan penuh percaya diri
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Hal ini dijumpai dalam model
pengorganisasian social planning maupun social action. Dalam sosial planning,
perencanaan untuk berubah dibuat para ahli dan menggunakan birokrasi,
sedangkan model pengorganisasian sosial action proses perubahan berfokus pada
program yang dibuat pemerintah untuk perubahan yang mendasar.
Melihat ketiga model pengorganisasian diatas dan dikaitkan dengan
konsep kebidanan komunitas, maka yang paling tepat digunakan dalam praktik
kebidanan komunitas adalah locality development.
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaannya adalah membina
hubungan kerja sama dengan masyarakat dan sistem pendukung, membuat
kontrak kerja sama, pembentukan kerja kesehatan, mengidentifikasi data yang
perlu dikumpulkan dan membuat alat atau format pengumpulan data dasar dan
interpretasi data untuk menentukan masalah kesehatan serta diagnosa kebidanan.
Pada tahap perencanaan, strategi intervensi kebidanan, komunitas
mencapai tiga aspek yaitu : proses kelompok, pendidikan kesehatan dan kerja
sama. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan yang difokuskan pada asuhan keidanan
komunitas yang komplek. Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana
keberhasilan yang dicapai keluarga atau masyarakat dalam jangka waktu yang
pendek, sesuai dengan kriyeria yang telah ditentukan. Hasil evaluasi dilakukan
guna diadakan tindakan koreksi untuk rencana selanjutnya.
Tujuan akhir prakik kebidanan komunitas adalah kemandirian keluarga
dan masyarakat yang terkait dengan lima tugas kesehatan keluarga yaitu :
mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga,
menciptakan yang dapat mendukung uapaya peningkatan kesehatan keluarga serta
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia. Sedangkan pensekatan
yang digunakan pemecahan masalah kebidanan yaitu melalui proses kebidanan.
Proses kebidanan komunitas dilakukan melalui tiga tahap yaitu :
1) Pengkajian
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor
lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC.
Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas meliputi : demografi, populasi, nilai-
nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan
faktor lingkungan adalah : lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial,
komunikasi, ekonomi dan rekreasi.
Hal-hal di atas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan
efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.
2) Analisa dan DiagnosaKebidananKomunitas
Data yang terkumpulkemudiandianalisaseberapa besar faktorstresor yang
mengancam dan seberapaberatreaksi yang timbul.
Selanjutnyadirumuskanmasalahataudiagnosakebidanan. Menurut Mueke (1987)
yang terdiri dari :
(1) Masalah sehat sakit
(2) Karakteristik populasi
(3) Karakteristik lingkungan
Diagnosa kebidanan yang dirumuskan dapat aktual atau ancaman / resiko.
3) Menentukan Masalah dan Skala Prioritas
Menetapkan masalah kebidanan kesehatan masyarakat berdasarkan :
(1) Masalah yang ditetapkan dari data umum
(2) Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan ketindakan yang
lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan
masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan :
(1) Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
(2) Kebijaksanan nasional dan wilayah setempat
(3) Kemampuan dan sumberdayamasyarakat
(4) Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala prioritas :
(1) Perhatian masyarakat yang meliputi : pengetahuan, sikap, keterlibatan,
emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang di hadapi dan
urgensinya untuk segera di tanggulangi
(2) Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun
waku tertentu
(3) Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
(4) Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan
berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut
biaya, sumber daya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin
timbul(Nasrul Efendi 1995)
4) Perencanaan
Prosesnya meliputi :
(1) Penyusunan menurut masalah atau diagnosa kebidanan komunitas sesuai
dengan prioritas
(2) Menetapkan sarana dan tujuan
(3) Menetapkan strategi intervensi/ tindakan (klien dan bidan)
(4) Rencana Evaluasi
5) Implementasi / Tindakan Kebidanan
Kegiatan praktek kebidanan komunitas , yang dilakukan oleh bidan mencakup
hal-hal yang sangat luas, tentunya sesuai dengan tingkat pelayanan kesehatan
masyarakat dimana bidan itu bekerja, tetapi secara umum kegiatan bidan pad
komunias adalah sebagai berikut :
(1) Memberikan asuhan kebidanan langsung kepada individu, keluarga,
kelompok-kelompok khusus baik dirumah, diposyandu, dipolindes dan
masyarakat
(2) Penyuluhan/ pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah
prilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
(3) Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.
(4) Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yanga mereka hadapi.
(5) Penemuan kasus pada tngkat individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
(6) Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan.
(7) Melaksanakan asuhan kebidanan komuniti, melalui pengenalan masalah
kesehatan masyarakat, perencanaan kegiatan, pelaksanaan dan penilaian
kegiatan/ tindakan.
(8) Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan kebidanan komunitas.
(9) Mengadakan kerja sama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait.
(10) Memberikan ketauladanan yang dapat di jadikan panutan oleh individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan.
6) Evaluasi
Evaluasi terhadap respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang
perlu di evaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan(proses) dan hasil akhir (out
put).
Fokus evaluasi adalah :
(1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.
(2) Perkembangan atau kemajuan proses.
(3) Efisiensi biaya.
(4) Efektifitas kerja
(5) Dampak :Apakah status kesehatan meningkat/ menurun, dalam jangka
waktu berapa?.
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini :

Keterangan :
: Peran Masyarakat
: Peran Bidan
Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien /
masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran
bidan lebih besar dari pada klien dan berangsur-anggsur peran klien lebih
besar dari pada bidan.

BAB 3
PELAKSANAAN
ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN KOMUNITAS
DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS GAPURA

Asuhan kebidanan kesehatan komunitas yang dilaksanakan oleh


mahasiswa melalui praktek kebidanan di masyarakat berlangsung mulai tanggal
10 juli 2013 sampai dengan tanggal 26 juli 2013.

3.1 Pengkajian
3.1.1 Tahap Persiapan
Sebelum mahaiswa melakukan kegiatan praktek terlebih dahulu
mahasiswa menghadap kepala UPTD Puskesmas Gapura, dalam hal ini
mahasiswa dibagi menjadi 6 kelompok kerja, yaitu kelompok kerja desa Desa
Baban, Karang budi, Batu dinding, Gersik putih, Andulang dan
PaloloanKecamatan Gapura Kabupaten Sumenep. Kemudian mahasiswa
langsung turun ke desa sesuai dengan kelompok kerja di awali dengan pertemuan
pertama dengan warga dalam rangka saling mengenal dan membina hubungan
saling percaya antara mahasiswa dengan keluarga yang dilaksanakan pada tanggal
11 juli 2013. Pada saat pertemuan pertama selain acara perkenalan juga
disampaikan tentang tujuan praktik dari mahasiswa Program Studi DIII
Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep.
Pada pertemuan pertama tersebut melalui curah pendapat (Brain
Strongming) berhasil di identifikasi masalah-masalah kesehatan yang sering
terjadi di masyarakat desa Desa Baban, Karang budi, Batu dinding, Gersik putih,
Andulang dan PaloloanKecamatan Gapura Kabupaten Sumenep, meliputi:
Pada saat ini juga disampaikan pentingnya suatu wadah kerja yang berada
di masyarakat sendiri, sehingga mandiri dalam memelihara kesehatannya. Setelah
melakukan diskusi yang cukup lama antara mahasiswa dan warga akhirnya
tercapai kata sepakat untuk membentuk suatu Pokjakes (Kelompok Kerja
Masyarakat). Kemudian antara masyarakat dan mahasiswa secara bersama-sama
menyusun rencana kerja Pokjakes untuk memvalidasi data masalah kesehatan
yang ada di desa tersebut.
Kemudian instrumen disebarkan ke masyarakat Desa Baban, Karang budi,
Batu dinding, Gersik putih, Andulang dan Paloloan Kecamatan Gapura
Kabupaten Sumenep melalui bantuan kader kesehatan Pokjakes dan masyarakat,
maka dilakukan penghitungan oleh mahasiswa. Data yang telah diolah kemudian
dipresentasikan pada pertemuan ke 2 dengan baik di Desa Baban, Karang budi,
Batu dinding, Gersik putih, Andulang dan Paloloan Kecamatan Gapura
Kabupaten Sumenep.

3.1.2 Tahap Pengkajian


Pengkajian dilaksanakan serempak dienam desa yaitu : Desa Baban,
Karang budi, Batu dinding, Gersik putih, Andulang dan Paloloan. Selama satu
hari pada tanggal 12 juli 2013 dengan jumlah sampel 36 sampel (36 KK).
Mahasiswa survey ke rumah-rumah penduduk mengumpulkan data bersama kader
dengan menyebarkan angket dan wawancara serta pengamatan langsung data riil
yang ada di masyarakat. Wawancara dilaksanakan dengan tokoh masyarakat dan
kader kesehatan. Pengkajian data juga di dapat dari Puskesmas, Polindes, Balai
Desa dan Kecamatan serta pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah yang
ada (pemegang program).

3.2.1 Pengkajian Desa Gersik Putih


1. Data Geografi
1) Lokasi Wilayah
a. Propinsi : Jawa timur
b. Kabupaten : Sumenep
c. Kecamatan : Gapura
d. Desa : Gersik Putih
2) Luas Wilayah :-
3) Batas Wilayah
a. Sebelah Utara : Andhuleng
b. Sebelah Selatan : Kalianget
c. Sebelah Barat : Paloloan
d. Sebelah Timur : Poteran
4) Pembagian Wilayah
a. Dusun : 3 dusun
b. Rukun Warga : 4 RW
c. Rukun Tetangga : 11 RT
5) Orbitasi
a. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan : 5 km
b. Jarak dari kabupaten / kota :15 km
c. Jarak dari propinsi :-
6) Kondisi Geografis
a. Ketinggian tanah dari permukaan laut : 2,5 m
b. Topografi :-
c. Suhu udara rata-rata : 27 0C
d. Pemukiman : padat penduduk
2. Data Demografi
1) Jumlah Penduduk : 1177 orang
2) Jumlah Kepala Keluarga : 382 KK
3) Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
a. Laki-laki : 550 orang
b. Perempuan : 627 orang
4) Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
No Usia Laki- laki Perempuan

Jumlah % Jumlah %

1. 0 - 6 Tahun 33 6 49 7,8
2. 7 -15 Tahun 68 12,4 51 8,13
3. 16 - 25 Tahun 72 13 89 14,20
4 26 55 Tahun 288 52,4 313 49,9
5 56 - 59 Tahun 67 12,2 80 12,76
6. 60 - 69 Tahun 19 3,5 34 5,42
7. > 70 Tahun 3 0,5 11 1.8
Jumlah 550 100 627 100
5) Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
No Agama Jumlah %
1. Islam 1177 100
2. Kristen - -
3. Hindu - -
4. Budha - -
5. Aliran kepercayaan - -

6) Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian


No. Mata pencaharian Jumlah %
1. PNS / TNI / POLRI 11 1,35
2. Swasta 20 2,45
3. Wiraswasta 689 84,54
4. Petani 39 4,79
5. Nelayan 23 2,82
6. Pensiunan 6 0,74
7. Tidak bekerja 27 3,31
Jumlah 815 100

7) Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan


No. Pendidikan Jumlah %
1. Tidak sekolah 778 66,1
2. SD / Sederajat 193 16,4
3. SMP / Sederajat 72 6,12
4. SMA / Sederjat 95 8,07
5. Akademi / PT 39 3,31
Jumlah 1177 100

8) Komposisi Penduduk Berdasarkan Mobilitas / Mutasi


No. Jenis Jumlah %
1. Lahir 3 25
2. Mati 1 8,33
3. Pindah 4 33,3
4. Datang 4 33,3
Jumlah 12 100

3. Fasilitas Umum
1) Sarana Peribadatan
a. Masjid :2
b. Musholla :6
c. Gereja :-
d. Wihara :-
e. Pura :-
2) Sarana Pendidikan
a. Madrasah :1
b. TK :1
c. SD :1
d. SMP :-
e. SMA :-
f. Sarana Pendidikan Non Formal : 1
3) Sarana Kesehatan
a. RSU Pemerintah :-
b. RS Swasta :-
c. Puskesmas :1
d. Polindes :1
e. Posyandu :3

4) Sarana Komunikasi
a. Telepon Umum :-
b. Wartel :-
c. Lain lain :-
5) Sarana Transportasi
Sepeda, Sepeda Motor, Mobil, Becak, Odonk-odonk, Dokar
6) Sarana Olah Raga, Kesenian / Kebudayaan dan Sosial
a. Sarana Olah Raga :-
b. Sarana kesenian / kebudayaan : Hadrah
c. Sarana sosial : Balai
7) Tempat-tempat Umum
a. Pasar :-
b. Terminal :-
8) Industri
a. Industri rumah tangga
b. PT Garam

3.2 Analisa Data


1) Karakteristik Responden ( Kepala Keluarga ) Berdasarkan Jenis
Kelamin

Jumlah penduduk berdasarkan jenis


kelamin
LAKI-LAKI PEREMPUAN

47%
53%

Sumber Data : Hasil Survey Kegiatan Praktik Klinik Kebidanan Kesehatan Komunitas

2) Karakteristik Responden ( Kepala Keluarga ) Berdasarkan Pendidikan


komposisi penduduk berdasarkan pendidikan
Tidak Sekolah SD / Sederajat SMP / Sederajat
SMA / Sedarajat Akademi / PT
3%
6% 8%

17%
66%

Sumber Data : Hasil Survey Kegiatan Praktik Klinik Kebidanan Kesehatan Komunitas

3) Karakteristik Responden ( Kepala Keluarga ) Berdasarkan Pekerjaan

komposisi penduduk berdasarkan mata


pencaharian
3% 2%
5% 3%1% 1%
PNS/TNI/PORLI
SWASTA
WIRASWASTA
PETANI

85% NELAYAN
PENSIUNAN

Sumber Data : Hasil Survey Kegiatan Praktik Klinik Kebidanan Kesehatan Komunitas

4) Karakteristik Responden ( Kepala Keluarga ) Berdasarkan Agama


komposisi penduduk
berdasarkan agama
islam kristen hindu budha Aliran kepercayaan
0%
0%
0%

100%

Sumber Data : Hasil Survey Kegiatan Praktik Klinik Kebidanan Kesehatan Komunitas

3.3 Perumusan Masalah


NO DATA MASALAH
1. Penggunaan Garam beryodium: Yang tidak menggunakan garam
- Memakai 63.89 % beryodium (36,11 %) dan tidak
- Tidak Memakai 36,11 % menggunakan garam yodium dengan
Cara Pemakaian benar (100 %).
garamberyodium :
- Benar(0 %)
- Salah (100 %)
2. Jentik nyamuk Kebersihan kamar mandi kurang dan
- Ada (58,33 %) tidak mendapatkan pasokan air setiap
- Tidak ada (41,67%) hari. Terdapat jentik nyamuk (58,33%)
3. MP-ASI dini : Pemberian ASI sebelum usia 6 bulan
- Sebelum 6 bulan (57,6 %) (57,6%)
- Setelah 6 bulan (42,4 %)
4. Tempat BAB: Warga tidak memiliki tempat BAB
- WC (41,67 %) pribadi.
- Kali (52,78 %)
- Laut (5.55 %)
- Sembarangan (0 %)

3.4 Prioritas masalah

Cara Penggunaan Garam Beryodium secara


benar 100%
Keberadaan jentik nyamuk 71,4%

1. Kurangnya sosialisasi dari petugas kesehatan


2. Kurangnya informasi
3. Pengetahuan
4. Kebiasaan
5. Keterampilan yang kurang

3.5 Perencanaan
Lampiran 1
3.6 Pelaksanaan dan Evaluasi
N Tanggal/ja Kegiatan Hasil
o m
1. 16 juli 2013 Penyuluhan Garam 1. Tempat : Dusun Barat
(13:00 Beryodium di perkumpulan 2. Sasaran : Ibu Rumah Tangga
WIB) Muslimat. 3. Materi:
Pengertian Garam
Yodium
Sumber Yodium
Kebutuhan Yodium
Manfaat yodium dan
Gangguan akibat
kekurangan yodium
Cara penyimpanan dan
penggunaan garam
beryodium yang benar
Cara memilih garam
beryodium yang baik
dipasaran
4. Metode
Penyuluhan dan Tanya
Jawab
5. Evaluasi
Respon masyarakat sangat
antusias
Masyarakat cukup mengerti
materi yang telah dijelaskan
Masyarakat merespon
dengan memberikan
pertanyaan diantarnya sbb:
Garam merek apa yang
paling bagus ?
Kenapa pada saat dites
Demo dan Penyuluhan di menggunakan pengetes
SDN gersik Putih yodium, garam berubah
2. 17 juli 2013 warna?
(08:00 1. Tempat : SDN Gersik
WIB) Putih Kecamatan Gapura
2. Sasaran : Siswa Siswi
kelas IV VI SDN Gersik
Putih Kecamatan Gapura.
3. Meteri :
Melakukan Iodium Test
pada garam yang
dibawa siswa siswi.
Memberikan penjelasan
singkat tentang yodium
dan garam yang
mengandung yodium.
4. Metode
Pengetesan garam dengan
Iodium
Penyuluhan dan tanya
jawab
5. Evaluasi
Respon siswa siswi
sangat antusias dengan
membawa garam yang
biasa digunakan dirumah
ke sekolah untuk ditest.
Siswa siswi bisa
memahami hal yang
disampaikan.
Siswa siswi merespon
setiap pertanyaan yang
Penyuluhan Garam diajukan serta
Beryodium , Demo Masak + memberikan pertanyaan
3. Buka Bersama terhadap hal yang tidak
18 juli 2013 mereka mengerti.
(16:00 1. Tempat : Balai Desa Gersik
WIB) Putih
2. Sasaran : Ibu Rumah Tangga
3. Materi:
PengertianGaramYodium
Sumber Yodium
Kebutuhan Yodium
Manfaat yodium dan
Gangguan akibat
kekurangan yodium
Cara penyimpanan dan
penggunaan garam
beryodium yang benar
Cara memilih garam
beryodium yang baik
dipasaran
3. Metode
Penyuluhan dan Tanya
Jawab
Demo Masak
4. Evaluasi:
Respon masyarakat sangat
antusias
Masyarakat cukup mengerti
materi yang telah dijelaskan
Masyarakat merespon
dengan memberikan
pertanyaan diantarnya sbb:
Menderita penyakit
gondok, dan setelah
divonis dokter
mengganti garam dengan
garam beryodium tetapi
mengapa kadang masih
sering kambuh, terasa
sakit pada tenggorokan
dan pusing, bagaimana
cara menyembuhkannya?
PencarianLokasiGotongRoy Garam merek apa yang
ong paling bagus ?
Berapa kebutuhan garam
4. perhari?
Cara mengetest garam
19 juli 2013 secara tradisional jika
(16:00 tidak punya iodium test?
WIB) 1. Tempat: DesaGersikPutih
2.Sasaran : Lingkungan yang
kotor
3. Evaluasi
Menentukan pelaksaan
Sosialisasi door to door Gotong royong :
danpembagiangaramberyodi Tanggal pelaksanaan: 21
um + abathe juli 2013
5. Jam : 15:30 WIB
Tempat : Dusun Barat
&dusun Timur
21 juli 2013 Pembuatan Tempat Sampah
(08:30 1. Tempat: Dusun Barat, Dusun
WIB) Tengah dan dusun Timur
2. Sasaran : Masyarakat
3. Metode
Sosialisasi door to door
Pembagian Abthe dan
garam beryodium
4. Evaluasi
Masyarakat antusias dan
PelaksanaanGotongRotong bersedia menerima
pembagian abathe dan
garam yodium yang telah
diberikan
6. 5. Kendala
Hanya sebagian masyarakat
yang menerima abathe dan
garam beryodium, karena
21 juli 2013 keterbatasan dana dan
(15:30 waktu.
WIB) 1. Tempat :Dusun Tengah
& Dusun Tengah
2. Sasaran: Lingkungan
PenyuluhanPadaAnggota Terkotor
PKK 3. Evaluasi:
Gotong royong berjalan
dengan lancar sesuai dengan
yang diharapkan.
7. 4. Kendala
- Kurangnya Antusias
warga untuk membantu
pelaksaan gotong
royong
22 juli 2013 - Lingkungan yang
(13:30 terlalu kotor
WIB) - Kekurangan alat
1. Tempat : Rumah Warga
2. Sasaran: Ibu PKK
3. Materi
PengertianGaramYodiu
m
Sumber Yodium
Kebutuhan Yodium
Manfaat yodium dan
Gangguan akibat
kekurangan yodium
Cara penyimpanan dan
penggunaan garam
beryodium yang benar
Cara memilih garam
beryodium yang baik
dipasaran
4. Metode
Penyuluhan dan Tanya
Jawab
5. Evaluasi
Respon masyarakat sangat
antusias
Masyarakat cukup mengerti
materi yang telah dijelaskan
Masyarakat merespon
dengan memberikan
pertanyaan diantarnya sbb:
lebih berpengaruh mana,
antara Gen dan Nutrisi
untuk pertumbuhan
khususnya nutrisi yang
mengandung yodium?
Cara merubah kebiasaan
dan persepsi tentang
penggunaan garam
beryodium
Cara pemasakan yang
dapat merusak terhadap
kandungan yodium
dalam garam.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian tentang laporan praktik Kebidanan Kesehatan
Komunitas, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan Asuhan Kebidanan Kesehatan Komunitas telah dapat diterapkan
secara sistematis, sehingga langkah-langkah yang di tempuh dapat diterima
oleh masyarakat dan memudahkan mahasiswa untuk digunakan sebagai
pendekatan pemecahan masalah kesehatan.
2. Kerja sama dalam tim praktik Kebidanan Kesehatan Komunitas dan
tersedianya waktu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan asuhan
kebidanan kesehatan komunitas.
3. Peran aktif kepala UPT Puskesmas Gapura beserta staf, Pemerintah Desa,
tokoh dan warga masyarakat yang mendukung dalam pelaksanaan praktik
kebidanan kesehatan komunitas sehingga memudahkan mahasiswa untuk
mengaplikasikan Asuhan Kebidanan Kesehatan Komunitas.
4. Masalah-masalah Kebidanan Kesehatan Komunitas yang ditemukan berkisar
antara masalah KIA dan status kesehatan lingkungan. Dari masalah yang kami
temukan penyebabnya adalah status sosial ekonomi yang rendah, pendidikan
yang rendah, kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam
berprilaku hidup sehat. Berdasarkan masalah yang ditemukan telah dilakukan
beberapa intervensi untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut.
5. Keterbatasan waktu yang amat singkat selama 3 minggu.

4.2 Saran
1. Untuk Akademik
Kami sadari bahwa masih banyak kekurangan dan hambatan dalam
pelaksanaan Praktik Kebidanan Kesehatan Komunitas. Sebab itu untuk
pelaksanaan Praktik Kebidanan Kesehatan Komunitas selanjutnya agar lebih
di perhatikan dalam hal bimbingan dan pembekalan agar mahasiswa lebih
siap.
2. Untuk UPT Puskesmas Gapura
Kami mengharap agar UPT Puskesmas Gapura menindaklanjuti masalah-
masalah yang ada di Desa Gersik Putih agar hasilnya lebih optimal karena
keterbatasan kami dan waktu yang singkat.

Anda mungkin juga menyukai