BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tulang terdiri dari beragam bentuk dan ukuran, ada yang panjang, ada
yang pipih, ada yang bentuknya seperti biji. Secara garis besar tulang dapat di
klasifikasikan berdasarkan bentuknya yang panjang, pendek, pipih dan tidak
beraturan.
1. Tulang panjang, yaitu tulang yang berbentuk silindris, yang terdiri dari
difisis dan epifisis yang berfungsi untuk menahan berat tubuh dan
berperan dalam pergerakan.
2. Tulang pendek, yaitu tulang yang berstruktur kuboid yang biasanya
ditemukan berkelompok yang berfungsi memberikan kekuatan dan
kekompakkan pada area yang pergerakannya terbatas. Contoh tulang
pergelangan tangan dan kaki
3. Tulang pipih, yaitu tulang yang strukturnya mirip lempeng yang berfungsi
untuk memberikan suatu permukaan yang luas untuk perlekatan otot dan
memberikan perlindungan. Contoh sternum, scapulae, iga, tulang
tengkorak.
4. Tulang irreguler, yaitu tulang yang bentuknya tidak beraturan dengan
struktur tulang yang sama dengan tulang pendek. Contoh tulang vertebrae
dan tulang panggul.
5. Tulang sesamoid, yaitu tulang kecil bulat yang masuk dalam formasi
persendian yang bersambung dengan kartilago, ligamen atau tulang
lainnya. Contoh patella. (Setiadi , 2007)
Tulang adalah jaringan ikat khusus yang terdiri atas materi antar sel
berkapur yaitu matriks tulang, dan 3 jenis sel yaitu osteosit, osteoblas, dan
osteoklas.(Junqueira,2007)
Matriks tulang
50% dari berat matriks tulang adalah bahan anorganik, yang teristimewa
dan banyak dijumpai adalah kalsium dan fosfor, namun bikarbonat, sitrat,
magnesium, kalium, dan natrium juga ditemukan . Bahan organik dalam matriks
tulang adalah kolagen tipe I da substansi dasar, yang mengandung agregat
proteoglikan dan beberapa glikoprotein struktural spesifik. Glikoprotein tulang
bertanggung jawab atas kelancaran kalsifikasi matriks tulang. Jaringan lain yang
mengandung kolagen tipe I biasanya tidak mengapur dan tidak mengandung
glikoprotein tersebut. Karena kandungan kolagen tinggi, matriks tulang yang
terdekalsifikasi terikat kuat dengan pewarna serat kolagen (Junqueira, 2007).
Osteoblas
Osteoblas bertanggung jawab atas sintesis komponen organik matriks
tulang (kolagen tipe I, proteoglikan, dan glikoprotein). Deposisi komponen
anorganik dari tulang juga bergantung pada adanya osteoblas aktif. Osteoblas
hanya terdapat pada permukaan tulang, dan letaknya berseblahan, mirip epitel
selapis. Bila osteoblas aktif menyintesis matriks, osteoblas memiliki bentuk
kuboid sampai silindris dengan sitoplasma basofilik. Bila aktivitas sintesisnya
menurun seltersebut dapat menjadi gepeng dan sifat basofilik pada sitoplasmanya
akan berkurang (Junqueira,2007).
Osteosit
Osteosit berasal dari osteoblas, terletak di dalam lakuna yang terletak di
antara lamela-lamela matriks. Hanya ada satu osteosit di dalam satu lakuna. Bila
dibandingkan dengan osteoblas, osteosit yang gepeng dan berbentuk kenari
tersebut memiliki sedikit retikulum endoplasma kasar dan kompleks Golgi serta
kromatin inti yang lebih padat. Sel-sel ini secara aktif terlibat untuk
mempertahankan matriks tulang, dan kematiannya diikuti oleh resorpsi matriks
tersebut (Junqueira, 2007).
Osteoklas
Sel motil bercabang yang sangat besar. Bagian badan sel mengandung
sampai 50 inti atau bahkan lebih. Pada daerah terjadinya resorpsi tulang, osteoklas
terdapat di dalam lekukan yang terbentuk akibat kerja enzim pada matriks, yang
dikenal dengan lakuna Howsip. Osteoklas berasal dari penggabungan sel-sel
sumsum tulang belakang. Osteoklas mengeluarkan kolagenase dan enzim
proteolitik lain yang menyebabkan matriks tulang melepaskan substansi dasar
yang mengapur (Junqueira, 2007).
Tulang bagian dalam dan luar di lapisi oleh pembentuk tulang dan jaringan
ikat yang disebut periosteum dan endosteum.
Periosteum
Terdiri atas lapisan luar serat-serat kolagen dan fibroblas. Berkas serat
kolagen periosteum memasuki matriks tulang dan mengikat periosteum pada
tulang. Lapisan periosteum yang lebih banyak mengandung sel berpotensi
membelah melalui mitosis dan berkembang menjadi osteoblas. Sel ini disebut sel
osteoprogenitor dan sel ini berperan penting pada pertumbuhan dan perbaikan
tulang (Junqueira, 2007).
Endosteum
Melapisi semua rongga dalam di dalam tulang dan terdiri atas selapis sel
osteoprogenitorgepeng dan sejumlah kecil jaringan ikat. Karenanya, endosteum
lebih tipis daripada periosteum. (Junqueira,2007)
2.2. Fisiologi
Tulang berasal dari kata osteo sehingga sel tulang disebut osteosit. Matriks
tulang yang tersusun atas garam kalsium dan kolagen, yang membuatnya kuat,
keras dan tidak fleksibel. Pada bedan tulang panjang misalnya femur, osteosit
matriks dan pembuluh darah terangkai amat rapi yang disebut sistem havers.
Tulang memiliki suplai darah yang bagus sehingga berperan sebagai tempat
penimbunan kalsium, dan ketika terjadi faktur ringan, tulang dapat memperbaiki
dirinya sendiri relatif cepat. Beberapa tulang , misalnya sternum dan tulang pelvis,
mengandung sumsum tulang merah, yang berperan sebagai jaringan hemopoietik
yang menghasilkan darah (Scanlon, 2007).
2.3.1. Definisi
Tumor tulang sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa
penyebabnya. Peneliti-peneliti tengah meneliti beberapa faktor yang dapat
meningkatkan insidensi terjadinya tumor ini. Faktor-faktor yang dianggap sebagai
faktor resiko terjadinya kasus tumor tulang ini adalah sering terpapar dengan
terapi radiasi atau pengobatan anti kanker, karena faktor keturunan, riwayat
pemasangan besi pada tulang (National Cancer Institute, 2008).
Usia
Pada kasus tumor tulang memang sedikit berbeda dengan kasus kanker
pada organ lainnya, insidensi tumor tulang lebih sering di jumpai pada remaja.
Seperti osteosarkoma yang secara umum dijumpai pada remaja dan dewasa muda.
Sangat jarang dijumpai pada saat sebelum usia remaja dan kelihatannya
berhubungan dengan pertumbuhan tulang pada saat remaja (Cancer Research UK,
2014)
Trauma
sebelumnya. Atau jaringan neoplasma yang ada di tulang terbangun karena nya.
(Cancer Research UK, 2014).
Genetik
Pekerjaan
Beberapa penelitian menemukan bahwa jika salah satu orang tua bekerja
sebagai petani ketika ibu sedang hamil atau ketika ibu sedang menunggu
kelahiran, dapat meningkatkan resiko mendapatkan Ewings sarcoma pada
anaknya. Tetapi tidak semua sependapat dengan penelitian ini. Satu lagi penelitian
menunjukkan peningkatan resiko terjadinya osteosarkoma dan ckondrosarkoma
pada dewasa yang terpapar dengan pestisida pada saat bekerja. Tetapi ini di
temukan hanya satu penelitian dan kita memerlukan bukti lebih lagi untuk dapat
mengatakan terpapar atau penggunaan pestisida merupakan faktor resiko
terjadinya tumor tulang (Cancer Research UK, 2014).
2.3.3. Klasifikasi
Tumor tulang primer dapat jinak atau ganas. Tumor tulang yang yang
jinak lebih sering terjadi daripada tumor primer yang ganas, dan tumor-tumor
ganas seringkali berakibat fatal. Tumor ganas cenderung tumbuh cepat, menyebar
dan menginvasi secara tidak beraturan. Tumor-tumor semacam ini paling sering
terlihat pada anak-anak remaja dan dewasa muda ( Price, 2006).
Tumor tulang sekunder merupaka tumor pada tulang akibat dari metaplasia
yang beasal dari jaringan lain, dapat menyebar melalui aliran darah. Tumor yang
sering bermetaplasia ke tulang antara lain prostat, payudara, paru, tiroid, ginjal,
dan kandung kemih. Dan tulang yang paling sering adalah vertebrae, femur
proksimal, pelvis, sternum, humerus proksimal, dan iga (Price, 2006).
Sama halnya dengan tumor lainnya, tumor tulang juga ada yang jinak dan
ada yang ganas. Berikut beberapa tumor jinak dan ganas.
Tumor Jinak
Osteoma
Kondroblastoma
Enkondroma
Adalah tumor jinak sel-sel tulang rawan displastik yang timbul pada
metafisis tulang tubular, terutama pada bagian tangan dan kaki. Pada pemeriksaan
radiografi di dapati titik-titik perkapuran yang berbatas tegas, membesar dan
menipis. Tanda ini merupakan ciri khas dari tumor. Berkembang selama masa
pertumbuhan pada anak-anak atau remaja. Keadaan ini meningkatkan
kemungkinan kejadian fraktur patologis. Perawatan untuk tumor ini adalah
pembedahan dengan kuretase dan pencangkokan tulang (Price, 2006).
Osteoid osteoma
Salah satu neoplasma yang bersifat jinak pada tulang, paling sering
muncul pada tulang femur proksimal dan tibia selama dekade kedua dan ketiga
kehidupan.lebih sering muncul pada laki-laki dibanding perempuan dengan
perbandingan 2:1. Nyeri lokal merupakan keluhan yang hampir ada pada pasien
dengan osteoid osteoma, dan nyeri dapat diatasi dengan pemberian aspirin. Salah
satu terapi pilihan bagi penyakit ini adalah eksisi lokal, lesi yang tidak direseksi
secara tuntas dapat menimbulkan kekambuhan (Kumar, 2007).
Osteoblastoma
Sifat khas dari tumor ini adalah adanya stroma vaskular dan selular yang
terdiri dari sel-sel berbentuk oval yang mengandung sejumlah nukleus lonjong,
kecil dan berwarna gelap. Sel raksasa ini merupakan sel besar dengan sitoplasma
yang berwarna merah muda, sel ini menganduk sejumlah nukleus yang vesikular
dan menyerupai sel-sel stroma. Walaupun tumor ini biasanya dianggap jinak
tetapi tumor ini memiliki derajat keganasan bergantung pada sifat sarkomatosa
dari stromanya. Pada keadaan ganas tumor ini menjadi anaplastik dengan daerah
daerah nekrosis dan perdarahan (Price, 2006).
Tumor ini lebih banyak di jumpai pada orang dewasa muda dan lebih
banyak terjadi pada perempuan. Tempat yang biasa diserangnya adalah ujung-
ujung tulang panjang, terutama lutut dan ujung bawah radius. Gejala yang sering
adalah nyeri, serta ada keterbatasan gerakan sendi dan kelemahan. Setelah biopsi
untuk memastikan adanya tumor ini , biasanya di perlukan eksisi lokal yang
cukup luas, termasuk pengangkatan jaringan normal disisi tumor. Tumor ini
cendrung kambuh secara lokal sekitar 60% atau bahkan lebih, dan tumor yang
kambuh setelah suatu eksisi yang tidak bersih biasanya bersifat lebih ganas.
Dengan melakukan biopsi maka diagnosis bisa ditegakkan dan operasi lokal yang
disertai tindakan rekonstruksi segera dapat dilakukan (Price, 2006).
Tumor Ganas
Multiple Mieloma
Tumor ganas yang paling sering ditemukan akibat proliferasi dari sel-sel
plasma. Tumor ini sangat jarang terlihat pada orang-orang yang berusia dibawah
40 tahun. Laki-laki lebih sering terkena dan orang Afrika Amerika memiliki
insidensi dua kali lipat dibanding dengan orang-orang Kaukasia (Price, 2006).
Gejala yang paling sering timbul adalah nyeri tulang, dan lokasi nyeri
seringkali pada tulang iga dan tulang belakang. Dapat teraba lesi tulang terutama
pada tulang tengkorak dan klavikula. Lesi-lesi tulang punggung menyebabkan
vertebra kolaps dan kadang kadang menjepit syaraf spinal. Pengobatanya
memerlukan berbagai usaha sebab multiple mieloma menyerang banyak organ.
Harapan untuk dapat hidup dalam waktu yang sama bergantung pada stadium
penyakit pada saat diagnosa ditegakkan (Price, 2006).
Osteosarkoma
Kondrosarkoma
Tumor tulang ganas yang terdiri dari kondrosit anaplastik yang dapat
tumbuh sebagai tumor tulang perifer atau sentral. Paling sering menyerang laki-
laki usia 35 tahun. Gejala yang sering adalah dijumpainya massa tanpa nyeri yang
berlangsung lama. Tempat yang sering ditumbuhi tumor ini adalah pelvis, femur,
tulang iga, gelang bahu, dan tulang-tulang kraniofasial (Price, 2006).
Sarkoma Ewing
Tumor ini paling sering terlihat pada anak-anak dalam usia belasan tahun
dan tempat yang paling sering adalah korpus tulang-tulang panjang. Penampakan
kasarnya adalah berupa tumor abu-abu lunak yang tumbuh ke retikulum sumsum
tulang dan merusak korteks tulang dari dalam. Dibawah periosteum terbentuk
lapisan-lapisan tulang yang baru diendapkan paralel dengan batang tulang
sehingga membentuk gambaran berupa kulit bawang. Tanda dan gejala yang khas
adalah nyeri, benjolan nyeri tekan, demam(38-40C), dan leukositosis (20.000
sampai 40.000/mm3) (Price, 2006).
2.3.4. Diagnosis
Konvensional X-ray
Kemungkinan
Jinak Masalah diagnostik
Ganas
(penampakan tulang )
Penanganan CT Penentuan
yang tepat Stadium
Biopsi MRI
Penatalaksan
2.3.5. Penatalaksanaan
2.3.6. Prognosis